OPINI HUKUM
Kepada :
Dari :
Re :
Tanggal :
Posisi Kasus
1. Perusahaan Diamond Inc ingin mendirikan anak perusahaan dalam bentuk badan
usaha yang berbadan hukum negara Inggris dimana 100% sahamnya ingin
dikuasai olehnya.
2. Bidang usaha yang ingin didirikannya adalah dalam Angkutan Moda Udara
Niaga berjadwal di Indonesia.
3. Diamond Inc bermaksud memiliki hak milik atas tanah dengan membeli tanah
seluas 10 Ha yang akan digunakan untuk mendirikan kantornya di Indonesia.
4. Diamond Inc menginginkan supaya dia bisa diberi kebebasan dalam
memperkerjakan tenaga kerja dari Inggris sebanyak yang dibutuhkannya.
5. Diamond Inc belum pernah melakukan penanaman modal di Indonesia sehingga
tidak mengetahui bagaimana melakukan permohonan penanaman modal di
Indonesia.
Analisa Kasus
Diamond Inc ingin medirikan anak perusahaan dalam bentuk badan usaha yang
berbadan hukum Inggris di Idonesia. Untuk lebih jelasnya dalam aturan hukum tentang
badan usaha yang dapat melakukan persembunyian modal asing diatur dalam pasa l5 ayat
(2) dan (3) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal, yang
berbunyi “persembunyian modal asing wajib dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).
Jadi, perusahaan Diamond Inc termasuk tidak boleh mendirikan anak perusahaannya
dalam bentuk badan usaha yang berbadan hukum Iggris di Indonesia. Penanam modal
asing dan dalam negeri yang melakkan persembunyian modal dalam bentuk Perseroan
(PT) dilakukan dengan :
Batas maksimal 95%,jadi Diamond Inc termasuk tidak dapat menguasai sahamnya
sebesar 100%. Selanjutnya untuk mendukung pencapaian, Diamond Inc ingin membeli
tanah seluas-luasnya 100 Ha yang akan digunakan untuk mendirikan kantor dan
pencapaian di Indonesia.
Akan tetapi pasal 22 dihapus dan diganti dengan putusan MK TIDAK. 21-22/PUU-
V/2007. Namun MK (Mahkamah Konstitusi) di dalam putusannya TIDAK. 21-22/PUU-
V/2007 mengatakanbahwakata-kata “Diperpanjang dimuka sekaligus tidak mempunyai
kekuatan hukum”, alasan antara lain bertentangan dengan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu pasal 22 ayat (1) tidak berlaku lagi dan ketentuan
tentang jangka waktu hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang dapat
diperoleh investor kembali kepada ketentuan dalam Undang-undang TIDAK. 5 Tahun
1960 tentang Pokok-pokok Agraria.
Menurut pendapat saya, dalam hal ini perusahaan Diamond Inc yang berkedudukan
di Inggris tidak dapat melaksanakan keinginannya untuk mendirikan anak perusahaan
dalam bentuk badan usaha yang berbadan hukum negara Inggris di Indonesia, dimana
100%sahamnya ingin dikuasai olehnya serta ingin membeli tanah seluas-luasnya 100 Ha
yang akan digunakan untuk mendirikan kantor dan pencapaian di Indonesia dan
memperkerjakan tenaga kerja Inggris sebanyak yang dibutuhkan. Bidang usaha yang
ingin didirikan adalah usaha pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi, akan tetapi
berdasarkan ketentuan pasa l5,10,12, dan 22 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang persembunyian modal, Peran Pemerintah RI (Republik Indonesia) Nomor 36 tahn
2010, dan Undang-undang Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960, hal tersebut bertentangan
dengan isi dari pasal tersebut.
Rekomendasi
Agar penanam modal asing, yaitu perusahan Diamond Inc dapat diterima dan dapat
melaksanakan kegiatan pencapaian di Indonesia, maka sebaiknya mengikuti dan patuh
terhadap ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia, perusahaan asing harus mendirikan bidang usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), saham yang dapat dikuasai maksimal 95%,dan harus
mengutamakan tenaga kerja Indonesia, serta lebihnya memakai Hak Guna Usaha (HGU)
atas tanah yang akan digunakan dalam melaksanakan pencapaian, untuk itu penanam
modal asing harus benar-benar melaksanakan isi dari ketentuan Undang- udang RI
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal, Peraturan Presiden RI Nomor 36
Tahun 2010, dan Undang-undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960. Jika perusahaan
anda ingin menginv estasikan modalnya dan menguasai sahamnya 100%dalam
pencapaian, maka perusahaan tersebut harus berpatungan saham dengan penanam modal
dalam negeri.