1.
2.
1.
2.
1.
2.
Objek Gugatan :
Duduk Perkara :
Tahun 2014 Penggugat mendirikan pabrik industry pakan hewan. Tahun 2015, Penggugat
mulai memproduksi dan memperdagangkan pakan hewan dengan dilengkapi ijin – ijin yaitu :
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah dari Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Nomor : 517/1800/11.01/PM/V/2014 tanggal 14 Mei 2014, untuk
barang/jasa/dagangan utama : Bahan pakan ternak/hewan.
2. Surat Tanda Daftar Perusahaan dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Nomor TDP
: 11.01.1.10.09188 tanggal 08 April 2015 untuk Kegiatan Usaha Pokok : Insdustri
Ransum Makanan Hewan.
3. Rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kota Semarang
4. Keputusan Walikota Semarang nomor : 660.1/1.165/B-II/VII/2015 tentang Izini
Lingkungan Kepada PT. Havindo Pakan Optima atas Usaha dan/atau kegiatan
industry Ransum Makanan Hewan
5. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian tentang
penetapan instalasi karantina produk hewan hasil bahan asal hewan untuk pakan milik
PT. Harvindo.
6. Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah
tentang Ijin Usaha Industri Penanaman Modal Dalam Negeri.
7. Surat Keterangan Domisili yang dikeluarkan Lurah Bambankerep.
Bahwa sanksi administratif (berupa pencabutan izin Lingkungan) hanya dijatuhkan kepada
Pemegang Izin Llingkungan yang melanggar ketentuan Pasal 53 Peraturan Pemerintah,
padahal Penggugat tidak melanggar ketentuan dalam Pasal 53 tersebut.
Keputusan tergugat juga melanggar Azas – Azas Umum Pemerintahan Yang Baik.
Dalam Eksepsi :
1. Gugatan Penggugat telah salah pihak ( Error In Persona ). Seharusnya yang menjadi
Tergugat adalah Kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, bukan Walikota
Semarang.
2. Objek sengketa yang digugat oleh Penggugat tidak jelas atau kabur. Bahwa yang
diuraikan oleh Penggugat adalah mengenai izin lingkungan Penggugat, bukan
mengenai sanksi administrative pencabutan izin lingkungan / objek sengketa.
Bahwa Penggugat telah dikenakan sebanyak 3 kali sanksi administratif namun tidak
dilaksanakan Penggugat sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dillihat dari :
Adanya kegiatan produksi dan truk – truk yang mengangkut bahan baku pakan ternak,
yang terparkir disisi jalan yang menuju lokasi Penggugat.
Diperkuat dengan saksi Bambang : produksi terus berjalan kecuali hari libur dan
terdapat kutu – kutu pada bahan baku yang akan dipakai untuk pembuatan pakan
ternak.
Saksi Redi : masih melhat truk – truk yang terparkir di gang jalan menuju pabrik dan
ada bau tidak sedap berasal dari pabrik Penggugat.
Walikota Semarang telah melakukan Verifikasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
terkait kutu di karung bahan baku Penggugat.
Bahwa sanksi administratif dikenakan apabila mengenai dampak lingkungan (bau tidak sedap
dan kutu kutu), mengenai ketaatan Penggugat dalam menjalankan sanksi yang telah diberikan
sebelumnya yaitu teguran, paksaan dan pembekuan izin lingkungan.