Anda di halaman 1dari 3

Penggugat : PT.

Harvindo Pakan Optima

Kuasa Hukum Penggugat :

1.

2.

Tergugat : Walikota Semarang

Kuasa Hukum Tergugat :

1.

2.

Tergugat II Intervensi : PT Petropack Agro Industries

Kuasa Hukum Tergugat II Intervensi :

1.

2.

Objek Gugatan :

Keputusan Walikota Semarang tgl. 22 Februari 2018 No. 660.1/398/B.IV/II/2018 tentang


Pemberatan Penerapan Sanksi Administratif Pencabutan Keputusan Walikota Semarang
Nomor 660.1/1165/B-II/VII/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang Ijin Lingkungan Kepada PT.
HAVINDO PAKAN OPTIMA atas Usaha dan/atau Kegiatan Industri Ransum Makanan
Hewan Di Kawasan Insdustri Candi Blok 11 C. Kelurahan Bambankerep, Kecamatan
Ngaliyan, Kota Semarang.

Duduk Perkara :

Tahun 2014 Penggugat mendirikan pabrik industry pakan hewan. Tahun 2015, Penggugat
mulai memproduksi dan memperdagangkan pakan hewan dengan dilengkapi ijin – ijin yaitu :

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah dari Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Nomor : 517/1800/11.01/PM/V/2014 tanggal 14 Mei 2014, untuk
barang/jasa/dagangan utama : Bahan pakan ternak/hewan.
2. Surat Tanda Daftar Perusahaan dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Nomor TDP
: 11.01.1.10.09188 tanggal 08 April 2015 untuk Kegiatan Usaha Pokok : Insdustri
Ransum Makanan Hewan.
3. Rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kota Semarang
4. Keputusan Walikota Semarang nomor : 660.1/1.165/B-II/VII/2015 tentang Izini
Lingkungan Kepada PT. Havindo Pakan Optima atas Usaha dan/atau kegiatan
industry Ransum Makanan Hewan
5. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian tentang
penetapan instalasi karantina produk hewan hasil bahan asal hewan untuk pakan milik
PT. Harvindo.
6. Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah
tentang Ijin Usaha Industri Penanaman Modal Dalam Negeri.
7. Surat Keterangan Domisili yang dikeluarkan Lurah Bambankerep.

Bahwa selama Penggugat memegang Ijin Lingkungan berdasarkan Keputusan Walikota


Semarang, Penggugat telah mentaati syarat – syarat yang telah tercantum dalam Keputusan a
quo sebagaimana mestinya dan tidak pernah melakukan pelanggaran. Namun, walaupun
Penggugat tidak pernah melanggar ketentuan – ketentuan yang ada, Tergugat telah
menerbitkan Sanksi Administratif kepada Penggugat berupa paksaan pemerintah dan
pembekuan izin lingkungan kepada Penggugat, sehingga Penggugat mengajukan gugatan
melalui PTUN agar pembekuan ijin lingkungan tersebut dibatalkan.

Bahwa sanksi administratif (berupa pencabutan izin Lingkungan) hanya dijatuhkan kepada
Pemegang Izin Llingkungan yang melanggar ketentuan Pasal 53 Peraturan Pemerintah,
padahal Penggugat tidak melanggar ketentuan dalam Pasal 53 tersebut.

Dengan demikian, Keputusan Tergugat telah melanggar ketentuan Pasal 53 Peraturan


Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Keputusan tergugat juga melanggar Azas – Azas Umum Pemerintahan Yang Baik.

Dalam Eksepsi :

1. Gugatan Penggugat telah salah pihak ( Error In Persona ). Seharusnya yang menjadi
Tergugat adalah Kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, bukan Walikota
Semarang.
2. Objek sengketa yang digugat oleh Penggugat tidak jelas atau kabur. Bahwa yang
diuraikan oleh Penggugat adalah mengenai izin lingkungan Penggugat, bukan
mengenai sanksi administrative pencabutan izin lingkungan / objek sengketa.

Bahwa Penggugat telah dikenakan sebanyak 3 kali sanksi administratif namun tidak
dilaksanakan Penggugat sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dillihat dari :

Adanya kegiatan produksi dan truk – truk yang mengangkut bahan baku pakan ternak,
yang terparkir disisi jalan yang menuju lokasi Penggugat.
Diperkuat dengan saksi Bambang : produksi terus berjalan kecuali hari libur dan
terdapat kutu – kutu pada bahan baku yang akan dipakai untuk pembuatan pakan
ternak.
Saksi Redi : masih melhat truk – truk yang terparkir di gang jalan menuju pabrik dan
ada bau tidak sedap berasal dari pabrik Penggugat.

Walikota Semarang telah melakukan Verifikasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
terkait kutu di karung bahan baku Penggugat.
Bahwa sanksi administratif dikenakan apabila mengenai dampak lingkungan (bau tidak sedap
dan kutu kutu), mengenai ketaatan Penggugat dalam menjalankan sanksi yang telah diberikan
sebelumnya yaitu teguran, paksaan dan pembekuan izin lingkungan.

Dalam Eksepsi Tergugat II Intervensi :


Gugatan Penggugat kabur atau tidak jelas karena mencampurkan dan keliru menguraikan
antara sanksi administratif berupa Keputusan Pencabutan Izin Lingkungan Penggugat dengan
Keputusan Izin Lingkungan Penggugat.
Bahwa dasar pengenaan sanksi administratif terhadap Penggugat bukan mengenai
Persayaratan dalam pengajuan izin industry, melainkan disebabkan oleh keguatan industry
yang dilakukan Penggugat hingga menimbulkan dampak lingkungan hidup dan merugikan
pihak lain.
Dasar pengenaan sanksi yaitu adanya surat pengaduan PT Samwon Busana Indonesia kepada
DLH Kota Semarang. Bahwa Penggugat tetap melakukan aktifitasnya walaupun sudah
mendapat teguran dan paksaan dari Pemerintah sehingga hal ini memrugikan Tergugat II
Intervensi.
Saksi :
Masroi (Satpam PT Kurnia/Perusahaan Sutet) : masih terdapat bau tidak sedap dan masih
banyak truk truk yang mengangkut bahan bahan dimalam hari.
Wisnu (PT Astri Pancanaka/Pest Control) : saat melakukan kunjungan, Penggugat masih
melakukan kegiataannya dan terdapat banyak kutu di gudang.

Bukti dari Penggugat dari P – 1 sampai P – 24.


Bukti dari Tergugat dari T – 1 sampai T – 26.
Bukti dari Tergugat II Intervensi dari T II – 1 sampai T II – 27 e.

Pengugat mengajukan 1 orang saksi.


Tergugat mengajukan 2 saksi dan 1 ahli.
Tergugat II Intervensi mengajukan 2 saksi.

Anda mungkin juga menyukai