Anda di halaman 1dari 20

Nama : Nur Azizah

Nim : 202010110311037

PUTUSAN
Nomor 137/Pid.B/2021/PN Ktb
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Kotabaru yang mengadili perkara pidana dengan Acara pemeriksaan biasa dalam
tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai Berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : Harun Saputra als Harun Bin Syamsuddin;


Tempat lahir : Lontar (Kotabaru);
Umur/tanggal lahir : 22 Tahun / 17 Agustus 1999;
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Desa Lontar Utara Rt. 08 Rw. 02 Kec. Pulau Laut
Barat Kab. Kotabaru;
Agama : Islam;
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas;
Terdakwa ditangkap pada tanggal 13 Juni 2021 dan ditahan dalam
Tahanan Rutan masing-masing oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 14 Juni 2021 sampai dengan tanggal 3 Juli 2021;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh PU sejak tanggal 4 Juli 2021 sampai Dengan tanggal 12 Agustus
2021;
3. Penuntut sejak tanggal 10 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2021;
4. Hakim PN sejak tanggal 19 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 17 September 2021;
5. Hakim PN perpanjangan oleh KPN sejak tanggal 18 September 2021 Sampai dengan tanggal
16 November 2021;
Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum yaitu M. Hafidz Halim, S.H., dan rekan dari Kantor
Hukum M. Hafidz Halim, S.H., dan Partner Beralamat di Jl. H. Hasan Basri RT 003 Desa Semayap
Kec. Pulau Laut Utara Kab. Kotabaru berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
156/SK/MHH/IX/2021 Tanggal 5 September 2021 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Kotabaru dengan register Nomor 49/SKH.Pid/2021/PN Ktb;
Pengadilan Negeri tersebut
Setelah membaca:

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Kotabaru Nomor 137/Pid.B/2021/PN Ktb tanggal 19


Agustus 2021 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 137/Pid.B/2021/PN Ktb tanggal 19 Agustus 2021 tentang
penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan; Setelah mendengar keterangan Saksi-
saksi, dan Terdakwa serta Memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di
persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada
pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin Bersalah melakukan tindak
pidana Penganiayaan mengakibatkan mati Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 351 Ayat (3) KUHP Dalam surat dakwaan tunggal Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin berupa
pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) Bulan dikurangi selama Terdakwa berada
dalam tahanan dengan perintah Terdakwa tetap ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) buah kumpang terbuat dari kayu warna coklat;
- 1 (satu) lembar baju kaos warna biru yang terdapat bercak darah; Dirampas untuk
dimusnahkan.
4. Menetapkan agar Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin Membayar biaya
perkara sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah); Setelah mendengar pembelaan
Terdakwa dan atau Penasihat;
Hukumnya yang pada pokoknya:
1. Menerima nota pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin
Syamsuddin untuk seluruhnya;
2. Menolak Surat Dakwaan yang masuk dalam Surat Tuntutan Nomor REG. PERK. PDM-
046/0.3.12/Eoh.2/08/2021 tanggal 07 Oktober 2021 Pada Perkara Pidana Nomor :
137/Pid.B/2021/PN Ktb;
3. Menyatakan Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin Tersebut di atas tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah Melakukan Tindak Pidana “Dengan Sengaja
Melakukan Penganiayaan Mengakibatkan Kematian”, berdasarkan Pasal 351 ayat (3) KUHP,
dan Sudah sepatutnya dibebaskan dari Dakwaan Tunggal Jaksa Penuntut Umum
4. Menyatakan Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin Tersebut di atas terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “Dengan Sengaja Melakukan
Penganiayaan Mengakibatkan Luka-Luka Berat”, sebagaimana bunyi Pasal 351 ayat (2)
KUHP sesuai fakta Hukum yang terungkap dipersidangan;
5. Menyatakan membebankan biaya perkara ini kepada Negara; Setelah mendengar tanggapan
Penuntut Umum terhadap pembelaanTerdakwa dan atau Penasihat Hukumnya yang pada
pokoknya menyatakan Tetap pada tuntutannya;

Setelah mendengar Tanggapan Terdakwa dan atau PenasihatHukumnya terhadap tanggapan Penuntut
Umum yang pada pokoknya tetap Pada pembelaannya;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan
surat dakwaan sebagai berikut:
Bahwa Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin pada hari Jum’at Tanggal 11 Juni 2021
sekitar jam 09.30 Wita Terdakwa atau setidak-tidaknya Pada waktu lain dalam bulan Juni tahun 2021
atau setidak-tidaknya dalam Tahun 2021 bertempat di Desa Lontar Utara Rt.008 Rw.002 Kecamatan
Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru tepatnya di teras rumah Terdakwa atau setidaktidaknya pada
suatu tempat yang masih di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kotabaru, Terdakwa telah
melakukan penganiayaan terhadap saksi Korban Iyoung Als Ambo dengan cara Terdakwa menusuk
perut korban Sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan 1 (satu) bilah senjata tajam jenis Badik
yang mengakibatkan korban mengalami luka tusuk pada perut bagian Kanan atas dan setelah
dilakukan perawatan korban akhirnya meninggal dunia.
Perbuatan tersebut Terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa awalnya pada hari Jum’at tanggal 11 Juni 2021 sekira jam 09.00 Wita ibu Terdakwa
menyiapkan makanan di dapur, setelah siap selanjutnya Terdakwa langsung makan, setelah
selesai makan Terdakwa keluar rumah Menuju gudang untuk membantu orang tua Terdakwa
menyusun ikan kering Diterpal, tidak lama kemudian Terdakwa pulang ke rumah dan
langsung Menuju kamar;

- Bahwa pada saat Terdakwa pulang ke rumah, korban Iyoung belum ada Di rumah Terdakwa,
selanjutnya datang bapak Terdakwa dan langsung Menuju ke dapur untuk mempersiapkan
makan, tidak lama kemudian Terdakwa diminta oleh bapak Terdakwa untuk memanggil
korban Iyoung Untuk makan bersama bapak Terdakwa;

- Bahwa Terdakwa kemudian keluar rumah dan melihat korban Iyoung Sudah ada di depan
rumah, selanjutnya Terdakwa berkata kepada korban Iyoung bahwa di panggil bapak untuk
makan, kemudian korban Iyoung dan Bapak Terdakwa makan berdua di dapur, selanjutnya
Terdakwa masuk ke Dalam kamar;

- Bahwa tidak lama kemudian korban Iyoung selesai makan dan Langsung keluar menuju
pelataran rumah dan duduk di bangku teras;

- Bahwa melihat korban Iyoung sedang duduk di bangku teras dan Karena korban sering
mengancam Terdakwa dan menuduh Terdakwa telah Berzinah dengan mantan pacar
Terdakwa yang diakui oleh korban Iyoung Adalah keluarganya, hal tersebut membuat
Terdakwa menjadi kesal dan Sakit hati kepada korban Iyoung dan saat itu juga Terdakwa
langsung Mengambil 1 (satu) bilah senjata tajam jenis pisau badik milik bapak Terdakwa
yang disimpan di dalam peti kayu di dalam kamar tidur, Selanjutnya badik tersebut langsung
Terdakwa cabut dari kumpangnya Kemudian Terdakwa keluar menuju ke pelataran,
kemudian Terdakwa Langsung menghampiri sdr. Iyoung yang saat itu sedang duduk di
bangku Teras dan langsung menusuk perut korban sebanyak 1 (satu) kali dengan
Menggunakan pisau badik tersebut (badik tersebut ada di tangan sebelah Kanan Terdakwa),
bahwa pada saat Terdakwa menusukkan 1 (satu) bilah Senjata tajam jenis pisau badik ke arah
perut bagian atas kanan korban Iyoung tersebut, Terdakwa sadar akan akibat dan Terdakwa
sadar akan Kemungkinan bahwa perbuatan Terdakwa tersebut dapat berakibat maut Bagi
korban Iyoung;
- Bahwa tidak lama kemudian keluar ibu Terdakwa (saksi Rugaiyah) dari Arah dapur langsung
menghampiri Terdakwa dan berusaha merebut pisau Badik dari tangan Terdakwa, tidak lama
kemudian bapak Terdakwa (saksi Syamsuddin) juga keluar dari dalam rumah dan berusaha
merebut pisau Badik yang Terdakwa pegang dengan cara mendekap tubuh Terdakwa dari
Samping kiri sambil tangannya menekan pergelangan tangan Terdakwa Supaya pisau badik
yang Terdakwa pegang terlepas dan setelah pisau badik Yang Terdakwa pegang berhasil
terlepas, Terdakwa langsung kabur Melarikan diri menuju arah gunung yang ada di depan
rumah Terdakwa;

- Bahwa karena merasa panik, saksi Syamsuddin langsung membuang Pisau badik tersebut ke
samping rumah selanjutnya saksi Syamsuddin Meminta tolong kepada saksi M. Ramli Als
Pak Rizal untuk membawa Korban Iyoung ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan
medis; Bahwa berdasarkan Visum Et Revertum Nomor : 445/58/VI/IGD/2021 Tanggal 13
Juni 2021 yang ditanda tangani dr. Siti Dewi Fitria Ardianti dokter Pada RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Dengan hasil pemeriksaan luar : terdapat luka
sudah terjahit pada perut Bagian atas kanan, panjang luka enam sentimeter dengan jumlah
jahitan Sepuluh.

Kesimpulan :
Telah diperiksa seorang korban laki-laki bernama Iyoung Als Rahmat Bin (Alm) Abdullah pada
pemeriksaan luar luka tersebut di atas disebabkan Persentuhan benda tajam;
Luka tersebut di atas termasuk luka berat yang dapat mengancam nyawa;

- Bahwa setelah mendapatkan perawatan medis, pihak Puskesmas Meminta agar korban Iyoung
dirujuk ke RSUD Kotabaru dan setelah dirujuk Ke RSUD Kotabaru tepatnya pada hari
Minggu tanggal 13 Juni 2021 korban Iyoung dinyatakan meninggal dunia;

Perbuatan Terdakwa Harun Saputra Als Harun Bin Syamsuddin sebagaimana Diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP;
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan tersebut Terdakwa menyatakan Sudah mengerti maksud dan isi
surat dakwaan tersebut serta tidak mengajukan Keberatan/eksepsi;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum Telah mengajukan Saksi-saksi
sebagai berikut:

1. Saksi Syamsuddin alias Pak Musdin Bin Samadan, di bawah sumpah Pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan terjadi pada hari Jumat tanggal 11 Juni
2021 sekitar pukul 09.30 WITA di pelataran rumah Saksi yang terletak di Desa Lontar Utara
Rt.08 Rw.02 Kec. Pulau Laut Barat Kab. Kotabaru;
- Bahwa yang menjadi korban dalam peristiwa dugaan tindak pidana Penganiayaan tersebut
adalah saudara Iyoung alias Ambo dan untuk Yang menjadi pelaku tindak pidana
penganiayaan tersebut adalah anak Saksi sendiri yaitu Terdakwa;

- Bahwa saksi kenal dengan sdr. Iyoung karena sudah tinggal dan Menetap di rumah saksi sejak
tahun 2020 sampai dengan peristiwa Penganiayaan tersebut terjadi tetapi antara saksi dengan
sdr. Iyoung Tidak ada hubungan keluarga hanya sebatas teman baik saja dan selama Ini sdr.
Iyoung bekerja membantu saksi sebagai buruh mengangkut ikan Yang saksi beli dari nelayan;

- Bahwa posisi saksi pada saat peristiwa penganiayaan tersebut terjadi Sedang berada di dalam
rumah tepatnya di dapur karena saat itu sedang Makan;

- Bahwa saksi tidak mengetahui bagaimana cara Terdakwa melakukan Penganiayaan terhadap
sdr. Iyoung, karena pada saat kejadian tersebut Saksi sedang berada di dalam rumah dimana
saat itu saksi sedang Makan sedangkan peristiwa tersebut terjadi di halaman/pelataran rumah
Dan yang saksi lihat saat itu Terdakwa ada memegang 1 (satu) bilah Senjata tajam jenis badik
ditangannya;

- Bahwa awalnya pada hari Jumat tanggal 11 Juni 2021 sekitar pukul 09.15 WITA saksi
bersama dengan sdr. Iyoung sedang makan di rumah Saksi tepatnya di dapur rumah, selesai
makan sdr. Iyoung langsung Keluar rumah, kemudian saksi tetap melanjutkan makan, tidak
lama Kemudian saksi mendengar ada suara gaduh dari luar rumah, kemudian Saksi lari
menuju pelataran rumah, saat itu saksi melihat Terdakwa Sedang memegang badik
ditangannya kemudian didepannya berdiri istri Saksi yang berusaha untuk merebut badik
tersebut dimana posisi tangan Kanan istri saksi saat itu sedang memegang mata badik yang
dipegang Oleh Terdakwa, melihat hal tersebut selanjutnya saksi mendekati Terdakwa
selanjutnya mendekap tubuh Terdakwa dan berusaha Melepaskan badik yang dipegang oleh
Terdakwa, tidak lama kemudian Terdakwa berusaha melepas dekapan saksi sehingga badik
tersebut Terlepas dari pegangan Terdakwa dan Terdakwa langsung lari Meninggalkan
pelataran rumah saksi tersebut, kemudian badik saksi Ambil dan saksi pegang kemudian saksi
buang ke samping kanan rumah Saksi, selanjutnya saksi melihat sdr. Iyoung sedang berdiri di
belakang Saksi sambil memegangi luka diperutnya selanjutnya saksi meminta Kepada saksi
M. Ramli untuk mengantar sdr. Iyoung ke Puskesmas Lontar untuk mendapatkan perawatan
selanjutnya saksi berusaha Mencari keberadaan Terdakwa yang telah kabur meninggalkan
rumah;

- Bahwa saksi tidak mengetahui sebelum kejadian tersebut apakah Antara Terdakwa dengan
sdr. Iyoung ada permasalahan atau tidak.

- Bahwa luka yang dialami sdr. Iyoung adalah luka tusuk di bagian perut Sebelah kanan
sebanyak 1 (satu) mata luka.
- Bahwa setelah di Puskesmas Lontar, sdr. Iyoung mendapatkan perawatan medis dengan
dijahit pada bagian lukanya, kemudian pada hari Sabtu tanggal 12 Juni 2021 sekitar pukul
22.00 WITA, sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru untuk
mendapatkan perawatan lanjutan, kemudian pada hari Minggu tanggal 13 Juni 2021 sekitar
pukul 01.30 Wita, sdr. Iyoung dinyatakan meninggal dunia;

- Bahwa Terdakwa orangnya pendiam, baik dan tidak emosian;

- Bahwa pemilik senjata tajam jenis badik tersebut adalah saksi sendiri dimana senjata tajam
tersebut sebelum kejadian tersebut saksi simpan di dalam sebuah peti kayu dimana peti kayu
tersebut saksi simpan dan letakkan di dalam kamar tidur anak saksi yaitu saudara Ratna dan
biasa senjata tajam tersebut saksi gunakan untuk berkerja dalam jual beli ikan;

- Bahwa sudah ada perdamaian dengan pihak keluarga sdr. Iyoung sebagai rasa ucapan
belasungkawa, saksi dari keluarga Terdakwa memberikan santunan berupa uang sejumlah
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) kepada keluarga sdr. Iyoung serta membiayai segala
keperluan mulai dari transportasi hingga pemakaman;

- Bahwa barang bukti badik tersebut saksi tidak mengetahui lagi keberadaannya, setelah saksi
berhasil merebut badik tersebut, badik tersebut langsung saksi buang ke samping rumah
karena saksi merasa panik melihat sdr. Iyoung mengalami luka serta melihat Terdakwa yang
lari meninggalkan rumah;

- Bahwa Terdakwa ada pernah sakit atau gangguan jiwa, dimana Terdakwa merasa stress jika
merasa pikirannya tertekan;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak keberatan dan membenarkan

2. Saksi M. Ramli Alias Pak Risal Bin Sappe, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan tersebut terjadi pada hari Jumat tanggal
11 Juni 2021 sekitar pukul 09.30 WITA di pelataran rumah Terdakwa yang terletak di Desa
Lontar Utara Rt.08 Rw.02 Kec. Pulau Laut Barat Kab. Kotabaru;

- Bahwa saksi mengetahui yang menjadi korban dalam peristiwa dugaan tindak pidana
penganiayaan tersebut adalah saudara Iyoung alias Ambo dan untuk yang menjadi pelaku
tindak pidana penganiayaan tersebut adalah Terdakwa Harun Saputra;

- Bahwa saksi kenal dengan sdr. Iyoung dan Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga;

- Bahwa pada saat Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban tersebut saksi tidak
melihatnya karena posisi saksi saat itu sedang membelakangi posisi sdr. Iyoung yang saat itu
sedang duduk dibangku yang ada diteras rumah Terdakwa dikarenakan posisi saksi saat itu
sedang menelpon, saksi baru mengetahui kejadian penganiayaan tersebut setelah melihat
Terdakwa mengamuk kemudian kabur meninggalkan rumah selanjutnya sdr. Iyoung meminta
tolong kepada saksi untuk meminta diantar ke puskesmas lontar untuk mendapatkan
perawatan medis;

- Bahwa jarak antara saksi dengan sdr. Iyoung pada saat terjadi penganiayaan tersebut adalah
sekitar 3 (tiga) meter;

- Bahwa saksi tidak mengetahui dengan menggunakan alat atau benda apa Terdakwa
melakukan penganiayaan terhadap sdr. Iyoung karena saksi tidak melihat secara langsung
kejadian tersebut;

- Bahwa awalnya saksi sedang berdiri di pinggir jalan aspal depan rumah orang tua Terdakwa
yaitu saksi Syamsuddin, kebetulan saat itu saksi sedang menelpon keluarga di Makassar, saat
itu saksi melihat korban sedang duduk di bangku teras rumah saksi Syamsuddin, posisi saksi
saat itu sedang membelakangi sdr. Iyoung, tidak lama kemudian terdengar suara ribut
selanjutnya saksi melihat ke belakang dan melihat Terdakwa sudah lari kabur meninggalkan
rumah, sementara yang ada di lokasi tersebut yaitu saksi Syamsuddin, istri saksi Syamsuddin
yaitu saudara Rugaiyah dan sdr. Iyoung, kemudian sdr. Iyoung mendatangi saksi sambil
memegangi luka diperutnya kemudian meminta tolong kepada saksi untuk membawanya ke
Puskesmas Lontar, selanjutnya dengan menggunakan sepeda motor milik saksi Syamsuddin,
saksi membawa sdr. Iyoung ke Puskesmas Lontar untuk mendapatkan perawatan;

- Bahwa setelah sampai di Puskesmas Lontar, sdr. Iyoung mendapatkan perawatan medis tetapi
setelah mendapatkan perawatan, pihak Puskesmas Lontar meminta dan menyarankan kepada
keluarga Terdakwa agar sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Kotabaru, selanjutnya sdr. Iyoung
dirujuk ke RSUD Kotabaru, beberapa hari kemudian saksi mendapatkan informasi bahwa sdr.
Iyoung meninggal dunia; Bahwa sebelum kejadian tersebut antara Terdakwa dengan sdr.
Iyoung Tidak pernah ada permasalahan dan kedua orang tersebut sering Membantu ayah
Terdakwa yaitu saksi Syamsuddin untuk mengambil ikan Di tempat penjemuran ikan;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat tidak Keberatan dan membenarkan;

3. Saksi Sahat Horas Rajagukguk Anak Dari Parlindungan Rajagukguk, di Bawah janji di
persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi mengerti alasan sehingga dihadapkan dalam persidangan Ini karena saksi
melakukan penangkapan terhadap Terdakwa Dikarenakan diduga melakukan penganiayaan
yang mengakibatkan Meninggal;

- Bahwa peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan tersebut terjadi Pada hari Jumat tanggal
11 Juni 2021 sekitar pukul 09.30 WITA di Pelataran rumah Terdakwa yang terletak di Desa
Lontar Utara Rt.08 Rw.02 Kec. Pulau Laut Barat Kab. Kotabaru;

- Bahwa saksi melakukan penangkapan terhadap Terdakwa pada hari Minggu tanggal 13 Juni
2021 sekitar pukul 20.00 WITA di Desa Lontar Timur Kec. Pulau Laut Barat Kab. Kotabaru
tepatnya di Polsek Pulau Laut Barat dimana saat itu Terdakwa diantar oleh orangtuanya untuk
Menyerahkan diri;

- Bahwa yang menjadi korban dalam peristiwa penganiayaan tersebut Adalah saudara Iyoung
alias Ambo dan untuk yang menjadi terduga Pelaku tindak pidana penganiayaan tersebut
adalah Terdakwa;

- Bahwa kronologis penangkapan terhadap Terdakwa yaitu pada hari Minggu tanggal 13 Juni
2021 sekitar pukul 16.00 WITA saksi Syamsuddin yang merupakan orang tua Terdakwa
datang ke kantor Polsek Pulau Laut Barat memberitahukan kepada petugas kepolisianBahwa
apabila saksi Syamsuddin menemukan Terdakwa maka akan Memberitahukan kepada petugas
Kepolisian kemudian sekitar pukul 19.30 WITA saksi Syamsuddin menghubungi petugas
Kepolisian bahwa Saksi Syamsuddin sudah mengetahui keberadaan/persembunyian Terdakwa
berada dalam di sebuah Pondok dengan alamat Desa Lontar Timur Kec. Pulau Laut Barat
Kab. Kotabaru selanjutnya sekitar pukul 20.00 WITA saksi Syamsuddin datang ke kantor
Polsek Pulau Laut Barat Bersama Terdakwa dengan maksud untuk menyerahkan diri
kemudian Saksi dan rekan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;

- Bahwa cara Terdakwa melakukan penganiayaan adalah dengan cara Menusuk perut sdr.
Iyoung dengan menggunakan senjata tajam jenis Badik;

- Bahwa pada saat peristiwa penganiayaan tersebut terjadi tidak ada Orang lain yang melihat,
dan saat itu orangtua Terdakwa juga sedang Berada di dapur karena sedang makan;

- Bahwa pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa mengakui Perbuatannya tersebut

- Bahwa alasan Terdakwa melakukan penganiayaan tersebut adalah Terdakwa dendam


dikarenakan korban sering mengancam Terdakwa Sehingga Terdakwa merasa kesal dan sakit
hati dan korban sering marah Kepada Terdakwa dan menuduh Terdakwa telah berzinah
dengan Mantan pacar Terdakwa, dimana korban mengakui bahwa mantan pacar Terdakwa
tersebut merupakan keluarganya;

- Bahwa setelah mengalami penganiayaan tersebut, sdr. Iyoung Mengalami luka tusuk di perut
depan sebelah kanan dan di bawa menuju Ke Puskesmas Lontar untuk mendapatkan
perawatan medis tetapi Setelah mendapatkan perawatan, pihak Puskesmas Lontar meminta
dan Menyarankan kepada keluarga Terdakwa agar sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Kotabaru,
selanjutnya sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Kotabaru, Beberapa hari kemudian saksi
mendapatkan informasi bahwa sdr. Iyoung Meninggal di RSUD Kotabaru;

- Bahwa pada saat di Puskesmas Lontar, saksi sempat melihat keadaan Sdr. Iyoung sedang
ditangani oleh tim medis dimana saat itu kondisi sdr. Iyoung masih sadar dan sempat
berbicara;
- Bahwa ada surat perdamaian antara pihak keluarga Terdakwa dengan Pihak keluarga sdr.
Iyoung dan keluarga Terdakwa ada memberi Santunan serta saat itu saksi juga ikut
mengantarkan jenazah sdr. Iyoung Ke Batulicin;

Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak Keberatan dan
membenarkan keterangan saksi tersebut;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi yang Meringankan (a de charge) sebagai
berikut:

1. Saksi Masriansyah, di bawah sumpah di persidangan pada pokoknya Menerangkan sebagai


berikut:

- Bahwa saksi mengetahui adanya dugaan tindak pidana penganiyaan Yang dilakukan oleh
Terdakwa terhadap sdr. Iyoung;

- Bahwa saksi menemui sdr. Iyoung di Puskesmas Lontar dalam keadaan Berbaring dan masih
bisa berkomunikasi.;

- Bahwa pihak Puskesmas Lontar meminta dan menyarankan kepada Keluarga Terdakwa agar
sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Kotabaru, Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 12 Juni 2021
sekitar pukul 22.00 WITA, sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru;

- Bahwa saksi yang melakukan pembayaran biaya perawatan di Puskesmas Lontar sebesar
Rp1.512.000,00 (satu juta lima ratus dua Belas ribu);

- Bahwa pada saat di RSUD Kotabaru, sdr. Iyoung juga sempat berkata “tolong jaga aku jangan
tinggalkan aku disini sendirian”;

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 13 Juni 2021 sekitar pukul 01.30 WITA, sdr. Iyoung
dinyatakan meninggal dunia;

- Bahwa biaya sdr. Iyoung di RSUD Pangeran Jaya Sumitra dibiayai oleh Keluarga terdakwa
sebesar Rp17.291.394,00 (tujuh belas juta dua ratus Sembilan puluh satu ribu tiga ratus
sembilan puluh empat rupiah);
- Bahwa keluarga Terdakwa memberikan santunan berupa uang Sejumlah Rp20.000.000,00
(dua puluh juta rupiah) yang dibayarkan Secara bertahap kepada keluarga sdr. Iyoung;

- Bahwa keluarga Terdakwa juga membantu membayar biaya Transportasi dan biaya
pemakaman sdr. Iyoung;

- Bahwa dari keterangan medis nyawa Alm. Sdr. Iyoung sudah tidak bisa Diselamatkan lagi
karena kehabisan darah A+;

Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak Keberatan dan
membenarkan keterangan saksi tersebut;

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan Keterangan yang pada pokoknya
sebagai berikut:

- Bahwa Terdakwa mengerti alasan sehingga dihadapkan dalam Persidangan ini karena
Terdakwa diduga melakukan penganiayaan yang Mengakibatkan korban meninggal;

- Bahwa yang menjadi korban dalam dugaan tindak pidana ini adalah sdr. Iyoung;

- Bahwa Terdakwa mengenal sdr. Iyoung karena pernah tinggal bersama Keluarga Terdakwa
dan membantu pekerjaan di rumah orang tua Terdakwa;

- Bahwa peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan tersebut terjadi Pada hari Jumat tanggal
11 Juni 2021 sekitar pukul 09.30 WITA di pelataran Rumah Terdakwa yang terletak di Desa
Lontar Utara Rt. 08 Rw. 02 Kec. Pulau Laut Barat Kab. Kotabaru;
- Bahwa peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan terjadi pada hari Jum’at tanggal 11 Juni
2021, awalnya ibu Terdakwa menyiapkan makanan Di dapur, setelah siap selanjutnya
Terdakwa langsung makan, setelah Selesai makan Terdakwa keluar rumah menuju gudang
untuk membantu Orang tua Terdakwa menyusun ikan kering di terpal, tidak lama kemudian
Terdakwa pulang ke rumah dan langsung menuju kamar;

- Bahwa pada saat Terdakwa pulang ke rumah, sdr. Iyoung belum ada di Rumah Terdakwa,
selanjutnya datang saksi Syamsudin dan langsung menuju Ke dapur untuk mempersiapkan
makan, tidak lama kemudian Terdakwa Diminta oleh saksi Syamsudin untuk memanggil sdr.
Iyoung untuk makan Bersama bapak saksi Syamsudin;

- Bahwa Terdakwa kemudian keluar rumah dan melihat sdr. Iyoung Sudah ada di depan rumah,
selanjutnya Terdakwa berkata kepada sdr. Iyoung bahwa di panggil saksi Syamsudin untuk
makan, kemudian sdr. Iyoung dan saksi Syamsudin makan berdua di dapur, selanjutnya
Terdakwa Masuk ke dalam kamar;

- Bahwa tidak lama kemudian sdr. Iyoung selesai makan dan langsung Keluar menuju pelataran
rumah dan duduk di bangku teras dan Terdakwa Melihat sdr. Iyoung sedang duduk di bangku
teras dan karena sdr. Iyoung Sering mengancam Terdakwa dan menuduh Terdakwa telah
berzinah Dengan mantan pacar Terdakwa yang diakui oleh sdr. Iyoung adalah Keluarganya,
hal tersebut membuat Terdakwa menjadi kesal, takut dan sakit Hati kepada sdr. Iyoung dan
saat itu juga Terdakwa langsung mengambil 1 (satu) bilah senjata tajam jenis pisau badik
milik saksi Syamsudin yang Disimpan di dalam peti kayu di dalam kamar tidur, selanjutnya
badik tersebut Langsung Terdakwa cabut dari kumpangnya kemudian Terdakwa keluar
Menuju ke pelataran, kemudian Terdakwa langsung menghampiri sdr. Iyoung yang saat itu
sedang duduk di bangku teras dan langsung menusuk Perut sdr. Iyoung sebanyak 1 (satu) kali
dengan menggunakan pisau badik Tersebut;

- Bahwa tidak lama kemudian keluar ibu Terdakwa dari arah dapur Langsung menghampiri
Terdakwa dan berusaha merebut pisau badik dari Tangan Terdakwa, tidak lama kemudian
saksi Syamsuddin juga keluar dari Dalam rumah dan berusaha merebut pisau badik yang
Terdakwa pegang Dengan cara mendekap tubuh Terdakwa dari samping kiri sambil
tangannya Menekan pergelangan tangan Terdakwa supaya pisau badik yang Terdakwa
Pegang terlepas dan setelah pisau badik yang Terdakwa pegang berhasil Terlepas, Terdakwa
langsung kabur melarikan diri menuju arah gunung yang Ada di depan rumah Terdakwa;

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 13 Juni 2021 sekitar pukul 20.00 WITA, Terdkawa dan
saksi Syamsuddin datang ke kantor Polsek Pulau Laut Barat dengan maksud untuk
menyerahkan diri;

- Bahwa Terdakwa mengetahui akibat perbuatan Terdakwa, korban yaitu Sdr. Iyoung telah
meninggal dunia;

- Bahwa Terdakwa pernah mengalami gangguan mental sehingga Gangguan tersebut


berpengaruh pada kondisi mental Terdakwa;

- Bahwa ancaman dari sdr. Iyoung yang mengaku berteman dengan Banyak preman membuat
Terdakwa takut sehingga Terdakwa nekat Melakukan penganiayaan kepada sdr. Iyoung;
Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah pula mengajukan bukti surat Berupa :
- Surat Visum et Revertum Nomor : 445/58/VI/IGD/2021 tanggal 13 Juni 2021 yang
ditanda tangani dr. Siti Dewi Fitria Ardianti dokter pada RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Pemerintah Kabupaten Kotabaru, dengan hasil Pemeriksaan luar : terdapat
luka sudah terjahit pada perut bagian atas Kanan, panjang luka enam sentimeter
dengan jumlah jahitan sepuluh;
Kesimpulan :
Telah diperiksa seorang korban laki-laki bernama Iyoung Als Rahmat Bin (Alm) Abdullah pada
pemeriksaan luar luka tersebut di atas disebabkan Persentuhan benda tajam;
Luka tersebut di atas termasuk luka berat yang dapat mengancam nyawa;

- Surat Perdamaian antara sdr. Masriansyah mewakili keluarga Terdakwa Dengan sdr. Herbet
Sandan mewakili keluarga sdr. Iyoung pada tanggal 13 Juni 2021 yang disaksikan oleh M.
Supianor, Taufik Rahman, Muhammad Mandala Saputra, Yanto, dan Iwan Setiawan yang
pada pokoknya kedua Belah pihak telah sepakat untuk melakukan perdamaian atas peristiwa
Penganiayaan yang mengakibatkan korban Iyoung meninggal dunia. Namun Demikian, kedua
belah pihak tetap menghormati proses hukum yang sedang Berjalan;

- Surat Laporan Konseling Individu atas nama Harun Saputra yang Ditandatangani oleh Husnur
Rabiah, S.ST.Keb., M.Psi selaku konselor, yang Pada kesimpulannya menyatakan klien
Harun Saputra tidak bisa Menemukan cara yang tepat dalam melepaskan perasaan terancam,
marah, Kesal, dan distres yang dialaminya, sehingga berperilaku impulsif dan Menyerang
korban merupakan satu-satunya cara yang dilakukannya agar Terhindar dari rasa tekanan dan
ancaman;

Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa telah pula mengajukan Bukti surat berupa :

- Rincian Biaya Unit Gawat Dan Rawat Inap Puskesmas Lontar;


- Peserta BPJS Non Aktif karena Premi atas nama Iyoung;
- Foto sdr. Iyoung saat di RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

Menandatangani perdamaian dan surat pernyataan tidak menuntut Terdakwa Harun Saputra tanggal
12 Juni 2021;

- Surat Pernyataan Perdamaian oleh sdr. Iyoung kepada Terdakwa Harun Saputra tanggal 12
Juni 2021;

- Tanda Bukti Pembayaran Pasien a.n Iyoung yang dibayarkan oleh sdri. Ratna sejumlah
Rp.17.291.394,- (tujuh belas juta dua ratus Sembilan puluh Satu ribu tiga ratus sembilan
puluh empat rupiah) kepada bendahara RSUD Pangeran Jaya Sumitra;

- Rincian Biaya Rawat Inap pasien a.n Iyoung di RSUD Pangeran Jaya Sumitra sejumlah Rp.
17.291.394,- (tujuh belas juta dua ratus Sembilan Puluh satu ribu tiga ratus sembilan puluh
empat rupiah);

- Kuitansi pembayaran biaya perawatan, pemandian hingga pemakaman Jenazah Alm. Iyoung
sebesar Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu Rupiah) pada tanggal 13 Juni 2021;
- Foto Rincian Biaya perawatan, pemandian, penyolatan, dan Pengawetan Jenazah sejumlah
Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu Rupiah);

- Kuitansi pembayaran kesepakatan damai pertama dan kedua dari Keluarga Harun Saputra
kepada keluarga Jenazah Alm. Iyoung sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) pada
tanggal 27 Juni 2021;

- Kuitansi pembayaran sisa uang kesepakatan damai yang ketiga dari Keluarga Harun Saputra
kepada keluarga Jenazah Alm. Iyoung sebesar Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu
rupiah) pada tanggal 21 Juli 2021;

- Kuitansi pembayaran sisa uang kesepakatan damai yang keempat dari Keluarga Harun
Saputra kepada keluarga Jenazah Alm. Iyoung sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus
ribu rupiah) pada tanggal 28 Juli 2021;

- Kuitansi pembayaran sisa uang kesepakatan damai yang kelima dari Keluarga Harun Saputra
kepada keluarga Jenazah Alm. IYOUNG sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) pada
tanggal 13 Agustus 2021;

- Kuitansi pembayaran pelunasan uang kesepakatan damai dari keluarga Harun Saputra kepada
keluarga Jenazah Alm. Iyoung sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) pada tanggal 27
Agustus 2021;

Menimbang, bahwa dalam perkara tersebut Penuntut Umum telah Mengajukan barang bukti berupa:

- 1 (satu) buah kumpang terbuat dari kayu warna coklat;


- 1 (satu) lembar baju kaos warna biru yang terdapat bercak darah;

Menimbang, bahwa barang bukti yang diajukan di persidangan tersebut Di atas, telah disita secara sah
serta telah diperlihatkan kepada saksi-saksi dan Terdakwa, sehingga secara hukum barang bukti
tersebut dapat Dipertimbangkan dalam putusan ini;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, Maka segala sesuatu yang terjadi
dalam persidangan seperti tersebut dalam Berita Acara Persidangan dianggap termuat dalam putusan
ini dan telah turut Dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang Diajukan diperoleh fakta-fakta
hukum sebagai berikut:
- Bahwa benar peristiwa tindak pidana penganiayaan terjadi pada hari Jumat tanggal 11 Juni
2021 sekitar pukul 09.30 WITA di pelataran rumah Terdakwa yang terletak di Desa Lontar
Utara Rt.08 Rw.02 Kec. Pulau Laut Barat Kab. Kotabaru;

- Bahwa benar peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan berawal Ketika ibu Terdakwa
menyiapkan makanan di dapur, setelah siap selanjutnya Terdakwa langsung makan, setelah
selesai makan Terdakwa keluar rumah Menuju gudang untuk membantu orang tua Terdakwa
menyusun ikan kering Di terpal, tidak lama kemudian Terdakwa pulang ke rumah dan
langsung Menuju kamar;

- Bahwa benar pada saat Terdakwa pulang ke rumah, sdr. Iyoung belum Ada di rumah
Terdakwa, selanjutnya datang saksi Syamsudin dan langsung Menuju ke dapur untuk
mempersiapkan makan, tidak lama kemudian Terdakwa diminta oleh saksi Syamsudin untuk
memanggil sdr. Iyoung untuk Makan bersama bapak saksi Syamsudin;

- Bahwa benar Terdakwa kemudian keluar rumah dan melihat sdr. Iyoung Sudah ada di depan
rumah, selanjutnya Terdakwa berkata kepada sdr. Iyoung bahwa di panggil saksi Syamsudin
untuk makan, kemudian sdr. Iyoung dan saksi Syamsudin makan berdua di dapur, selanjutnya
Terdakwa Masuk ke dalam kamar;

- Bahwa benar tidak lama kemudian sdr. Iyoung selesai makan dan Langsung keluar menuju
pelataran rumah dan duduk di bangku teras dan Terdakwa melihat sdr. Iyoung sedang duduk
di bangku teras dan karena Sdr. Iyoung sering mengancam Terdakwa dan menuduh Terdakwa
telah Berzinah dengan mantan pacar Terdakwa yang diakui oleh sdr. Iyoung Adalah
keluarganya, hal tersebut membuat Terdakwa menjadi kesal, takut Dan sakit hati kepada sdr.
Iyoung dan saat itu juga Terdakwa langsung Mengambil 1 (satu) bilah senjata tajam jenis
pisau badik milik saksi Syamsudin yang disimpan di dalam peti kayu di dalam kamar tidur,
Selanjutnya badik tersebut langsung Terdakwa cabut dari kumpangnya Kemudian Terdakwa
keluar menuju ke pelataran, kemudian Terdakwa Langsung menghampiri sdr. Iyoung yang
saat itu sedang duduk di bangku Teras dan langsung menusuk perut sdr. Iyoung sebanyak 1
(satu) kali Dengan menggunakan pisau badik tersebut;

- Bahwa benar tidak lama kemudian keluar ibu Terdakwa dari arah dapur Langsung
menghampiri Terdakwa dan berusaha merebut pisau badik dari Tangan Terdakwa, tidak lama
kemudian saksi Syamsuddin juga keluar dari Dalam rumah dan berusaha merebut pisau badik
yang Terdakwa pegang Dengan cara mendekap tubuh Terdakwa dari samping kiri sambil
tangannya Menekan pergelangan tangan Terdakwa supaya pisau badik yang Terdakwa
Pegang terlepas dan setelah pisau badik yang Terdakwa pegang berhasil Terlepas, Terdakwa
langsung kabur melarikan diri menuju arah gunung yang Ada di depan rumah Terdakwa;

- Bahwa benar sdr. Iyoung kemudian mendatangi saksi Ramli yang pada Saat kejadian berada
di tempat sambil memegangi luka diperutnya Kemudian meminta tolong kepada saksi Ramli
untuk membawa sdr. Iyoung Ke Puskesmas Lontar, selanjutnya dengan menggunakan sepeda
motor Milik saksi Syamsuddin, saksi Ramli membawa sdr. Iyoung ke Puskesmas Lontar
untuk mendapatkan perawatan;

- Bahwa benar setelah sampai di Puskesmas Lontar, sdr. Iyoung Mendapatkan perawatan medis
tetapi setelah mendapatkan perawatan, Pihak Puskesmas Lontar meminta dan menyarankan
kepada keluarga Terdakwa agar sdr. Iyoung dirujuk ke RSUD Kotabaru, selanjutnya sdr.
Iyoung dirujuk ke RSUD Kotabaru;

- Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 13 Juni 2021 sekitar pukul 01.30 WITA, sdr. Iyoung
dinyatakan meninggal dunia;

- Bahwa benar sebagaimana Surat Perdamaian antara sdr. Masriansyah Mewakili keluarga
Terdakwa dengan sdr. Herbet Sandan mewakili keluarga Sdr. Iyoung pada tanggal 13 Juni
2021 yang disaksikan oleh M. Supianor, Taufik Rahman, Muhammad Mandala Saputra,
Yanto, dan Iwan Setiawan Yang pada pokoknya kedua belah pihak telah sepakat untuk
melakukan Perdamaian atas peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan korban Iyoung
meninggal dunia dan sebagai rasa ucapan belasungkawa, saksi Masriansyah dari keluarga
Terdakwa memberikan santunan berupa uang Sejumlah Rp20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah) kepada keluarga sdr. Iyoung serta membiayai segala keperluan mulai dari transportasi,
biaya Perawatan hingga pemakaman;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan


Mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas,

Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan Kepadanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum


Dengan dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat 3 KUHP,
Yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Barang siapa;
2. Dengan sengaja melakukan penganiayaan yang mengakibatkan Kematian;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim


Mempertimbangkan sebagai berikut:
1. Unsur Barang siapa;
Menimbang bahwa barang siapa lebih menunjuk manusia sebagai Subjek hukum yang dapat
bertanggung jawab. Dengan kata lain unsur ini Tidaklah mempersoalkan adanya kesalahan atau delik
yang dilakukannya, Melainkan kepada kemampuan atau kecakapan seseorang berbuat dan
Bertanggungjawab secara hukum;

Menimbang bahwa Penuntut Umum telah menghadirkan Terdakwa yaitu Harun Saputra als Harun
Bin Syamsuddin, yang mana berdasarkan keterangan

Terdakwa dan keterangan Para Saksi yang saling bersesuaian bahwa identitas

Terdakwa yang dihadirkan ke persidangan bersesuaian dengan identitas

Terdakwa yang tercantum dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa tidak ada kesalahan orang yang diajukan sebagai Terdakwa di persidangan;

Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan, serta menurut keterangan Terdakwa


maupun pengamatan Majelis Hakim bahwa Terdakwa dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
sehingga termasuk kategori orang cakap bertindak dan mampu bertanggung jawab secara hukum;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat
unsur “Barang siapa” telah terbukti menurut hukum;

2. Dengan sengaja melakukan penganiayaan yang mengakibatkan


kematian;
Menimbang, bahwa kesengajaan (opzet) dalam teori hukum pidana Indonesia terdiri dari tiga macam,
yaitu pertama, kesengajaan yang bersifat tujuan yang mana si pelaku benar-benar menghendaki
mencapai suatu akibat dari perbuatan pidana tersebut, kedua, kesengajaan secara keinsyafan apabila si
pelaku dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari delik,
tetapi ia tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan itu, dan ketiga, kesengajaan
secara keinsyafan kemungkinan yang terang-terang tidak disertai bayangan suatu kepastian akan
terjadi akibat yang bersangkutan, melainkan hanya dibayangkan suatu kemungkinan belaka akan
akibat itu;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan penganiayaan adalah sengaja menyebabkan perasaan
tidak enak (penderitaan), rasa sakit, luka, atau sengaja merusak kesehatan orang lain;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa dihubungkan


dengan fakta hukum di persidangan bahwa pada hari Jumat tanggal 11 Juni 2021 sekitar pukul 09.30
WITA di pelataran rumah Terdakwa yang terletak di Desa Lontar Utara Rt.08 Rw.02 Kec. Pulau Laut
Barat Kab. Kotabaru, berawal ketika ibu Terdakwa menyiapkan makanan di dapur, setelah siap
selanjutnya Terdakwa langsung makan, setelah selesai makan Terdakwa keluar rumah menuju gudang
untuk membantu orang tua Terdakwa menyusun ikan kering di terpal, tidak lama kemudian Terdakwa
pulang ke rumah dan langsung menuju kamar, selanjutnya datang saksi Syamsudin dan langsung
menuju ke dapur untuk mempersiapkan makan, tidak lama kemudian Terdakwa diminta oleh saksi
Syamsudin untuk memanggil sdr. Iyoung untuk makan bersama bapak saksi Syamsudin;

Menimbang, bahwa Terdakwa kemudian keluar rumah dan melihat sdr. Iyoung sudah ada di depan
rumah, selanjutnya Terdakwa berkata kepada sdr. Iyoung bahwa dipanggil saksi Syamsudin untuk
makan, kemudian sdr. Iyoung Dan saksi Syamsudin makan berdua di dapur, selanjutnya Terdakwa
masuk ke Dalam kamar. Setelah sdr. Iyoung selesai makan dan langsung keluar menuju Pelataran
rumah dan duduk di bangku teras, Terdakwa melihat sdr. Iyoung Sedang duduk di bangku teras dan
karena sdr. Iyoung sering mengancam Terdakwa dan menuduh Terdakwa telah berzinah dengan
mantan pacar Terdakwa yang diakui oleh sdr. Iyoung adalah keluarganya, hal tersebut Membuat
Terdakwa menjadi kesal, takut dan sakit hati kepada sdr. Iyoung dan Saat itu juga Terdakwa langsung
mengambil 1 (satu) bilah senjata tajam jenis Pisau badik milik saksi Syamsudin yang disimpan di
dalam peti kayu di dalam Kamar tidur, selanjutnya badik tersebut langsung Terdakwa cabut dari
Kumpangnya kemudian Terdakwa keluar menuju ke pelataran, kemudian Terdakwa langsung
menghampiri sdr. Iyoung yang saat itu sedang duduk di Bangku teras dan langsung menusuk perut
sdr. Iyoung sebanyak 1 (satu) kali Dengan menggunakan pisau badik tersebut;

Menimbang, bahwa tidak lama kemudian keluar ibu Terdakwa dari arah Dapur langsung
menghampiri Terdakwa dan berusaha merebut pisau badik dari Tangan Terdakwa, tidak lama
kemudian saksi Syamsuddin juga keluar dari Dalam rumah dan berusaha merebut pisau badik yang
Terdakwa pegang Dengan cara mendekap tubuh Terdakwa dari samping kiri sambil tangannya
Menekan pergelangan tangan Terdakwa supaya pisau badik yang Terdakwa Pegang terlepas dan
setelah pisau badik yang Terdakwa pegang berhasil Terlepas, Terdakwa langsung kabur melarikan
diri menuju arah gunung yang Ada di depan rumah Terdakwa;

Menimbang, bahwa selanjutnya sdr. Iyoung mendatangi saksi Ramli Yang pada saat kejadian berada
di tempat sambil memegangi luka diperutnya Kemudian meminta tolong kepada saksi Ramli untuk
membawa sdr. Iyoung ke Puskesmas Lontar, selanjutnya dengan menggunakan sepeda motor milik
saksi Syamsuddin, saksi Ramli membawa sdr. Iyoung ke Puskesmas Lontar untuk Mendapatkan
perawatan dan mendapatkan jahitan pada luka di tubuh sdr. Iyoung, kemudian atas saran dari pihak
Puskesmas Lontar, pada hari Sabtu Tanggal 12 Juni 2021 sekitar pukul 22.00 WITA, sdr. Iyoung
dirujuk ke RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru untuk penanganan lebih lanjut, akan tetapi Pada
hari Minggu tanggal 13 Juni 2021 sekitar pukul 01.30 WITA, sdr. Iyoung Dinyatakan meninggal
dunia

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Visum et Revertum Nomor : 445/58/VI/IGD/2021 tanggal 13


Juni 2021 yang ditanda tangani dr. Siti Dewi Fitria Ardianti dokter pada RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Pemerintah Kabupaten Kotabaru, dengan hasil pemeriksaan luar : terdapat luka sudah
Terjahit pada perut bagian atas kanan, panjang luka enam sentimeter dengan Jumlah jahitan sepuluh
dengan kesimpulan telah diperiksa seorang korban lakilaki bernama Iyoung Als Rahmat Bin (Alm)
Abdullah pada pemeriksaan luar luka Tersebut di atas disebabkan persentuhan benda tajam, luka
tersebut termasuk Luka berat yang dapat mengancam nyawa;
Menimbang, bahwa Terdakwa sadar perbuatannya yang menusuk perut Sdr. Iyoung dengan
menggunakan 1 (satu) bilah senjata tajam jenis badik dapat Mengakibatkan maut bagi korban yaitu
sdr. Iyoung;

Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa yang telah menusuk perut sdr. Iyoung dengan menggunakan
1 (satu) bilah senjata tajam jenis badik telah Mengakibatkan korban yaitu sdr. Iyoung meninggal
dunia pada hari Minggu Tanggal 13 Juni 2021 sekitar pukul 01.30 WITA;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Majelis Hakim Berpendapat bahwa unsur
dengan sengaja melakukan penganiayaan yang Mengakibatkan kematian telah terbukti menurut
hukum;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 351 ayat 3 Telah terpenuhi, maka Terdakwa
haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah Dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
didakwakan dalam Dakwaan tunggal;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan Mempertimbangkan pembelaan yang diajukan
oleh Penasihat Hukum Terdakwa, yang pada pokoknya menyatakan bahwa perbuatan Terdakwa tidak
Terbukti mengakibatkan kematian melainkan perbuatan Terdakwa Mengakibatkan korban mengalami
luka berat sehingga seharusnya Terdakwa Didakwa dengan dakwaan dalam Pasal 351 ayat (2) KUHP;

Menimbang, bahwa terhadap pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa Tersebut, Majelis Hakim
berpendapat bahwa oleh karena unsur-unsur dakwaan Tunggal Penuntut Umum tersebut
dipertimbangkan dan dinyatakan telah Terpenuhi, maka pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa
tersebut tidak Akan mematahkan pendapat Majelis Hakim tentang terpenuhinya unsur-unsur Di atas
dengan demikian Majelis Hakim tetap menyatakan unsur-unsur Dakwaan tersebut telah terpenuhi oleh
perbuatan Terdakwa sehingga Pembelaan Terdakwa haruslah dikesampingkan sedangkan tentang
Permohonan keringanan hukuman karena telah ada perdamaian antara Terdakwa dan keluarga korban
dianggap sebagai telah dipertimbangkan dalam Pertimbangan hal-hal yang meringankan dan
memberatkan;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak Menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, Baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf,
maka Terdakwa harus Mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab, Maka harus dinyatakan
bersalah dan dijatuhi pidana;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah Dikenakan penangkapan dan
penahanan yang sah, maka masa penangkapan Dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang Dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan Terhadap Terdakwa dilandasi
alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa barang bukti berupa 1 (satu) buah kumpang Terbuat dari kayu warna coklat dan 1
(satu) lembar baju kaos warna biru yang Terdapat bercak darah, perlu ditetapkan agar barang bukti
tersebut Dimusnahkan;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, Maka perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan Yang meringankan Terdakwa;

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa belum pernah dihukum;

- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi

Perbuatannya;

- Terdakwa dan keluarga korban telah melakukan perdamaian;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka Haruslah dibebani pula untuk
membayar biaya perkara;

Mempertimbangkan, Pasal 351 Ayat (3) KUHP dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana serta Peraturan Perundangundangan lain yang bersangkutan

MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa Harun Saputra als Harun Bin Syamsuddin telah terbukti secara sah
dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan
kematian;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan 6
(enam) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap dalam tahanan;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) buah kumpang terbuat dari kayu warna coklat;

- 1 (satu) lembar baju kaos warna biru yang terdapat bercak darah; Dimusnahkan;

6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp2.500,00 (dua ribu
lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kotabaru,
pada hari Jumat tanggal 15 Oktober 2021, oleh Kami, Eko Murdani I. Y. Simanjuntak, S.H., M.H.,
sebagai Hakim Ketua, Masmur Kaban, S.H., dan Dias Rianingtyas, S.H., masing-masing sebagai
Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Senin Tanggal 18
Oktober 2021 oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota, dibantu oleh M. Zeldy
Ferdian, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Kotabaru, serta dihadiri oleh Syaiful Bahri,
S.H., M.H., Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kotabaru dan Terdakwa didampingi Penasihat
Hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai