Anda di halaman 1dari 4

KAPAN DAPAT MENGGABUNGKAN BEBERAPA PERKARA DALAM SATU

SURAT DAKWAAN.
PENGGABUNGAN  BERKAS PERKARA.
DASAR.
Pasal 141 KUHAP :
Penuntut Umum dapat melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam
satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan ia
menerima beberapa berkas perkara dalam hal :
a. beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama dan kepentingan
pemeriksaan tidak menjadi halangan terhadap penggabungannya;
b. beberapa tindak pidana yang bersangkut paut satu dengan yang lain;
c. beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut satu dengan yang lain, akan
tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang dalam hal ini
penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan.

PENJELASAN
Ad. a.  Yang dimaksud adalah seseorang melakukan beberapa tindak pidana misalnya
pencurian, penipuan dan penganiayaan, yang mana setiap tindak pidana dibuat satu
berkas. Jadi semua ada tiga berkas perkara untuk seorang tersangka. Penggabungan
ketiga perkara tersebut untuk dibuat dalam satu surat dakwaan tidak menjadi masalah
guna kepentingan pemeriksaan di Pengadilan;

Ad. b.  Tentang beberapa tindak pidana yang bersangkut paut satu dengan yang lain
sebagaimana dimaksud pasal 141 huruf b, yang dimaksudkan yaitu apabila tindak
pidana tersebut dilakukan:
1. Oleh lebih dari seorang yang bekerjasama dan dilakukan pada saat yang
bersamaan.

Misalnya :
Ada 2 (dua) berkas perkara, berkas pertama tentang tindak pidana perncurian
tersangkanya bernama A, dan berkas kedua tindak pidana pencurian dan
perkosaan pelakunya tersangka B. Setelah dipelajari/diteliti terungkap tersangka A
dan B bekerjasama melakukan pencurian di rumah C, yang pada malam itu A
mengambil barang dan B memperkosa C.

2. Oleh lebih dari seorang pada waktu dan tempat berbeda, akan tetapi
merupakan pelaksanaan dari pemufakatan jahat yang dibuat oleh mereka
sebelumnya.

Misalnya ;
Penuntut Umum menerima dua berkas perkara, yaitu perkara pembunuhan
oleh tersangka A dan perkara  pencurian oleh tersangka B.Dari dua berkas itu
sementara terungkap, korbannya sama bernama C  .A  membunuh C dirumahnya
tanggal 2 Oktober 1989, sedang B merampok toko emas milik C di Pusat
pertokoan tanggal 3 Oktober 1989, ada permufakatan dari mereka sebelum
kejahatan dilakukan sebagaimana pemeriksaan pendahuluan.

3. Oleh seorang atau lebih dengan maksud mendapatkan alat yang akan
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana lain atau menghindarkan diri
dari pemidanaan karena tindak pidana lain.

Misalnya :
(1) Ada dua berkas perkara tindak pidananya pencurian yang dilakukan
tersangka A dan B.Mereka mencuri sepeda motor dan mencuri Pistol.Disini
sepeda motor dan Pistol merupakan alat yang akan dipergunakan untuk
melakukan tindak pidana lain seperti perampokan dan pembunuhan.
(2) Dua berkas perkara tindak pidananya pembunuhan yang dilakukan oleh
tersangka A dan B.Dari kedua berkas sementara terungkap A sebagai
Kkepala Cantor menyuruh B membunuh C sekretarisnya dan D
Bendaharawan Cantor.Dua tindak pidana ini dilakukan mereka terlihat
motivasinya untuk menghindarkan diri dari pemidanaan karena tindak
pidana lain (Korupsi).

Ad. C. Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut satu dengan yang lain, akan tetapi
yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya.

Misalnya :
                  Dua berkas perkara, berkas yang satu tindak pidana pencurian mobil dengan
tersangka A dan berkas yang lain adalah penculikan dengan tersangka B. Antara
tersangka A dan B dalam berkas perkara tidak terungkap adanya  kerjasama
melakukan pencurian mobil atau penculikan. Hanya sementara terungkap tersangka B
meminjam mobil hasil curian tersangka A. Kedua berkas perkara dapat digabungkan
untuk dituangkan dalam satu surat dakwaan, oleh  karena penggabungan tersebut
perlu bagi kepentingan pemeriksaan.
JENIS-JENIS SURAT DAKWAAN.
Bentuk  Surat Dakwaan :
1. Surat Dakwaan Tunggal.
Apabila Jaksa Penuntut Umum berpendapat dan yakin bahwa perbuatan yang
dilakukan terdakwa hanya merupakan satu tindak pidana dengan demikian bentuk
dakwaan disusun dalam rumusan tunggal / berisi  satu dakwaan saja.

Misalnya  : Pencurian Pasal  362 KUHP.

2. Surat Dakwaan Alternatif.


Bentuk dakwaan yang antara  rumusan dakwaan satu dengan yang lainnya saling
mengecualikan   dan bersifat pilihan  artinya Jaksa Penuntut Umum boleh memilih
salah satu dakwaan  yang akan dibuktikan.

Misalnya     : 
Kesatu        : Penggelapan  (Pasal  372 KUHP)
atau  
Kedua         : Penipuan  (Pasal 378 KUHP)

3. Surat Dakwaan Subsidiair .


Bentuk dakwaan yang disusun secara berurutan / bertingkat mulai dari tindak pidana
yang terberat / tertinggi ancaman pidananya sampai tindak pidana yang teringan / yang
paling rendah ancaman pidanannya dan meliputi berbagai pasal tindak pidana yang
mempunyai relevansi atau dalam surat dakwaan didakwakan beberapa tindak pidana
yang sejenis misal pencurian didakwakan pencurian dengan pemberatan  / 363  ayat
1 ke 5 KUHP / primair, subsidiair pencurian biasa / 362 KUHP;
Konsekuensinya adalah  dibuktikan terlebih dahulu dakwaan primair dan apabila tidak
terbukti  maka  beralih dibuktikan dakwaan subsidiair….dst;

Misalnya     : 
Primair        : Pembunuhan direncanakan (Pasal 340  KUHP)  
Subsidiair    : Pembunuhan biasa (Pasal 338  KUHP)

4. Surat Dakwaan Kumulasi.


Bentuk dakwaan yang disusun gabungan dari beberapa dakwaan sekaligus dengan
subyek pelaku /  terdakwa yang sama.
Dalam satu surat dakwaan ada beberapa tindak pidana yang masing-masing berdiri
sendiri artinya tidak ada hubungan antara tindak pidana  yang satu terhadap yang lain.
Konsekuensi pembuktiannya adalah “ harus dibuktikan masing-masing dakwaan”
sedang yang tidak terbukti harus dituntut bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum.

Misalnya     :
Kesatu        : Pembunuhan Berencana (Pasal 340  KUHP)
Dan
Kedua         : Membawa senjata tajam tanpa hak (UU Drt. No.1 Tahun 1951 Pasal 2
ayat (1) )

5. Surat Dakwaan Kombinasi


Bentuk dakwaan  yang terdiri dari dakwaan kumulatif yang masing-masing dapat terdiri
dari dakwaan subsidiair dan atau alternatif.

Misalnya     :
Kesatu        :
Primair        :    Pembunuhan Berencana  (Pasal  340 KUHP )
Subsidiair    :    Pembunuhan   (Pasal  338 KUHP )

Dan

Kedua         :
Primair        :    Penganiayaan menyebabkan luka berat (Pasal 351 ayat (1) (2) KUHP
Subsidiair    :    Penganiayaan  biasa  (Pasal  351 ayat 1 KUHP )

Anda mungkin juga menyukai