Anda di halaman 1dari 6

Nama: Safira Aulia P.

NIM: 032011133083

Kelas: Hukum Acara Pidana A-4

PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)

A. KASUS POSISI (Case Position)


Adapun kronologis singkat tentang kejadian adalah sebagai berikut:

1. Bahwa telah terjadi pertemuan antara AR (30 Tahun) dengan BG (40 Tahun) di Hotel
Aston Surabaya pada hari Kamis Tanggal 4 November 2020 jam 08.00 yang merupakan
teman baik sejak Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Bahwa dalam pertemuan tersebut BG memberi tahu kepada AR bahwa ia berniat menjual
mobilnya yaitu Innova Reborn Tahun 2017 berwarna hitam dengan Nomor Polisi L 1125
KK karena ia bertujuan untuk membeli mobil baru.
3. Bahwa kemudian AR menawarkan bantuan kepada BG untuk menjualkan mobil milik BG
melalui temannya yang Bernama CD (27 tahun) yang memiliki usaha jual beli mobil.
4. Bahwa BG menyetujui tawaran bantuan dari AR.
5. Bahwa kemudian pada jam 11.30 WIB, AR dan BG pergi menuju showroom mobil milik
CD yang beralamat di Jl. Ketintang Surabaya.
6. Bahwa CD menceritkan bahwa ia ahli untuk menjual mobil dengan harga yang tinggi
sehingga BG menyerahkan kunci mobil dan surat mobilnya kepada CD tanpa ragu.
7. Bahwa setelah 2 minggu berlalu, BG tidak mendapatkan kabar dari AR maupun CD atas
penjualan mobilnya sehingga ia pergi menuju showroom milik CD.
8. Bahwa sesampai di showroom yang diakui merupakan milik CD, seorang penjaga
showroom mengatakan bahwa CD hanyalah seorang penjaga took yang membantu
menawarkan mobil.
9. Bahwa karena timbulnya kecurigaan, BG kemudian menghubungi CD dan AR namun
keduanya tidak bisa dihubungi.
10. Bahwa kemudian BG segera menuju tempat tinggal CD dan AR namun berdasarkan
keterangan tetangga, AR dan CD telah pindah dari rumah tersebut karena mereka hanya
menyewa rumah untuk sementara.

B. ISU HUKUM (Legal Issues)


Adapun yang menjadi permasalahan hukum antara lain:

1. Apakah Tindakan yang dilakukan oleh tersangka AR dan CD termasuk tindak pidana
penipuan sebagaimana diatur di dalam Pasal 378 KUHP?

2. Jika Tindakan yang dilakukan oleh tersangka AR dan CD merupakan tindak pidana
penipuan apakah mereka juga dapat dikenakan Pasal tentang penyertaan yang diatur di dalam
Pasal 55 ayat (1) KUHP?

C. SUMBER HUKUM (Source of Law)


Adapun yang menjadi sumber hukum dalam opini hukum (legal opinion) adalah sebagai
berikut:
Pasal 378 KUHP:

“Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan
melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau kedaan palsu, baik dengan akal dan tipu
muslihat, maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya
memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapus piutang, dihukum karena
penipuan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.”

2. Pasal 55 ayat (1) KUHP:

“(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan;

2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan


kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.”

D. ANALISIS HUKUM

1. Bahwa Tindakan yang dilakukan oleh AR dan CD telah memenuhi unsur- unsur tindak
pidana penipuan yang dimuat di dalam Pasal 378 KUHP, yaitu:

- Barang siapa.
- Dengan maksud.
- Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.
- Dengan penggunaan nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan.
- Menggerakkan atau membujuk orang lain untuk menyerahkan barang, memberi utang, atau
menghapus piutang.

Sedangkan, unsur-unsur tindak pidana penipuan menurut Moeljatno adalah sebagai berikut:

1. Ada seseorang yang dibujuk atau digerakkan untuk menyerahkan suatu barang atau
membuat hutang atau menghapus piutang. Barang itu diserahkan oleh yang punya
dengan jalan tipu muslihat. Barang yang diserahkan itu tidak selamanya harus
kepunyaan sendiri, tetapi juga kepunyaan orang lain.
2. Penipu itu bermaksud untuk menguntungkan dirinya sendiri atau orang lain tanpa hak.
Dari maksud itu ternyata bahwa tujuannya adalah untuk merugikan orang yang
menyerahkan barang itu.
3. Yang menjadi korban penipuan itu harus digerakkan untuk menyerahkan barang itu
dengan jalan:
a) Penyerahan barang itu harus akibat dari tindakan tipu daya.
b) Si penipu harus memperdaya sikorban dengan satu akal yang tersebut dalam Pasal 378
KUHP

Perbuatan yang dilakukan oleh AR dan DC telah memenuhi unsur- unsur tindak pidana
penipuan sebagaimana terdapat dalam Pasal 378 KUHP serta sebagaimana diuraikan menurut
pendapat Moeljatno karena telah terdapat sesorang dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri secara melawan hukum memperdaya korban untuk menyerahkan barang dengan
menggunakkan serangkaian kebohongan yaitu AR dan DC yang menguntungkan diri mereka
sendiri secara melawan hukum karena memperdaya BG untuk menyerahkan mobilnya yang
kepada DC yang berbohong bahwa ia merupakan pemilik showroom mobil namun sebenarnya
hanya penjaga toko. Pasal 378 juga menjelaskan bahwa tindakan penipuan bisa dilakukan
dengan salah satu atau lebih alat penggerak penipuan. Misalnya nama palsu, martabat palsu,
dan lainnya, yang dalam kasus ini adalah menggunakkan rangkaian kebohongan yang
diciptakan oleh AR dan CD, yaitu kebohongan bahwa CD merupakan pengusaha jual beli
mobil, yang sebenarnya ia hanya seorang penjaga toko. Kasus ini terdapat unsur Delic dolus
(unsur kesengajaan) karena sebelumnya AR dan CD telah memiliki niat jahat (mens rea) dan
dilajutkan dengan mempersiapkan rangkaian kebohongan mereka terlebih dahulu sebelum
melakukan penipuan (actus reus) kepada CD.

2. Berdasarkan Pasal 55 ayat (1) tentang tindak pidana penyertaan, AR dan CD telah
memenuhi unsur- unsur di dalamnya yaitu: sedikit-dikitnya harus ada dua orang, ialah orang
yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan (medepleger) peristiwa pidana. Di
sini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan, tidak boleh
misalnya hanya melakukan perbuatan persiapan saja atau perbuatan yang sifatnya hanya,
menolong. Jadi berdasarkan kasus posisi tersebut keduanya, AR dan CD telah melakukan dan
turut melakukan peristiawa pidana, bukan hanya salah satunya melakukan perisapan perbuatan
atau melonong tersangka lainnya. Dua syarat bagi adanya turut melakukan tindak pidana,
yaitu: Kesatu, kerja sama yang disadari antara para turut pelaku, yang merupakan suatu
kehendak bersama di antara mereka; Kedua, mereka harus bersama-sama melaksanakan
kehendak itu. Dalam tindak pidana “turut melakukan” ada sebuah kerja sama yang disadari
antara para pelaku Tindak pidana dan mereka bersama-sama melaksanakan kehendak tersebut,
sehingga tedapat juga sebuah tujuan dalam melakukan tindak pidana tersebut, yang dalam
kasus ini adalah untuk menipu BG.

E. KESIMPULAN (Conclusions)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa AR dan DC telah melakukan tindak pidana penipuan sebagaimana telah diuraikan
di dalam analisi di atas serta telah memenuhi unsur- unsur yang ada di dalam Pasal 378
KUHP.

2. Bahwa AR dan DC juga telah melakukan tindak pidana penyertaan sebagaimana telah
diatur di dalam Pasal 55 ayat 1 KUHP karena telah memenuhi unsur- unsur di dalamnya

F. REKOMENDASI

Bahwa berdasarkan uraian kejadian yang terjadi di antara BG sebagai korban dari tindak
pidana penipuan yang dilakukan oleh AR dan CD, maka BG berhak untuk melaporkan AR
dan CD ke pihak kepolisian karena AR dan CD telah melakukan serangkaian kebohongan
yang masuk ke dalam tindak pidana penipuan.

G. PENUTUP
Demikian legal opinion ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Surabaya, 29 November 2021

Safira Aulia Pramudita

Anda mungkin juga menyukai