Anda di halaman 1dari 3

Nama : Widya Novalita K

NIM : 032011133112
Kelas : HAPID A-1

LEGAL OPINION

A. Duduk Perkara

Pada hari Kamis 04 November 2020 jam 08.00 wib di Hotel Aston Surabaya AR (30
tahun) bertemu dengan BG (40 th). Keduanya berteman baik sejak duduk di bangku
Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pertemuan tersebut BG menceritakan kepada
AR bahwa dia berniat menjual mobilnya berupa Innova Reborn Tahun 2017 berwarna
Hitam dengan Nomor Polisi L 1125 KK. BG menceritakan bahwa tujuan dari
penjualan mobil tersebut karena dia ingin membeli mobil yang baru.
AR sebagai teman bermaksud untuk membantu BG dengan menawarkan bantuan
menjualkan mobil tersebut melalui temannya yaitu CD (27 tahun) yang memiliki
usaha jual beli mobil. Mendengar tawaran dari AR, segera BG mengiyakan tanda
setuju.
Pada jam 11.30 wib keduanya menuju showroom mobil milik CD yang beralamat di
Jalan Ketintang Surabaya. CD menceritakan keahliannya menjualkan mobil yang
dipercayakan kepadanya dengan harga yang tinggi. Mendengar itu, tanpa ragu BG
menyerahkan kunci mobil dan surat surat mobil kepada CD.
2 minggu berlalu BG tidak mendapatkan kabar dari AR maupun CD atas penjualan
mobilnya, segera BG menuju showroom mobil milik CD. Sesampai di tempat BG
mendapat informasi dari penjaga showroom bahwa CD sejatinya hanya berstatus
sebagai penjaga toko dan membantu menawarkan mobil. Mendengar keterangan
tersebut BG menjadi curiga dan segera menghubungi CD serta AR namun kedua
orang tersebut tidak bisa dihubungi. BG segera menuju rumah tinggal kedua orang
tersebut. Sekali lagi BG dibuat kecewa karena menurut keterangan tetangga bahwa
AR dab CD telah pindah rumah, karena mereka hanya menyewa rumah untuk
sementara.

B. Dasar Hukum

Terkait dengan duduk perkara di atas, saya mencatat peraturan yang ada di dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penipuan Pasal 378.

C. Analisa Hukum

Tindakan AR dan CD yang menipu BG untuk menjualkan mobil Innova Reborn


Tahun 2017 miliknya, namun kenyataannya BG tidak mendapatkan kabar atas
penjualan mobilnya tersebut telah memenuhi unsur-unsur Pasal 378 KUHP. Pasal ini
melarang seseorang atau lebih untuk melakukan penipuan dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai
nama palsu atau martabat (hoedanigheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam,
karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Terdapat beberapa unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam Pasal 378 KUHP yaitu:
1. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum
2. Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan
3. Menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau
supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang

Untuk mengetahui apakah semua unsur yang terdapat dalam Pasal 378 KUHP
terpenuhi atau tidak, kita harus mengidentifikasi fakta hukum yang terjadi dengan
unsur-unsur pasal tersebut.
1. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain; dalam hal ini
AR memang telah bermaksud untuk menguntungkan dirinya sendiri dan
menguntungkan CD dengan menyuruh BG menjualkan mobilnya melalui CD
yang pada faktanya bahwa CD bukanlah pemilik usaha jual beli mobil.
2. Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan; dalam hal ini CD tetelah memakai martabat palsu dimana
ia berkata bahwa ia adalah pemilih usaha jual beli mobil sedangkan dalam
faktanya CD hanyalah penjaga toko dan menawarkan mobil.
3. Menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau
supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang; perbuatan menggerakkan
dapat diartikan juga dengan membujuk atau menggerakkan hati. Menggerakkan
juga dapat dikatakan sebagai perbuatan untuk mempengaruhi atau memberikan
pengaruh terhadap orang lain karena kehendak seseorang adalah objeknya. Yang
digerakkan dalam hal ini adalah orang yang menyerahkan benda. Dari definisi
tersebut saya kaitkan dengan fakta hukum dari kasus diatas yaitu dimana AR
menggerakkan dengan cara ia menawarkan bantuan kepada BG untuk menjual
mobilnya melalui CD agar AR dan CD bisa mendapatkan mobil tersebut.

Selain itu, saya mencatat bahwa terdapat pasal yang juga memenuhi pelanggaran
pidana baik yang dilakukan oleh AR ataupun CD yaitu pasal 56 ke-2 KUHP dimana
di pasal tersebut berisi bahwa “Dipidana sebagai pembantu suatu kejahatan mereka
yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan
kejahatan”. Dikatakan bahwa AR dan CD sebagai pembantu suatu kejahatan atau
saling membantu dalam melakukan kejahatan penipuan tersebut yaitu dimana AR dan
CD saling membantu dalam melakukan penipuan dengan cara AR yang pada dasarnya
adalah teman SMA BG menawarkan BG untuk menjual mobilnya melalui CD yang
telah mengaku atau berpura-pura atau memalsukan martabat yaitu sebagai pemilik
usaha jual beli mobil padahal faktanya CD hanya sebagai penjaga toko dan yang
menawarkan mobil saja.

Dikarenakan AR dan CD terjerat juga dalam pasal 56 ke-2 KUHP, maka terkait
pemidanaannya pun juga diatur dalam Pasal 57 ayat (1) KUHP yang berisi bahwa,
“dalam hal pembantuan, maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dikurangi
sepertiga”. Sehingga, maksimal pokok pemidanaan terhadap kejahatan penipuan yang
diatur dalam Pasal 378 KUHP (4 tahun) dikurangi sepertiga dari maksimal
pemidanaannya.

Terhadap pelanggaran Pasal 378 KUHP jo. Pasal 56 ke-2 KUHP, AR dan CD dapat
dikenakan hukuman penjara selama 2 tahun 7 bulan penjara.
D. Kesimpulan

Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat cukup alasan dan dasar hukum
untuk melporkan AR dan CD yang telah melakukan tindak pidana kejahatan yaitu
penipuan sebagaimana telah diatur dalam Pasal 378 KUHP, dimana setelah
diidentifikasi unsur-unsur dari pasal tersebut dengan fakta yang telah terjadi dapat
dikatakan bahwa unsur-unsur yang wajib terpnuhi dari Pasal 378 KUHP tersebut telah
terpenuhi. Dan dikarenakan AR dan CD dapat dikatakan pembantu atau saling
membantu dalam melakukan tindak pidana tersebut, maka hal itu juga diatur dalam
Pasal 56 ke-2 KUHP. Sehingga menurut syaa tuntutan yang dapat dilayangkan kepada
AR dan CD adalah tindak pidana penipuan dengan pelanggaran Pasal 378 jo. 56 ke-2
KUHP. Dari tuntutan atas tindak pidana yang dilakukan, sebagaimana diatur dalam
Pasal 57 ayat (1) KUHP maka AR dan CD dapat dikenakan hukuman penjara 2 tahun
7 bulan penjara.

Terima kasih.

Advokat

Ttd

Widya Novalita K, S.H

Anda mungkin juga menyukai