UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
PROPOSAL SKRIPSI
AMANDA SAVRYA
NIM. RRB10016185
JAMBI
2020
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
BAB I PENDAHULUAN
D. Kerangka Konseptual.................................................................................. 15
E. Landasan Teoretis........................................................................................ 17
G. Sistematika penulisan.................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang Masalah
pembatalan sertipikat hak atas tanah. Rumusan tentang Pembatalan Hak Atas
yaitu pembatalan keputusan mengenai pemberian suatu hak atas tanah karena
1
Dalam Pasal 1 angka 14 PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999, pengertian
pambatalan hak atas tanah yaitu pembatalan keputusan pemberian hak atas
tanah atau sertipikat hak atas tanah karena putusan tersebut mengandung cacat
administrasi akan menimbulkan potensi adanya sengketa hak milik atas tanah.
Sengketa ini terjadi karena alas hukum yang dijadikan dasar perolehan suatu
hak pemilikan atas tanah yang kemudian diterbitkan sertipikat hak atas tanah
batal hubungan hukum yang telah terjadi. Selanjutnya putusan ini dapat
dijadikan dasar untuk memohon pembatalan surat pemberian hak atas tanah
atau sertipikat hak atas tanah. Dengan demikian pembatalan hak atas tanah
karena adanya cacat administrasi adalah merupakan suatu kajian yang menarik
mengetahui apa dan bagaimana hak atas tanah dapat dibatalkan. Pengetahuan
akan proses dan bagaimana suatu hak atas tanah dapat dibatalkan akan
menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih khususnya bagi penulis agar
mampu untuk menjelaskan bagaimana suatu hak atas tanah dapat dibatalkan.
pembatalan sertipikat tanah dan hak atas tanah oleh Kementerian Agraria dan
pengadilan.
hanya atas sengketa tanah dan konflik tanah, yakni kasus tanah yang
atas tanah dan sertipikat tanpa putusan pengadilan, juga sempat memicu pro
dan kontra.
seseorang dianggap sah apabila kepemilikan atas rumah dan tanah sudah
dan Penanganan Kasus Pertanahan. Butir aturan lebih detil terdapat dalam
(1) Dalam hal di atas satu bidang tanah terdapat beberapa sertipikat
hak atas tanah yang tumpang tindih, BPN RI melakukan perbuatan
hukum pertanahan berupa pembatalan dan/atau penerbitan
sertipikat hak atas tanah, sehingga di atas bidang tanah tersebut
hanya ada satu sertipikat hak atas tanah yang sah.
(2) Cacat hukum administrasi yang dapat mengakibatkan tidak sahnya
suatu sertipikat hak atas tanah harus dikuatkan dengan bukti
berupa:
a. putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;
dan/atau
b. hasil penelitian yang membuktikan adanya cacat hukum
administrasi; dan/atau
c. keterangan dari penyidik tentang adanya tindak pidana
pemalsuan surat atau keterangan yang digunakan dalam proses
penerbitan, pengalihan atau pembatalan sertipikat hak atas
tanah; dan/atau
d. surat-surat lain yang menunjukkan adanya cacat administrasi.
membatalkan hak atas tanah dan sertipikat tanpa putusan pengadilan ini
Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara
sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah
tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka
pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi
menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun
sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara
tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan
yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan
mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut.
Menurut ketentuan ini dalam jangka waktu lima tahun jika tidak ada
tindakan hukum oleh pihak lain atas sertipikat tersebut, maka pemegang
kenyataannya terdapat gugatan atas sertipikat yang telah melewati batas waktu
yang berlaku dalam hal ini Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 yang berlaku sebagai hukum positif. Sehingga hal ini dapat
Laporan Seksi Sengketa Konflik dan Perkara Kantor Pertanahan Kota Jambi
Tahun 2019 berkaitan dengan tanah diketahui telah terjadi sebanyak 24 (dua
pembatalan sertipikat tanah. Salah satu kasus pembatalan sertipikat hak milik
seluas 672 M² atas sertipikat hak milik nomor 5043/Simpang IV Sipin atas
sudah memiliki kekuatan hukum yang tetap bahwa penerbitan sertipikat Hak
rasa jaminan dan kepastian hukum. Hal ini berakibat tidak dipenuhinya
ketentuan Pasal 28 H ayat (4) UUD 1945, yang intinya adalah ”Setiap orang
berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
22/BAHPLP/VIII/2019)”.
1. Apa yang menjadi faktor penyebab pembatalan sertipikat hak milik atas
kepentingan.
D. Kerangka Konseptual
yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini, di mana definisi ini berguna
pemberian hak atas tanah atau sertipikat hak atas tanah karena putusan
tetap”.
adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak
milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing
sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Kalau dilihak atas
tanah Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA, maka sertipikat itu merupakan surat
tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat bukti yang kuat.
Tahun 1997, sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis
yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut
sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang
bersangkutan.
3. Tanah
Hak milik atas tanah adalah salah satu hak yang sering dialihkan
oleh masyarakat. Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
mendefinisikan hak milik sebagai hak turun-menurun, terkuat dan
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat
ketentuan dalam Pasal 6.4
atau lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu kepentingan
E. Landasan Teoretis
belakang, maka landasan teori yang akan penulis gunakan sebagai pisau
a. Negosiasi
3Rosmidah, Kepemilikan Hak Atas Tanah Di Indonesia, Inovatif. Jurnal Ilmu Hukum
Vol 6 No 2 (2013): Inovatif, hlm. 64-65.
4Ayu Larasati dan Raffles, Peralihan Hak Atas Tanah Dengan Perjanjian Jual Beli
Menurut Hukum Pertanahan Indonesia, Zaaken Journal of Civil and Bussiness Law, Volume 1
Nomor 1 Februari 2020, hlm. 128.
Menurut Syahrizal Abbas negosiasi adalah salah satu strategi
Dengan kata lain, negosiasi adalah suatu proses struktur dimana para
kesepakatan bersama.5
b. Mediasi
tanah.6
c. Peace Building
Budi Agus Riswandi yang mengatakan “adanya tiga cita (idée) dalam
F. Metode Penelitian
8Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005, hlm. 167.
9Achmad ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) termasuk interpretasi undang- undang (legisprudence), Jakarta. Kencana
Prenada Media Group. 2009, hlm. 79.
10Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta,
1999, hlm. 145.
11Fence M. Wantu, Kepastian Hukum Keadilan dan Kemanfaatan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2011, hlm. 92-93.
1. Lokasi Penelitian
2. Tipe Penelitian
2. Spesifikasi Penelitian
sengketa pertanahan yang dilakukan pada tahun 2019 di Kota Jambi yaitu
sebanyak 24 (dua puluh empat) kasus, dan dijadikan sampel yaitu pihak
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah
dengan cara:
a. Wawancara
responden.
b. Studi Dokumen
c. Studi Pustaka
yang diteliti.
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif yaitu data yang tersedia
milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kota Jambi (analisis sengketa No.
22/BAHPLP/VIII/2019).
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari pembahasan skripsi ini,
dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah terdiri dari 5 (lima) bab yang
tentang latar belakang masalah yang merupakan titik tolak bagi penulis dalam
penulisan skripsi ini, selain itu bab ini juga menguraikan mengenai perumusan
akan menguraikan tentang tinjauan tentang hak milik atas tanah menurut
atas tanah di Kota Jambi dan upaya penanggulangan yang dilakukan dan
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Bahder Johan Nasution. Metode Penelitian Ilmu Hukum. CV. Mandar Maju.
Bandung, 2008.
Soetomo. Pedoman Jual Beli Tanah Peralihan Hak dan Sertifikat, Lembaga
Penerbitan Universitas Brawijaya, Malang, 1981.
B. Karya Ilmiah/Tesis
Ayu Larasati dan Raffles, Peralihan Hak Atas Tanah Dengan Perjanjian Jual
Beli Menurut Hukum Pertanahan Indonesia, Zaaken Journal of Civil
and Bussiness Law, Volume 1 Nomor 1 Februari 2020.
C. Kamus