Disusun Oleh:
JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
tugas mata kuliah ini yang berjudul "Tanggung Jawab Pemerintahan Daerah
Selanjutnya tak lupa juga sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang karena perjuangan Beliaulah kita semua
keluar dari zaman jahiliyah menuju ke zaman yang penuh rahmat seperti sekarang
ini.
istri dan anak-anakku yang turut membantu dalam penulisan tugas mata kuliah ini.
Bantuan moril dan kesabaran yang tak habis-habis diberikan menjadi pemicu
semangat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah Metode
Penelitian Hukum, Bapak Dr. Helmi, S.H., M.H., yang telah memberikan ilmunya
penyelesaian tugas mata kuliah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah memberi semangat di dalam proses
Dapat penulis sampaikan bahwa dalam penyusunan tugas mata kuliah ini
banyak kesulitan yang penulis temui. Oleh karena itu, penulis sangat menyadari
bahwa tugas mata kuliah ini masih jauh dari sempurna dan mohon maaf apabila
terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan tugas mata kuliah ini. Kritik dan
saran yang membangun selalu penulis nantikan, demi perbaikan penyusunan tugas
( Penulis )
A. Latar Belakang Masalah
negaranya dan warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia. Dasril
Radjab mengemukakan:
Pasal 27 ditetapkan bahwa, “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
kerja atau pengusaha. Setelah pekerja tersebut bekerja kepada si pemberi kerja
dari tindakan yang merugikan pekerja, dalam hal ini pengusaha sebagai pihak
yang kuat secara sosial ekonomi daripada pekerja yang berada di posisi yang
lemah/rendah.
1
Dasril Radjab, Hukum Tata Negara Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 160.
1
adalah Negara yang mempunyai jumlah penduduk yang juga sangat besar.
kerja yang sangat banyak, sehingga merupakan suatu kekuatan yang besar
lapangan usaha atau tempat bekerja. Karena apabila tenaga kerja lebih banyak
dari lapangan kerja, maka akan timbul pengangguran yang justru akan
Halim mengemukakan:
kerja terbentuk sebagai akibat kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja.
mengenai kesepakatan yang akan dibuat dan berdasarkan atas kemauan kedua
hubungan kerja. Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian yang dibuat antara
pekerja secara perorangan dengan pengusaha yang pada intinya memuat hak
industrial yang baik, karena semakin baik hubungan industrial maka biasanya
terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan
pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah
kerja dalam Pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa, “Tenaga kerja adalah setiap
“Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.” Kata pekerja memiliki pengertian yang luas, yaitu
tiap orang yang melakukan pekerjaan, baik dalam hubungan kerja maupun
Hal ini seperti yang dikenal dengan istilah imigrasi. Imigrasi adalah
urusan yang penting bagi lalu lintas perpindahan penduduk antar negara.
4
Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2007, hlm. 1.
5
Iman Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Edisi Revisi, Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 33.
5
salah satu tujuan dibentuknya negara RI, adalah melindungi segenap bangsa
ketertiban, dan perlindungan masyarakat adalah hak setiap warga negara dan
itu.
6
Shagita Christmarrathus dkk, Pengawasan Dan Tindakan Kantor Imigrasi Kelas I Jambi
Terhadap Pelanggaran Izin Tinggal Terbatas (Kitas) Yang Dilakukan Warga Negara Asing (Studi
Di Kantor Imigrasi Kelas I Jambi), Artikel, hlm. 5.
7
Sukamto Satoto, Pengaturan Eksistensi dan Fungsi Kantor Kepegawaian Negara, Hanggar
Kreator, Yogyakarta, 2004, hlm. 5.
6
semakin “menjamurnya” keberadaan dan lalu lintas orang dan ormas asing di
keberadaan dan kegiatan orang asing dan lembaga asing di daerah turut
Daerah. Dengan demikian jelas, fungsi administrasi bagi orang asing dan
lembaga asing yang akan melakukan kegiatan di daerah menjadi hal yang
pengawasan orang asing dan lembaga asing, yaitu menjamin dampak positif
7
dan mereduksi dampak negatif dari keberadaan orang asing dan lembaga asing
adalah terlaksananya fungsi administrasi bagi orang asing dan lembaga asing
yang akan melakukan kegiatan didaerah, yang dalam hal ini fungsi
Daerah.
menentukan:
provinsi.
8
pemerintah kabupaten/kota.
kabupaten/kota.
kabupaten/kota.
bekerja bagi TKA. Hal itu dinilai bertentangan dengan Pasal 43 ayat (1)
kurangnya jaminan dan kepastian hukum terhadap tenaga kerja asing dan
pemberi kerja.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dalam hal ini menetapkan perumusan
masalah yang timbul dan dibahas dalam proposal tesis ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
D. Kerangka Konseptual
ini, maka terlebih dahulu penulis akan menguraikan secara singkat apa arti
1. Analisis
yang berarti melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana
12
yang berarti kembali, dan luein yang berarti melepas, jika digabungkan
maka artinya adalah melepas kembali atau menguraikan. Kata anlusis ini
satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang
terpadu”.9
2. Tanggung Jawab
8
Zaki, Pengertian Analisis Menurut Para Ahli, KBBI dan Secara Umum,
https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-dan-secara-umum, tanggal
akses 15 Maret 2020.
9
Ibid.
10
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005.
13
3. Pemerintahan Daerah
adalah:
E. Landasan Teoretis
belakang, maka landasan teori yang akan penulis gunakan sebagai pisau
merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang cara atau teknik
pengundangannya”.
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbaini, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 2.
berikut:
12
Maria Farida Indrati Soetopo, Op Cit., hlm.32-36.
16
norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
13
Abdul Laatief, Op Cit., hlm.159-160.
17
bahwa:
berikut:
Huruf a
Yang dimaksud dengan “asas kejelasan tujuan” adalah bahwa setiap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai
tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “asas kelembagaan atau pejabat pembentuk
yang tepat” adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan
harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat Pembentuk Peraturan
Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-
undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila
dibuat oleh lembaga Negara atau pejabat yang tidak berwenang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan
materi muatan” adalah bahwa dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi
muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “asas dapat dilaksanakan” adalah bahwa setiap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan
18
Huruf e
Yang dimaksud dengan “asas kedayagunaan dan kehasilgunaan”
adalah bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena
memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “asas kejelasan rumusan” adalah bahwa setiap
Peraturan Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika, pilihan kata
atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interprestasi dalam
pelaksanaannya.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah bahwa dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mulai dari perencanaan,
penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian,
seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-
luasnya untuk memberikan masukan dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
berikut:
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “asas pengayoman” adalah bahwa setiap
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus berfungsi
memberikan perlindungan untuk menciptakan ketenteraman
masyarakat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah bahwa setiap
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak asasi
manusia serta harkat dan martabat setiap warga Negara dan
penduduk Indonesia secara proporsional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “asas kebangsaan” adalah bahwa setiap
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk
dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “asas kekeluargaan” adalah bahwa
setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
setiap pengambilan keputusan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “asas kenusantaraan” adalah bahwa
setiap Materi Muatan Perturan Perundang-undangan senantiasa
memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di
20
Huruf f
Yang dimaksud dengan “asas Bhineka Tunggal Ika” adalah
bahwa Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan
golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah bahwa setiap
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga
negara.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “asas kesamaan kedudukan dalam
hukum dan pemerintahan” adalah bahwa setiap Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan tidak boleh memuat hal yang
bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain,
agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “asas ketertiban dan kepastian hukum”
adalah bahwa setiap Materi Muatan Perturan Perundang-
undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
melalui kepastian hukum.
Huruf j
Yang dimaksud dengan “asas keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan” adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan
Perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan antara kepentingan individu,
masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “asas lain sesuai dengan bidang hukum
Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan”, antara lain:
21
undangan juga harus sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
F. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
22
2. Pendekatan Penelitian
Dilihat dari kajian hukum yang diangkat dari penelitian ini, yaitu
14
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung, 2008, hlm. 92-
93.
15
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 93.
24
undang dan regulasi yang saling berkaitan dengan isu hukum yang diteliti.
dilakukan terhadap bahan hukum yang ada. Dengan kata lain suatu
antaranya:
Kerja Asing
c. Bahan tertier
Bahan hukum tertier adalah bahan hukum yang akan digunakan penulis
1) Kamus Hukum
G. Sistematika Penulisan
dipergunakan dalam penulisan tesis ini adalah terdiri dari 5 (lima) bab yang
BAB I PENDAHULUAN
28
tenaga kerja dan perangkat daerah serta kesatuan bangsa dan politik.
BAB V Penutup
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Dasril Radjab. Hukum Tata Negara Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta, 2005.
Djumialdi, Perjanjian Kerja, Edisi Revisi, Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2010
B. Artikel
C. Peraturan Perundang-undangan
D. Kamus