Makalah Hukum Perencanaan Dan Otda Rona
Makalah Hukum Perencanaan Dan Otda Rona
PENDAHULUAN
yang utama adalah mewujudkan cita-cita bangsa itu sendiri, dan cita-cita
pembangunan nasional.2
1
Bagir Manan, Politik Perundang-undangan Dalam Rangka Mengantisipasi
Liberalisasi Perekonomian, Fakultas Hukum UNILA, Lampung, 1996, hal. 16.
2
Sjahran Basah, Eksistensi Dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi Di
Indonesia, Alumni, Bandung, 1986, hal. 3.
1
2
berbentuk Republik”.
kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban
3
C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional,
Alumni, Bandung, 1991, hal. 2
3
masyarakat.
Adapun yang dimaksud dengan Otonomi Daerah menurut Pasal 1 angka (5)
urusan tersebut, sehingga akan terjadi suatu keseimbangan antara urusan yang
Hubungan keuangan pemerintah pusat dan daerah atau dalam arti yang
lebih sempit sering disebut sebagai perimbangan keuangan pusat dan daerah
merupakan salah satu bentuk hubungan dari sekian banyak hubungan antara
pembantuan”.
Republik Indonesia”.
pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban
mengemukakan:
Oleh karena itu, otonomi daerah tersebut harus diikuti dengan serangkaian
4
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta,
2002.
6
Rochmansyah mengemukakan:
Barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya atau pun yang
merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur, atau
ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan
surat-surat berharga lainnya.5
penggunaannya lebih dari 1 tahun) yang terdiri dari 6 (enam) kelompok yaitu:
1) Tanah;
Milik Daerah tersebut di atas, Barang Milik Daerah merupakan bagian dari
Barang milik daerah Pemerintah Daerah yang berwujud yang tercakup dalam
5
Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan Dan Barang milik
daerah Daerah, Sebuah Pendekatan Struktural Manuju Tata Kelola Pemerintahan
Yang Baik, Fokusmedia, Bandung, 2010, hlm. 158.
7
meliputi tiga fungsi utama, yaitu: (1) Adanya perencanaan yang tepat; (2)
(monitoring).6
konsep pemekaran daerah. Pasal 4 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 32
politik daerah serta masuknya uang dari pusat ke daerah. Namun, untuk
melakukan pemekaran pada suatu daerah harus ada penjelasan terlebih dahulu
2004 adalah banyak terjadi sengketa barang milik daerah yang berlarut-larut.
6
Ibid., hlm. 151.
8
daerah”.7
Sehingga sengketa barang milik daerah menjadi hal yang terus saja
menaungi hal tersebut tidak disertai dengan anggaran yang cukup dari Pusat,
mengemukakan:
Begitu juga sebaliknya adalah hal yang wajar pula ketika Pemerintah
milik daerah. Tidak dapat dipungkiri sengketa barang milik daerah ini
9
Erlan Suwarlan, Sengketa Barang milik daerah, Kapan Selesai?,
http://www.kabar-priangan.com, diakses tanggal 07 November 2015.
10
tahun kedua belas belum terlihat tanda-tanda adanya titik temu dari sekitar
10
Mohammad Zaki, Sengketa Barang milik daerah di Daerah Pemekaran,
Jambiekspresnews.com, diakses tanggal 07 November 2015.
11
Erlan Suwarlan, Loc. Cit.,
11
pada ketentuan yang tidak secara tegas dan jelas tentang lingkup dan pola
berikut:
yang menentukan:
Pasal 178
Pasal 2
Pasal 4
Penyerahan Barang dan Hutang Pada Daerah Yang Baru Dibentuk, yaitu
13
pada Pasal 2 ayat (1) yang menentukan: ”Barang milik daerah atau yang
daerah yang baru dibentuk, wajib diserahkan dan menjadi milik daerah
Dibentuk menentukan:
daerah tersebut apakah secara serta merta atau bertahap dan mengenai jangka
Oleh sebab itu penyerahan barang milik daerah yang awalnya milik
kabupaten induk kepada daerah otonom baru tidak dapat dilakukan serta
merta sekaligus diserahkan, apalagi kepada kota otonom baru hasil
pemekaran dan harus dilakukan secara bertahap.12
B. Perumusan Masalah
12
Siswoyo, Penyerahan Barang milik daerah Kepada DOB Harus Sesuai Dengan
Peraturan, Harian Waspada, www.waspadamedan.com, Diakses tanggal 07
November 2015.
15
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Penyerahan Barang dan Hutang Piutang Pada Daerah Yang Baru
sebagai berikut:
Nomor 3839);
Perorangan Dinas Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 69,
Nomor 3573 );
15
16
3953);
undangan tersebut di atas, sudah direvisi dan diganti. Hal ini sebagaimana
4844);
4578);
Pasal 109
Pasal 110
atas, hanya pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2001
daerah karena yang menjadi pokok permasalahan berupa barang milik daerah
barang daerah berupa barang tidak bergerak seperti Tanah dan/atau Bangunan
Keuangan Daerah,
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyerahan Barang dan Hutang Pada Daerah Yang Baru Dibentuk, dengan
kuat akan adanya implikasi hukum apabila ketentuan tersebut tidak diindahkan
oleh pemerintah daerah yang tidak melakukan penyerahan barang milik daerah
semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD
maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun
satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur, atau ditimbang termasuk
(KSP), Bangun Guna Serah (BGS) dan Bangun Serah Guna (BSG). Yang
dan hasil guna barang milik daerah. Pemanfaatan barang milik daerah yang
meliputi barang milik daerah daerah juga akan dirasakan daerah pemekaran
terhadap pengelolaan barang milik daerah daerah tersebut. Mengenai pola dan
berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
negeri bukan bendahara mengacu pada (dalam hal ini pendekatan kasus
adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti
kekayaan atau barang milik daerah daerah baik yang dimiliki maupun
yang dikuasai, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, beserta
2009, “(1) Kerugian negara/daerah atas uang atau barang daerah oleh
karena force majeure atau keadaan di luar kemampuan manusia antara lain
bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran, atau
Kerugian negara/daerah atas uang atau barang daerah oleh karena hilang,
Dari ketentuan Pasal 54 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 55
karena force majeure atau keadaan di luar kemampuan manusia antara lain
bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran, atau
kerugian negara/daerah atas uang atau barang daerah oleh karena hilang,
pemekaran diserahkan oleh daerah induk dan jangka waktu yang tidak
Penyerahan Barang dan Hutang Pada Daerah Yang Baru Dibentuk tetapi
barang milik daerah dan bantuan hibah dari kabupaten/kota induk kepada
14
Mohammad Zaki, Sengketa Barang milik daerah di Daerah Pemekaran,
Jambiekspresnews.com, diakses tanggal 07 November 2015.
29
yang didaftar pada Pengadilan Negeri apabila para pihak yang berselisih
(Pasal 6 Ayat (7), untuk ini dirasakan tidak sinkron dengan asas-asas
hukum perjanjian bila dikaji melalui buku III KUH Perdata yang dikenal
berkontrak, asas pacta sunt servanda, asas itikad baik dan asas
sudah sah apabila sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan tidak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
30
Penyerahan Barang dan Hutang Pada Daerah Yang Baru Dibentuk, dengan
sudah kuat akan adanya implikasi hukum apabila ketentuan tersebut tidak
untuk mengelolanya.
B. Saran
daerah daerah tersebut dan pada saat penyerahan barang milik daerah dari
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
32
Bagir Manan. 2001. Menyongong Fajar Otonomi Daerah. Pusat Studi Hukum
Fakultas Hukum UII, Bandung.
C.F.G. Sunaryati Hartono. 1991. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum
Nasional. Alumni, Bandung.
Dasril Radjab. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Rineka Cipta, Jambi.
Ryaas Rasyid. 2007. Otonomi Daerah Latar Belakang dan Masa Depannya.
LIPI Press, Jakarta.
B. Kamus
Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka,
Jakarta.
C. Peraturan Perundang-Undangan
MAKALAH
OLEH:
RONA INDARA
P2B 113010
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
JAMBI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah
Otonomi Daerah”, sebagai tugas perkuliahan untuk mata kuliah Hukum dan
Konstitusi.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Hukum dan
Konstitusi yang telah membimbing kami serta, tidak lupa saya ucapkan terima
itu, penulis, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Kritik dan saran yang membangun selalu penulis nantikan, demi
( Penulis )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
37
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 14
BAB II PEMBAHASAN
A. Penyerahan Barang Milik Daerah Dari Daerah Induk Ke Daerah
Pemekaran .......................................................................................... 15
B. Implikasi Hukum Terhadap Pengaturan Penyerahan Barang milik daerah
Dari Daerah Induk Ke Daerah Pemekaran Dalam Pelaksanaan Otonomi
Daerah ............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA