Tugas Makalah Dian MKN 3
Tugas Makalah Dian MKN 3
DIAN FEBRIANI
NIM. P2B220003
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
2
( Penulis )
1
PENERAPAN KONSEP CYBER NOTARY DI INDONESIA DITINJAU
DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014
DIAN FEBRIANI
ABSTRACT
Notary has the authority to certify the electronic transaction (cyber notary)
according to the Elucidation of Article 15 paragraph (3) of Law Number 2 of
2014 (Law 2/2014). Thus, the authority has been the milestone for the concept of
cyber notary in Indonesia. Although the enactment of Law 2/2014 presented a new
concept in Notary in Indonesia, but it does not give a wide chance to the
application of cyber notary itself. One of the roots that causes the obstacles are
the absence of definite law in regulating cyber notary. Law 2/2014 mentioned
cyber notary but did not give a normative definition on it. Therefore, the concept
of cyber notary is limited to conduct the certification of electronic transaction.
Several challenges on performing the authorities and obligations of notary could
be found in the context of the implementation of cyber notary, as follows: 1)
Notary is bounded to the form and procedure in drawing up authentic deeds set by
Article 38 Law 2/2014; 2 ) The appearers shall be known to Notary or introduced
to him/her; 3 ) Reading and signing of deeds have to done in specific procedure;
and 4) Drawing up deeds in the form of Minutes of Deed and keep the same as a
part of Notarial Protocols. This article was classified as legal normative research
and meant to analyze the concept of regulation on cyber notary in Indonesia by
using statute and conceptual approach.
I. Pendahuluan
Fungsi dan wewenang yang dimiliki oleh notaris yang tiada lain fungsi
harta warisan, akta peminjaman uang di bank, akta jual beli atas sebidang
akta-akta di bawah tangan yang dibuat oleh para pihak dan sekaligus
peristiwa, atau perbuatan hukum. Dengan dasar ini mereka diangkat menjadi
terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang bagi notaris. Notaris selaku pejabat
umum yang berwenang untuk membuat akta otentik yang pada awalnya
secara langsung kepada notaris dengan akta yang dibuat dan disahkan dalam
kertas) dalam pembuatan akta otentik dan memiliki kekuatan hukum yang
memberikan gambaran bahwa dalam penerapan cyber notary, akta yang dibuat
1
Periksa R.A. Emma Nurita. 2012. Cyber Notary (Pemahaman Awal Dalam Konsep
Pemikiran). Cetakan Ke-1, Refika Aditama, Bandung, 2012, hlm. 15.
3
atau hubungan secara elektronik melalui internet sebagai media utama dalam
kinerjanya untuk membuat suatu akta notaris dan mengarah kepada bentuk
akta yang awalnya sah apabila tertuang dalam kertas, menuju ke akta secara
Asal-usul konsep cyber notary dapat dilacak pada dua sistem hukum,
yaitu pada sistem common law dan civil law. Berdasarkan pembagian tersebut,
diketahui bahwa terdapat dua istilah hukum yang sering dipersamakan, yaitu
pertama kali dikenalkan oleh delegasi Perancis dalam sebuah forum legal
workshop yang diselenggarakan oleh Uni Eropa pada tahun 1989 di Brussel,
2
Surya Jaya, http://muhammadrizalrustam. wordpress.com/tag/cyber-notary/, akses 14
November 2021.
4
American Bar Association (ABA) pada tahun 1994. Konsep ini mengandung
keuangan.4
konsep E-Notary yang diusulkan oleh Perancis mewakili cara pandang sistem
hukum civil law atau Eropa Kontinental, sedangkan usulan ABA tentang
sistem civil law lebih tepat mengadopsi konsep E-Notary, namun senyatanya
apa yang dimaksud dengan cyber notary itu dalam konteks Indonesia5.
selain yang telah diatur dalam UUJN itu sendiri. Pada bagian Penjelasan Pasal
elektronik (cyber notary), membuat Akta ikrar wakaf, dan hipotek pesawat
konsep cyber notary dalam sistem hukum Indonesia. Namun demikian, belum
tataran implementasi.
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tesis ini adalah sebagai berikut:
5
Andes Willi Wijaya, 2018, “Konsep Dasar Cyber Notary: Keabsahan Akta dalam Bentuk
Elektronik”, diakses dari https://vivajusticia.law.ugm.ac.id/2018/11/29/konsep-dasar-
cyber-notary-keabsahan-akta-dalam-bentuk-elektronik, tanggal akses 14 November 2021.
6
mendatang.6
lainnya” terdapat dalam penjelasan Pasal 15 ayat (3) yang berbunyi: “Yang
Sehingga dalam hal ini, konsep cyber notary dapat merujuk kepada
Tahun 2014 tentang jabatan notaris. Bagian penjelasan dari ayat 3 Pasal 15
(cyber notary), membuat Akta ikrar wakaf, dan hipotek pesawat terbang”
dan ada yang menolak. Problematika utama yang timbul adalah perdebatan
terkait keabsahan akta yang dibuat dalam sistem kerja cyber notary. Ada
juga yang berpendapat bahwa cyber notary bertentangan dengan asas yang
selama ini dipegang yaitu asas tabellionis officium fideliter exercebo, yang
“RPP ini akan menyangkut sertifikat digital yang dikaitkan dengan peran
dari notaris sebagai trusted third party. Meski demikian, penerapan konsep
akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris menurut bentuk dan
oleh paling sedikit (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga
notaris. Padahal, dalam konsep cyber notary, pertemuan fisik itu tidak
para pihak dengan notaris, melihat ada sedikit kesalapahaman ketika ada
pelayanan jarak jauh. Pembuatan akta yang dilakukan secara jarak jauh.
Padahal tidak. Dengan adanya prinsip kerja cyber notary tidak jauh
berbeda dengan notaris biasa. Para pihak tetap datang dan berhadapan
dengan para notarisnya. Hanya saja, para pihak langsung membaca draft
aktanya bukan dibuat melalui jarak jauh menggunakan webcam, tetapi para
efisien elektronik seperti adanya tanda tangan digital yang bila, kita
berhubungan dengan klien yang berada jauh dari Negara Indonesia bisa
menggunakana PrivyID.
Terbatas terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan
Komisaris yang di mana ketiga organ tersebut memiliki fungsi, tugas, dan
yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
7
Musriansyah, Sihabudin. “Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Dalam
Penjualan Aset Perseroan Berdasarkan Pasal 102 Ayat (4) UU Nomor 40 Th.2007 Tentang
Perseroan Terbatas”. JIPPK. Vol. 2, No, 2 (2017), diakses pada 14 November 2021
Sumber. doi: http://dx.doi. org/10.17977/um019v2i22017p125.
12
Hasil risalah RUPS merupakan akta Notaris berupa akta pejabat (relaas
RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan
agar para pihak yang mengikuti RUPS dapat mengetahui isi akta. Setelah
menandatangani adalah para pihak peserta RUPS, para saksi, dan Notaris.
13
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
8
Dewi, Indah Kusuma. 2015. Kajian tentang Penyimpanan Protokol Notaris..., Tesis tidak
diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
9
Ibid.
14
dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi, atau 4 (empat)
orang saksi khusus untuk pembuatan Akta wasiat di bawah tangan, dan
ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi dan Notaris.”.
dan saksi.
Dalam hal ini, dalam hemat Penulis antara kewajiban dan kewenangan
tangan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 16 Ayat (9) yang berbunyi:
“Jika salah satu syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m dan
berupa penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga merupakan akibat yang
akan diterima Notaris atas tuntutan para penghadap jika akta yang
Indonesia.
Notary Tersebut
yang dapat bertindak atas nama dirinya sendiri ataupun bertindak atas
10
Habib Adjie. Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat
Publik. Bandung. Refika Aditama, 2017, hlm. 93-94.
16
Tahun 2014.
penghadap. Pihak ketiga (third party) adalah pihak yang diberikan hak
Negeri Nomor 102 Tahun 2019 tentang Pemberian Hak Akses dan
dapat diberikan kepada Notaris. Hal ini karena pada pokoknya bukan
pihak ketiga juga memberikan sidik jari sesuai yang tertera pada KTP-el
bahwa Notaris wajib melekatkan sidik jari pada minuta akta. Dengan
Pasal 28, Pasal 29 dan Pasal 30, juga mengatur bahwa pada pokoknya
18
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Perseroan Terbatas.
Yayasan jo. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
Hak Asasi Manusia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengajuan
2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
secara Elektronik.
A. Kesimpulan
misalnya, Notaris dibatasi oleh bentuk dan tata cara yang ditetapkan oleh
akta dan protokol Notaris lainnya dalam bentuk lainnya. Terlebih lagi,
dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat
pembuat akta, tetap harus dibuat dalam bentuk akta notaril ataupun akta
102 Tahun 2019 tentang Pemberian Hak Akses dan Pemanfaatan Data
Pihak ketiga (third party) adalah pihak yang diberikan hak akses data
22
Nomor 102 Tahun 2019 tentang Pemberian Hak Akses dan Pemanfaatan
Pasal 25, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29 dan Pasal 30, juga mengatur bahwa
B. Saran
masyarakat. Kepastian hukum baru dapat tercapai bila sudah ada landasan
yuridis yang mengatur dengan jelas terkait cyber notary. Dimulai dengan
pelanggaran dalam cyber notary. Sedangkan dari sisi Notaris, perlu juga
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
R.A. Emma Nurita. 2012. Cyber Notary (Pemahaman Awal Dalam Konsep
Pemikiran). Cetakan Ke-1. Bandung: Refika Aditama.
B. Jurnal/Tesis
C. Peraturan Perundang-undangan
Andes Willi Wijaya, 2018, “Konsep Dasar Cyber Notary: Keabsahan Akta
dalam Bentuk Elektronik”, diakses
dari https://vivajusticia.law.ugm.ac.id/2018/11/29/konsep-dasar-cyber-
notary-keabsahan-akta-dalam-bentuk-elektronik, tanggal akses 14
November 2021.
Surya Jaya, http://muhammadrizalrustam. wordpress.com/tag/cyber-notary/,
akses 14 November 2021.