Tugas Fenny 7
Tugas Fenny 7
MAKALAH
UNIVERSITAS JAYABAYA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
2022
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
......................................................................................................1
B. Perumusan Masalah ......................................................................
......................................................................................................7
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................
......................................................................................................7
D. Metode Penelitian .........................................................................
......................................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN
A. Penerapan asas Kontradiktur Delimitasi
(Contradictoire Delimitatie) dalam proses pendaftaran
tanah di Kantor Pertanahan Kota Jambi........................................
9
B. Akibat hukum apabila penerapan asas Kontradiktur
Delimitasi dalam pendaftaran tanah di Kantor
Pertanahan Kota Jambi belum terlaksana......................................
19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
.....................................................................................................24
3
B. Saran..............................................................................................
.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
1
KATA PENGANTAR
( Penulis )
iii
BAB I
PENDAHULUAN
mengenai hak-hak atas tanah bagi seluruh rakyat, maka Pemerintah Republik
24 September 1960, yang dikenal dengan UUPA. Untuk memberikan hak atas
Tanah.
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain
Pendaftaran hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut; dan c) pemberian
surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah diatur dalam Pasal 11
bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran, pembuatan daftar tanah, serta
tahap pengukuran adalah tahap yang paling penting dalam proses pendaftaran
tanah.
dipastikan bahwa tanda batas antara tanah yang akan dijaminkan haknya
dengan tanah yang berada disebelahnya telah terpasang batas pada setiap
sudut bidang tanah yang akan diukur, seperti yang telah penulis jelaskan
atau sengketa mengenai batas tanah dengan para pemilik tanah yang
berbatasan. Penetapan batas tersebut dilakukan oleh pemilik tanah dan para
pemilik tanah yang berbatasan secara kontradiktur atau secara teori disebut
untuk memasang tanda batas pada setiap titik sudut batas dan disetujui oleh
pihak yang berbatasan serta harus ada penetapan batasnya terlebih dahulu
Pasal 17 :
Pasal 18
(1) Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu
hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum
ada surat ukur/gambar situasinya atau surat ukur/gambar situasi
yang ada tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya,
dilakukan oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara
sporadik, berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak atas
5
Dalam tahap meletakkan tanda batas ini harus disaksikan oleh pejabat
atau aparat yang mengetahui atau memiliki data para pemilik tanah yang
berbatasan. Data ini dimiliki oleh Kepala Desa atau Kelurahan, oleh sebab itu
pelaksanaan asas ini wajib disaksikan oleh aparat desa atau kelurahan. Asas
dan dilengkapi tanda tangan dari Kepala Desa atau Kelurahan. Selain itu, para
Isian 201 yang diperoleh dari Kantor Pertanahan. Kedua bukti tersebut
peralihan hak. Tanpa adanya dua syarat yang merupakan proses awal dalam
pengukuran.
hal yang sangat penting untuk seorang pemilik tanah yang ingin mengajukan
6
berjumlah 610.854 jiwa (2018). Dengan luas wilayah tersebut pastilah tanah-
tanah banyak dipergunakan oleh masyarakat, baik untuk tempat tinggal, usaha
atau sarana umum lain seperti gedung sekolah, rumah sakit, dan kantor-kantor
pemerintahan daerah. Luas wilayah Kota Jambi yang mencapai 205,38 km²
tidak membuat Kota Jambi lepas dari suatu masalah pertanahan. Banyak
Pertanahan Kota Jambi dalam lima tahun belakangan adalah sebanyak 30 (tiga
dalam penelitian ini. Dari jumlah ini diambil sampel penelitian sebanyak 25%
sertipikat yang mereka punya masih berbentuk Letter C atau buku pepriksan
desa, yang mana surat tanda bukti kepemilikan tanah tersebut belum
dilengkapi dengan adanya gambar atas suatu bidang tanah. Surat tanda bukti
atas tanah yang masih berbentuk Letter C tersebut tidak dapat dijamin
keabsahannya jika belum terdapat gambar atas suatu bidang tanah. Selain
Delimitatie), atau dengan kata lain asas ini dikesampingkan dalam proses
B. Perumusan Masalah
Jambi?
C. Tujuan Pembahasan
8
Pertanahan Kota Jambi dan sebagai bahan masukan bagi pihak yang
mempunyai kepentingan.
2. Sebagai tugas ujian akhir semester mata kuliah Hukum Perikatan dan
D. Metode Penelitian
mendatang.1
1
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 32.
9
BAB II
PEMBAHASAN
2
YN Adi, Asas Pendaftaran Tanah Dalam Sertipikasi, Universitas Muhammadiyah,
http://eprints.ums.ac.id/18100/2/BAB_I.pdf, tanggal akses 18 Juli 2022.
11
3
Bronto Susanto, Kepastian Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, DIH, Jurnal Ilmu Hukum Agustus 2014, Vol. 10, No.
20, Hlm. 76 – 82.
4
Ibid.
12
5
Ibid.
6
YN Adi, Loc. Cit.
13
7
YN Adi, Asas Pendaftaran Tanah Dalam Sertipikasi, Universitas Muhammadiyah,
http://eprints.ums.ac.id/18100/2/BAB_I.pdf, tanggal akses 18 Juli 2022.
14
gambar ukur dihapus dengan cara mencoret dengan tinta hitam terhadap
SHM 2230/Kenali Asam Luas 620 M² An. Trisna Utama.
2. Sengketa batas bidang tanah sertipikat antara SHM No. 350/Paal Merah
luas 6508 M² An. Mega Inawati dan SHM No. 2299/Talang Bakung luas
1.195 M² An. Lamsir Tambunan.
Telah dilakukan mediasi dimana terdapat kesepakatan kedua belah
pihak yang akan dituangkan dalam perjanjian perdamaian sengketa.
Tindakan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Jambi yaitu batas
sementara pada daftara isian 201 dan gambar ukur dihapus dengan cara
mencoret dengan tinta hitam terhadap SHM No. 2299/Talang Bakung luas
1.195 M² An. Lamsir Tambunan.
3. Sengketa tumpeng tindih sebagian SHM No. 1895/Kenali Asam Bawah
An. Djoni seluas 21.638 M² dengan SHM No. 2330/Kenali Asam Bawah
An. Siti Rifadimah, seluas 1.000 M².
Telah dilakukan mediasi dimana terdapat kesepakatan kedua belah
pihak yang akan dituangkan dalam perjanjian perdamaian sengketa tanggal
22 Mei 2018 Nomor PPS/282/600.15.71/V/2018. Tindakan yang dilakukan
oleh Kantor Pertanahan Kota Jambi yaitu batas sementara pada daftara
isian 201 dan gambar ukur dihapus dengan cara mencoret dengan tinta
hitam terhadap SHM No. 2330/Kenali Asam Bawah An. Siti Rifadimah,
seluas 1.000 M².
4. Sengketa batas bidang tanah antara sertipikat hak milik Nomor
6983/Kenali Besar atas nama Irwan Damhuri seluas 945 M² dengan SHM
No. 2212/Kenali Besar atas nama Raden Armansyah, dkk seluas 740 M².
Bahwa Kantor Pertanahan Kota Jambi telah memfasilitasi pengaduan
tersebut dengan dilaksanakan mediasi yang pada intinya akan dilakukan
peninjauan lapangan.
5. Sengketa tumpeng tindih sertipikat antara Zulheri dengan Alpandi Sentra
dna Herlambang atas dasar SHM No. 7413/Kenali Besar seluas 859 M².
19
berita acara eksekusi atau apabila dicapai perdamaian antara para pihak
sebelum jangka waktu pengumuman maka catatan mengenai batas sementara
pada daftara isian 201 dan gambar ukur dihapus dengan cara mencoret dengan
tinta hitam.
B. Akibat Hukum Apabila Penerapan Asas Kontradiktur Delimitasi Dalam
Pendaftaran Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Jambi Belum Terlaksana
Pada dasarnya penerapan asas Kontradiktur Delimitasi dalam proses
pendaftaran tanah sistematis lengkap sebisa mungkin terlaksana sebagaimana
ketentuan dalam Pasal 84 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah, sebagai berikut:
Pertama, Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan
suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah terdaftar tetapi belum
ada surat ukur atau gambar situasinya atau surat ukur/gambar
situasinya yang ada tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya,
dilakukan oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara
sporadik, berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak atas tanah
yang bersangkutan dan sedapat mungkin disetujui oleh para pemegang
hak atas tanah yang berbatasan. Kedua, penetapan batas bidang tanah
yang akan diberikan dengan hak baru dilakukan sesuai ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau atas penunjukan instansi
yang berwenang. Ketiga, dalam menetapkan batasbatas bidang tanah
Panitia Ajudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan memperhatikan
batas-batas bidang atau bidang- bidang tanah yang telah terdaftar dan
surat ukur atau gambar situasi yang bersangkutan. Keempat,
persetujuan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh mereka
yang memberikan persetujuan. Kelima, bentuk berita acara
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Menteri.11
11
YN Adi, Asas Pendaftaran Tanah Dalam Sertipikasi, Universitas Muhammadiyah,
http://eprints.ums.ac.id/18100/2/BAB_I.pdf, tanggal akses 18 Juli 2022.
21
Hal tersebut juga berdasarkan pada bunyi Pasal 20 PMNA No. 3 Tahun
1997, sebagai berikut:
(1). Dalam hal terjadi sengketa mengenai batas bidang-bidang tanah yang
berbatasan, Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematis
atau Kepala Kantor Pertanahan/petugas pengukuran yang ditunjuk dalam
pendaftaran tanah secara sporadik berusaha menyelesaikannya secara
damai melalui musyawarah antara pemegang hak dan pemegang hak atas
tanah yang berbatasan yang apabila berhasil penetapan batas yang
dihasilkannya dituangkan dalam Risalah Penyelesaian Sengketa Batas
(daftar isian 200);
(2) Apabila sampai saat akan dilakukannya penetapan batas dan pengukuran
bidang tanah usaha penyelesaian secara damai melalui musyawarah tidak
berhasil, maka ditetapkan batas sementara berdasarkan batas-batas yang
menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang tanah yang
bersangkutan, dan kepada pihak yang merasa berkeberatan,
diberitahukan secara tertulis untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan;
(3) Hal dilakukannya penetapan dan pengukuran batas sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicantumkan di dalam daftar isian
201 dan dicatat di gambar ukur;
(4) Apabila sengketa yang bersangkutan diajukan ke pengadilan dan oleh
pengadilan dikeluarkan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap mengenai tanah dimaksud yang dilengkapi Berita Acara Eksekusi
atau apabila dicapai perdamaian antara para pihak sebelum jangka waktu
pengumuman berakhir, maka catatan mengenai batas sementara pada
daftar isian 201 dan gambar ukur dihapus dengan cara mencoret dengan
tinta hitam;
(5) Mengenai bidang-bidang tanah yang menurut bukti-bukti penguasaan
dapat didaftar melalui pengakuan hak atau dapat diberikan dengan
sesuatu hak kepada perorangan atau badan hukum, penetapan batasnya
dilakukan dengan mengecualikan bantaran sungai dan tanah yang
direncanakan untuk jalan sesuai Rencana Detail Tata Ruang Wilayah
22
12
YN Adi, Asas Pendaftaran Tanah Dalam Sertipikasi, Universitas Muhammadiyah,
http://eprints.ums.ac.id/18100/2/BAB_I.pdf, tanggal akses 18 Juli 2022.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan asas Kontradiktur Delimitasi (Contradictoire Delimitatie)
dalam proses pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kota Jambi bahwa
belum berjalan sebagaimana mestinya. Karena seharusnya penerapan asas
Contradictoire Delmitatie dilakukan pada saat sebelum petugas ukur
melakukan pengukuran, pihak-pihak yang berbatasan harus hadir dan
menunjukkan batas-batas tanahnya sekaligus memasang tanda-tanda batas
pada batas yang telah disepakati. Setelah itu pihak yang berbatasan
menandatangani lembar isian pendaftaran, yaitu lembar gambar ukur
sebagai tanda bukti bahwa asas Contradictoire Delimatie dipenuhi saat
penetapan batas dan pengukuran.
2. Akibat hukum apabila penerapan asas Kontradiktur Delimitasi dalam
pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kota Jambi belum terlaksana
bahwa akan menimbulkan ketidakpastian hak seseorang atas kepemilikan
suatu bidang tanah yang mengakibatkan sengketa dan dapat menimbulkan
konflik pertanahan di kemudian hari. Seperti terjadinya sengketa batas
antara pemegang hak yang satu dengan pemegang hak yang lain yang
berbatasan sebagai akibat tidak adanya batas yang jelas dan benar.
B. Saran
1. Bagi pemilik tanah hendaknya memasang batas-batas tanah yang jelas
untuk menghindari sengketa batas tanah. Pemilik tanah yang berbatasan
25
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas, Jakarta, 2008.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.
C. Jurnal/Artikel
Pena Rifai, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertipikat Hak Atas Tanah
(Suatu Kajian Terhadap Asas Itikad Baik/Kebenaran dan Asas Nemo Plus
Juris), Seputar Masalah Hukum Perdata Dan Agraria,
https://www.blogger.com, diakses tanggal 18 Juli 2022.