M. MUFTI TRIANSYAH
ABSTRACT
This study aims to determine and analyze the form of supervision of waste handling by the
Kelurahan in the Jambi Timur District, Jambi City, to find out and analyze the efforts made to
overcome the problems faced in supervising the handling of waste by the Kelurahan in the Jambi
Timur District, Jambi City. The research method used is the type of empirical juridical research.
The results of the study indicate that the form of supervision of waste management by the
Kelurahan in the Jambi Timur District, Jambi City has not played a role as it should, this has
been shown by the occurrence of various problems surrounding the structural and operational
aspects of the Lurah and the ranks of the kelurahan government apparatus; the efforts made to
overcome the problems faced in the supervision of waste handling by the Kelurahan in the Jambi
Timur District, Jambi City, namely increasing the capacity of the ranks of government officials
in terms of knowledge and understanding of their duties and functions, especially in the duties
and functions of the Lurah in supervising waste handling in Tanjung Village. Sari, East Jambi
District, Jambi City and the existence of a continuous dialogue mechanism between government
officials and community members as well as a participatory monitoring and evaluation system in
supervising waste management.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bentuk pengawasan penanganan
sampah oleh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, untuk mengetahui
dan menganalisis upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
pengawasan penanganan sampah oleh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota
Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis empiris. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk pengawasan penanganan sampah oleh Kelurahan dalam wilayah
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi belum berperan sebagaimana mestinya, hal ini telah tampak
dengan terjadinya berbagai permasalahan yang melingkupi struktural dan operasional Lurah
beserta jajaran aparat pemerintah kelurahan; upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam pengawasan penanganan sampah oleh Kelurahan dalam
wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, yaitu peningkatan kapasitas jajaran aparat
pemerintahan dalam hal pengetahuan dan pemahaman akan tugas dan fungsinya terutama pada
tugas dan fungsi Lurah dalam pengawasan penanganan sampah di Kelurahan Tanjung Sari
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi dan adanya mekanisme dialog jajaran aparat pemerintahan
dan warga masyarakat yang berkesinambungan serta sistem monitoring dan evaluasi yang
partisipatif dalam pengawasan penanganan sampah.
1
A. Pendahuluan
pengeloaan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan
pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha
maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan timbunan sampah, pendauran ulang dan
pemanfaatan kembali sampah atau yang dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R)
masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
melalui pengelolaan bank sampah yag merupakan kegiatan bersifat social engineering yang
dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang
2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
2
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Materi
Muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 tentang Sampah
6. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah;
Permasalahan sampah menjadi urusan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi. Berdasarkan Pasal 2 angka 8 Peraturan Daerah Kota Jambi
Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Jambi dan Susunan Perangkat Daerah yang
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, yang
menentukan:
3
k. Pelaksana program strategis bidang lingkungan hidup antara lain: Adipura, Adiwiyata,
SLHD, Proklim, Car Free Day, Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, Langit Biru
dan PROPER;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Kecamatan Jambi Timur terbentuk melalui Perda Nomor 05 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Jambi (Lembaran Daerah tahun 2001
No. 08) dan merupakan bagian dari Kota Jambi. Luas wilayah Kecamatan Jambi Timur adalah
2000,21 Hektar atau 20,21 KM2 yang terdiri dari 10 kelurahan, yaitu:1
dengan sedikit dataran tinggi dengan ketinggian 8 ft (feet) atau 10 Meter dari permukaan laut.
Adapun pemilihan lokasi penelitian yang difokuskan pada Kecamatan Jambi Timur,
karena apabila dilihat per kecamatan, kecamatan Jambi Timur dengan jumlah penduduk
1
Kecamatan Jambi Timur, “Gambaran Umum”, diakses melalui
https://kecamatanjambitimur.wordpress.com/gambaran-umum, tanggal akses 02 September 2021.
4
termasuk 4 tertinggi 67.731 jiwa dengan total volume sampah tertinggi 176,10 M3/hari. Selain
itu Kecamatan Jambi Timur merupakan kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan terbanyak
yaitu 10 (sepuluh) kelurahan. Selain itu memiliki jumlah RT terbanyak kedua sebanyak 192 RT.
perpanjangan tangan pemerintah kota Jambi. Pemerintah kelurahan dituntut untuk berperan aktif
Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan
menentukan: “Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah
kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat”. Camat menerima pelimpahan sebagian kewenangan
Bupati/Walikota. Artinya, Camat tidak memiliki kewenangan atributif yang melekat pada
yakni delegasi dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat). Adapun tugas Camat
secara umum menurut Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan
5
3. pelaporan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban kepada
bupati/wali kota;
d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah, meliputi:
1. sinergitas dengan perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang
penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia; dan
2. pelaporan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan di wilayah Kecamatan kepada bupati/wali kota;
e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum, meliputi:
1. sinergitas dengan perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang terkait;
2. pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum yang
melibatkan pihak swasta; dan
3. pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum
di wilayah Kecamatan kepada bupati/wali kota;
f. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan,
meliputi:
1. sinergitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
2. pelaporan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan
kepada bupati/wali kota; dengan perangkat daerah dan instansi terkait;
3. efektivitas penyelenggaraan pemerintahan di tingkat Kecamatan; dan kegiatan
vertikal
g. membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur desa;
h. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat daerah
kabupaten/kota yang ada di Kecamatan, meliputi:
1. perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di Kecamatan;
2. fasilitasi percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya;
3. efektivitas pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah Kecamatan;
dan
4. pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah
Kecamatan kepada bupati/wali kota melalui sekretaris daerah; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan adalah sebagai berikut:
(1) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, camat
mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan bupati/ wali kota:
a. untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah kabupaten/kota; dan
b. untuk melaksanakan tugas pembantuan.
(2)Sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas pelayanan perizinan dan nonperizinan.
6
Sedangkan mengenai kelurahan. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Pasal 25
(1) Kelurahan sebagai perangkat Kecamatan yang mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan di wilayah Kelurahan yang
dipimpin lurah.
(2) Selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
lurah dibantu oleh perangkat Kelurahan untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh camat.
(3) Tugas lurah meliputi:
a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan;
b. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;
c. pelaksanaan pelayanan masyarakat;
d. pemeiiharaan ketenteraman dan ketertiban umum;
e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan
g. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan observasi lapangan dapat dikemukakan bahwa Camat Jambi Timur dan
prasarana dan sarana pelayanan umum, meliputi: sinergitas dengan perangkat daerah
dan/atau instansi vertikal yang terkait, karena dalam pengawasan penanganan sampah yang
kurang baik di Kecamatan Jambi Timur. Dalam pengawasan penanganan sampah oleh
Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi tidak terlaksana karena
kurangnya andil Camat dalam menindaklanjuti permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah
kelurahan khususnya dalam pengawasan penanganan sampah. Tentunya hal ini bertentangan
dengan tugas Camat secara umum menurut Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
7
B. Implementasi Pengawasan Penanganan Sampah Oleh Kelurahan Dalam Wilayah Kecamatan
Jambi Timur Kota Jambi
Jambi Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Mengenai efektivitas Peraturan
Substansi hukum adalah aturan atau norma yang merupakan pola perilaku
manusia yang diharapkan dan ditetapkan dalam norma hukum tersebut, yang dalam
konteks penelitian ini norma hukum yang ada dalam peraturan daerah tentang sampah di
Kota Jambi.
mengandung norma kewajiban kepada masayarakat dan pelaku usaha tercermin dalam
Pasal 15
(1) Setiap orang dan/atau badan yang menguasai atau mengelola suatu
kompleks perumahan, perkantoran, pertokoan, pasar, jenis usaha, jasa dan
bangunan lain yang sejenis wajib membersihkan jalan, saluran-saluran,
taman dan jalur hijau yang ada di lingkungannya serta mengurangi timbulan
sampah.
(2) Kewajiban setiap orang dan/atau badan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) termasuk penyediaan tempat sampah dan membuang sampah ke TPS.
sampah Pasal 47 huruf j bahwa setiap orang dilarang membuang sampah di luar
8
Dilihat dari norma primernya bahwa setiap orang wajib berpartisipasi dalam
dengan sanksi adminitrasi dan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 56 dan 57.
Menurut berbagai informasi dan pengamatan penulis bahwa penegakan hukum terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat yang membuang sampah tidak pada
tempatnya sebagaimana diatur dalam Pasal 47 huruf j belum pernah ditegakkan. Secara
Secara umum perda ini sudah terlaksana, dan tujuan akhir dari kebijakan yang
dikemas dalam Perda ini sudah tercapai meskipun masih belum optimum. (aspek
memberikan Adi Pura Kirana merupakan bukti yang tidak terbantahkan). Disisi lain
aspek kesehatan yang belum dapat dicapai secara baik, karena beberapa fakta,
menunjukkan bahwa sampah masih dapat menimbulkan polusi karena belum semua
sampah dapat ditempatkan di TPS. Apalagi jika musim basah (hujan) penyebaran
kuman dan bakteri akan lebih cepat dan ke area yang lebih luas.
hukum ini dapat diimplementasikan dengan baik, dalam konteks penelitian ini yakni
pelaksanaan perda tentang pengelolaan sampah, maka institusi atau lembaga lebih
9
Pasal 10.
Struktur penegak hukum dalam konteks penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian
TPS menuju TPA, maka aparat penegak hukum dalam mengimpelentasikan norma
perda ini adalah pemerintah daerah dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi.
khususnya Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, maka tupoksi utama yang dapat
dari dinas kebersihan dapat diidentifikasi melalui jumlah personil dan daya dukung
Pasal 10 Perda di atas mengangkat petugas Kebersihan yang terbagi dalam beberapa
kelompok;
10
a). Tenaga penyapu : 284 orang
mulai dari tukang sapu yang memngumpulkan/ menyapu sampah di sepanjang jalan-
jalan protokol, jalan utama, tempat-tempat umum di Kota Jambi. Petugas taman
mengurus dan memelihara tanaman hias maupun pohon-pohon sepanjang jalan dan
tempat-tempat umum serta jalur hijau di Kota Jambi serta pengangkut sampah yang
Kinerja personil ini cukup baik, hal ini terbukti bahwa sejak subuh sampai
sore mereka terus bergerak memindahkan sampah-sampah yang kurang lebih 1600
pusat kota Jambi. Bukti keberhasilan mereka dapat kita rasakan langsung sehari-hari
di sepanjang jalan protokol dan jalan utama dan sebagain besar jalan-jalan di Kota
Jambi sudah nampak bersih. Bukti lain yang menunjukkan keberhasilan dinas
kali berturut-turut, dan yang terakhir mendapatkan Adipura Kirana (Tahun 2016).
Hal ini merupakan suatu bukti bahwa Pemerintah Pusat telah mengakui
secara resmi akan keberhasilan Pemerintah Kota Jambi dalam pembangunan bidang
11
2.2. Sarana dan Prasarana.
Truk Jenis Armrol ini merupakan truk yang dilengkapi katrol otomatis guna
menarik dan memindahkan kontainer sampah dari TPS ke TPA. Kinerja truk ini tidak
banyak membutuhkan tenaga, hanya terdiri dari 1 orang sopir dan seorang asisten
Sedangkan untuk dump truk dibutuhkan personil 5 orang yakni 1 pengemudi dan 4
orang yang menaikkan sampah dari TPS ke mobil dan menurunkan sampah dari
mobil di TPA.
sampah tentu tidak akan berhasil tanpa dukungan sarana yang memadahi
sebagaimana terpapar di atas. Hal seperti ini oleh Soerjono Soekanto disebut sebagai
masalah sampah di Kota Jambi sudah sempurna atau tanpa kelemahan. Kelemahan
dalam penyediaan sarana nampak pada kurangnya TPS, ketersediaan TPS tidak
sebanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Jambi.
12
Kondisi ini nampak di sepanjang jalan arah mayang tidak ada satupun fasilitas TPS,
padahal jalur ini termasuk daerah padat penduduk sehingga produksi sampahnya
dengan mudah dapat dibersihkan, akan tetapi masa tunggu sampai dibersihkan
memerlukan rentang waktu yang cukup untuk menyebarkan kuman dan bakteri.
bakteri yang akan dapat mengancam Kesehatan masyarakat. Apalagi kalau musim
hujan sampah-sampah (kering dan basah) yang berceceran ini akan menimbulkan
Budaya hukum adalah sikap dan nilai-nilai yang terkait dengan tingkah laku
hukum juga merupakan unsur yang penting dalam sistem hukum, karena budaya
hukum, sistem hukum itu sendiri tidak berdaya. Permasalahan budaya hukum tidak
hanya ada di suatu lembaga saja, melainkan juga antar lembaga dan masyarakat.
Observasi dan pengamatan yang penulis lakukan pada pengangkutan sampah dari
rumah tangga ke TPS dan dari TPS ke TPA menemukan gejala/fenomena bahwa
13
3.1. Budaya Hukum Pemerintah Daerah Kota Jambi
belum ada political will yang sungguh-sungguh untuk menyiapkan TPS yang
layak dalam arti kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh sepanjang jalan dari
Pasar Talang Banjar yang merupakan daerah padat dan memiliki potensi
sebelah kiri jalan dari arah pasar yakni (STM bawah, sebelum SPBU dan
Transito). Untuk jalan sebelah kanan disediakan TPS dari beton yang relatif
tidak sebanding maka akibatnya banyak sampah yang diletakkan begitu saja
oleh masyarakat, masa tunggu sampah ini dapat mencapai 10 jam untuk malam
hari dan sekitar 4 jam untuk siang hari untuk mendapat giliran diangkut. Waktu
sedemikian panjang ini juga memberi kesempatan pada tikus, lalat, binatang-
untuk berkembang biak. Kondisi sedemikian rupa tentu menjadi tantangan bagi
kasat mata itu dapat dilakukan dengan baik, tetapi mengeliminir terjadinya
polusi dan tersebarnya kuman serta bakteri ke area sekitar TPS mapun
sehingga kuman dan bakteri akan mudah terbang tertiup angin karena pengaruh
14
3.2. Budaya Hukum Masyarakat
sehat, hal ini nampak pada fenomena bahwa meskipun telah ditempatkan
tidak sedap, mempermudah kinerja petugas, dll. Hal yang demikian juga
disampaikan oleh saudara Inal dan Dedek kru dari Truk Armrol dengan No
yang dibuang dengan tidak benar. Ini ada kontainer yang belum penuh tetapi
dalam kontainer. Fenomena seperti ini merupakan deskripsi dari attitude dan
15
behavior dari masyarakat kita terhadap aktifitas pembuangan/pengelolaan
sampah.
Seperti inilah budaya masyarakat kita, sudah jelas tidak ada TPS,
bahkan ada papan peringatan “dilarang membuang sampah disini” tetapi tetap
saja sampah ditimbun di area tersebut sebagaimana terjadi jl. Ir H Juanda dekat
hukum dalam kontek pengelolaan sampah (yang dalam konteks penelitian ini
hanya fokus pada pengangkutan sampah dari rumah ke TPS dan dari TPS ke
c). Masyarakat perlu dibimbing dan dididik untuk dengan ikhlas dan kalau
Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, dikemukakan bahwa:
Pihak kecamatan dan kelurahan tidak berperan aktif dalam penanganan sampah,
karena sampah ini sudah menjadi tupoksinya Dinas Lingkungan Hidup. Kami hanya
16
memfasilitasi lokasi penempatan TPS, pengarahan dan sosialisasi kepada warga
untuk membuang sampah pada waktu jam 18.00-06.00 Wib. Belum ada penindakan
kepada warga yang melanggar. Kalau ditemukan pelanggaran oleh warga hanya
diberikan teguran dan peringatan saja.2
Berdasarkan studi literatur yang juga penulis lakukan, didapatkan suatu penjabaran
lebih rinci mengenai tugas seorang Lurah mengenai bentuk pengawasan penanganan
sampah oleh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, yaitu sebagai
berikut:
pelanggaran oleh warga masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang tempat
hanya pada TPS yang telah disediakan dan membuang sampah pada waktu yang ditentukan
yaitu jam 18.00-06.00 Wib setiap hari. Pihak Kelurahan dan Kecamatan hanya melakukan
koordinasi dan menjadi fasilisator dalam penentuan tempat TPS saja. Selain itu diserahkan
kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi. Karena Dinas Lingkungan Hidup Kota
Jambi yang mempunyai sumber daya manusia dan sarana dan prasarana dalam penanganan
bahwa:
Pengawasan untuk sampah tidak dilakukan oleh Lurah dan aparatnya. Tupoksinya
menjadi tugas penuh Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi. Jadi dapat dikatakan
bentuk pengawasan seperti pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup, seperti memberikan penyuluhan dan melakukan penindakan apabila ada
warga masyarakat yang menyalahi aturan pembuangan sampah.3
2
Wawancara dengan M. Aminsyah, Sekretaris Camat Jambi Timur Kota Jambi, Jambi, tanggal 5 April
2021.
3
Wawancara dengan Warsito, Warga Kelurahan Tanjung Sari Kota Jambi, Jambi, tanggal 10 April 2021.
17
Kegiatan pengawasan itu hampir tidak pernah dilakukan. Setahu saya pengawasan
terhadap penanganan sampah, tetaplah menjadi kewenangan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Jambi. Pihak Kecamatan dan pihak kelurahan hanya memfasilitasi posisi
penempatan Tempat Pembuangan Sampah.4
Kelurahan dan kecamatan tidak dapat melakukan pengawasan. Setahu saya kinerja
kelurahan dan kecamatan bukan untuk menangani sampah dan melakukan
pengawasan. Itu tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi untuk menangani dan
mengawasi sampah.6
bahwa bentuk pengawasan penanganan sampah oleh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan
Jambi Timur Kota Jambi tidak dilakukan karena bukan ranah kinerja kelurahan dan
kecamatan. Hal itu menjadi tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi.
pengawasan penanganan sampah oleh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur
4
Wawancara dengan Suhardiman, Warga Kelurahan Tanjung Sari Kota Jambi, Jambi, tanggal 10 April
2021.
5
Wawancara dengan Dimin, Warga Kelurahan Tanjung Sari Kota Jambi, Jambi, tanggal 11 April 2021.
6
Wawancara dengan Jayadi, Warga Kelurahan Tanjung Sari Kota Jambi, Jambi, tanggal 15 April 2021.
7
Wawancara dengan Muhtadi, Warga Kelurahan Tanjung Sari Kota Jambi, Jambi, tanggal 17 April 2021.
18
Kota Jambi belum berjalan secara baik atau dapat dikatakan belum berjalan sebagaimana
mestinya.
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan atau program sering kali terjadi tidak atau belum
berjalan sebagaimana mestinya, hal ini berlangsung karena adanya kendala-kendala yang
melatar belakanginya baik yang secara langsung didasari ataupun secara tidak langsung
didasari begitu pula dalam bentuk pengawasan penanganan sampah oleh Kelurahan dalam
wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi belum berjalan sebagaimana mestinya atau
belum berlangsung secara baik dan benar juga dikarenakan adanya berbagai kendala-kendala
yang meliputinya.
4. Ketersediaan finansial.8
pada kendala-kendala yang dihadapi aparat pemerintahan dalam tugas dan fungsi Lurah
Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi lebih banyak dirasakan karena tingkat
pengetahuan dan pemahaman pola pemerintahan yang tidak dipahami secara baik dan benar
oleh aparat pemerintahan dan warga masyarakat Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi
8
Wawancara dengan M. Aminsyah, Sekretaris Camat Jambi Timur Kota Jambi, Jambi, tanggal 5 April
2021.
19
Timur Kota Jambi. Tetapi menurut pandangan penulis, kendala-kendala tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi jalannya kinerja aparat pemerintahan
di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi terutama sekali dalam
bingkai tugas dan fungsi Lurah Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi sebagai
kendala lagi yang penulis dapatkan berdasarkan studi literatur yang juga penulis lakukan,
Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi yang belum cukup memadai
3. Fokus fasilitasi dari pemerintah Kecamatan Jambi Timur dan Pemerintahan Kota Jambi
melalui tugas dan fungsi Lurah di dalam lingkup pemerintahan Kelurahan Tanjung Sari
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi beserta lembaga swadaya masyarakat baik nasional
Selain kendala-kendala seperti yang disebutkan di atas, ada suatu sikap yang
mungkin atau bahkan sudah jadi rahasia umum lagi bahwa belum berjalannya tugas dan
fungsi Lurah di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi disebabkan
tingkah laku jajaran aparat pemerintahan di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi
Timur Kota Jambi yang juga seperti tingkah laku jajaran aparat pemerintahan di manapun di
wilayah Indonesia yang mempunyai kebiasaan buruk dan sudah menjadi tradisi yang sangat
20
popular atau sering dilakukan yaitu dengan hanya mengharapkan penghasilan bulanan
tersebut tetapi tidak pernah mengoptimalkan usahanya dalam membangun kelurahan sesuai
dengan porsi jabatan dan tugas yang diembannya baik sebagai jajaran aparat pemerintahan.
tugas dan fungsi Lurah Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi belum berjalan
sebagaimana mestinya tentunya tidak dibiarkan saja terjadi atau diabaikan. Sejumlah
tindakan dan upaya telah dilakukan ataupun masih dalam tahap pembahasan tapi sudah
diusahakan dipecahkan secara teori oleh pemerintah Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan
Jambi Timur Kota Jambi untuk menanggulanginya yaitu seperti yang dikemukakan oleh
Mengenai arah kebijakan operasional tugas dan fungsi Lurah dalam pembangunan
di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi menurut penulis haruslah
dilakukan dalam arti luas sehingga kebijakan itu akan terbukti “mumpuni” dengan
adanya proses evaluasi atau monitoring berjangka dan proaktif serta kontinyu. Arah
kebijakan operasional pembangunan di kelurahan dalam arti luas dapat diutarakan sebagai
berikut:
Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi secara optimal dan berkelanjutan
9
Wawancara dengan Dadan Sulaiman, Lurah Tanjung Sari Kota Jambi, Jambi, tanggal 5 April 2021.
21
2. Mempermudah akses permodalan pembangunan infrastruktur dan operasional
Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi dan masyarakat dalam rangkaian
secara struktural dan operasional akan berawal akan andil besar jajaran aparat pemerintah
kelurahan dalam rangkaian tugas dan fungsi Lurah Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur
Kota Jambi sebagai kepala pemerintah kelurahan dan sebagai unsur pendukung tugas
bidangnya.
C. Penutup
Jambi Timur Kota Jambi belum berperan sebagaimana mestinya, karena baik Camat dan
Lurah hanya menjalankan tugas pembinaan seperti yang ditentukan dalam Pasal 10 Ayat (3)
dan (4) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengawasan
penanganan sampah oleh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi,
yaitu: a) Peningkatan kapasitas jajaran aparat pemerintahan dalam hal pengetahuan dan
pemahaman akan tugas dan fungsinya terutama pada tugas dan fungsi Lurah dalam
pengawasan penanganan sampah di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota
Jambi; b) Adanya mekanisme dialog jajaran aparat pemerintahan dan warga masyarakat
yang berkesinambungan serta sistem monitoring dan evaluasi yang partisipatif dalam
22
Hendaknya aparat pemerintahan Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur
Kota Jambi melakukan sharring, koordinasi dan komunikasi yang aktif dengan Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi agar dalam setiap kegiatan turun ke lapangan melibatkan
peran serta aparat pemerintahan Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Jambi Timur Kota
Jambi dalam pengawasan pengelolaan sampah. Hendaknya terhadap upaya yang dilakukan
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengawasan penanganan sampah oleh
Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi, Jajaran aparat pemerintahan
Daftar Pustaka
Buku
Bahder Johan Nasution. 2008. Metode Penelitian Hukum. Mandar Maju, Bandung.
Bagir Manan. 2001. Menyongong Fajar Otonomi Daerah. Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum
UII, Bandung.
CST Kansil dan Christine ST. Kansil. 2004. Pemerintahan Daerah Di Indonesia. Sinar Grafika,
Jakarta.
Maria Farida Indrati Suprato. 2007. Ilmu Perudang-undangan (Jenis, Fungsi dan Muatan).
Konisius, Yogyakarta.
Momon Soetisna Sendjaja dan Sjachran Basah. 2000. Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah
dan Pemerintahan Desa. Alumni, Bandung.
23
Philippus M. Hadjon. 1987. Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia: Sebuah Studi tentang
Prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh Pegadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum
dan Pembentukan Peradilan Administrasi Negara. Bina Ilmu, Surabaya.
R. Wiyono. 2010. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Jakarta.
Rozali Abdullah. 2011. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
------- 2003. Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisasi Sebagai Suatu Alternatif.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Ryaas Rasyid. 2007. Otonomi Daerah Latar Belakang dan Masa Depannya. LIPI Press, Jakarta.
Sadu Wasistiono. 2001. Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. Alqaprint Jatinangor,
Jatinangor.
Salim HS dan Erlies SN. 2013. Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi.
Cetakan ke -1, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sarman dan Mohammad Taufik Makarao. 2011. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia.
Rineka Cipta, Jakarta.
Sukamto Satoto. 2004. Pengaturan Eksistensi dan Fungsi Badan Kepegawaian Negara. Hanggar
Kreator, Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2009. Buku Panduan Fakultas Hukum Universitas Jambi TA 2009/2010. Fakultas
Hukum Universitas Jambi, Jambi.
Kamus
Artikel/Karya Ilmiah
Ateng Syafrudin, Pasang Surut Otonomi Daerah, Orasi Disertasi Unpar, Bandung, 1983.
24
Kausar AS, Memantapkan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Daerah, Depdagri
Republik Indonesia, Forum Koordinasi dan Konsultasi Pemantapan Desentralisasi dan
Otonomi Daerah, Jakarta, 26 Juli 2005.
Peraturan perundang-Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenih Sampah Rumah Tangga.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce,Reuse,dan Recycle melalui Bank Sampah.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Materi
Muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 tentang Sampah;
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah;
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Jambi dan Susunan
Perangkat Daerah.
Peraturan Walikota Jambi Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi.
Internet
Aloysius Hari Kristianto dan Pramatatya Resindra Widya, “Pendampingan dan Pelatihan
Pengelolaan Limbah Organik Menjadi Produk Bernilai Ekonomi di SMA Negeri 1
Bengkayang”, Jurnal Abdimas BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, diakses
25
melalui http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas/article/downloadSuppFile
/8093/1535, tanggal akses 02 September 2021.
26