Chairunisyah
Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
chairunisarbusiness@gmail.com
Abstract
In several cities generally waste management is provided by Jakarta the city cleansing.
Community involvement and private parties in dealing with waste in several cities have
been done to some types of activities. Many community sector involved in collecting the
garbage in the heap of garbage, while the providers are generally manage waste in an elite
area where paying ability from the customers is already quite high. In the conduct of waste
service, the government of Palembang will stipulate policies the region about waste fees or
hygiene.
Key words: community, policies, service
Abstrak
Di beberapa kota umumnya pengelolaan sampah dilakukan oleh Jakarta yaitu kebersihan kota.
Masyarakat Keterlibatan dan pihak swasta dalam menangani sampah di beberapa kota telah
dilakukan untuk beberapa jenis kegiatan. Banyak sektor masyarakat yang terlibat dalam
pengumpulan sampah di tumpukan sampah, sementara penyedia umumnya mengelola
sampah di daerah elit di mana kemampuan membayar dari pelanggan adalah sudah cukup
tinggi. Dalam penyelenggaraan pelayanan persampahan, Pemerintah Kota Palembang akan
menetapkan kebijakan wilayah tentang biaya limbah atau kebersihan
Kata kunci : Masyrakat, Kebijakan, Layanan
PENDAHULUAN
Sampah menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan, lalu Komunitas
hanya berfungsi sebagai penghasil sampah. Jika ada permasalahan pengelolaan sampah (
sampah tidak terangkut), sebagian besar orang menyalahkan dinas kebersihan dan taman,
orang dapat terlibat dalam pengelolaan sampah. Sebagai penghasil sampah, masyarakat
dapat berpartisipasi dalam mengurangi jumlah sampah, memilah dan mendaur ulang menjadi
barang. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat membantu pemerintah
mewujudkan kota bersih.
Pertumbuhan penduduk perkotaan secara alami diikuti oleh semua kegiatan sosial
ekonomi dari komunitas yang beragam, yang juga berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan
layanan masyarakat. Jika kebutuhan pelayanan kota tidak terpenuhi dengan baik, maka
muncul berbagai masalah sosial yang dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, seperti
kondisi tempat tinggal dan kesehatan yang buruk. Semua ini membutuhkan pembenahan dan
penyempurnaan lembaga (struktur organisasi) yang ada agar memiliki etos kerja, sumber daya
manusia, standar yang baik yang memiliki nilai-nilai abadi di masyarakat sebagai kontrol sosial
dan koneksi antara lembaga pendukung dan personel. hukum dan peraturan yang berlaku.
Alasan penting terlaksananya otonomi daerah ialah peningkatan kegiatan pemerintah
kabupaten dan kota. Karena otonomi, penguasa dan kota berhak membentuk kebijakan dan
program pembangunan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan daerah. Pemerintah kabupaten
dan kota diharapkan lebih peka dari sebelumnya terhadap berbagai permasalahan yang
berkembang di wilayahnya, sehingga program – program pembangunan menjadi lebih efektif
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di wilayah Selain itu, pemerintah daerah
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengalokasikan anggaran sesuai dengan
prioritas dan kebutuhan daerah. Dengan kondisi tersebut, program dan kebijakan pemerintah
kabupaten dan kota lebih mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah Kota Palembang dalam pengelolaan sampah.
2. Bagaimana pelayanan pengelolaan persampahan dan kebersihan Kota Palembang.
TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui kebijakan pemerintah Kota Palembang dalam pengelolaan sampah.
Untuk mengetahui pelayanan pengelolaan dan kebersihan Kota Palembang . Sedangkan
manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis
Aspek keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk
mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari dalam kaitannya dengan
pengembangan konsep-konsep ilmu administrasi khususnya dalam implementasi
kebijakan.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan sebagai bahan
rekomendasi dalam peningkatan pelayanan kebersihan pada Kantor Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Keindahan Kota Palembang.
METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif dilakukan pada empirik secara mendalam, tetapi tidak terlalu meluas, untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah yang bersifat konkrit, spesifik, dan lokus, sedangkan teknik
penilaian yang digunakan pada penelitian kualitatif adalah dapat ditentukan antara: studi kasus,
studi sejarah, studi etnologi, studi fenomenologi atau studi gounded. (Rusidi, 2006: 4).
Penelitian eksploratif deskriptif merupakan penelitian nonhipotesis yang bertujuan
menggambarkan keadaan atau status fenomena, dimana peneliti hanya ingin mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu. (Arikunto 1998: 245).
Kota Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Letak Kota Palembang
cukup strategis karena dilalui oleh jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di
Pulau Sumatera. Wilayah Kota Palembang berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin di
sebelah utara, timur, dan barat serta Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Ilir di
sebelah selatan. Kota Palembang terdiri dari 16 kecamatan, yaitu Kecamatan Ilir Barat
II, Kecamatan Gandus, Kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan Kertapati, Kecamatan
Seberang Ulu II, Kecamatan Plahu, Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Bukit Becil, Kecamatan
Ilir Timur I, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan
Sako, Kecamatan Sematang Borang, Kecamatan Sukarami, dan Kecamatan Alang-Alang
Lebar.
Topografi Kota Palembang merupakan tanah datar yang relatif rendah sehingga
terdapat banyak rawa dan dialiri banyak sungai. Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi
menjadi dua bagian besar yang disebut sebagai Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Selain Sungai
Musi, terdapat 3 sungai besar lainnya yang melintasi Kota Palembang yaitu Sungai Komering
dengan lebar rata-rata 236 m, Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 m, dan Sungai
Keramasan dengan lebar rata-rata 103 m.
Keempat sungai besar tersebut memiliki ratusan anak sungai yang sebelumnya berfungsi
sebagai alat angkutan sungai ke daerah pedalaman, namun sekarang sudah banyak
mengalami perubahan fungsi antara lain sebagai drainase dan untuk pengedalian banjir.
Fungsi anak-anak sungai yang semula sebagai daerah tangkapan air, sudah banyak ditimbun
untuk kepentingan sosial sehingga berubah fungsinya menjadi permukiman dan pusat kegiatan
ekonomi lainnya. Banyaknya rawa dan sungai di Kota Palembang menyebabkan kota ini rentan
bencana banjir apabila terjadi hujan terus menerus. Jumlah penduduk Kota Palembang pada
tahun 2016 yaitu 1.602.071 jiwa yang terdiri dari 802.990 jiwa penduduk laki-laki dan 799.081
jiwa penduduk perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,36%. Kepadatan
penduduk di Kota Palembang tahun 2016 mencapai 3.999 jiwa/km2 dengan kepadatan
tertinggi berada di Kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan sebesar 11.137 jiwa/km2 dan
kepadatan terendah di Kecamatan Gandus sebesar 916 jiwa/km2.
Berdasarkan sistem perkotaan nasional, Kota Palembang ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN). Dalam RPJMN 2015-2019, Kota Palembang termasuk ke dalam
Kawasan Perkotaan Metropolitan Patungraya Agung dan diarahakan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) yang diarahkan sebagai outlet pemasaran untuk wilayah Sumatera bagian
Selatan dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat
pertumbuhan wilayah internasional sekaligus sebagai pusat pelaksanaan kegiatan berskala
internsional. Kota Palembang juga diarahkan sebagai pusat permukiman baru yang layak huni
dan didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah
terjadinya permukiman tidak terkendali (urban sprawl) akibat urbanisasi di kota otonom
terdekatnya.
3. Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pelanggaran
Fakta Empirik
a. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan di Kota Palembang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2 Sarana
dan Prasarana
Sumber:
Dinas Lingkungan Hidup dan Keindahan Kota Palembang Tahun 2018 Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata umur armada kendaraan pengangkut
sampah lebih tua, dan dilihat dari jumlah armada angkutan muda, terdapat masih sedikit,
administrasi satu kota masih kurang
b. Kondisi Kepegawaian
Pegawai yang terlibat dalam pengelolaan persampahan atau kebersihan di Kota
Palembang dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Kondisi Kepegawaian Penanganan Persampahan di Kota Palembang
No. Jenis Jumlah (orang)
Pegawai
1. Menurut status:
• Pegawai organik 310
• Pegawai kontrak 462
2. Menurut bidang pekerjaan:
• Pekerja angkutan sampah 255
• Pekerja selokan 19
• Pekerja penyapuan 102
• Bengkel 20
• TPA 20
• Pekerja taman 111
• Pekerja pemakaman 42
• Staf administrasi 103
Jumla 772
h
Sumber: Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keindahan Kota Palembang Tahun 2014
Kebijakan pemerintah daerah Kota Palembang tentang pembalasan sampah dan layanan
kebersihan masih berlaku, dan kebijakan baru tersebut belum diterapkan. Item pembalasan
terhadap layanan sampah dan pembersihan yang disediakan oleh pemerintah negara bagian
untuk kepentingan dan keuntungan publik termasuk pengumpulan, pengangkutan,
pembuangan, dan penyediaan tempat untuk pembuangan atau penghancuran limbah rumah
tangga; bangunan organisasi. Pengusaha Kena Pajak adalah orang perseorangan atau badan
hukum yang menggunakan jasa. Kelompok Retribusi Sampah adalah kategori pelayanan
umum.
Metode pengukuran penggunaan limbah atau jasa kebersihan dilakukan sebagai berikut :
1. Tingkat pemanfaatan layanan sampah dan kebersihan tergantung pada volume layanan
yang digunakan, mengikuti prinsip subsidi silang untuk mengatasi beban biaya lokal.
2. Alokasi biaya meliputi pengadaan sarana dan prasarana, kegiatan operasional untuk
pelayanan persampahan dan kebersihan.
3. Penggunaan layanan dapat ditetapkan ke tingkat layanan dengan mempertimbangkan
kualitas layanan sesuai dengan peraturan setempat yang berlaku.
4. Penggunaan Layanan akan dihitung per hari, bulanan atau tahunan dengan
memvariasikan biaya yang dialokasikan sesuai dengan penggunaan Layanan oleh
masyarakat.
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh penulis dan hasil wawancara dengan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup dan Tata Kecantikan Kota Palembang, tingkat retribusi sampah dan
kebersihan di Kota Palembang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai
berikut. :
1. Dinas Kota (Pelayanan Tidak Langsung) Kota dan pengangkutan sampah ke TPS atau
TPA dengan TPS atau peti kemas. 15.000
2. Dinas Perorangan (Pelayanan Langsung) Pengumpulan langsung bidang tanah atau
bangunan dibawa ke TPA untuk dibongkar oleh pemerintah daerah dan diberikan
tunjangan bulanan sesuai dengan jumlah sampah yang dihasilkan.
3. Dinas Persampahan atau Kebersihan Kota Angkutan sampah kota di pasar dan
terminal. SM Transportasi ke TPA oleh otoritas setempat. Penjualan adalah variabel.
Bagi mereka yang membuang sampah langsung ke tempat pembuangan akhir.
Berdasarkan uraian di atas, maka retribusi sampah Kota Palembang ditetapkan oleh
kebijakan pemerintah dengan membagi cara timbulan sampah menjadi tiga bagian utama
yaitu kotamadya, perorangan dan produksi per meter kubik. Pelayanan yang diberikan oleh
Kota Palembang adalah pedoman pemerintah daerah seperti:
1. Pelayanan sampah dan kebersihan di kota adalah
a. Pemerintah daerah didukung oleh LMD (Lembaga Masyarakat Desa). SM
b. LMD berada di bawah koordinasi Lurah dan Camat.
c. Lurah dan camat mengikuti perintah walikota. Untuk layanan limbah atau kebersihan,
walikota dapat bekerja sama dengan pihak ketiga. Bentuk kerjasama ditentukan
dengan SK walikota.
KESIMPULAN
1. Kebijakan pemerintah daerah Kota Palembang tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan atau Kebersihan masih berlaku, selama ini belum ada kebijakan
terbaru yang diberlakukan. Kebijakan pemerintah telah dilaksanakan oleh Dinas
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keindahan Kota Palembang sesuai dengan
Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) Dinas tersebut yang dituangkan melalui
kebijakan pemerintah sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan persampahan
atau kebersihan di Kota Palembang.
2. Kebijakan pemerintah Kota Palembang kualitas pelayanan persampahan atau
kebersihan realisasi program kegiatannya berdasarkan kondisi pada permasalahan
kepegawaian berjumlah 772 orang masih kurang untuk mengelola persampahan
disebuah kota. Kondisi lainnya sarana dan prasarana sangat minim tentunya kurang
memadai dimana alat berat rata-rata usianya lebih dari 10 tahun.
SARAN
1. Kebijakan pemerintah perlu ditinjau ulang mengingat kondisi masyarakat
semakin maju, tidak menutup kemungkinan untuk merubah atau membuat
kebijakan baru kembali sehingga kekurangan dari pelaksanaan kebijakan tersebut
dapat ditindak lanjuti dan diadopsi kekurangannya pada kebijakan selanjutnya.
2. Kualitas pelayanan persampahan atau kebersihan di Dinas Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Keindahan Kota Palembang akan semakin baik bila ditunjang oleh jumlah
pegawai, sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini sangat perlu mengingat
kondisi masyarakat kita semakin banyak/bertambah apalagi pengaruh global yang
cenderung berdampak pada lingkungan di masyarakat. Tokoh masyarakat perlu
dilibatkan dalam penanganan dan pengelolaan sampah agar masyarakat lebih
bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yayasan Rineka
Cipta, Jakarta, 2002. Moleong Lexi, Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT Remaja
Rosdakarya, Jakarta, Bandung, 2002.
Nasution S, Metode Research, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002.
Peraturan Daerah ( PERDA ) No. 3 tahun 2020
Basis Data Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Palembang
https://hallo.palembang.go.id/kategori/index/587/86