Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH

DI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTANAMAN KOTA PALU

Mohammad Rendy
Rendytaha@gmail.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The objectives of the study are to find out and to analyze the evaluation of integrated waste
management policy at Department of Hygiene and Horticulture of Palu City. The type of the study
is qualitative research by taking purposively the implementer informant and target policy of Palu.
Technique of data collection consisted of observation, interview and documentation. While
technique of data analysis are data reduction, display data and taking conclution and verification.
The result of study showed that the evaluation of integrated waste management policy has been
implemented but not maximized yet because there were problems in the evaluation criteria such as
effectiveness, efficiency and adequacy. Effectiveness has not been achieved due to lack of support
and awareness in waste management. Efficiency has not been achieved because of the behavior
and awareness of the environment is still low. Besides the operational time for waste disposal has
not been fully obeyed. Whereas the criteria of adequacy has not been able to solve the problem in
hygiene and environmental health because of garbage dump such as TPS, TPST pose a foul odor in
the area. So, indirectly affect the hygiene and public health.
Keywords: Policy, Evaluation, Effectiveness, Efficiency, adequacy, equity, responsiveness,
appropriateness.

Sampah merupakan problem pada lain. Sampah yang paling banyak adalah
daerah perkotaan yang memerlukan sampah rumah tangga 84,64%, kemudian
penanganan dan pengelolaan sampah yang sampah pasar 2,52% dan sampah kawasan
professional. Pengelolaan sampah yang industri 2,58%.
professional dan baik akan menyebabkan Permasalahan sampah telah mendapat
terkelolanya sampah sehingga cermin kota perhatian serius dari berbagai pihak, sehingga
semakin baik. Namun sebaliknya, telah menempatkannya sebagai salah satu isu
pengelolaan sampah yang kurang baik akan utama bagi pemerintah kota di seluruh
menyebabkan wajah kota tidak menarik, bau Indonesia. Pertumbuhan sampah terjadi
busuk dan menyebabkan salah satu seiring dengan laju pertumbuhan penduduk
timbulnya sumber penyakit. yang terus bertambah secara alami.
Pertambahan jumlah penduduk di Pertumbuhan penduduk yang demikian besar
perkotaan yang pesat berdampak terhadap sudah barang tentu akan menjadi masalah
peningkatan jumlah sampah yang di hasilkan. bagi kota-kota besar, terutama jika dilihat
Peningkatan jumlah sampah yang tidak dari jumlah timbunan sampah yang besar,
diikuti oleh perbaikan dan peningkatan serta pencemaran yang akan diakibatkan oleh
sarana dan prasarana pengelolaan sampah tumpukan sampah yang tidak terangkut. Oleh
mengakibatkan permasalahan sampah karena itu pemerintah kota dituntut untuk
menjadi komplek, antara lain sampah tidak dapat mengatasi masalah ini sebaik-baiknya,
terangkut dan terjadi pembuangan sampah agar tidak sampai pada tahap mencemari
liar, sehingga dapat menimbulkan berbagai lingkungan.
penyakit, kota kotor, bau tidak sedap, Pemerintah hendaknya mencermati
mengurangi daya tampung sungai dan lain- secara khusus kebijakan pengelolaan sampah

73
74 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 11, Nopember 2015 hlm 73-79 ISSN: 2302-2019

ini, karena dalam penanganan sampah Berhasil apabila penerapannya tegas dan
pemerintah harus menganggarkan secara memberikan efek jera bagi masyarakat yang
khusus, bahwa untuk menghitung biaya tidak menaatinya. Sedangkan yang tidak
penghimpunan persampahan kota dapat berhasil, berimplikasi pada wajah kota
dilakukan sebagaiberikut, semakin tinggi semakin semrawut, jorok dan bau busuk
pendapatan penduduk maka semakin tinggi akibat sampah tersebar kemana-mana.
pula biaya penghimpunan sampahnya, hal ini Perkembangan kota Palu dalam kurun
dikarenakan upah-upah dalam pengelolaan waktu 10 tahun belakangan ini semakin maju
sampah juga menjadi tinggi. Tetapi biaya dan berkembang dengan sangat
penghimpunan dalam persen terhadap total cepat.Pembangunan berbagai sarana dan
pendapatan kecil, mengingat pendapatan di prasarana kota tersebar di 8 Kecamatan yakni
Negara industry sangat tinggi dibandingkan Palu Timur, Palu Barat, Palu Utara,
dengan negara-negara berkembang dimana Mantikulore, Ulujadi, Tatanga. Mall,
income per kapita kecil. pertokoan, jalan, jembatan, sarana
Mencermati pernyataan di atas jelas perkantoran tumbuh dengan pesat disertai
bahwa biaya yang dibutuhkan dalam dengan kemacetan .Implikasi perkem bangan
pengelolaan sampah berbanding lurus atau kotaPalu tersebut tentu akan membawa
sebanding dengan tingkat pendapatan suatu dampak terhadap peningkatan jumlah
masyarakat, hal ini membawa implikasi penduduk yang pada akhirnya akan
bahwa biaya pengelolaan sampah yang menambah timbulan limbah padat perkotaan
dibutuhkan untuk daerah perkotaan pastiakan (sampah). Sementara itu pengelolaan sampah
lebih besar daripada pengelolaan sampah di di Kota Palu masih mempunyai banyak
pedesaan. Untuk itu pemerintah, baik kendala, seperti belum optimalnya
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah pengelolaan sampah, baik ditinjau dari
harus memperhatikan masalah pengelolaan pelayanan, biaya operasional dan
sampah ini dengan baik, dengan manajemen pemeliharaan, kelembagaan, peraturan
pengelolaan sampah sesuai standar yang maupun peran serta masyarakat dalam
telah ditetapkan. Dan mulai memperhatikan pengelolaannya.
yang bertanggungjawab akan pengelolaan Evaluasi kebijakan pengelolan sampah
sampah, dengan anggaran (biaya) yang di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
khusus pula dan yang juga penting untuk Palu sebenarnya telah di atur melalui
diperhatikan adalah masalah tehnis Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2013
operasional dalam pengelolaan sampah, Tentang Pengelolaan Sampah. Namun
termasuk diantaranya dalam peletakan TPS, implementasi Peraturan Daerah ini tidak
TPST dan Bank sampah. Pemerintah harus efektif dilaksanakan di lapangan. Belum
membuat program kebersihan kota dan Nampak aspek penyelesaian masalah dari
penanggulangan sampah secara peraturan daerah tersebut, padahal jika dilihat
berkesinambungan. dari tujuan, sasaran dan isi dari Peraturan
Selain itu juga Pengelolaan sampah erat Daerah tersebut semestinya bisa mengatasi
kaitannya dengan kebijakan Publik yang masalah sampah yang ada di kota Palu.
dilakoni oleh pemerintah. Melalui regulasi Hasil observasi menunjukkan
pemerintah berharap bisa menangani sampah kelemahan dari implementasi kebijakan
melalui penerapan sanksi dan membuat Perda no. 11 tahun 2013 tentang pengelolaan
aturan-aturan yang ketat disertai sanksi yang sampah di kota palu terlihat pada beberapa
cukup tegas. Ketegasan sikap pemerintah factor yang menjadi rujukan teori pada
melalui regulasi pengelolaan sampah kadang penelitian ini yakni :
berhasil namun juga kadang tidak berhasil.
Mohammad Rendy. Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan dan Pertanaman «««««75

Factor efektivitas, dilihat dari ketepatan METODE


waktu pengelolaan sampah sampai pada
lokasi Tempat Pengelolaan Sampah belum Jenis penelitian yang digunakan pada
menunjukkan ketepatan waktu yang penelitian ini adalah kualitatif dengan
diharapkan.Factor responsiviness, berkaitan menggunakan metode deskriptif. Menurut
dengan tingkat kepedulian lembaga (Dinas Strauss dan Corbin dalam Basrowi dan
Kebersihan dan pertamanan Kota Palu) dan Suandi (2008 : 1) qualitative research adalah
masyarakat belum memperlihatkan jenis penelitian yang menghasilkan
kepedulian dan perilaku yang mengarah pada penemuan-penemuan yang tidak dapat
bagaimana sampah di buang. dicapai dengan menggunakan prosedur-
Berdasarkan uraian tersebut, maka prosedur statistik atau dengan cara kualitatif
mendorong minat peneliti untuk mengkaji adalah salah satu prosedur penelitian yang
dan menelah serta untuk memperoleh menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
pemahaman mengenai evaluasi kebijakan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
pengelolaan sampah di Dinas Kebersihan dan diamati.
Pertamanan kota Palu, dengan mengamati Dalam penelitian ini peneliti
dan menganalisa fenomena yang tampak mengambil lokasi Kota Palu yang terdiri dari
dilapangan, penulis mengambil judul 8 Kecamatan dengan unit analisis adalah
³(YDOXDVL .HELMDNDQ 3HQJHORODDQ 6DPSDK GL Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu. Palu? Sedangkan lama waktu penelitian akan
Dari latar belakang diatas akan dikaji dilakukan selama 3 bulan yaitu sejak bulan
masalah yang berkaitan dengan Evaluasi April sampai bulan Juni 2015.
Kebijakan Pengelolaan Sampah di Dinas Dalam kaitannya dengan penelitian
Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu yang kualitatif, maka pada penelitian ini peneliti
dirumuskan sebagai berikut: Mengapa menetapkan Informan secara purposive
kebijakan pengelolaan sampah di Kota Palu sampling artinya orang yang dipilih adalah
belum mencapai Tujuan yang di harapkan? mereka yang mengetahui secara persis
Tujuan umum penelitian ini adalah: informasi maupun data yang
Untuk mengetahui ³mengapa kebijakan dibutuhkan.Oleh karena itu informan yang
pengelolaan sampah di Kota Palu belum dipilih terdiri dari: Sekertaris Dinas
mencapai tujuan sesuai yang di harapkan Kebersihan Kota Palu, kepala Seksi
dalam Peraturan Daerah? pengaduan persampahan, Kepala Seksi
Manfaat penelitian ini dapat dilihat Pengangkutan Sampah, petugas Persampahan
secara teoritis dan praktis.(1). Secara teoritis, Kota Palu, dan masyarakat.
manfaat penelitian ini diharapkan dapat Agar penelitian ini lebih mengarah
mengembangkan kajian yang lebih pada masalah yang akan diteliti maka
mendalam pada pengembangan ilmu diperlukan suatu defenisi konsep pada teori
Administrasi Publik khususnya kajian yang digunakan agar memudahkan
Kebijakan public lebih khusus lagi berkaitan mengoperasionalkan defenisi konsep tersebut
dengan evaluasi kebijakan. (2).Secara dilapangan. Adapun definisi Konsep pada
praktis. manfaat dari penelitian ini penelitian ini yaitu :
diharapkan dapat menjadi masukan bagi 1. Efektifitas
Pemerintah Kota Palu khususnya Dinas Penilaian terhadap efektifitas ditujukan
Kebersihan dan Pertamanan dalam untuk menjawab ketepatan waktu
pengelolaan sampah di Kota Palu. Sedangkan pencapaian hasil /tujuan.Parameternya
dalam tesis ini menggunakan fokus kajian adalah sampah sampai di TPA tepat
Evaluasi Kebijakan menurut Dunn (2000:6 waktu.
10).
76 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 11, Nopember 2015 hlm 73-79 ISSN: 2302-2019

2. Efisiensi jurnal-jurnal yang berkaitan dengan


Penilaian terhadap efisiensi ditujukan permasalahan penelitian.
untuk menjawab pengorbanan yang minim Teknik yang digunakan dalam penelitian
(usaha minimal) untuk mencapai hasil ini adalah sebagai berikut :
maksimal. Parameternya adalah retribusi 3. Pengamatan (observation) adalah metode
sampah yang dibayar berbanding dengan pengumpulan data yang digunakan untuk
kebersihan. menghimpun data penelitian melalui
3. Adequacy/ketepatan dalam menjawab pengamatan dan pengindraan. Artinya
masalah ditujukan untuk melihat sejauh peneliti melakukan pengamatan secara
mana tingkat pencapaian hasil dapat langsung untuk melihat fenomena-
memecahkan masalah. Parameternya fenomena yang terjadi ditempat penelitian
adalah tifak ada sampah dilokasi TPS sehingga penulis mendapat gambaran
4. Equity / pemerataan dalam melakukan penelitian.
Penilaian terhadap equity ditujukan untuk 4. Wawancara (interview) adalah percakapan
melihat manfaat dan biaya dari kegiatan dengan maksud tertentu yakni tanya jawab
terdistribusi secara proporsional untuk yang bertujuan untuk mengetahui keadaan
aktor ± aktor yang terlibat. Parameternya yang sebenarnya terjadi ditempat
adalah minimnya keluhan dan sikap protes penelitian, pada penelitian ini, teknik
dari masyarakat. wawancara dilakukan secara terstruktur, di
5. Responsiveness mana menurut Sugioyono (2010 : 157)
Penilaian terhadap responsiveness bahwa wawancara terstruktur digunakan
ditujukan untuk mengetahui hasil sebagai teknik pengumpulan data.
rencana/kegiatan/kebijaksanaan sesuai 5. Dokumentasi adalah mengumpulkan
dengan preferensi/keinginan dari target dokumen dan data-data yang diperlukan
grup.parameternya adalah ada media dalam permasalahan penelitian lalu
untuk melaporkan keluhan. ditelaah secara intens sehingga dapat
6. Appropriateness/ketepatgunaan mendukung dan menambah kepercayaan
Penilaian terhadap ketepatgunaan dan pembuktian suatu kejadian. Dalam hal
ditujukan untuk mengetahui ini peneliti melakukan pencarian data
kegiatan/rencan/kebijaksanaan tersebut dengan menelaah berbagai literature atau
memberikan hasil/ keuntungan dan dokumen lainnya yang dianggap relevan
manfaat kepada target grup. Parameternya dengan permasalahan penelitian.
adalah pengelolaan sampah di Kota Palu Dalam setiap pelaksanaan penelitian
terkelola dengan baik. selalu berusaha untuk mendapatkan data
Wiliam Dunn (2000:6:10) Basrowi dan Suwanti (2008 : 1-2)
Sumber data yang digunakan dalam mengatakan penelitian kualitatif adalah salah
penelitian ini yaitu sebagai berikut : satu metode penelitian yang bertujuan untuk
1. Data primer adalah data yang diperoleh mendapatkan pemahaman tentang kenyataan
langsung dari para informan dengan melalui proses berfikir induktif. Sehubungan
menggunakan bantuan pedoman dengan jenis penelitian ini adalah kualitatif,
wawancara. maka instrument pada penelitian ini adalah
2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri artinya peneliti yang
data yang bersumber dari lokasi menentukan keberhasilan penelitian.
penelitian, buku, atau pihak-pihak lain Menurut Nasution (1996 : 142) analisis
yang memberikan data yang memiliki data adalah proses menyusun,
hubungan dengan lokasi dan tujuan mengkategorikan data, mencari pola atau
penelitian serta majalah, internet dan tema, dengan maksud untuk memahami
Mohammad Rendy. Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan dan Pertanaman «««««77

maknanya. Penelitian kualitatif menggunakan namun pada intinya memiliki tujuan yang
analisis data secara induktif, dari lapangan sama yaitu sejauhmana tujuan yang telah
tertentu yang bersifat khusus untuk ditarik ditetapkan dapat dicapai dengan
suatu proposisi atau teori yang dapat menggunakan semaksimal mungkin alat
digeneralisasikan secara luas. Pada dan cara dari sumber-sumber yang ada.
prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan 2. Evesiensi
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Efisiensi menunjukkan perbandingan
terbaik antara suatu kegiatan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN hasilnya. Efisiensi merupakan suatu
ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
Dalam menjalankan perannya sebagai besarnya sumber/biaya untuk mencapai
pelayan publik, pemerintah sebagai aktor hasil dari kebijakan yang dijalankan.
pembangunan dihadapkan pada berbagai Efisiensi dapat dikatakan sebagai sesuatu
masalah yang terjadi dalam masyarakat. yang kita kerjakan berkaitan dengan
Sebagai upaya menjawab permasalahan menghasilkan hasil yang optimal dengan
tersebut, maka pemerintah mengeluarkan tidak membuang banyak waktu dalam
kebijakan atau program-program proses pengerjaannya. Dengan demikian
pembangunan untuk mencapai tujuan pelaksanaan kebijakan dinyatakan efisien
tersebut. Evaluasi kebijakan pada prinsipnya jika pencapaian hasil kegiatan sesuai
adalah cara agar sebuah kebijakan dapat dengan peraturan yang berlaku.
mencapai tujuannya. Evaluasi kebijakan Penilaian terhadap efisiensi ditujukan
pengelolaan sampah bertujuan untuk untuk untuk menjawab usaha yang diperlukan
meningkatkan kinerja serta kualitas layanan untuk mencapai hasil maksimal. Penelitian
pemerintah dalam mengelola sampah. ini melihat efisiensi dari seberapa banyak
Seiring dengan perkembangan tuntutan usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil
masyarakat terhadap kualitas pelayanan dan yang diinginkan dari penerapan Peraturan
hasil pengelolaan kebersihan yang yang Daerah Kota Palu Nomor 11 Tahun 2013
diberikan oleh pemerintah , dan dalam tentang Pengelolaan Sampah.
rangka mencapai tujuan Pemerintah Daerah 3. Ketepatan (adequacy)
dalam hal kebersihan melalui kebijakan Ketepatan berkenaan dengan seberapa
Tempat Pengelolaan Sampah Kota Palu maka jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan
evaluasi kebijakan dalam penelitian ini kebutuhan, nilai, atau kesempatan
dianalisis dari berbagai aspek, di antaranya menumbuhkan adanya masalah. Kriteria
efektivitas (effectiveness), efisiensi kecukupan menekankan pada kuatnya
(efficiency), kecukupan (adequacy), perataan hubungan antara alternatif kebijakan dan
(equity), responsivitas (responsiveness), dan hasil yang diharapkan. Penelitian ini
ketepatan (appropriateness). menekankan kecukupan pada tingkat
1. Efektivitas (effectiveness) pencapaian hasil tentang ketepatan dalam
Evaluasi kebijakan merupakan salah satu pemecahan masalah dalam penerapan
tahapan penting dalam siklus kebijakan. Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 11
Pada umumnya evaluasi kebijakan Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah.
dilakukan setelah kebijakan publik 4. Perataan (equity)
tersebut diimplementasikan. Ini tentunya Kebijakan yang berorientasi pada perataan
dalam rangka menguji tingkat kegagalan adalah kebijakan yang secara adil
dan keberhasilan, keefektifan dan didistribusikan. Kebijakan yang dirancang
keefisienannya. Efektivitas memiliki untuk mendistribusikan atas dasar kriteria
banyak makna dalam kajian ilmiah, kesamaan. Kriteria kesamaan erat
78 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 11, Nopember 2015 hlm 73-79 ISSN: 2302-2019

hubungannya dengan konsepsi yang saling KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


bersaing yaitu keadilan atau kewajaran.
Perataan pada penelitian ini dilihat dari Kesimpulan
penerapan Peraturan Daerah Kota Palu Berdasarkan hasil analisis yang
Nomor 11 Tahun 2013 tentang dilakukan, maka disimpulkan bahwa evaluasi
Pengelolaan Sampah yang didistribusikan kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Palu
secara adil kepada sasaran kebijakan. sudah dijalankan namun belum maksimal
5. Responsivitas (responsiveness) karena masih terjadi masalah pada kriteria
Responsivitas berkenaan dengan seberapa evaluasi seperti efektivitas, efisiensi, dan
jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kecukupan. Efektivitas belum tercapai karena
kebutuhan, preferensi, atau nilai kurangnya kontrol dari pihak yang
kelompok-kelompok tertentu. Kriteria bersangkutan dan kesadaran masyarakat
responsivitas adalah penting karena dalam pengelolaan sampah, kemudian
analisis yang dapat memuaskan semua efisiensi belum tercapai karena perilaku dan
kriteria lainnya efektivitas, efisiensi, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
kecukupan, kesamaan masih gagal jika yang masih rendah, selain itu waktu
belum menanggapi kebutuhan aktual dari operasional pembuangan sampah yang
kelompok yang semestinya diuntungkan ditentukan belum sepenuhnya dipatuhi oleh
dari adanya suatu kebijakan. Penelitian ini masyarakat, sedangkan kriteria kecukupan
melihat responsivitas dari penerapan (adequacy) juga belum dapat memcahkan
Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 11 masalah kebersihan dan kesehatan
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah lingkungan karena keberadaan TPS, TPST
yang dilakukan dengan tujuan untuk dan Bank Sampah hanya menimbulkan bau
memuaskan kebutuhan pelaksana dan dan busuk di lingkungan sekitar sehingga secara
sasaran. tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat
6. Ketepatan (appropriateness) kebersihan dan kesehatan masyarakat.
Kriteria ketepatan secara dekat
berhubungan dengan rasionalitas, Rekomendasi
substantif, karena pertanyaan tentang Berdasarkan kesimpulan yang
ketepatan kebijakan tidak berkenaan didapatkan, maka disarankan kepada
dengan satuan kriteria individu tetapi dua Pemerintah Kota Palu melalui Dinas
atau lebih kriteria secara bersama-sama. Kebersihan dan Pertamanan beserta jajaran
Ketepatan merujuk pada nilai atau harga Kecamatan agar dapat meningkatkan tingkat
dari tujuan program dan kepada kuatnya efektivitasnya dalam mengelola sampah di
asumsi yang melandasi tujuan-tujuan TPS, TPST bahkan Bank Sampah dengan
tersebut. Ketepatan pada penelitian ini melakukan sosialisasi kepada masyarakat
menekankan pada hasil (tujuan) yang tentang pentingnya dukungan dan kesadaran
diinginkan benar-benar berguna atau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan
bernilai sebagaimana yang dituangkan kesehatan lingkungan, selain itu tingkat
dalamPeraturan Daerah Kota Palu Nomor efisiensi lebih tingkatkan melalui perubahan
11 Tahun 2013 tentang pengelolaan perilaku dan meningkatkan kesadaran
sampah. masyarakat terhadap pengelolaan sampah
dengan mematuhi aturan dalam pembuangan
sampah sesuai waktu yang ditentukan, serta
perlunya meningkatkan pengelolaan sampah
Tiap kecamatan agar dapat memcahkan
masalah di masyarakat terkait dengan bau
busuk dan lingkungan yang kotor.
Mohammad Rendy. Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan dan Pertanaman «««««79

UCAPAN TERIMA KASIH Jones, Charles O. 1984. Pengantar


Kebijakan Publik (terjemahan).
Penulis mengucapkan terimah kasih Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
kepada: Bapak Prof. Dr. Sultan., M.Si dan Milles, Mathew B & A. Michael
Bapak Dr. Muzakir Tawil., M.Si. Semoga Huberman. 1992. Qualitative Data
semua bentuk dukungan, dorongan dalam Analysis. Sage Publications Inc.
rangka penulisan artikel ini dapat bermanfaat Moleong, Lexi J. 1998. Metode Penelitian
dan bernilai ibadah serta mendapat berkah Kualitatif. Bandung: PT Remaja
dari Allah SWT. Amin. Rosda Karya.
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013
DAFTAR RUJUKAN tentang Pengelolaan Sampah
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Dunn, William N. 1994. Public Personel Permukiman. 2009. ³Sosialisasi Peran
Management and public policy. New Serta Masyarakat DalamPengelolaan
York: Addison Wesley Longman. Sampah Berbasis 3R di Bantaran
---------------------1998. Pengantar Sungai´.http://puskim.pu.go.id/berita/so
Analisis Kebijakan Publik, Edisi II. sialisasi-peran-serta-masyarakat-dalam
Penyunting Muhadjir Darwin. pengelolaan-sampah-berbasis-3-r-di-
Yogyakarta: Gadjah Mada University bantaran-sungai.Bandung.
Press. [23/08/2014].
---------------------2009. Analisa Kebijakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Publik. Yogyakarta: Indonesia Tahun 1945
HaninditaGraha Widia.
Gedeona, Hendrikus Tri Wibawanto. 2010.
Pendekatan Kualitatif dan
Kontribusinya dalam Penelitian
Administrasi Publik. Jurnal Ilmu
Administrasi, Volume VII No. 3, Hal.
183-192.

Anda mungkin juga menyukai