Anda di halaman 1dari 24

SISTEM PENGELOLAAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN

SAMPAH DI KOTA SUNGAI PENUH

JURNAL ILMIAH

Oleh:
PERISKI FERNANDO
NPM. 1510078201342

Tugas untuk Mencapai Gelar Sarjana Administrasi Negara


pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nusantara Sakti
(STIA-NUSA) Sungai Penuh

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI NUSANTARA SAKTI
(STIA-NUSA) SUNGAI PENUH
TAHUN 2020
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
NUSANTARARA SAKTI (STIA-NUSA) SUNGAI PENUH
PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang menyatakan bahwa jurnal yang saya buat adalah benar- benar hasil
penelitian /pekerjaan saya. jika saya mengutip/menggunakan hasil penelitian/pekerjaan
orang lain dalam penelitian dan tugas pribadi saya, maka saya akan mengindikasikan hal
itu secara jelas, dengan mencantumkan sumber kutipan yang bersangkutan.
Jika saya melanggar pernyataan saya tersebut diatas, maka saya menyatakan
bersedia dikenakan sanksi plagiarisme dan sanksi akademik lainya sesuai peraturan yang
berlaku di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Studi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Nusantara Sakti (STIA-NUSA) Sungai Penuh.
Nama : PERISKI PERNANDO
Judul : SISTEM PENGELOLAAN DAN UPAYA
PENANGGULANGAN SAMPAH DI KOTA
SUNGAI PENUH

Dosen Pembimbing I : NANIK MANDASARI, S.IP., M.Si.


Dosen Pembimbing II : SRI ELIYANTI, S.Ag., M.Ag.

saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sadar memberi pernyataan tanpa
adanya unsur paksaan dari pihak manapun.

Sungai Penuh, Oktober 2020

PERISKI PERNANDO

2
HALAMAN PENGESAHAN

JURNAL ILMIAH

SISTEM PENGELOLAAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN


SAMPAH DI KOTA SUNGAI PENUH

Disusun oleh :

PERISKI PERNANDO
NPM: 1510078201342

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

NANIK MANDASARI, S.IP., M.Si. SRI ELIYANTI, S.Ag., M.Ag.

3
ABSTRACT

PERISKI FERNANDO (2018), NPM. 1510078201342: “Waste Management and Efforts


Management System in Sungai Penuh City”.

The purpose of this study was to determine the management system and efforts to
overcome waste in Sungai Penuh City. Based on the research objectives, the research
approach is qualitative. The selection of informants in this study was carried out using a
sampling technique. The informant selection technique used in this study was purposive
sampling. Informants in this study were the Head of Sub-Department of Waste and B3
Waste of the BLH Service, the Final Disposal Officer (TPA), Temporary Disposal Officer
(TPS), Village Solid Waste Officer, and Sungai Penuh City Community. In this study the
data collected was processed using qualitative data analysis techniques by the Miles and
Huberman models.
Based on the analysis of research data, the conclusions of the results of this study
can be formulated as follows: 1) The waste management system in Sungai Penuh City
starts from the village level, TPS, and TPA consists of: collection (using plastic bags /
sacks / boxes), transportation (using viar / dum-truck / container), processing (using the
5R system), and final processing (using an open dumping system). The system has been
implemented by the Sungai Penuh City Government, but it is still not optimal. 2).
Mitigation efforts in Sungai Sungai Kota are full of rubbish by means of socialization to
residents consisting of: reducing such as reducing the use of plastic bags in every shopping
item, reusing, such as reusing old bottles that are still suitable for growing plants, etc.,
recycle (recycle), such as the activities of utilizing and processing organic waste to be
composted, utilizing used goods to make crafts, etc., replacing, such as changing the use of
tissue paper using a handkerchief, etc., and respecting (respecting) ), such as carrying out
forest reforestation activities, mangroves, optimally utilizing the yard to reduce global
warming. These efforts have been made by the Sungai Penuh City Government, but they
are still not optimal.

Keywords: Management System and Waste Management Efforts

4
1. PENDAHULUAN
Lingkungan hidup merupakan berkembang, tetapi juga di negara-negara
rahmat Tuhan Yang Maha Esa, wajib maju, sampah selalu menjadi permasalahan.
dikembangkan agar tetap menjadi sumber Persoalan sampah memang tidak ada
dan penunjang semua kehidupan makhluk hentinya untuk dibahas, karena berkaitan
hidup, khususnya manusia. Dalam dengan pola hidup serta perilaku
mengelola lingkungan hidup agar terarah masyarakat itu sendiri. Kegiatan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan, masyarakat dalam kesehariannya pasti lekat
maka pemerintah pusat dan daerah telah dengan sampah. Sampah yang dihasilkan
berupaya membuat kebijakan-kebijakan masyarakat merupakan sisa dari kegiatan
seperti pasal 28H Undang-Undang Dasar konsumsi maupun kegiatan produksi yang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki pengaruh terhadap kebersihan
mengamanatkan terciptanya kehidupan lingkungan dan kesehatan manusia.
yang sejahtera lahir dan bathin dalam Kehadiran sampah saat ini dan masa
suatu lingkungan hidup yang baik dan mendatang diprediksiakan terus bertambah
sehat. Undang-Undang lingkungan hidup seiring dengan aktivitas masyarakat dalam
Nomor 4 Tahun 1982 secara tegas memenuhi kebutuhan hidupnya.
menyebutkan bahwa setiap orang Penanganan sampah dapat
mempunyai hak dan kewajiban untuk diasumsikan bahwa laju produksi sampah
berperan serta dalam rangka pengelolaan tidak sebanding dengan proses
lingkungan hidup. Dengan demikian, penanganannya. Hal tersebut tentu memacu
pengelolaan lingkungan tidak hanya pemerintah daerah untuk lebih awal
menjadi tugas dan tanggung jawab memikirkan bagaimana strategi yang
pemerintah tetapi masyarakat juga ikut efisien dalam menanggulangi masalah
terlibat, karena peningkatan kualitas persampahan. Kapasitas daerah yang
lingkungan pada dasarnya berhubungan memiliki keleluasaan pengggunaan
dengan peningkatan kualitas kesehatan anggaran belanja diharapkan mampu
masyarakat. meningkatkan penyediaan sarana dan
Sampah merupakan masalah yang prasarana yang memadai dalam menjaga
dihadapi hampir seluruh negara di kelestarian lingkungan melalui pengelolaan
dunia.Tidak hanya di negara-negara persampahan yang baik.

5
Perkembangan produksi sampah 2017 22.804
setiap tahunnya mengalami peningkatan 2018 23.614
Sumber: Badan Lingkungan Hidup
yang cukup signifikan.Sangat diharapkan
Kebersihan dan Pertamanan.
agar pengelolaannya juga dilaksanakan Permasalahan sampah di Kota
secara efektif dan efisien, akan tetapi yang Sungai Penuh menjadi pekerjaan rumah
terjadi saat ini adalah antara produksi bagi pemerintah setempat. Pemerintah
sampah dengan kemampuan untuk daerah sebagai pelayan masyarakat
mengelola sampah tersebut tidak seimbang. mempunyai kewajiban untuk bertanggung
Penyebabnya adalah terbatasnya sarana jawab atas kebersihan lingkungan di
pengumpul sampah dan pengangkut daerahnya. Sampah yang dihasilkan di Kota
sampah. Permasalahan ini bukan Sungai Penuh berasal dari kegiatan
merupakan masalah jangka pendek, akan masyarakatnya, baik dari kegiatan rumah
tetapi menjadi masalah jangka panjang tangga dan kegiatan usaha. Kegiatan
apabila tidak ditangani dengan serius, masyarakat Kota Sungai Penuh yang
sehingga diperlukan penanganan yang menyumbang sampah paling banyak
serius dari pemerintah daerah, dengan berasal dari kegiatan rumah tangga.
demikian diharapkan penanganannya akan Sampah rumah tangga yang dihasilkan
lebih terintegrasi dengan hasil yang akan terkumpul di Tempat Pembuangan
maksimal. Sementara (TPS) yang berada pada titik
Kota Sungai Penuh merupakan tertentu, dari TPS tersebut sampah akan
salah satu daerah yang sedang menghadapi bermuara di Tempat Pemprosesan Akhir
fenomena permasalahan sampah. Hal ini (TPA) milik pemerintah Kota Sungai
terlihat dengan semakin meningkatnya Penuh. Masalah yang muncul apabila
volume sampah dari tahun ke tahun, seperti sarana dan prasarana pengelola sampah
pada Tabel 1.1. tidak dapat mengcover seluruh sampah
Tabel 1.1 yang ada di lingkungan wilayah Kota
Volume Sampah Kota Sungai Penuh
2014-2018 Sungai Penuh, maka hal tersebut akan
Tahun Volume Timbunan berdampak pada kerusakan di lingkungan
Sampah (Ton/Tahun)
2014 12.897 wilayah Kota Sungai Penuh dalam jangka
2015 15.356 panjang.
2016 21.439

6
Permasalahan yang ada di Kota Gambar 1.1
Timbunan Sampah di Kota Sungai
Sungai Penuh adalah tidak semua sampah
Penuh
terangkut ke tempat pembuangan. Hal ini
disebabkan kesadaran masyarakat dalam
membuang sampah tidak sesuai dengan
tempat dan waktu pembuangan sampah.
Sebagian sampah yang tidak terangkut
petugas oleh masyarakat ada yang dibuang
dengan cara ditimbun, dibuang kekali,
dibakar dan berbagai cara lainnya. Selain
itu tidak adanya pegaturan hukum yang
tegas membuat masyarakat tidak peduli
dengan sampah, dan mereka masih terus Sumber:Dokumentasi kerincitime.co.id
melakukan pembuangan sampah secara Kondisi tersebut dikeluhkan oleh
sembarangan sehingga akhirnya warga Sungai Penuh, sebab sampah sudah
menyebabkan pencemaran lingkungan. menumpuk di beberapa TPS dan tidak
Berdasarkan pengamatan awal pra diangkut oleh petugas kebersihan Kota
penelitian, diketahui bahwa Kota Sungai Sungai Penuh. “Sampah ini sudah tidak
Penuh tidak memiliki tempat penampungan diangkut selama 5 hari, kita tidak tahu apa
sampah yang memadai, masih banyaknya penyebab tidak diangkut sampai di Kota
timbulan dan tumpukan sampah pada Sungai Penuh”, ujar Pernando salah satu
daerah sekitarnya (TPS) seperti, di jalan warga Sungai Penuh. Namun, dia meminta
Depati Parbo, jalan Yos Sudarso Desa kepada pihak terkait dalam hal ini Dinas
Gedang, terlihat tumpukan sampah yang Kebersihan Kota Sungai Penuh untuk dapat
berserakan di pinggir jalan. Tidak hanya mengambil sampah yang menumpuk
itu, mobil yang mengangkut sampah dibeberapa titik dalam Kota Sungai Penuh
terlihat terparkir di depan kantor Perizinan karena sudah menimbulkan aroma yang
Kabupaten Kerinci yang masih berisikan tidak sedap. Tempat penampungan sampah
sampah, serta sebagian besar masyarakat harus memenuhi syarat-syarat tempat
membuang sampah ke sungai. sampah yang dianjurkan, seperti:
konstruksinya kuat, tidak mudah bocor,

7
tempat sampah mempunyai tutup, dan tidak terangkut ini salah satunya
mudah untuk diangkat oleh satu orang. dipengaruhi oleh kapasitas pengelolaan
Kebanyakan mereka menggunakan sampah daerah yang tidak memadai.
keranjang sampah yang terbuat dari bambu, Berdasarkan pada permasalahan
kardus dan kantong plastik. Tempat tersebut di atas, ada indikasi pengelolaan
pengumpulan sampah yang terbuka dapat sampah di Kota Sungai Penuh saat ini
menjadikan tempat perkembangbiakan belum berjalan optimal. Untuk dapat
kuman penyakit, yang akan menjadi mengetahui sistem pengelolaan dan upaya
sumber infeksi. Dan tempat penanggulangan sampah terhadap
perkembangbiakannya vektor penyakit permasalahan sisa sampah yang tidak
yang dapat menularkan penyakit melalui terangkut di Kota Sungai Penuh,
makanan dan minuman, serta ganguan dibutuhkan suatu penelitian yang bertujuan
estetika. Kondisi ini perlu dicermati agar mengetahui bagaimana sistem pengelolaan
tidak menyebabkan terjadinya penurunan sampah dan faktor-faktor yang
kualitas lingkungan. Pewadahan sampah mempengaruhi kapasitas pengelolaan
yang ada pada saat ini masih belum sampah yang dilakukan oleh pemerintah
seragam, baik dari bentuk dan kapasitas setempat dalam hal ini Bidang Kebersihan
serta bahannya. Mulai dari pengumpulan, dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum di
pemindahan, pengangkutan dan Kota Sungai Penuh.
pembuangan sementara hingga ke II. KAJIAN TEORI
pembuangan akhir dinilai masih perlu
Menurut definisi World Health
untuk dibenahi.
Organization (WHO) sampah adalah
Persoalan sampah harus menjadi
sesuatu yang tidak digunakan, tidak
perhatian utama pemerintah. Masalah yang
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
terjadi karena keberadaan sisa sampah yang
dibuang yang berasal dari kegiatan
tidak terangkut ini bukan sekedar masalah
manusia dan tidak terjadi dengan
tumpukan sampah saja, melainkan dapat
sendirinya (Chandra, 2006:45). Sampah
memicu munculnya masalah-masalah lain
merupakan bahan buangan dari kegiatan
yang berdampak pada kerusakan
rumah tangga, komersial, industri atau
lingkungan serta keadaan sosial ekonomi
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat. Keberadaan sisa sampah yang
manusia lainnya. Sampah juga merupakan

8
hasil sampingan dari aktivitas manusia dalam pengolahan sampah dikenal dengan
yang sudah tidak terpakai (Purwendro, nama 5M, antara lain:
2006:13). Sampah pada dasarnya 1. Mengurangi (Reduce)
merupakan suatu bahan yang terbuang Mengurangi penggunaan barang-barang
atau dibuang dari sumber hasil aktivitas habis pakai yang dapat menimbulkan
manusia maupun proses-proses alam yang sampah. Karena semakin banyak barang
tidak mempunyai nilai ekonomis, bahkan terbuang maka akan semakin banyak
dapat mempunyai nilai ekonomis yang sampah.
negatif karena dalam penangannya baik 2. Menggunakan Kembali (Reuse)
untuk membuang atau membersihkannya Mengusahakan untuk mencari barang-
memerlukan biaya yang cukup besar. barang yang bisa dipakai kembali, dan
Jenis-Jenis Sampah mengindari pemakaian barang-barang
yang sekali pakai guna memaksimalkan
Menurut Nugroho (2013:47) jenis-
umur suatu barang.
jenis sampah dapat digolongkan menjadi
3. Mendaur Ulang (Recycle)
beberapa jenis, antara lain:
Selain mencari barang yang dapat dipakai
1. Berdasarkan Sumbernya
kembali, dapat pula mencari barang yang
a. Sampah Alam
dapat didaur ulang. Sehingga barang
b. Sampah Manusia
tersebut dapat dimanfaatkan bukan
c. Sampah Konsumsi
menjadi sampah.
d. Sampah Industri
4. Mengganti (Replace)
2. Berdasarkan Sifatnya
Metode ini dapat dilakukan dengan
a. Sampah Organik
melakukan pengamatan di sekitar. Ganti
b. Sampah Anorganik
barang sekali pakai dengan barang yang
3. Berdasarkan Bentuknya
lebih tahan lama, serta menggunakan
a. Sampah Padat
barang yang ramah lingkungan dan tidak
b. Sampah Cair
menimbulkan tumpukan sampah.
Prinsip Pengolahan Sampah
5. Menghargai (Respect)
Menurut Nugroho (2013:52)
Metode ini menggunakan rasa
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan
kecintaan pada alam, sehingga akan

9
menimbulkan sikap bijaksana sebelum penampungan sampah sementara
memilih. atau dari tempat pengolahan
Sistem Pengolahan Sampah. sampah terpadu menuju ke
tempat pemrosesan akhir.
Menurut Kodoatie (2003:65),
4) Pengolahan dalam bentuk
sistem pengelolaan sampah perkotaan
mengubah karakteristik,
pada dasarnya dilihat dari komponen-
komposisi, dan jumlah sampah.
komponen yang saling mendukung satu
5) Pemrosesan akhir sampah dalam
dengan yang lain serta saling berinteraksi
bentuk pengembalian sampah
untuk mencapai tujuan yaitu kota yang
dan/atau residu hasil pengolahan
bersih sehat dan teratur. Sedangkan
sebelumnya ke media lingkungan
menurut Undang-Undang No. 18 Tahun
secara aman.
2008 pengelolaan sampah didefinisikan
III. METODE PENELITIAN
sebagai kegiatan yang sistematis,
Berdasarkan tujuan penelitian,
menyeluruh, dan berkesinambungan,
maka pendekatan penelitian ini adalah
antara lain:
kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:15)
a. Kegiatan Pengurangan, meliputi:
bahwa penelitian kualitatif adalah metode
pembatasan timbulan sampah,
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pendauran ulang sampah, dan/atau
postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pemanfaatan kembali sampah.
pada kondisi objek yang alamiah di mana
b. Kegiatan Penanganan, meliputi:
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
1) Pemilahan dalam bentuk
pengambilan sambel sumber data
pengelompokan dan pemisahan
dilakukan secara purpositive dan
sampah sesuai dengan jenis,
snowball, teknik pengumpulan dengan
jumlah, dan/atau sifat sampah.
trianggulasi (gabungan), analisis data
2) Pengumpulan dalam bentuk
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
pengambilan dan pemindahan
penelitian kualitatif lebih menekankan
sampah dari sumber sampah ke
makna dari pada generalisasi. Jenis
tempat penampungan sementara.
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
3) Pengangkutan dalam bentuk
Dalam penelitian ini, peneliti
membawa sampah dari sumber
bertindak sebagai instrumen kunci yang
dan/atau dari tempat

10
langsung mengadakan observasi, penanggulangan sampah di Kota
wawancara, dan studi dokumentasi di Sungai Penuh yang didapatkan dari
lapangan dan berinteraksi secara aktif literatur, artikel, jurnal pernelitian
dengan sumber data/informan untuk terdahulu serta situs di internet yang
memperoleh data yang objektif tentang berkenaan dengan penelitian yang
sistem pengelolaan dan upaya dilakukan oleh peneliti.
penanggulangan sampah di Kota Sungai Teknik Pengumpulan Data
Penuh.
Teknik pengumpulan data
Data Penelitian
merupakan hal yang paling utama dalam
Menurut Hasan (2010:19) bahwa penelitian, karena tujuan utama dari
data dalam penelitian dapat diklarifikasi penelitian adalah mendapatkan data. Oleh
dalam dua jenis, yaitu data primer dan karena itu, seorang peneliti harus terampil
data sekunder sebagai berikut: dalam mengumpulkan data agar
1. Data primer adalah data yang mendapatkan data yang valid. Teknik
diperoleh atau dikumpulkan langsung pengumpulan data yang digunakan dalam
di lapangan oleh orang yang penelitian ini sebagai berikut:
melakukan penelitian atau yang 1. Observasi
bersangkutan yang memerlukannya. Observasi merupakan satu teknik
Data primer dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan secara
adalah data tentang sistem sistematis dan sengaja melalui proses
pengelolaan dan upaya pengamatan dan pencatatan terhadap
penanggulangan sampah di Kota gejala-gejala yang diteliti. Menurut
Sungai Penuh yang didapatkan dari Margono (2009:158) bahwa observasi
informan penelitian. diartikan sebagai pengamatan dan
2. Data sekunder adalah data yang pencatatan secara sistematik terhadap
diperoleh atau dikumpulkan oleh gejala yang tampak pada objak penelitian.
orang yang melakukan penelitian dari 2. Wawancara
sumber-sumber yang telah ada. Data Menurut Mahmud (2011:173)
primer dalam penelitian ini adalah bahwa wawancara adalah teknik
data pendukung tentang sistem pengumpulan data dengan mengajukan
pengelolaan dan upaya pertanyaan kepada responden dan

11
mencatat atau merekam jawaban-jawaban mengorganisasikan data ke dalam
responden. Dalam penelitian ini peneliti kategori, menjabarkan ke unit-unit,
menggunakan teknis wawancara bebas melakukan sintesa, menyusun ke dalam
terpimpin dengan cara peneliti pola, memilih mana yang penting dan
menyiapkan beberapa pertanyaan yang yang akan dipelajari, dan membuat
akan diajukan kepada informan. kesimpulan sehingga mudah dipahami
3. Studi Dokumentasi oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menurut Iskandar (2010:219) Metode analisis data merupakan bagian
bahwa studi dokumentasi merupakan yang amat penting dalam metode ilmiah,
penalaahan terhadap referensi-referansi karena dengan analisis data tersebut dapat
yang berhubungan dengan fokus diberi arti dan makna yang berguna dalam
permasalahan penelitian. Studi memecahkan masalah penelitian.
dokumentasi dalam penelitian kualitatif Lokasi Penelitian
memegang peranan penting sebagai
Penelitian ini akan dilaksanakan
sumber informasi untuk melengkapi hasil
pada Kantor Badan Lingkungan Hidup
observasi dan wawancara.
Kebersihan dan Pertamanan yang
Unit Analisis
beralamat di Jln. Yos Sudarso Kota
Berdasarkan judul penelitian Sungai Penuh.
tentang sistem pengelolaan dan upaya IV. DESKRIPSI ANALISIS DATA
penanggulangan sampah di Kota Sungai
Deskripsi Sistem Pengelolaan Sampah
Penuh, maka unit analisis dalam
di Kota Sungai Penuh.
penelitian ini adalah Pemerintah Kota
Sungai Penuh melalui Badan Lingkungan Tahapan pengelolaan sampah
Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan. terdiri atas: pengumpulan, pengangkutan,
Interprestasi Data pengolahan, dan pemprosesan akhir
sangat mempengaruhi keberhasilan
Menurut Sugiyono (2011:335)
pengelolaan sampah di suatu kota. Dalam
bahwa analisis data adalah proses mencari
wilayah Kota Sungai Penuh,
dan menyusun secara sistimatis data yang
permasalahan pengelolaan sampah juga
diperoleh dari hasil wawancara, catatan
tidak terlepas dari tahapan tersebut.
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

12
1. Sistem Pengumpulan Sampah di Kota Sumber sampah yang paling
Sungai Penuh banyak terdapat di daerah pasar, yaitu
Hasil wawancara pada tanggal 15 sisa-sisa hasil jualan seperti sayur-
Desember 2019 dengan masyarakat (Ibu sayuran, buah-buahan, plastik, kardus,
Sela warga Desa Sungai Liuk) tentang kertas dan lainya. Di pasar sayuran dari
bagaimana sistem pengumpulan sampah pemasok belum sepenuhnya dalam
sebagai berikut: keadaan siap jual. Sayuran itu di pilih dan
Pengumpulan sampah dilakukan dengan dibersihkan. Tidak sedikit sayuran dan
cara pemilahan sampah terlebih dahulu, buah yang telah rusak, kerusakan tersebut
sampah organik dimasukkan pada tong bisa dikarenakan layu atau busuk, karena
sampah dan sampah anorganik (plastik, terlalu lama disimpan, atau terlalu lama
kertas dan logam/kaca) dimasukkan pada dalam perjalanan. Sampah hasil sayuran,
karung yang terpisah. dan buah yang telah membusuk
dikumpulkan sementara, setelah pasar
Hasil wawancara pada tanggal 16
ditutup sampah tersebut di buang ke
Desember 2019 dengan Petugas
tempat pembuangan sementara (TPS),
Persampahan Desa Sungai Liuk Dinas
baru kemudian petugas kebersihan
BLH Kota Sungai Penuh (Bapak Tajudin)
diangkut ke tempat pembuangan akhir
tentang bagaimana sistem pengumpulan
(TPA). Pembuangan sampah yang
sampah sebagai berikut:
dilakukan oleh pedagang pasar dengan
Pengumpulan sampah dilakukan dengan
cara terbuka dan di tempat terbuka juga
cara pemilahan sampah dilakukan oleh
dapat berakibat meningkatnya intensitas
warga di masing-masing rumah
pencemaran dan rendahnya estetika
tangganya. Sampah tersebut dimasukkan
lingkungan.
ke dalam keranjang atau karung.
Hasil wawancara pada tanggal 17
Desember 2019 dengan Petugas Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) Dinas
BLH Kota Sungai Penuh (Bapak
Rahiman) tentang bagaimana sistem

Gambar 3.1. pengumpulan sampah adalah sebagai


Pola Pengumpulan Sampah Warga berikut:

13
Sampah yang dihasilkan oleh
pedagang beraneka ragam macamnya
seperti sampah sayuran, buah-buahan,
ikan, kantung, kertas, kardus, plastik dll.
Sampah dikumpulkan oleh pedagang
setelah selesai berjualan dan dikumpulkan
di depan kios atau lapaknya. Wadah untuk
pengumpulan sampah beraneka ragam
macamnya pada masing-masing pasar
Gambar 3.2.
antara lain: tong sampah, kantung plastik, Pola Pengumpulan Sampah Tempat
cerangka, peti bahkan ada yang tidak Pembuangan Sementara (TPS)
Di Pasar Sungai Penuh
menggunakan wadah. Sampah yang
dihasilkan oleh pedagang kemudian Hasil wawancara pada tanggal 17

dikumpulkan dan diangkut ke tempat Desember 2019 dengan Petugas Tempat

TPS. Sampah yang dihasilkan oleh para Pembuangan Akhir (TPA) Dinas BLH

pedagang dikumpulkan oleh pengumpul Kota Sungai Penuh (Bapak Suwandi)

yang dikoordinasi oleh Dinas Pengelolaan tentang bagaimana sistem pengumpulan

Pasar. Para pedagang dipungut biaya sampah sebagai berikut:

kebersihan antara Rp2.000,00 sampai Sampah di Tempat Pembuangan Akhir

dengan Rp10.000,00 per hari. Sampah (TPA) berasal dari sampah masyarakat

tersebut kemudian diangkut ke tempat yang diangkut oleh petugas desa yang

TPS. Lokasi TPS di antaranya biasanya dikumpulkan di Tempat Pembuangan

terletak di belakang pasar. Sementara (TPS), selanjutnya sampah


yang terkumpul di Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) dikumpulkan di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).

14
Gambar 3.4.
Pola Pengumpulan Sampah di Kota
Gambar 3.3. Sungai Penuh
Pengumpulan Sampah di Tempat di Sekitar Pemukiman Penduduk
Pembuangan Akhir (TPA)
Di Renah Kayu Embun Hasil wawancara pada tanggal 16
Desember 2019 dengan Petugas
Hasil wawancara pada tanggal 18
Persampahan Desa Koto Dua Dinas BLH
Desember 2019 dengan Kasubbid
Kota Sungai Penuh (Bapak Taher) tentang
Persampahan dan Limbah B3 Dinas BLH
bagaimana sistem pengangkutan sampah
Kota Sungai Penuh (Bapak Yosrizal, S.T)
sebagai berikut:
tentang bagaimana sistem pengumpulan
Pengangutan sampah dilakukan setiap 2
sampah sebagai berikut:
kali semingu/RT. Sampah tersebut
Pengumpulan sampah yang dilakukan
diangkut ke TPS di pasar Sungai Penuh
oleh masyarakat dipermukiman, yaitu
dengan menggunakan motor jenis Viar.
sampah rumah tangga yang dihasilkan
dipilah dan diwadahi dengan
menggunakan kantong plastik/karung
dan kardus kemudian sampah dibuang di
TPS. Selain itu, sampah-sampah yang
dihasilkan oleh rumah tangga
dikumpulkan di samping rumah atau di
belakang rumah. Dijumpai pula berbagai Gambar 3.5.
Pola Pengangkutan Sampah Warga
tempat pengumpulan sampah warga antara
lain areal di sekitar pemukiman yang
kosong serta sungai.

15
Hasil wawancara pada tanggal 17 Hasil wawancara pada tanggal 16
Desember 2019 dengan Petugas Tempat Desember 2019 dengan Petugas
Pembuangan Akhir (TPA) Dinas BLH Persampahan Desa Seberang Dinas BLH
Kota Sungai Penuh (Bapak Putra) tentang Kota Sungai Penuh (Bapak Amri) tentang
bagaimana sistem pengangkutan sampah bagaimana sistem pengolahan sampah
sebagai berikut: sebagai berikut:
Pengangkutan sampah di TPA diangkut Pengolahan sampah dilakukan terlebih
oleh petugas dengan mengunakan dum- dahulu oleh warga dengan cara
truk/kontainer dari masing-masing TPS. memanfaatkan botol dan plastik bekas
Pengangkutan sampah dari TPS menuju untuk dijadikan keperluan rumah tangga.
TPA dilakukan setiap harinya.

Gambar 3.7.
Pola Pengangkutan Sampah di Tempat Gambar 3.9.
Pembuangan Akhir (TPA) Pola Pengolahan Warga di Desa
Hasil wawancara pada tanggal 17
Sistem Pengolahan Sampah di Kota
Desember 2019 dengan Petugas Tempat
Sungai Penuh
Pembuangan Sementara (TPS) Dinas
Hasil wawancara pada tanggal 15
BLH Kota Sungai Penuh (Bapak Sarkasi)
Desember 2019 dengan masyarakat (Ibu
tentang bagaimana sistem pengolahan
Nedya warga Desa Seberang) tentang
sampah sebagai berikut:
bagaimana sistem pengolahan sampah
Sampah yang dikumpulkan di TPS
sebagai berikut:
biasanya dipilih terlebih dahulu oleh
Sampah bekas botol minuman dijadikan
pemulung.
bahan kerajinan untuk keperluan rumah.
Sampah plastik seperti bekas pembungkus
deterjen dijadikan pot tanaman.

16
Gambar 3.10.
Pola Pengolahan Sampah di Tempat
Pembuangan Sementara (TPS)
Gambar 3.11.
Hasil wawancara pada tanggal 17 Pola Pengolahan Sampah di Tempat
Desember 2019 dengan Petugas Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Pembuangan Akhir (TPA) Dinas BLH Hasil wawancara pada tanggal 18
Kota Sungai Penuh (Bapak Muhaimin) Desember 2019 dengan Kasubbid
tentang bagaimana sistem pengolahan Persampahan dan Limbah B3 Dinas BLH
sampah sebagai berikut: Kota Sungai Penuh (Bapak Yosrizal, S.T)
Upaya pemilahan khususnya sampah tentang bagaimana sistem pengolahan
organik dilakukan di TPS oleh petugas sampah sebagai berikut:
kebersihan pasar. Sampah organik yang Proses pengolahan sampah utama
sudah dipilah kemudian dicacah baik dilakukan di TPA, walau terdapat peluang
menggunakan mesin atau secara pengolahan awal di permukiman dengan
konvensional bagi UPT yang belum sistim 5R ataupun sampah dipilah di
memiliki mesin. Pencacahan dilakukan transdepo sebelum masuk ke TPA. Hal ini
oleh petugas kebersihan yang ditunjuk dapat meminimalisir volume sampah yang
oleh UPT. Hasil pencacahan merupakan masuk ke TPA akan memperpanjang umur
media kompos kemudian dimasukkan ke pakai TPA. Namun, proses tersebut jarang
dalam drum pengomposan untuk dilakukan oleh warga di Kota Sungai
difermentasi kurang lebih 7 hari, Penuh. Pembuatan pupuk kompos sebagai
selanjutnya setelah jadi kompos salah satu bentuk nilai ekonomis sampah
didistribusikan kepada para pihak yang dan cukup siknifikan mengurangi volume
membutuhkan. sampah di TPA dilakukan oleh petugas
sampah di Kota Sungai Penuh.

17
TPA Renah Kayu Embun merupakan satu-
satunya tempat pemprosesan akhir
sampah di Kota Sungai Penuh masih
sering menimbulkan masalah bau yang
terbawa angin hingga kawasan. TPA di

Gambar 3.12. Kota Sungai Penuh masih menggunakan


Pola Pengolahan Sampah di Kota sistim open dumping yang tidak ramah
Sungai Penuh
lingkungan karena menimbulkan bau dan
Sistem Pemprosesan Akhir Sampah di vector penyakit dari lalat dan tikus. Selain
Kota Sungai Penuh itu, TPA sampah tidak hanya berdampak
pada kesehatan dan lingkungan akan
tetapi juga berdampak pada keadaan
sosial ekonomi masyarakat diantaranya
yaitu TPA sampah dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk mencari barang
bekas, memberikan kesempatan erja pada
masyarakat dan juga adanya TPA sampah
ini juga masyarakat dapat mengeluarkan
biaya untuk berobat karena rata–rata
masyarakat yang berada disekitar TPA
sampah tersebut sering menderita
penyakit ISPA, dermatitis dan gastritis.

Gambar 3.13.

Pola Pemprosesan Akhir Sampah di


Kota Sungai Penuh
18
Peran pemerintah untuk Untuk mengurangi penggunaan sampah
menanggulangi dampak TPA dengan cara dilakukan dengan cara tidak
melakukan penyemprotan, membuat menggunakan plastik berlebihan pada saat
kotak sampah yang nantinya kotak belanja di pasar.
sampah tersebut akan diletakkan di
pinggir jalan yang dilewati oleh mobil
truk sampah terutama pada pinggir jalan
yang ada di pusat kota dan melakukan
Gambar 3.14.
sosialisasi dan penyuluhan kepada Kegiatan Mengurangi (Reduce) Sampah
masyarakat mengenai TPA tersebut. di Kota Sungai Penuh
Hasil wawancara pada tanggal 07
Deskripsi Upaya Penanggulangan
Januari 2020 dengan masyarakat (Ibu
Sampah di Kota Sungai Penuh Dara warga Desa Koto Dua) tentang
Upaya penanggulangan sampah bagaimana cara menggunakan kembali
terdiri atas: mengurangi (reduce), (reuse) sampah di Kota Sungai Penuh
menggunakan kembali (reuse), mendaur sebagai berikut:
ulang (recycle), mengganti (replace), dan Untuk menggunakan kembali sampah
menghargai (respect) \sangat bekas botol minuman dan Sampah plastik
mempengaruhi keberhasilan dalam upaya seperti bekas pembungkus deterjen
penanggulangan sampah di suatu kota. dijadikan pot tanaman.
Dalam wilayah Kota Sungai Penuh, upaya
penanggulangan sampah juga tidak
terlepas dari upaya tersebut.
Hasil wawancara pada tanggal 05 Januari
2020 dengan masyarakat (Ibu Siska warga
Desa Sungai Liuk) tentang cara
mengurangi (reduce) sampah di Kota Gambar 3.15.
Sungai Penuh sebagai berikut: Kegiatan Menggunakan Kembali
(Reuse) Sampah di Kota Sungai Penuh

Hasil wawancara pada tanggal 08


Januari 2020 dengan masyarakat (Ibu
Feka warga Desa Seberang) tentang

19
bagaimana cara mendaur ulang (recycle) Contohnya adalah mengubah penggunaan
sampah di Kota Sungai Penuh sebagai kertas tisu dengan menggunakan sapu
berikut: tangan, dll. (Kadis DLH Kota Sungai
Cara mendaur ulang Sampah bekas botol Penuh)
minuman dijadikan bahan kerajinan untuk Hasil wawancara pada tanggal 10
keperluan rumah. Januari 2020 dengan masyarakat (Ibu
Intan warga Desa Sumur Gedang) tentang
bagaimana cara mengganti (replace)
sampah di Kota Sungai Penuh sebagai
berikut:
Cara mengganti sampah yaitu dengan cara
menggunakan sapu tangan sebagai
Gambar 3.16.
pengganti tisu.
Kegiatan Mendaur Ulang (Recycle)
Sampah di Kota Sungai Penuh
Hasil wawancara pada tanggal 03
Januari 2020 dengan Kasubbid
Persampahan dan Limbah B3 Dinas BLH
Kota Sungai Penuh (Bapak Yosrizal, S.T)
tentang bagaimana cara mengganti
(replace) di Kota Sungai Penuh sebagai
berikut: Gambar 3.17.
Kegiatan mengganti (replace) Kegiatan Mengganti (Replace) Sampah
di Kota Sungai Penuh
sampah di Kota Sungai Penuh yang
dilakukan oleh BLH Kota Sungai Penuh Hasil wawancara pada tanggal 03
dengan cara sosialisasi kepada warga, Januari 2020 dengan Kasubbid
seperti kegiatan untuk mengganti Persampahan dan Limbah B3 Dinas BLH
pemakaian suatu barang atau memakai Kota Sungai Penuh (Bapak Yosrizal, S.T)
barang alternatif yang sifatnya lebih tentang bagaimana cara menghargai
ramah lingkungan dan dapat digunakan (respect) sampah di Kota Sungai Penuh
kembali. Upaya ini dinilai dapat sebagai berikut:
mengubah kebiasaan seseorang yang Kegiatan menghargai (respect) sampah di
mempercepat produksi sampah. Kota Sungai Penuh yang dilakukan oleh

20
BLH Kota Sungai Penuh dengan cara pembentukan karakter cinta lingkungan
sosialisasi kepada warga, seperti kegiatan akan tumbuh melekat pada benak generasi
penanaman kembali, sering juga disebut kita kedepan. Untuk saat ini secara
reboisasi. Contohnya adalah melakukan berkesinambungan terus dilakukan
kegiatan reboisasi hutan, mangrove, sosialisasi dan aksi nyata pada semua pihak
pemanfaatan pekarangan secara optimal agar dapat dicontoh oleh generasi kita.
untuk mengurangi global warming. Tempat sampah yang tersedia pada tempat-
tempat umum yang sekaligus ada papan
Hasil wawancara pada tanggal 11
informasi pemilahan sampah. Gerakan dari
Januari 2020 dengan masyarakat (Ibu
rumah tangga agar mampu dan mau untuk
Rima warga Desa Sumur Gedang) tentang
memilah sampah guna meminimalisir
bagaimana cara menghargai (respect)
dampak pencemaran sampah di
sampah di Kota Sungai Penuh sebagai
masyarakat. Lembaga kemasyarakatan
berikut:
seperti PKK, kelompok pemuda, sekolah
Cara menghargai sampah dilakukan
dari PAUD hingga Perguruan Tinggi juga
dengan cara menanam pohon disekitar
instansi/lembaga agar secara nyata
perkarangan rumah.
digalakan adanya 5R yang lebih baik. 5R
ini terus dibudayakan dan menjadi
membudaya bagi semua lapisan
masyarakat.
Analisis Data

Sistem Pengelolaan di Kota Sungai


Penuh
Tahapan pengelolaan sampah
terdiri atas: pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemprosesan akhir yang
masing-masing sistem sangat
Gambar 3.18.
Kegiatan Menghargai (Respect) Sampah mempengaruhi keberhasilan pengelolaan
di Kota Sungai Penuh sampah di suatu kota. Dalam wilayah
Penyadaran untuk penanganan
Kota Sungai Penuh, permasalahan
sampah ini dilakukan sejak dini agar
pengelolaan sampah juga tidak terlepas

21
dari tahapan tersebut. Pengolahan sampah 1. Kesimpulan
erat kaitannya dengan masyarakat karena Berdasarkan analisis data hasil
dari sampah tersebut akan hidup mikro penelitian, maka kesimpulan hasil
organisme penyebab penyakit penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
(bakteri,pathogen, jadi sampah harus berikut:
betul-betul dapat diolah agar tidak 1. Sistem pengelolaan sampah di Kota
menimbulkan masalah. Sungai Penuh dimulai dari tingkat desa,
Menurut Nugroho (2013:54) TPS, dan TPA terdiri atas: pengumpulan
berbagai cara yang dapat mengurangi efek (menggunakan kantong
negatif dari sampah, antara lain: plastik/karung/kardus), pengangkutan
a. Pemupukan (mengunakan viar/dum-truk/kontainer),
b. Pembakaran pengolahan (menggunakan sistim 5R),
c. Sanitary Landfill dan pemprosesan akhir (menggunakan
Metode ini juga kerap digunakan sistim open dumping). Sistem tersebut
pemerintah, cara penerapannya adalah telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
dengan membuat lubang baru untuk Sungai Penuh, tetapi masih belum
mengubur sampah. optimal.
Upaya Penanggulangan Sampah di 2. Upaya penanggulangan di Kota Sungai
Kota Sungai Penuh Penuh sampah dengan cara sosialisasi
Upaya penanggulangan sampah kepada warga terdiri atas: mengurangi
terdiri atas: mengurangi (reduce), (reduce) seperti: seperti mengurangi
menggunakan kembali (reuse), mendaur penggunaan kantong plastik pada setiap
ulang (recycle), mengganti (replace), dan belanja barang, menggunakan kembali
menghargai (respect) yang masing- (reuse), seperti kegiatan menggunakan
masing sistem sangat mempengaruhi kembali botol bekas yang masih layak
keberhasilan dalam upaya untuk menanam tanaman, dll, mendaur
penanggulangan sampah di suatu kota. ulang (recycle), seperti kegiatan
Dalam wilayah Kota Sungai Penuh, upaya memanfaatkan dan mengolah sampah
penanggulangan sampah juga tidak organik untuk dijadikan pupuk kompos,
terlepas dari upaya tersebut. memanfaatkan barang bekas untuk dibuat
V. Kesimpulan kerajinan, dll, mengganti (replace),

22
seperti mengubah penggunaan kertas tisu mendaur ulang (recycle), mengganti
dengan menggunakan sapu tangan, dll, (replace), dan menghargai (respect).
dan menghargai (respect), seperti 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
melakukan kegiatan reboisasi hutan, menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat
mangrove, pemanfaatan pekarangan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
secara optimal untuk mengurangi global dengan cara membuang sampah pada
warming. Upaya tersebut telah dilakukan tempatnya.
oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh,
tetapi masih belum optimal.

VI. REFERENSI
2. Saran
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar
Berdasarkan kesimpulan hasil Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
penelitian, maka peneliti mengajukan EGC

beberapa saran sebagai berikut: Hasan. Iqbal. 2010. Analisis Data


Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Bumi Aksara
dijadikan sebagai penilaian logis dan
Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian
bahan pertimbangan bagi Dinas Pendidikan dan Sosial. Jakarta. GP
Lingkungan Hidup Kota Sungai Penuh Press. Cet. Ke-3

agar dapat mengoptimalkan sistem Kodoatie. R.J 2003. Manajemen dan


Rekayasa Insfrastruktur.
pengelolaan sampah mulai dari Yogyakarta: Pustaka Belajar
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
Mahmud. 2011. Metode Penelitian
dan pemprosesan akhir. Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Margono, S. 2009. Metedologi Penelitian
dijadikan sebagai penilaian logis dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
bahan pertimbangan bagi Dinas Nugroho Panji. 2012. Panduan Membuat
Lingkungan Hidup Kota Sungai Penuh Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta
agar dapat mengoptimalkan upaya
Purwendro, S. Nurhidayat. 2006. Mengolah
penanggulangan dengan cara mengurangi Sampah Untuk Pupuk Pestisida
(reduce), menggunakan kembali (reuse), Organik. Jakarta: Penebar Swadaya

23
Sahil. 2016. Sistem Pengelolaan dan Slamet, Juli Soemirat. 2004. Kesehatan
Upaya Penanggulangan Sampah di Lingkungan. Yogyakarta: UGM
Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate. Press
Jurnal BIOeduKASI ISSN: 2301-
4678 Vol 4 No (2) Maret 2016 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Cet. Ke-7

24

Anda mungkin juga menyukai