Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2747 - 0512

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN NAIKOTEN I - KOTA KUPANG


WASTE MANAGEMENT STRATEGY IN NAIKOTEN I SUB-DISTRICT - KUPANG CITY
Arianto Nuban, Hikmah Oddang dan Asrial
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Undana
E-mail: angkia787@gmail.com, hikmah@staf.undana.ac.id dan asrial@staf.undana.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui kondisi sampah, faktor-faktor penyebab produksi sampah dan strategi
pengelolaan sampah di kelurahan Naikoten I kota Kupang. Populasi penelitian Kepala Keluarga (KK) yang
berdomisili di kelurahan Naikoten 1 Kota Kupang sebanyak 1.634 KK. Teknik sampling dengan purposive sampling,
jumlah sampel sebanyak 82 KK. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi, observasi dan kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi sampah di kelurahan Naikoten I berupa sampah anorganik sebanyak 1.611,52
kg/hari, dan sampah organik sebanyak 1.065,54 kg/hari, sisanya adalah sampah B3. Sedangkan daya angkut oleh
petugas sampah setiap hari hanya 2.500 kg/hari, sehingga sisa sampah di TPS dan bak penampungan rata-rata 177,06
kg/hari. Ditinjau dari faktor-faktor penyebab produksi sampah menunjukkan rerata sebesar 81,66 yang berada pada
interval skor teoretik antara 86-105 dengan skor 40 atau 48,8%, yang bermakna masyarakat sangat setuju bahwa
faktor penyebab produksi sampah di sebabkan oleh faktor penduduk, sarana dan prasarana dasar, sosial ekonomi,
sosial budaya, kemajuan teknologi. Sedangkan strategi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat adalah
menampung sampah di kantong plastik, tong sampah yang ada, lalu di buang ti TPS terdekat yang telah disediakan
oleh pemerintah berupa 5 uni bak sampah dan 1 unit TPS, selanjutnya oleh perugas kebersihan setiap hari diangkut
ke ke TPU.
Kata Kunci: Strategi, Pengelolaan Sampah, Kupang

Abstract
This study aims to determine the condition of waste, the factors that cause waste production and waste management
strategies in Naikoten I Village, Kupang City. The research population of the Head of the Family (KK) who live in
the village of Naikoten 1 Kupang City is 1,634 families. The sampling technique was purposive sampling, the number
of samples was 82 families. Data collection with documentation, observation and questionnaire techniques. The
results showed that the condition of waste in Naikoten I village was in the form of 1,611.52 kg/day inorganic waste,
and 1,065.54 kg/day organic waste, the rest was B3 waste. Meanwhile, the daily carrying capacity of garbage officers
is only 2,500 kg/day, so that the remaining waste in TPS and storage tanks is an average of 177.06 kg/day. Judging
from the factors causing waste production, it shows an average of 81.66 which is in the theoretical score interval
between 86-105 with a score of 40 or 48.8%, which means that the community strongly agrees that the factors causing
waste production are caused by population factors, facilities and infrastructure. and basic infrastructure, socio-
economic, socio-cultural, technological progress. While the waste management strategy carried out by the
community is to collect waste in plastic bags, existing trash cans, then dispose of the nearest TPS that has been
provided by the government in the form of 5 units of garbage bins and 1 unit of TPS, then by the cleaning staff every
day they are transported to the TPU.
Keywords: Strategy, Waste Management, Kupang

A. PENDAHULUAN okasi timbunan sampah kawasan pemukiman terlalu


1. Latar Belakang Masalah dekatdengantempattinggal penduduk sehingga resiko
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang pencemaranjugaakanmendampaklangsungterhadap ma
terbuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia nusia (Widyatmoko dkk, 2002). Setiap aktivitas
maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai manusia pasti menghasilkan sampah, seiring dengan
ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang tumbuhnya sebuah kota, bertambah pula beban yang
negatif karena dalam penanganannya, untuk membuang harus diterima kota tersebut. Semua pihak yang
atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup bertanggungjawab terhadap penanganan sampah
besar. Selain itu karakteristik dari sampah yang belum sehingga tidak lagi menimbulkan masalah (Gunawan,
diolah dan tidak terangkut, dapat menimbulkan bau 2007).
busuksehinggamengurangi kenyamanan lingkungan. L

33
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

Sampah dan pengelohannya kini menjadi masalah terangkut setiap hari. Sedangkan dari pihak pemerintah
yang mendesak di Kota Kupang. Penanganan kurang ada keterlibatan terkait persoalan sampah yang
dan pengendalian permasalahan persampahan di kota baik dari segi implementasi kebijakan dalam masyarakat
menjadi rumit dengan semakin kompleksnya jenis dan penegasan secara hukum.
maupunkomposisidarisampah sejalan dengan semakin Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
bertambahnya jumlah penduduk serta aktivitas penulis dikelurahan Naikoten 1 diantaranya, TPS yang
penduduk Kota Masyarakat tidak mau berurusan tidak difungsikan secara efektif mengakibatkan sampah
terlalu dekat dengan sampah, padahal sudah dipastikan akan berserhkan dimana-mana, bahkan dijalan raya.
bahwa setiap hari mereka akan selalu menghasilkan Sampah yang berserakan juga terdapat ditepi jalan, dan
sampah. tempat umum, sampah yang dominan adalah sampah
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang sisa-sisa sampah rumah tangga, tidak tersedia tempat
dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan pembuangan sampah TPS dalam jumlah yang tidak
sampai dengan pembuangan akhir. Oleh karena itu cukup karena TPS yang disediakan hanya lima tempat
dalam menentukan metode penanganan yang yang terletak dibagian tepi jalan. Perda ini belum mampu
tepat, penentuan besarnya timbunan sampah sangat membawa perubahan yang signifikan dalam
ditentukanolehjumlahpelaku dan jenis dan kegiatannya. pengelolaan sampah di kota Kupang. Hasil penilaian ter
Kegiatan ini bertolak dari kondisi di mana suatu material sebut, dikatakannya terkait pengelolaan TPA di kota
yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali Kupang karena masih merupakan system pembuagan
masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah terbuka atau dan Pemkot Kupang belum memiliki
ditempat, dapat memberikan pengaruh yang signifikan dukumen kebijakan dan strategi daerah terkait
terhadap penanganan sampah pada tahap selanjutnya. pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampah rumah tangga. Masyarakat dalam pengelolaan
sampahnya meliputi pemilahan, pemanfaatan kembali sampah masih bertumpu pada pendekatan
dan daur ulang. Meski merupakan teknik yang akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut dan
efektif, tetapi bukan merupakan teknik yang dibuang ketempat pemrosesan akhir sampah.
dianjurkan. Hal ini disebabkan karena teknis tersebut 2. Rumusan Masalah
sangat Berdasarkan Latar belakang tersebut, masalah
berpotensi untuk menimbulkan pencemaran. Kompos penelitian dirumuskan sebagai berikut:
adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan hijau a. Bagaimana jenis dan volume sampah di kelurahan
dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan Naikoten I?
untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya b. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab produksi
kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa sampah?
ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea Wied c. Bagaimana strategi pengelolaan sampah di kelurahan
berbeda dengan prosespengolahan sampah yang Naikoten I?
lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik 3. Tujuan Penelitian
bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. adalah sebagai berikut:
Sedangkan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 a. Untuk mengetahui jenis dan volume sampah di
Tahun 2011 tentang penyelenggaraan penanganan kelurahan Naikoten I.
sampah rumah tangga, dan sampah sejenis rumah tangga b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab produksi s
maka implementasi tahap-tahap penanganan sampah ampah di kelurahan Naikoten I.
meliputi: pemilihan sampah; pengumpulan sampah c. Untuk mendiskripsikan strategi pengelolaan sampah
berupa TPS; pengengkutan sampah dari TPS ke tempat di kelurahan Naikoten I.
pembuangan akhir TPA; pengelolaan sampah skala kota; 4. Manfaat Penelitian
dan pemrosesan akhir dalam (Irmawan dkk, 2019). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
Kubikasi timbunan ini akan terus bertambah seiring berikut:
dengan laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Secara akademis hasil penelitian diharapakan dapat
kegiatan yang terjadi dikelurahan Naikoten I, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekitarnya. Masalah sampah yang sering ditemui (IPTEK) pada bidang ilmu teknik penyehatan
dikelurahan Naikoten 1 Kota Kupang, provinsi Nusa lingkungan di Program Studi Pendidikan Teknik
Tenggara Timur bukan hanya disebabkan oleh Bangunan, dan sebagai bahan rujukan bagi penelitian
peningkatan jumlah populasi penduduk saja, namun lain dengan variabel dan indikator yang sejenis.
disebabkan pula dari rendahnya tingkat pelayanan sarana Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat
dan prasarana dasar lingkungan khususnya dalam bidang mencegah timbulnya berbagai penyakit, dan menjamin
pelayananpengelolaansampahsehingga mengakibatkan masyarakat sekitarnya untuk hidup lebih sehat,
penanganan sampah yang tidak tuntas sehingga meningkatkan kesuburan tanah, dan berkembangannya
menimbulkan timbunan-timbunan sampah yang tidak tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Hasil
34
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi yang Instrumen penelitian untuk masalah yang pertama
berguna bagi pemerintah setempat dalam merencanakan tentang jenis dan volume sampah, dilakukan melalui
penanganan dan pembiayaan pengeloaan sampah di observasi lapangan, yakni mengamati lebih dekat
masa mendatang dalam rangka meningkatkan kesehatan kondisi sampah berdasarkan jenis sampah, volume dan
masyarakat dan kualitas lingkungan yang bersih, indah karakteristik sampah, dicatat dengan format pencatatan
dan nyaman. dan direkam sebagai dokumen. Sedangkan untuk
masalah kedua tentang faktor-faktor penyebab produksi
B. METODE PENELITIAN
sampah diperoleh dengan bantuan kuesioner yang
1. Jenis Penelitian
diberikan kepada responden untuk diisi dan hasilnya
Penelitian ini tergolong kedalam penelitian diskriptif,
dikoding dan disajikan melalui tabulasi. Untuk masalah
yakni penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau
yang ketiga, tentang strategi pengelolaan sampah,
menggambarkan, atau lukisan secara sistematis, faktual
diperoleh dengan wawancara dengan dinas Tata kota
dan akurat mengenai kondisi sampah, faktor-faktor
tentang berbagai metode pengelolaan sampah, mulai dari
penyebab, dan strategi pengelolaannya, dan hasilnya
perencanaan, pengorganisasian, penanganan sampah,
disajikan dalam tabulasi dan diagram.
dan evaluasi hasil pengelolaan sampah.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
6. Pengujian Instrumen Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan
Pengujian instrumen digunakan untuk mengetahui
November 2021 - bulan April 2022. Penelitian
validitas dan reliabilitas instrumen. Responden yang
dilaksanakan di kelurahan Naikoten I, Kota Kupang.
digunakan dalam uji coba instrumen adalah masyarakat
3. Populasi dan Sampel
kelurahan Naikoten I hanya RT I, IV, VI, XIV, dan XV,
Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang
yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Uji
berdomisili di kelurahan Naikoten 1, Kota Kupang
validitas dilakukan pada skor butir soal yang telah
sebanyak 1.634 KK.
tersedia kepada 30 responden, dan hasilnya di analisis
Teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik
dengan menggunakan korelsi produk moment dengan
purposive sampling, yakni penentuan sampel
bantuan SPSS, dan hasilnya dikontrol, dengan alfa 5%,
berdasarkan tujuan penelitian, yakni secara kebetulan
dengan jumlah responden 30, diperoleh r tabel sebesar
dari 18 RT, di kelurahan Naikoten 1, ternyata yang
0,361. Sedangkan untuk mengetahuai tingkat reliabilitas
mengalami masalah tentang sampah hanya RT I, IV, VI,
butir instrumen, dilakukan pengujian reliabilitas pada
XIV, dan XV, dengan demikian sesuai tujuan penelitian.
butir yang telah valid dengan analisis Alfa Cronbach
Berdasarkan hasil perolehan sampel tersebut, dapat di
(bantuan SPSS), dan hasilnya dikontrol dengan skor
distribusikan sampel berdasarkan RT masing-masing,
0,60.
sebagaimana tabel 1 berikut.
7. Teknik Analisis data
Tabel 1. Sampel KK Masyarakat Kelurahan Naikoten I.
Analisis data untuk permasalahan pertama, yakni
No RT Populasi KK Sampel KK dengan analisis deskriptif yaitu penyajian data tentang
1. I 92 17 kondisi sampah ditinjau dari jenis, valume dan
4. IV 89 16 karakterisitiknya melalui tabulasi dan diagram.
6. VI 78 14 Demikian juga dengan permasalahan kedua tentang
I4. XIV 89 16 faktor-faktor penyebab produksi sampah dilakukan
I5. XV I06 19 dengan cara: data yang diperoleh dari jawaban responden
Total 454 82
terlebih dahulu di coding, dan disajikan dalam tabulasi
4. Sumber dan Teknik Pengumpulan data bergolong, selanjutnya dianalisis dengan statistik
Sesuai dengan permasalahan penelitian, dapat deskriptif. Sedangkan untuk masalah ketiga yaitu strategi
disajikan jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data pengelolaan sampah, dilakukan dengan analisis
penelitian ini seperti tabel berikut. diskriptif, yakni menyajikan data melalui tabulasi yang
Tabel 2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data meliputi perenanaan, pengorganisasian, penanganan
sampah dan evaluasi yang dilakukan terhadap
pengelolaan sampah.
C. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian tentang Jenis dan Volume Sampah
Berdasarkan hasil pengukuran volume sampah dari
timbunan sampah kelurahan Naikoten 1 pada tempat
pembuangan sampah setiap hari yang dilakukan
menggunakan kotak sampah yang memiliki volume 40
liter (20 cm x 20 cm x 100 cm) dengan berat 2 kg.
Berikut ini adalah tabel dan hasil pengukuran volume
5. Intrumen Penelitian sampah.

35
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

Table 3. Timbunan Sampah Anorganik Setiap Hari Produksi sampah Sebagaimana data hasil penelitian
dengan jumlah butir 26, dan jumlah sampel 82 KK.
Setelah dilakukan pengukuran langsung kepada
responden diperoleh gambaran dasar variabel faktor-
faktor penyebab dengan indikator jumlah penduduk,
sarana dan prasarana dasar, sosial ekonomi, sosial
budaya, kemajuan teknologi menunjukan rata-rata
(mean) 81,66; median (Me) 83,00; dan modus (mode)
86,00; rentang skor (range) empirik antara 66 sampai
Tabel 4. Timbunan Sampah Organik Setiap Hari dengan 94 adalah 28, Dengan jumlah pernyataan 26
maka rentang skor teoretik antara 26 sampai dengan 104
adalah 78. Dengan demikian maka skor faktor-faktor
penyebab produksi sampah adalah 78,52%. dari skor
maksimum teoretik 104. Simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 6,82 menunjukkan bahwa data faktor-
faktor penyebab produksi sampah. Selanjutnya dengan
bantuan rumus Sturges diperoleh (k) jumlah kelas
interval 8, dan (p) panjang kelas interval 4. Data hasil
penelitian dikoding, dan disusun kedalam distribusi
Berdasarkan timbunan sampah anorganik dan frekuensi. Hasilnya seperti tabel 6.
organic pada lokasi TPS diperoleh berat sampah rata-rata Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Faktor-Faktor
perhari berupa sampah Anorganik sebanyak 1.611,52 Penyebab Produksi Sampah
kg/hari dan sampah Organik sebanyak 1.065,54
kg/hari. Jenis sampah organik yang di hasilkan dari
masyarakat kelurahan Naikoten I, berupa sisa-sisa
makan, kulit biji dari buah-buahan,
daun-daunan, serpihan atau serbuk kayu, ranting
kayu, sampah anorganik seperti plastik, pecahan
kaca, karet, kaleng, botol mineral, sandal, dan sampah
B3 berupa bekas pengharum ruang (freshner), pemutih,
detergen, pembersih kaca, kayu, oven, lem, hair spray,
serta batu baterai bekas.
2. Hasil Penelitian Tentang Faktor-Faktor Penyebab Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai median dan
Produksi Sampah modus faktor-faktor penyebab produksi sampah
Deskripsi data hasil penelitian merupakan cenderung mendekati rata-rata skor. Artinya penyebaran
sekumpulan data yang dihimpun dan ditabulasi sesuai frekuensi variabel faktor-faktor penyebab produksi
keperluan analisis data, guna memberikan gambaran sampah kurva simetris. Sekitar 24,39 diantara responden
umum tentang sebaran data atau distribusi data melalui berada pada kelompok rata-rata, dan 42,68% berada di
tendensi sentral, sehingga dapat dijelaskan kedudukan bawah rata-rata. Sedangkan di atas rata-rata ada 32,93%.
data dalam kurva normal melalui distribusi frekuensi dan untuk memperjelas letak posisi sebaran data faktor-
histogram. Rangkuman data tendensi sentral di sajikan faktor penyebab produksi sampah, secara grafik
sebagai berikut: diperlihatkan dalam bentuk histogram, seperti gambar 1.
Tabel 5. Rangkuman Data Tendensi Sentral

Gambar 1. Histogram Faktor-Faktor Penyebab


Produksi Sampah
36
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

Untuk mengetahui kategori skor faktor-faktor penyebab tempat karena lokasi tempat pembuangan sampah
produksi sampah. Selanjutnya disusun distribusi sementara jauh untuk diakses sedangkan masyarakat
frekuensi kategori skor yang ditetapkan sebanyak empat yang dekat dengan bak pembuangan sampah sementara
interval yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS); Tidak Setuju langsung membuang pada bak sampah tersebut yang
(TS); Setuju (S); dan Sangat Setuju (SS). Dengan jumlah disediakan oleh pemerintah di kelurahan Naikoten I
26 butir pertanyaan dan jumlah responden 82, skor sebanyak 5 buah bak sampah dan 1 tempat pembungan
minimum teoretik 26, maksimum teoretik 104, rentang sampah sementara di 5 RT di kelurahan Naikoten I
78, (k) jumlah kelas kategori ditetapkan 4. Mengacu sehingga tempat pembuangan sampah sementara tidak
rumus Sturges, diperoleh (p) panjang kelas interval cukup untuk menampung volume sampah yang
kategori 19,5 dibulatkan 20. Selanjutnya data hasil dihasilkan oleh masyarakat Naikoten I. Hal ini dingatkan
penelitian dicoding, dan di susun ke dalam distribusi Tamelan (2017) bahwa sampay yang berserakan dapat
frekuensi, dan hasilnya seperti tabel berikut: dibawa oleh limpasan permukaan kedalam saluran
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kategori Faktor-Faktor pembuangan jalan raya dan terjadi laupan banjir
Penyebab Produksi Sampah sehingga menggagu arus lalu lintas.
Sampah-sampah yang telah ditampung di tempat
pembuangan sampah sementara yang tidak terangkut
dibakar dan sebagian sampah di pilah oleh pemulung
sedangkan sampah yang berada di bak sampah diangkut
oleh pihak dinas kebersihan pada pagi hari dengan
menggunakan 1 unit truk pengakut sampah dan
dilakukan pengangkutan hanya satu kali setiap hari
sehingga sampah tersebut yang tersedia di 5 bak sampah
Berdasarkan tabel di atas, dengan rata-rata skor
tidak terangkut semua sehingga masih tersisa dan
empirik 81,66 menunjukkan bahwa faktor-faktor
berserakan di sekeliling bak sampah dan volume sampah
penyebab produksi sampah berada pada interval skor
terus meningkat setiap saat karena waktu pembuangan
teoretik antara 86-105 dengan skor 40 atau 48,8%. Hasil
sampah yang dilakukan oleh masyarakat juga tidak
tersebut bermakna bahwa rata-rata responden berada
teratur kemudian sampah yang diangkut menggunakan
pada kategori Sangat Setuju (SS), kondisi lainnya yaitu
truk pengangkutan sampah dibuang ke tempat
kategori Setuju (S) dengan skor 30 atau 36,6% yang
pembuangan sampah akhir yang berlokasi di Alak,
terletak pada interval 3 dan kategori Tidak Setuju (TS)
Kecamatan Kupang Barat.
dengan skor 7 atau 8,54 % sedangkan kelompok
Sedangkan strategi lain yang dilakukan oleh pihak
responden dengan kategori Sangat tidak setuju (STS)
kelurahan Naikoten I dalam menanggani sampah adalah
dengan skor 5 atau 6,1% berada pada interval 1 dan 2.
dengan menginformasikan secara langsung demi
Lebih jelaskan posisi kategori faktor-faktor penyebab
menyadarkan masyarakat agar menjaga kebersihan
produksi sampah dipaparkan melalui histogram, seperti
dengan membuang sampah ada tempat sampah
pada gambar 2.
sementara yang dilakukan oleh pemerintah kelurahan
Naikoten I pada saat kerja bakti yang dilakukan setiap
hari jumat.
Karena permasalahan sampah semakin kompleks,
peran serta Lurah dalam mengatasi permasalahan
sampah sangatlah dibutuhkan. Hal itu pula yang
dilakukan Lurah Naikoten I dalam hal
meningkatkan kesadaran kepada masyarakat mengen
ai pentingnya pengelolaan sampah di Kelurahan
Naikoten I, hal ini dijelaskan oleh Ibu Juliana N. Amung
tentang pengelolaan sampah. Peran Lurah dalam
masalah sampah di kelurahan Naikoten I sudah
Gambar 2. Diagram Line Faktor-Faktor Penyebab
dilakukan dengan cara mengimbau atau memberitahukan
Produksi Sampah
kepada masyarakatnya agar tidak membuang sampah
3. Hasil Penelitian Tentang Strategi Pengelolaan sembarangan atau membuang di tepi jalan, karena di
Sampah kelurahan Naikoten I itu merupakan
Strategi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh daerah pemukiman/perumahan yang dimana jumlah
masyarakat di kelurahan Naikoten I adalah sampah hasil penduduknya setiap tahunnya meningkat, maka dari itu
aktivitas di simpan pada kotak sampah yang disediakan jumlah sampah pun juga ikut meningkat dan bertambah
oleh rumah tangga itu sendiri sedangkan bagi rumah banyak dan berakibat pada pencemaran lingkungan
tangga yang tidak memiliki kotak sampah ditampung sekitarnya (hasil wawancara tanggal 07 Mei 2022).
dikarung atau plastik kemudian buang di sembarang Dalam hal pengelolaan sampah, pemerintah kelurahan
37
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

Naikoten I telah melakukan berbagai cara, dan Demikian juga dengan faktor-faktor penyebab
menyediakan fasilitas untuk melakukan pengelolaan produksi sampah yang bersumber dari jumlah penduduk,
sampah di kelurahan Naikoten I. Kelurahan pun juga sarana dan prasaran dasar, sosial ekonomi, sosial budaya,
berupaya untuk menambah jumlah tempat pembungan kemajuan teknologi, dengan rerata sebesar 81,66 yang
sampah, agar masyarakat jadi lebih peduli terhadap berada pada interval skor teoretik antara 86-105 dengan
lingkungan. Hal ini dijelaskan Ibu Juliana N. Amung skor 40 atau 48,8% berada pada kategori Sangat Setuju
menyatakan: (SS), kondisi lainnya yaitu kategori Setuju (S) dengan
“Lurah juga berupaya menambah tempat pembungan skor 30 atau 36,6% yang terletak pada interval 3,
sampah di sekitar kelurahan Naikoten I. Hal ini telah di kategori Tidak Setuju (TS) dengan skor 7 atau 8,54 %
buktikan dari tahun lalu hannya 3 tempat pembungan sedangkan kelompok responden dengan kategori Sangat
sampah sekarang menjadi 5 tempat pembungan sampah tidak setuju (STS) dengan skor 5 atau 6,1% berada pada
dan di tambahkan 1 TPS oleh dinas kebersihan kota”. interval 1 dan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
(wawancara tanggal 07 Mei 2022. produksi sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya
Terkait dengan fasilitas kebersihan juga telah di sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf
upayakan oleh pemerintah, meski hanya terbatas, karena hidup masyarakat. Berikut beberapa faktor yang
itu perlu kesadaran yang tinggi dari setiap masyarakat mempengaruhi produksi sampah diantaranya adalah
untuk melakukan kebersihan lingkungan dengan sebagai berikut: (1) faktor penduduk adalah Semakin
menyediakan fasilitas kebersihan sendiri, walapun banyaknya penduduk semakin banyak pula sampah,
faktanya menurut Bapak Fadi sebagai petugas semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang
kebersihan di kelurahan Naikoten I menyatakan: dihasilkan semakin banyaknya misalnya pada aktivitas
“Kalau menurut saya, kesadaran masyarakat masih pembangunan, perdagangan, industri dan sebagainya.
kurang karena masih banyak yang tidak menyadari akan Khoiriyah dan Suwondono (2012) menjelaskan bahwa
pentingnya kebersihan.” (wawancara tanggal 07 Mei produksi sampah setiap hari semakin meningkat dengan
2022). Terkait kesadaran masyarakat tersebut, tambahannya jumlah produk dan pola konsumsi
ditambahkan pula oleh Ketua RT 01/RW 01 menyatakan masyarakat. Masih banyak masyarakat yang melakukan
bahwa: “masyarakat disini hanya sebagian yang aktif penanganan sampah dengan cara konvesional atau
dalam bekerja atau bergotong royong, karena masih ada paradigma lama yaitu kumpul, angkut dan buang dengan
sebagian kecil lagi dari warga ini yang kurang sadar diri sistem open dumping (penimbunan secara terbuka); (2)
akan kebersihan.” (wawancara tanggal 07 Mei 2022. faktor keadaan sosial ekonomi dan budaya adalah
Berdasarkan keterangan dari narasumber di atas, dimana, semakin tingginya keadaan sosial ekonomi
peran serta masyarakat dalam hal menjaga kebersihan masyarakat semakin banyaknya jumlah sampah yang
lingkungan masih kurang, hanya sebagian kecil yang dibuang, kualitas sampah bersifat tidak dapat
menyadari pentingnya kebersihan dan mau ikut membusuk. Perubahan kualitas sampah ini bergantung
berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan. Kelurahan pada bahan yang tersedia, serta kesadaran masyarakat
memiliki arti akan persoalan sampah. Peningkatan produksi sampah
penting dalam meningkatkan dan menumbuhkan rumah tangga dipengaruhi oleh pola konsumsi dari setiap
kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan individu. Keyness, (I964) menjelaskan bahwa jika
kelestarian lingkungan. Hal ini disebabkan masih pendapatan meningkat, maka konsumsi juga akan
dijumpai orang-orang/individu anggota masyarakat yang meningkat. Hal inilah yang mungkin menjadi faktor
belum sadar arti penting kebersihan lingkungan. pemicu masyarakat dalam memproduksi sampah; (3)
kemajuan teknologi memiliki dampak negatif yang
D. PEMBAHASAN PENELITIAN
mempengaruhi keadaan alam seperti pencemaran udara,
Jenis sampah yang dihasilkan dari masyarakat
pencemaran air, dan pencemaran tanah. Proses industry
kelurahan Naikoten I terdiri dari sampah organik,
yang baik harus melakukan upaya meminimalisir
anorganik dan sampah B3 yang di hasilkan sampah
pengaruh negatif terhadap lingkungan hidup Undang-
rumah tangga, pasar, pertokoan maupun dari industri.
Undang No.32 Tahun 2009 mengatur tentang Analisis
Hal ini dapat mengakibatkan aroma sampah yang
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pelaku
terhirup di perumahan atau pemukiman masyarakat
industri harus dapat memperkirakan dan mencegah
kelurahan Naikoten I yaitu bau yang tidak sedap maupun
timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk
busuk dan basi, ini terjadi karena cara pembungan
itulah penggunaan teknologi yang berpotensi
sampah di kelurahan belum teratur dengan baik.
menghasilkan sampah sebisa mungkin perlu dikurangi.
Tirtayasa (2012) menyatakan bahwa implementasi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah sampah
pengelolaan sampah di TPA masih terdapat beberapa
karena pemakaian yang tersedia semakin beragam pula.
hambatan yaitu sarana dan prasarana yang kurang
Berdasarkan pandangan di atas menunjukkan bahwa
memadai, kurangnya kesadaran masyarakat dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
pengelolaan sampah serta pemerintah kurang
adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan
memberikan sosialisasi tentang pengelolaan sampah.
timbunan sampah baik kuantitas, maupun kualitasnya
38
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

berdasarkan jenis dan volumenya yang bersumber dari sampah terdapat 15 tong yang sudah mencukupi jumlah
proses alamiah, dan juga dari aktivitas manusia dengan penduduk kelurahan Nakoten I.
segala karakteristiknya.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Strategi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
1. Simpulan
masyarakat di kelurahan Naikoten I adalah sampah yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
telah diproduksi di simpan pada kotak sampah yang
sebagai berikut:
disediakan oleh rumah tangga itu sendiri sedangkan bagi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sampah
rumah tangga yang tidak memiliki kotak sampah
di kelurahan Naikoten I berupa sampah anorganik
ditampung dikarung atau plastik kemudian buang di
sebanyak 1.611,52 kg/hari, dan sampah organik
sembarang tempat karena lokasi tempat pembuangan
sebanyak 1.065,54 kg/hari, selain itu berupa sampah
sampah sementara jauh untuk diakses sedangkan
Barang Beracun Dan Berbahaya (B3). Sedangkan yang
masyarakat yang dekat dengan bak pembuangan sampah
bisa diangkut oleh truk sampah setiap hari hanya 2.500
sementara langsung membuang pada bak sampah
kg/hari, sehingga sisa sampah yang berada di tempat
tersebut yang disediakan oleh pemerintah di kelurahan
pembuangan sampah sementara rata-rata 177,06 kg/hari,
Naikoten I sebanyak 5 buah bak sampah dan 1 tempat
hal ini dapat berdampak negatif bagi lingkungan, yang
pembungan sampah sementara di 5 RT di kelurahan
dapat menimbulakn pencemaran lingkungan dan rawan
Naikoten I sehingga tempat pembuangan sampah
terhadap penurunan kesehatan masyarakat sekitarnya.
sementara tidak cukup untuk menampung volume
Demikian juga dengan faktor-faktor penyebab
sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Naikoten I.
produksi sampah yang bersumber dari jumlah penduduk,
Menurut Undang-undang No 18 Tahun 2018 tentang
sarana dan prasaran dasar, sosial ekonomi, sosial budaya,
pengolahan sampah didefinisikan sebagai proses
kemajuan teknologi, dengan rerata sebesar 81,66 yang
perubahan bentuk sampah dengan mengubah
berada pada interval skor teoretik antara 86-105 dengan
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.
skor 40 atau 48,8% berada pada kategori Sangat Setuju
Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang bertujuan
(SS), kondisi lainnya yaitu kategori Setuju (S) dengan
mengurangi jumlah sampah dengan memanfaatkan dan
skor 30 atau 36,6% yang terletak pada interval 3,
nilai-nilai yang masih terkandung dalam sampah
kategori Tidak Setuju (TS) dengan skor 7 atau 8,54 %
sehingga menggunakan sampah organik untuk dijadikan
sedangkan kelompok responden dengan kategori Sangat
sebagai kompos. Proses yang dilakukan masyarakat
tidak setuju (STS) dengan skor 5 atau 6,1% berada pada
menggunakan komposter menggunakan tong sampah
interval 1 dan 2.
yang telah disediakan. Terkait dengan ketersediaan
Sedangkan strategi pengelolaan sampah yang
tempat sampah sebagaimana Entjang (2003)
dilakukan oleh masyarakat adalah menampung sampah
menyatakan bahwa tempat sampah adalah tempat untuk
di kantong plastik, tong sampah yang ada, lalu di buang
menampung sampah sementara mulai dari sampah yang
ti TPS terdekat yang telah disediakan oleh pemerintah
didaur ulang karena masih ada gunanya, dan berbagai
berupa 5 uni bak sampah dan 1 unit TPS, selanjutnya
jenis sampah lainnya. Hal itu untuk menghindari
oleh perugas kebersihan setiap hari diangkut ke ke TPU.
kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dapat
Strategi lain berupa himbauan dari pihak kelurahan yang
mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan serta
mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
etika sosial. Adapun persyaratan tempat sampah sehat
pengelolan sampah dalam rangka menjaga kebersihan
yaitu: (a) tersedianya tempat sampah yang dilengkapi
dan kesehatan lingkungan sekitar permukiman,
dengan penutup; (b) konstruksi tempat sampah terbuat
pemerinyah ikut terjun langsung dalam menggerakkan
dari bahan yang kuat; (c) jumlah dan volume tempat
masyarakat untuk gotong royong membersihkan sampah
sampah disesuaikan dengan perkirakan volume sampah
yang masih terseisa agar tidak mencemari lingkungan.
yang dihasilkan; (d) tempat sampah tidak menjadi vector
2. Saran
pengakit. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disampaikan
Hidup No 19 tahun 2012, tentang pewadahan sampah
saran sebagai berikut:
adalah suatu cara penampungan sampah sebelum
a. Perlu adanya penyedian sarana dan prasana dan
dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke
sosialisasi mengenai pengelolaan sampah
tempat pemrosesan akhir agar menghindari terjadinya
berdasarkan pemahaman masyarakat yang dapat
sampah yang berserakan sehingga menggangu
memiliki motivasi dan komitmen dalam mengatur
lingkungan dari kesehatan, kebersihan dan estetika,
strategi pengelolaan sampah yang lebih baik.
memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak
b. Diharapkan kepada masyarakat ikut berperan serta
membahayakan petugas pengumpulan sampah, baik
dalam menjaga kebersihan lingkungan di kelurahan
petugas kota maupun dari lingkungan setempat dan
Naikoten I.
pewadahan sampah harus terbagi menjadi 2 bagian yaitu
c. Pemerintah perlu tegas terhadap regulasi yang telah
sampah organic dan anorganik kemudian lokasi titik
dibuat serta inovatif dalam mencari bentuk
penempatan pewadahan sampah terletak pada sudut dan
pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan lebih
pertengahan jalan, untuk jumlah pewadahan tong
baik.
39
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022
ISSN 2747 - 0512

F. DAFTAR PUSTAKA Nunnally, J.C, 1969, Pschycometric Theory.2nd Edition,


A. Buku, Artikel dan Jurnal New York: McGraw-Hill Book.
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian; Suatu pendekatan Neolaka Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan.
Praktek. Jakarta: Rineka cipta. Jakarta: PT Rin-eka Cipta dalam Jamanti Retno.
Alfiandra. 2009. Kajian partisipasi masyarakat yang 20I4. Pengaruh Berita Banjir Di Koran Kaltim
melakukan pengelolaan persampahan 3R Terhadap Kesadaran
kelurahan Ngaliyan dan kalipancur kota Lingkungan Masyarakat Kelurahan Temindung
Semarang. Tesis. PPs-UNDIP. Permai Samarinda. Ejournal Ilmu Komunikasi
Cahyani, Khoiriyah Indra dan Endang Sutrasmawati. (2 (1): 17-33 ISSN 0000-0000, ejournal Ilkom. fisip-
0I6). Pengaruh Brand Awareness dan Brand unmu.ac.id
Image Terhadap Keputusan Pembelian. Tamelan, P. (2017). Model Konservasi Sumberdaya Air
Management Analysis Journal. ISSN. Di Cacthment Area Tunggaoen Boa Kecamatan
Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan P Rote Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Widyastuti, ed., Jakarta: EGC. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun
Damsar, 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Kencana Prenada Media Group. Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Damanhuri, Enri, (2008) Diktat Landfilling Limbah, Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Bandung: Institut Teknologi Bandung. Sampah Rumah Tangga.
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Subekti. 2014. Pengembangan Model E-Bisnis di
Akademi Keperawatan da Sekolah Tenaga Indonesia, Comtect vol. 5 No 2.
Kesehatan yang Sederajat. Bandung: Citra Aditya Sugiyono. 2012. Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan
bakhti. R&D. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Firmansyah, Irman. 2014. Determinant of Non Sejati, K. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu dengan
Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Sistem Node, Sub Point dan Center Point. Jakarta:
Indonesia. Jurnal Buletin Ekonomi Moneter dan Agromedia Pustaka.
Perbankan. Vol. 17 No. 2, Oktober 2014, Suwandono Agus, Nurhayati, Ida Parwati, dkk. 2012. P
Halaman 241-258. erbandingan Nilai Diagnostic Trombosit,
Gunawan. 2007. Anestesiologi, FKUI, Jakarta: EGC Leukosit, Antigen NSI, Dan Antibodi Igm
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Antidengue. Jurnal Indonesian Medical
Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Association. Vol 61; h. 8.
Penerbit Universitas Diponegoro. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix
Irmawan Dkk. 20I9. Tinjauan Kelengkapan Dan Keaku Methods). Bandung: Alfabeta.
ratan Pengisian Resume Medis Pasien Rawat Inap Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pada Ruangan Paru Di Blud Rsu Ratu Zalecha Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Martapura Tahun 20I2. Jurkessia, Iv(I) Bandung: Alfabeta.
Kasjono,H. B, & Yasril. 2009. Teknik Sampling untuk P Widyatmoko, S. 2002. Menghindari, Mengolah dan
enelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Menyingkirkan Sampah. Jakarta: Abadi Tandur.
Karadimas, N. V. Papatzelou, K. Dan Loumos, V. G. (2
B. Peraturan Perundangan
007). Optimal Solid WasteCollection Route Identi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun
fied by The Ant Colony System Algorithm. Waste
2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Management & Research, 25: 139–147.
Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Khoiriyah, Khusnul. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di
Sampah Rumah Tangga.
Indonesia Melakukan Auditor Switching. Skripsi.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13
Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksana Reduce,
Kartikawan, Yudhi. 2007. Pengelolaan Persampahan. J
Reuse, dan Recycle.
urnal Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Keynes, John M. 1964. The General Theory of Employ
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
ment,Interest, and Money; Harcourt: Brace and
Sejenis Sampah Rumah Tangga
World,
Peraturan Presiden Presiden Republik Indonesia Nomor
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian
97 Tahun 2017 tentang Pengelolaan sampah
Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rumah Tangga UU Nomor 18 Tahun 2008
Kencana Prenada Media Group
tentang pengelolaan sampah.
Neolaka Amos. 2008. Kesadaran lingkungan. Jakarta:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
PT Rin-eka Cipta dalam Jamanti.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

40
Jurnal Batakarang, Vol. 3, No.2, Edisi Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai