Anda di halaman 1dari 3

nanganan limbah sampah menjadi isu yang penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan

lingkungan. Penelitian ini membahas tentang strategi pengendalian limbah sampah untuk mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan pesisir pantai Oesapa, Kota Kupang,. Keadaan kondisi demikian juga
menjadi suatu ancaman untuk Kota Kupang yang merupakan ibukota Provinsi NTT dengan tingkat
kepadatan yang mencapai 2.412 jiwa/Km2 dan laju pertumbuhan mencapai 2,7 jiwa/tahun (BPS Kota
Kupang, 2019). Data terkonfirmasi (Ciptakartya.pu.go.id , 2020) bahwa jumlah timbulan sampah per
orang/hari adalah sebesar 3.00 liter/orang/hari namun hanya ditopang oleh kapasitas TPA 99.750 M3
/tahun. Dukungan sarana persampahan berupa dump truck [35 unit], arm roll [5 unit], gerobak sampah
[54 unit] dan motor sampah [52 unit] masih dinilai tidak mampu mengangkut 250 ton sampah setiap
harinya yang terkumpul dari 750 tempat pembuangan sampah maupun dari titik rumah tangga
(kupang.tribunnews.com, 2019) Untuk itu perlu adanya Strategi pengendalian limbah sampah yang
diterapkan di pantai Oesapa yang meliputi tiga tahap yaitu pengurangan, daur ulang, dan pengolahan.
Dalam tahap pengurangan, dilakukan pengelolaan sampah sejak sumbernya, yaitu dengan cara
mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan mendorong masyarakat kota kupang untuk
menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Tahap kedua adalah daur ulang, dimana sampah yang masih
bisa dimanfaatkan diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi, seperti kompos atau
barang daur ulang. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat membuat strategi pengendalian limbah
sampah dan penerapan prinsip arsitektur ekologis ini dapat membantu mencegah pencemaran
lingkungan pesisir pantai Oesapa dan menjaga kelestarian alam serta kesehatan masyarakat sekitarnya.

Kata Kunci: Pantai Oesapa, Strategi Penanganan Sampah, Arsitektur Ekologis.

I. PENDAHULUAN Pantai warna Oesapa adalah salah satu objek wisata yang terletak di Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur. Sayangnya, pantai ini mengalami pencemaran akibat limbah sampah yang
dibuang sembarangan oleh masyarakat dan

industri di sekitar kawasan pantai oesapa. Pencemaran lingkungan pesisir pantai Oesapa sangat
berdampak buruk bagi kesehatan manusia, mengganggu ekosistem laut, serta menurunkan daya tarik
wisata pantai warna oesapa. Sehingga hal ini berdapak buruk sehingga Untuk mengatasi

masalah ini, diperlukan strategi pengendalian limbah sampah yang efektif dan berkelanjutan. Penerapan
prinsip arsitektur ekologis juga dapat membantu menjaga kelestarian alam dan kesehatan masyarakat
sekitar dan penggunjung wisatawan pantai oesapa. Selain itu, pengelolaan limbah sampah juga menjadi
salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh pemerintah
dan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, strategi pengendalian limbah sampah dan
penerapan prinsip arsitektur ekologis perlu dilakukan secara serius dan berkelanjutan.
Gambar 1. Peta Persebaran pembuangan Sampah Sembarangan Kota Kupang

Gambar 2. Peta Lokasi Tempat pembuangan Sampah Sementara Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang

Tabel 1. Jumlah Peningkatan Sampah Di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang

Gambar 3. Peta Lokasi persebaran sampah di pantai warna oesapa kecamatan kelapa lima

II. STUDI LITERATUR Pengendalian limbah sampah dengan prinsip arsitektur ekologis merupakan
pendekatan yang berfokus pada desain dan pengelolaan bangunan yang ramah lingkungan, termasuk
dalam hal pengolahan limbah sampah. Pendekatan ini melibatkan penggunaan strategi dan teknologi
yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif limbah sampah terhadap lingkungan. Berikut ini
beberapa prinsip arsitektur ekologis yang dapat digunakan dalam pengendalian limbah sampah: 1.
Desain Berkelanjutan: Prinsip ini melibatkan perencanaan dan desain bangunan dengan

mempertimbangkan siklus hidup material, efisiensi energi, penggunaan air yang efisien, serta
pengelolaan limbah.

2. Pengurangan Sampah: Pendekatan ini mendorong pengurangan jumlah sampah yang dihasilkan
melalui desain yang lebih bijaksana.

3. Daur Ulang dan Pengomposan: Prinsip ini melibatkan penggunaan sistem daur ulang dan
pengomposan untuk mengurangi limbah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.

4. Teknologi Pengolahan Limbah: Penggunaan teknologi yang tepat untuk pengolahan limbah juga
penting dalam prinsip arsitektur ekologis.
5. Edukasi dan Kesadaran: Selain aspek desain dan teknologi, pendekatan arsitektur ekologis juga
melibatkan pendidikan dan kesadaran penghuni bangunan tentang pentingnya pengelolaan limbah
sampah yang berkelanjutan.

Dalam merancang bangunan dengan prinsip arsitektur ekologis untuk pengendalian limbah sampah,
penting untuk melibatkan ahli lingkungan, dan arsitek yang berpengalaman dalam desain yang ramah
lingkungan. III. METODE PENELITIAN Penelitian mengenai strategi pengendalian limbah sampah yang
timbul akibat meningkatnya urbanisasi di kawasan pantai warna oesapa, akan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, dilakukan

dengan metode pendekatan induktif untuk menemukan serta mengembangkan pengetahuan dalam
mengidentifikasi suatu fenomena yang terjadi berdasarkan fakta dan kondisi sebenarnya. Poerwandari
(2007) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti wawancara, survey lapangan, gambar, foto, dan lain sebagainya. Pertama tinjauan itu
lokasi studi kasus. Selama review, data primer Pengumpulan dilakukan berkaitan dengan kondisi fisik
dan itu sekitarnya lingkungan. Itu data diperoleh akan menjadi mempelajari masalah skala makro, yaitu
hubungan yang terjadi di kawasan pantai warna oesapa yang berdampak pada kesehatan masyarakat
setempat, wisatawan dan lingkungan. Kedua Pengumpulan Data. Metode pengumpulan data dilakukan
dari berbagai cara berupa survei langsung ke lapangan, wawancara, maupun dari jurnal-jurnal yang
sudah ada. Tempat Penelitian ini dilakukan di kawasan Pesisir Pantai Warna Oesapa, Kecamatan Kelapa
Lima, Kota Kupang. Ketiga Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dimana peneliti dapat
menggambarkan keadaan kawasan lingkungan pesisir pantai warna

Anda mungkin juga menyukai