Anda di halaman 1dari 6

Tugas HSK

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH


DI SUATU HOTEL

Kelas MTH D/ Semester 1

Disusun Oleh Kelompok 2

Anggota Kelompok:

Ni Putu Gita Alitya Dewi (20108106)


Ni Putu Risna Natalia (20108128)
Dewa Komang Budistira (20108109)
Gusti Ngurah Agung Manik S (20108110)
I Gusti Ngurah Suardika (20108112)
I Made Ari Windana (20108116)

POLITEKNIK PARIWISATA BALI

JURUSAN MANAJEMEN TATA HIDANGAN

2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses - proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Perkembangan industri pariwisata
terbilang sangatlah cepat. Semakin banyak tingkat pengunjung dalam suatu hotel maka
sampah yang dihasilkan pun akan semakin banyak. Masalah penanganan sampah yang
dilakukan pihak hotel ternyata tidak mudah. Pihak hotel biasanya bekerja sama dengan
instansi pemerintahan ataupun instansi swasta guna menangani permasalahan manajemen
pengelolaan persampahan hotel itu sendiri.
B. Tujuan
C. Landasan Teory
Eco-Hotel atau Green Hotel merupakan konsep dimana hotel mulai memperhatikan
lingkungan dan kembali menggunakan bahan-bahan natural yang tidak merusak
lingkungan. Salah satu jenis sampah anorganik yang susah untuk didaur ulang dan
menjadi penyebab masalah lingkungan adalah sampah plastik. Menurut Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2016), Indonesia masuk dalam peringkat kedua di
dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut. Hal ini dapat terlihat, sampah di Jakarta
mencapai 6.000 sampai 6.500 ton per hari dan 13% dari sampah tersebut adalah sampah
plastik (Geotimes, 2015). Dimana jumlah sampah untuk industry Perhotelan sendiri
didukung dari jumlah tingkat hunian kamar yang dimiliki oleh setiap hotel. Karena
semakin banyak tamu yang menginap maka hotel harus menyiapkan makanan dan
minuman bagi mereka, begitupun untuk kebutuhan di dalam kamar yang terkadang
disiapkan air minum dalam kemasan bagi para tamu.
Jenis – jenis sampah
1. Berdasarkan sumbernya
a) Sampah alam, yaitu sampah yang ada oleh proses alam yang dapat di daur ulang
alami, seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjaditanah.
b) Sampah manusia (human waste), adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor
(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.
c) Sampah konsumsi, merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia (pengguna
barang), dengan kata lain adalah sampah hasil konsumsi sehari-hari.
d) Sampah industry, adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses industri.
2. Berdasarkan sifatnya
a) Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daundaun kering, dan sebagainya.
b) Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya.
3. Berdasarkan bentuknya
a) Sampah padat, adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain.
b) Sampah cair, adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

PEMBAHASAN

Untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan sampah terutama pada sampah plastik,
penulis akan mengukur jumlah sampah plastik yang dihasilkan dan juga tingkat efektifitas
menggunakan teori dari Cyprus Sustainable Tourism Initiative Theory's (2017) mengenai
empat langkah pengelolaan sampah yang baik, yaitu:

1. Re-think/Berpikir ulang: berpikir sebelum membeli sesuatu, pikirkan apa yang dibeli,
dan pikirkan sebelum membuang sampah.
2. Reduce/Mengurangi: upaya yang konsisten dan gigih untuk mengurangi jumlah
limbah yang dibuat di hotel.
3. Recycle/Daur ulang: kurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, pastikan bahwa
limbah tersebut digunakan sedapat mungkin atau bahan mentah untuk membuat
produk baru, melestarikan sumber daya alam, membatasi polusi, menyumbangkan
sisa makanan, dan makanan kompos dengan limbah kebun.
4. Reuse/Gunakan kembali: pertahankan dan perbaiki peralatan agar tahan lebih lama
dan berfungsi secara efisien.
Menurut Panji Nugroho (2013), berbagai cara yang dapat mengurangi efek negatif dari
sampah, antara lain:

1. Penumpukan; Metode ini dilakukan dengan cara menumpuk sampah sampai


membusuk, sehingga dapat menjadi kompos.
2. Pembakaran; Pembakaran merupakan cara yang sering dilakukan, bahkan diberbagai
TPA metode ini kerap dipakai pemerintah, kelemahan metode ini adalah tidak semua
sampah dapat habis dibakar.
3. Sanitary Landfill; Metode ini juga kerap digunakan pemerintah, cara penerapannya
adalah dengan membuat lubang baru untuk mengubur sampah.
4. Pengomposan; Cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif dan menghasilkan
barang bermanfaat dari sampah yang berguna bagi lingkungan dan alam.

Hotel Lombok Raya Mataram adalah salah satu contoh hotel di Indonesia yang telah
menerapkan kesadaran pengelolaan sampah yaitu melalui metode-metode berikut:

1. Tahap sosialisasi
Yaitu dengan mensosialisasikan kepada seluruh karyawan hotel agar ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dengan cara memilah membuang sampah
menurut jenisnya. Dengan memisahkan antara sampah organik dengan sampah
anorganik serta sampah logam dan kaca. Masing-masing sampah yang telah
dipisahkan akan ditampung pada tempat penampungan sementara.
2. Tahap Pembentukan Struktur Organisasi
Contohnya seperti struktur organisasi pengelolaan sampah yang ada di Hotel Lombok
Raya yang tidak dibentuk secara khusus, namun tugas dan tanggungjawab
dibenbankan pada struktur organisasi yang sudah ada. Karena hampir semua
departemen yang ada berpotensi menghasilkan sampah, namun volumenya dan
jenisnya yang bervariasi. Model ini juga diharapkan dapat mendidik semua karyawan
memiliki kesadaran yang tinggi dalam pengelolaan sampah.
3. Tahap Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
Sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan antara lain:
a) Satu unit bangunan untuk menampung sampah sementara yang terdiri dari dua
local. Lantai bangunan kedap air bahkan di kramik, dilengkapi dengan pintu dan
jendela. Satu ruangan dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) khususnya
tempat penampungan sampah organic, untuk menekan laju perkembangbiakan
bakteri serta bau yang kurang sedap.
b) Bak sampah dimasing-masing unit kerja yang terdiri dari 3 (tiga) blok, tempat
menampung sampah organik, tempat menampung sampah anorganik, dan tempat
pemanpungan sampah kaca dan logam.
c) Di beberapa tempat khusus juga disiapkan tempat penampungan sampah cair
seperti jirigen untuk menampung air cucian beras.
d) Kereta pengangkut sampah, untuk mempermudah pengangkutan sampah dari
masing-masing departemen telah disiapkan troly yang cukup memadai.
e) Plastik pembungkus sampah organik untuk menghindari sampah tidak tercecer,
bau yang tidak sedap, pemandangan yang menjijikkan, dan tidak dikerumuni oleh
lalat.
4. Tahap Menjalin Kerjasama dengan pihak lain
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu, suatu sistem pengelolaan sampah yang
beroperasi lebih banyak mengikut sertakan partisipasi masyarakat, lebih ramah
lingkungan, secara operasional lebih hemat energi dan biaya, serta secara produktif
dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tahap Palaksanaan Program
dan pengawasan
5. Tahap pelaksanaan program dan pengawasan
Pengawasan kesadaran pengelolaan sampah dibebankan kepada masing-masing
departemen yang ada. Kesadaran penanganan sampah memiliki beberapa keunggulan
antara lain:
1) Dengan sistem terpadu ini terjadi peningkatan kualitas lingkungan demikian juga
ekosistem dapat terjaga dengan baik, karena sistem yang dipakai dengan
pengelolan sampah tanpa sisa (zero waste)
2) Matarantai pengangkutan sampah menjadi sangat kecil, sehingga dengan
demikian biaya pengangkutan dapat ditekan
3) Tidak memerlukan lahan untuk TPA yang luas ataupun TPA terpusat dengan
incenerator maupun peralatan lainya dengan biaya operasional yang besar, cukup
lahan-lahan untuk lokasi yang lebih kecil yang mendekati daerah pelayanan
4) Dapat menghasilkan nilai tambah hasil pemanfaatan sampah menjadi barang yang
memiliki nilai ekonomis, dan tidak membebani pemerintah daerah yang
berlebihan
5) Dapat menambah lapangan pekerjaan sekaligus dapat lebih mensejahterakan
masyarakat pengelola dengan berdirinya badan usaha yang dikelola oleh
masyarakat yang mengelola sampah menjadi bahan yang bermanfaat.
6) Beban Anggaran Pemerintah Daerah Kab/Kota akan berkurang, atau bahkan akan
tidak ada sama sekali (yang terkait dengan penanganan sampah)
6. Tahap evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran dan perbaikan dalam kegiatan yang dilaksanakan, seperti
membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat. Tujuannya agar rencana-rencana
yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dapat dilaksanakan. Hasil
evaluasi dimaksudkan untuk perencanaan kembali, dan juga berfungsi sebagai
administrasi dan manajemen. Selanjutnya akan dibahas pada setiap rapat rutin guna
mencari solusi terbaik dalam peningkatkan kesadaran penanganan sampah.

PENUTUP
Simpulan
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial, bahkan dianggap sebagai masalah kultural.
Dukungan pengembangan hygiene dan sanitasi kawasan city hotel khususnya di Hotel Lombok
Raya Mataram, kesadaran seluruh karyawan Hotel Lombok Raya Mataram sangat baik terutama
dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan Hotel Lombok Raya Mataram. Pengelolaan sampah
hotel mulai dari memilah sampah sesuai dengan jenisnya dari hulunya. Sampah yang telah
dipisahkan sesuai jenisnya selanjutnya ditampung di tempat penampungan sementara yang
akan dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga. Akselerasi program sangat diperlukan untuk
dukungan melalui kerjasama yang lebih luas.
saran

Anda mungkin juga menyukai