TINJAUAN PUSTAKA
Persoalan lingkungan yang di hadapi ini adalah permasalahan yang bersifat global dan bukan
hanya lokal/translokal ( Laurensius Arliman S, 2018 )
Persoalan terkait lingkungan yang masih menjadi problematika baik di daerah perkotaan maupun
hingga pada sekup pedesaan adalah terkait dengan pengelolaan sampah (Prawira, 2017)
Data menunjukkan saat ini bahwa dari negara – negara di dunia, salah satu penghasil sampah
plastik adalah Indonesia yang berada pada posisi nomor dua di dunia ( Mongabay, 2019 )
Sampah tersebut sebagian di hasilkan dari aktivitas manusia tetapi tidak termasuk sampah
biologis manusia ( Human Waste ). (Susanti & Ardana, 2013 )
Ironisnya slah satu sifat plastik adalah sulit terdegradasi atau bisa saja tidak sama sekali ( Fuad,
2020 )
Di Indonesia sendiri konsumsi terhadap produk air kemasan dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan, Pada tahun 2013 sendiri konsumsi prodek air kemasan telah mencapai
angka 20,3 milyar liter ( Krisnawati, 2016 )
Salah satunya Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) Ecoton, Prigi Arisandi yang
dengan tegas mengkritik pemerintah untuk segera memberikan larangan terhadap penggunaan
kemasan plastik air minum kemasan sekali pakai karena juga berbahaya bagi kesehatan ( Riski,
2012 )
Terdapat satu kesatuan sistem yang harus diperhatikan dalam pengembangan hukum yakni
kelembagaan, materi hukum, dan budaya hukum ( Randang, 2009 )
Penyuluhan atau yang dikenal dengan street law adalah salah satu bentuk pengembangan dan
penyebarluasan hukum yang menarik untuk dilaksanakan dengan langkah kolaboratif dalam
pelaksanaan penyuluhan hukum, faktor utama yng diperhatikan adalah kesadaran hukum
sehingga tercipta budaya hukum tertib hukum (Ernis, 2018)
Sebagaimana menurut Friedman yang mengatakan bahwa budaya hukum mencakup nilai dan
sikap yang mempengaruhi bekerjanya hukum (As et al., 2020)
Sampah plastik dapat menyebabkan banjir dengan menyumbat saluran air, masalah pernapasan
saat dibakar, memperpendek rentang hidup hewan saat dikonsumsi, serta mencemari badan air
saat dibuang ke kanal dan lautan (Baconguis 2018)
Di bawah sinar ultraviolet dari matahari, plastik mengalami degradasi menjadi “mikroplastik”
yang hampir tidak mungkin dipulihkan dan mengganggu rantai makanan dan merusak habitat
alami (Amerika Serikat NOAA n.d.)
KAJIAN PUSTAKA
Inovasi dalam konteks sektor publik adalah penciptaan dan implementasi proses, produk,
layanan dan metode penyampaian baru yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam
efisiensi, efektivitas atau kualitas hasil. Singkatnya, inovasi adalah penerapan ide-ide baru untuk
menghasilkan hasil yang lebih baik. Hal yang penting inovasi adalah sarana untuk mencapai
tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Dalam penelitian ini, inovasi yang diteliti adalah proses inovasi
kebijakan sebagai bagian dari kebijakan WaliKota Balikpapan dan menjadi program Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan dalam pengurangan sampah plastik di wilayah
tersebut.
(2016: 763) memberikan suatu pandangan bahwa kebijakan publik melihat inovasi sebagai solusi
untuk masalah besar masyarakat, inovasi adalah suatu keharusan dalam kebijakan publik. Pada
masa pemerintahan dengan sumber daya terbatas, inovasi layanan
singkat dapat didefinisikan sebagai “ide-ide baru yang berhasil”. Lebih tepatnya: Inovasi dalam
konteks sektor
publik telah didefinisikan sebagai “penciptaan dan implementasi proses, produk, layanan dan
metode penyampaian baru yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi, efektivitas
atau kualitas hasil”. Mulgan dan Albury (2003: 13) menguraikan beberapa pendekatan khusus di
masingmasing elemen utama dari proses inovasi, yaitu: 1. Kemungkinan menghasilkan -
bagaimana kita dapat merangsang dan mendukung ide-ide untuk inovasi?, 2. Inkubasi dan
pembuatan prototipe - mekanisme apa yang ada untuk mengembangkan ide yang menjanjikan
dan mengelola risiko yang menyertainya?, 3. Replikasi dan peningkatan/perluasan - bagaimana
kita dapat mempromosikan difusi cepat dan efektif dari inovasi yang sukses?, 4. Analisis dan
pembelajaran - bagaimana kita harus mengevaluasi mana yang berhasil dan apa yang tidak untuk
mempromosikan pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan? Setiap elemen proses mengacu
pada keterampilan, sumber daya, metode organisasi, kepemimpinan, dan budaya yang berbeda.
Prosesnya tidak linier. Misalnya, analisis dan pembelajaran dari keberhasilan dan kegagalan saat
ini dapat menghasilkan
kemungkinan dan menyarankan metode inkubasi dan prototipe. Kesederhanaan proses di atas
menyamarkan kerumitan inovasi di dunia nyata. Leadbeater, dalam Mulgan dan Albury (2003:
13). Mulgan dan Albury (2003: 31-34)
(2014) menjelaskan Pedoman Umum Inovasi Administrasi Negara, mempunyai kriteria: (a)
Kebaruan, (b) Kemanfaatan, (c) memberikan solusi, (d) dapat direplikasi, (e) kompatibel
terhadap lingkungan sistem d luar dirinya. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudahkan
identifikasi sebuah tindakan sebagai sebuah inovasi atau hanya pengulangan tindakan yang telah
ada.
dalam Direktorat Jenderal Cipta Karya Bidang PLP (2006: 3) mendefinisikan sampah sebagai
semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan, dan dibuang
karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi kehadirannya. Sedangkan Undang-Undang
No. 18 Tahun 2008 mendefinisikan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat Pengaturan terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Pemanfaatan plastik banyak sekali digunakan
baik itu di rumah tangga, di pasar, di kantor dan lain sebagainya yang digunakan untuk
keperluaan sehari-hari. Penggunaan plastik itu sendiri pada akhirnya berdampak pada banyaknya
sampah plastik di lingkungan sekitarnya. Plastik sendiri sebagaimana kita ketahui sangat sulit
terurai baik di lingkungan terbuka maupun di kuburkan di dalam tanah.
Jenis-Jenis Dan Klasifikasi Limbah Plastik Beberapa jenis plastik umumnya dapat
diklasifikasikan berupa nomor yaitu dari nomor 1 sampai dengan nomor 7, sebagaimana dapat
digambarkan dibawah ini: Secara umum, kemasan plastik diberikan labellabel sebagai berikut:
Berikut keterangan lanjut dari peristilahan secara
kimiawi bagan 1 di atas. PETE atau PET ( Polyethylene Terephthalate), HDPE (High Density
Polyethylene), PVC (Polyvynil Chloride), LDPE (Low Density Polyethylene), PP
(Polypropylene), PS (Polystyrene) dan other (lainnya) biasanya dalam bentuk polycarbonate.
Berikut gambaran sifat dan karakteristik dari
beberapa jenis plastik dan beberapa dampaknya pemakaiannya terhadap kesehatan manusia. 1.
PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga
159 ISSN : 2528-3561Serambi Engineering, Volume II, No.4, Agustus 2017 Edisi Khusus
biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/ transparan/tembus pandang seperti botol air
mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan
dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas.
2. HDPE (high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol
susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya pemakaian.
untuk sekali
3. V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang paling
sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan
botolbotol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat
bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan berat badan.
4. LDPE (low density polyethylene) berlabel angka 04 dalam segitiga biasa dipakai untuk tempat
makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode ini dapat di daur ulang
dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang
tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.
5. PP (polypropylene) berlabel angka 05 dalam segitiga adalah pilihan terbaik untuk bahan
plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman
melarang pemakaian tempat ISSN : 2528-3561 makanan berbahan styrofoam termasuk negara
China.
7. Other (biasanya polycarbonate) berlabel angka 07 dalam segitiga bisa didapatkan di tempat
makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan
utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem
hormon.
paling aman digunakan adalah yang terbuat daripolyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang
dilabeli terkadang juga dilabeli dengan gambar gelas
dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food use`.