Anda di halaman 1dari 3

MATERI MADING

 E-recycle
E-recycle adalah aplikasi berbasis digital teknologi untuk penjemputan sampah
menggunakan smartphone. Aplikasi e-Recycle, tak hanya menjadi solusi untuk masalah
sampah, tetapi sekaligus membantu masyarakat menjaga keseimbangan lingkungan dengan
mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan sampah sembarangan.
E-recycle ini bekerja dengan teknik penjemputan sampah terpilah berbasis teknologi yang
diimplementasikan dalam bentuk aplikasi digital menggunakan Smartphone. Dengan proses
melalui aplikasi ini sampah terpilah Anda akan dijemput ke rumah, lalu ditimbang secara
digital, akurat, dan real time.
Electronic recycling (dalam bahasa Indonesia disebut sebagai daur ulang elektronik) bisa
juga dapat diartikan bahwa merujuk pada proses pengolahan dan pemrosesan kembali limbah
elektronik untuk memulihkan atau mendaur ulang komponen dan bahan yang dapat
digunakan kembali. Limbah elektronik mencakup perangkat elektronik seperti komputer,
laptop, telepon selular, tablet, televisi, printer, dan perangkat elektronik lainnya.
Dalam proses e-recycle, limbah elektronik yang tidak lagi digunakan atau rusak dipecah,
dipisahkan, dan diproses untuk memulihkan bahan berharga seperti logam (seperti tembaga,
perak, emas), plastik, dan kaca. Komponen dan bagian yang masih berfungsi dengan baik
dapat diambil dan digunakan kembali dalam perangkat elektronik baru atau dapat dijual
sebagai suku cadang.
E-recycle bertujuan untuk mengurangi dampak negatif limbah elektronik terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah elektronik mengandung bahan-bahan berbahaya
seperti merkuri, kadmium, timbal, dan bahan kimia beracun lainnya yang dapat mencemari
tanah, air, udara, dan mengancam kehidupan makhluk hidup. Dengan mendaur ulang
elektronik, bahan berbahaya dapat dikeluarkan dengan aman dan bahan berharga dapat
digunakan kembali, mengurangi kebutuhan akan penambangan sumber daya alam baru.

 Data sampah biasa dan sampah plastik di Indonesia (2018-2023)


peningkatan atau yang lainnya
Perbedaan antara data sampah biasa dan data sampah plastik, antara lain;
1. Komposisi Sampah: Data sampah biasa mencakup berbagai jenis limbah seperti sisa
makanan, kertas, kardus, kayu, logam, kaca, tekstil, dan limbah organik lainnya. Sampah
plastik, di sisi lain, merujuk khusus pada limbah plastik yang dihasilkan dari berbagai
sumber seperti kemasan plastik, botol plastik, tas plastik, wadah plastik, dan produk
plastik lainnya.
2. Pertumbuhan Volume: Selama periode tersebut, ada peningkatan signifikan dalam
produksi dan penggunaan plastik di Indonesia. Ini menyebabkan peningkatan volume
sampah plastik secara keseluruhan, sementara volume sampah biasa cenderung stabil atau
mengalami peningkatan yang lebih lambat.
3. Dampak Lingkungan: Sampah plastik memiliki dampak lingkungan yang lebih besar
dibandingkan dengan sampah biasa. Plastik sulit terurai secara alami dan membutuhkan
waktu yang sangat lama untuk terdegradasi. Ini menyebabkan penumpukan sampah
plastik yang serius di lahan pembuangan sampah dan lingkungan lainnya, serta masalah
pencemaran lingkungan seperti polusi air dan kerusakan ekosistem.
4. Manajemen Sampah: Pada periode tersebut, pemerintah Indonesia semakin menyadari
pentingnya pengelolaan sampah, termasuk sampah plastik. Beberapa inisiatif dan
kebijakan pengelolaan sampah diperkenalkan, seperti kampanye pengurangan
penggunaan tas plastik, program daur ulang, dan peningkatan infrastruktur pengolahan
sampah. Meskipun demikian, tantangan dalam pengelolaan sampah masih besar dan perlu
upaya yang lebih besar untuk mengatasi masalah tersebut.
Perbedaan ini berdasarkan situasi umum pada periode yang disebutkan. Setiap daerah
atau kota di Indonesia mungkin memiliki karakteristik dan masalah pengelolaan sampah
yang berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti populasi, kebiasaan konsumsi,
infrastruktur, dan kebijakan daerah.

 Dampak sampah plastik bagi lingkungan, masa depan, dll


Beberapa dampak utama dari sampah plastik, antara lain;
1. Pencemaran Laut dan Ekosistem
2. Kerusakan Lingkungan Darat
3. Gangguan pada Rantai Makanan
4. Perubahan Iklim: Proses produksi, distribusi, dan pembuangan plastik menghasilkan
emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim. Selain itu, jika sampah
plastik dibakar secara tidak tepat, dapat membebaskan zat berbahaya dan meningkatkan
emisi polutan udara yang merugikan kualitas udara dan kesehatan manusia.
5. Keterbatasan Sumber Daya Alam: Plastik dibuat dari bahan baku fosil seperti minyak
bumi atau gas alam. Penggunaan plastik yang besar menghabiskan sumber daya alam
yang terbatas dan berkontribusi pada penggundulan hutan dan degradasi lingkungan
dalam rangka mendapatkan bahan baku plastik.

 Solusi mengurangi atau menggantikan sampah plastik


Beberapa solusi untuk mengurangi atau menggantikan sampah plastik, antara lain;

1. Membawa Kantong Belanja Sendiri (tas)


2. Membawa Botol Minum atau Tumbler
3. Tidak Menggunakan Sedotan Plastik
4. Hindari Membeli Makanan dan Minuman Kemasan Plastik
5. Daur Ulang Sampah Plastik
6. Penggunaan Bahan Pengganti Ramah Lingkungan
7. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai