Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pengelolaan limbah menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi


oleh masyarakat modern. Limbah plastik, yang memiliki sifat sulit terurai dan
berpotensi mencemari lingkungan, menjadi perhatian serius dalam upaya menjaga
keberlanjutan lingkungan. Limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat
mencemari lautan, tanah, dan udara, mengancam ekosistem serta kesehatan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, penanganan limbah plastik
menjadi kebutuhan mendesak dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih
dan berkelanjutan.

Di sisi lain, limbah organik juga menjadi masalah lingkungan yang perlu
diselesaikan. Sisa-sisa makanan yang terbuang tidak hanya memperburuk kondisi
tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menghasilkan gas
rumah kaca seperti metana ketika terurai. Limbah organik yang tidak dikelola
dengan benar juga dapat menyebabkan pencemaran air tanah dan menjadikan
bahan makanan yang berharga terbuang sia-sia. Oleh karena itu, pengolahan
limbah organik menjadi solusi yang diperlukan untuk mengurangi dampak
negatifnya terhadap lingkungan.

Dalam konteks ini, pembuatan batako dari limbah plastik dan organik
muncul sebagai alternatif yang menarik. Batako merupakan material bangunan
yang umum digunakan dalam konstruksi, tetapi produksinya seringkali
memerlukan penggunaan sumber daya alam yang besar. Dengan menggunakan
limbah plastik dan organik sebagai bahan baku utama, potensi pengurangan
limbah dan penggunaan sumber daya alam dapat dioptimalkan. Selain itu,
pembuatan batako dari limbah plastik dan organik juga berpotensi mengurangi
emisi gas rumah kaca dan membantu dalam mengatasi masalah sampah.

Namun, meskipun pembuatan batako dari limbah plastik dan organik


menawarkan berbagai manfaat potensial, masih banyak aspek yang perlu diteliti

1
dan diperhatikan. Dalam konteks ini, penelitian mengenai proses pembuatan,
kualitas, dan potensi penggunaan batako dari limbah plastik dan organik menjadi
penting. Melalui penelitian yang komprehensif, kita dapat memahami secara
mendalam bagaimana limbah plastik dan organik dapat diolah menjadi batako
berkualitas tinggi serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengatasi
masalah limbah dan mendukung pengembangan teknologi yang berkelanjutan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa


rumusan masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan batako dari limbah plastik dan organik.


2. Bagaimana kualitas batako yang dihasilkan dari limbah plastik dan
organik.
3. Apakah penggunaan batako dari limbah plastik dan organik mampu
mengurangi dampak lingkungan.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. Penelitian ini akan berfokus pada pembuatan batako dari limbah plastik
dan organik.

5. Limbah plastik yang digunakan akan terbatas pada jenis tertentu, seperti
botol plastik atau kemasan makanan.

6. Limbah organik yang digunakan akan terbatas pada sisa-sisa makanan.

7. Pengujian kualitas batako akan meliputi uji kekuatan, ketahanan terhadap


cuaca, dan sifat-sifat fisik lainnya.

2
Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan batasan masalah yang


telah dijelaskan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

8. Membuat batako yang terbuat dari limbah plastik dan organik dengan
menggunakan metode tertentu.
9. Mengevaluasi kualitas batako yang dihasilkan, termasuk kekuatan, daya
tahan, dan sifat-sifat fisik lainnya.
10. Menganalisis potensi penggunaan batako dari limbah plastik dan organik
dalam mengurangi dampak lingkungan.
11. Memberikan rekomendasi mengenai penggunaan batako dari limbah
plastik dan organik sebagai alternatif bahan bangunan yang ramah
lingkungan.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi


dalam pengelolaan limbah plastik dan organik serta memberikan alternatif
solusi yang ramah lingkungan dalam industri konstruksi.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Limbah Plastik

 Jenis limbah plastic


Berikut adalah beberapa contoh jenis limbah plastik yang umum ditemui:

1. Polietilen Tereftalat (PET): Jenis plastik ini biasanya digunakan untuk botol
minuman, botol minyak, wadah makanan, dan sering dijadikan serat poliester.
2. Polietilen (PE): Terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Polietilen Berdensitas Rendah
(LDPE): Biasanya digunakan untuk kantong plastik, peralatan rumah tangga, dan
peralatan medis sekali pakai. b. Polietilen Berdensitas Tinggi (HDPE): Digunakan
untuk botol susu, botol sampo, pipa air, dan wadah makanan.
3. Polipropilen (PP): Digunakan untuk botol obat, tutup botol, bungkus makanan,
karpet, dan perlengkapan otomotif.
4. Polivinil Klorida (PVC): Biasanya digunakan untuk pipa, kabel listrik, jendela,
pintu, dan lapisan lantai.
5. Polistirena (PS): Dikenal dengan nama "Styrofoam", digunakan dalam kemasan
makanan, bungkus produk elektronik, dan tempat makanan sekali pakai.
6. Polikarbonat (PC): Digunakan dalam botol kaca, lensa kacamata, CD/DVD, alat-
alat elektronik, dan helm.
7. Polietilena Klorida (PVDC): Biasanya digunakan sebagai lapisan pelindung
dalam kemasan makanan atau kemasan kertas yang tahan air.
8. Poliuretan (PU): Digunakan dalam busa dan bantalan, pakaian olahraga, furnitur,
dan pelapis kaca.
9. Polimetilmetakrilat (PMMA): Dikenal dengan nama "Akrilik", digunakan untuk
bahan cetak, tanda, aksesori rumah tangga, dan furnitur.
10. Polietilen Klorinat (PCT): Digunakan dalam kabel listrik, pipa, dan tabung.

4
Limbah Pelastik

 Daur ulang plastic


Daur ulang limbah plastik merupakan proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan
baku yang dapat digunakan kembali dalam pembuatan produk baru. Berikut adalah
langkah-langkah umum dalam daur ulang limbah plastik:

1. Pengumpulan: Limbah plastik dikumpulkan dari sumber-sumber yang berbeda,


seperti rumah tangga, industri, atau tempat pembuangan sampah terpisah. Penting
untuk memisahkan jenis plastik agar dapat diproses dengan tepat.
2. Pemilahan: Setelah dikumpulkan, limbah plastik dipilah berdasarkan jenis dan
kualitasnya. Plastik yang tercampur dengan bahan non-plastik atau yang rusak
biasanya dieliminasi.
3. Pencucian: Limbah plastik yang sudah dipilah kemudian dicuci untuk
menghilangkan kontaminan seperti kotoran, sisa makanan, atau label. Proses
pencucian dapat melibatkan air dan deterjen khusus.
4. Pelelehan: Plastik yang sudah bersih kemudian dilelehkan menjadi bentuk cair
dalam mesin peleleh plastik. Suhu tinggi digunakan untuk melunakkan plastik dan
mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah diolah.
5. Pembentukan Ulang: Plastik cair yang sudah dilelehkan dapat dibentuk menjadi
berbagai produk baru. Proses ini dapat melibatkan teknik pengecoran, ekstrusi,
atau pembentukan lainnya sesuai dengan produk yang diinginkan.
6. Pemrosesan Tambahan: Setelah dibentuk menjadi produk baru, plastik dapat
mengalami pemrosesan tambahan seperti pemotongan, pengecatan, atau
penyambungan untuk memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang diinginkan.
7. Penggunaan Kembali: Produk yang terbuat dari limbah plastik daur ulang dapat
digunakan kembali sebagai bahan baku dalam berbagai industri, seperti industri
kemasan, konstruksi, otomotif, atau lainnya.

5
Daur ulang limbah plastik memiliki manfaat penting dalam mengurangi penggunaan
sumber daya alam, mengurangi pencemaran lingkungan, serta mengurangi limbah plastik
yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Selain itu, daur ulang plastik juga membantu
dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama produksi plastik baru.

 Pengaruh limbah plastik terhadap lingkungan


Limbah plastik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan. Berikut adalah
beberapa dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan:

1. Pencemaran Laut dan Perairan: Limbah plastik, terutama plastik sekali pakai,
sering kali terbuang ke laut dan perairan. Plastik yang tidak terurai dengan cepat
dapat mencemari ekosistem air, mengganggu kehidupan laut, dan membahayakan
satwa laut seperti burung, ikan, dan mamalia laut. Selain itu, mikroplastik, yang
merupakan fragmen plastik kecil, telah ditemukan tersebar di perairan dunia dan
masuk ke rantai makanan.
2. Pencemaran Tanah: Limbah plastik yang terbuang di tempat pembuangan sampah
atau tercecer di lahan terbuka dapat mencemari tanah. Plastik yang terkubur
dalam tanah tidak terurai dengan cepat dan dapat mengganggu struktur tanah serta
menghambat pertumbuhan tanaman. Ini juga dapat mengakibatkan penumpukan
sampah dan kesulitan dalam rehabilitasi lahan yang tercemar plastik.
3. Pencemaran Udara: Pada kondisi tertentu, pembakaran limbah plastik dapat
menghasilkan polutan dan gas beracun seperti dioksida belerang, dioksida
nitrogen, karbon monoksida, dan polutan lainnya. Pencemaran udara ini dapat
mengancam kesehatan manusia dan menyebabkan masalah pernapasan serta efek
negatif pada ekosistem.
4. Kerusakan Ekosistem: Akumulasi limbah plastik dalam lingkungan dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Hewan yang tersangkut atau tertelan plastik
dapat mengalami cedera, keracunan, atau kematian. Limbah plastik juga dapat
mengganggu reproduksi dan migrasi hewan, mengganggu rantai makanan, dan
mengurangi keanekaragaman hayati.
5. Perubahan Iklim: Produksi limbah plastik melibatkan konsumsi energi fosil dan
emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Proses
pembuatan plastik baru dan pembakaran limbah plastik dapat mengeluarkan gas-

6
gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) ke atmosfer,
mempercepat pemanasan global.

2.2 Limbah Anorganik

 Pengertian limbah anorganik: Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang


berasal dari bahan-bahan non-organik, seperti kaca, logam, kertas, dan plastik.
Limbah anorganik tidak mengandung komponen organik dan cenderung tidak
mengalami perubahan secara alami melalui dekomposisi.

 Daur ulang limbah anorganik: Daur ulang limbah anorganik memiliki peran
penting dalam mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi
dampak negatif limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Proses daur
ulang limbah anorganik meliputi pengumpulan, pemilahan, dan pemrosesan
kembali bahan-bahan anorganik menjadi produk baru.

 Contoh limbah anorganik: Beberapa contoh limbah anorganik yang umum


adalah botol plastik, kertas bekas, kaleng, dan pecahan kaca. Botol plastik dapat
didaur ulang menjadi bahan baku untuk pembuatan botol baru, sedangkan kertas
bekas bisa diolah menjadi kertas daur ulang. Kaleng dan pecahan kaca juga
memiliki potensi daur ulang yang tinggi, di mana mereka dapat meleleh dan
dibentuk menjadi produk baru.

7
Sampah Anorganik

2.3 Pembuatan Batako dari Limbah Plastik dan Anorganik

 Penggunaan limbah plastik dan anorganik: Kombinasi limbah plastik dan


anorganik digunakan dalam pembuatan batako untuk mengurangi limbah plastik
yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan memanfaatkan limbah anorganik
yang dapat didaur ulang. Hal ini menciptakan solusi berkelanjutan dalam
mengelola limbah dan mengurangi penggunaan bahan baku baru.

 Pemanfaatan limbah plastik sebagai penguat: Limbah plastik, baik dalam bentuk
serat maupun butiran, dapat digunakan sebagai penguat dalam batako.
Pemanfaatan limbah plastik sebagai penguat bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan mekanik dan stabilitas batako, sehingga menghasilkan produk yang
lebih tahan lama.

 Pemanfaatan limbah anorganik sebagai bahan pengikat: Limbah anorganik,


seperti serpihan kaca atau serbuk logam, dapat digunakan sebagai bahan
pengikat dalam pembuatan batako. Keberadaan limbah anorganik ini membantu
dalam proses pengeringan dan pembentukan batako, sehingga memperkuat
struktur dan kohesi antarpartikel batako.

Anda mungkin juga menyukai