PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di sisi lain, limbah organik juga menjadi masalah lingkungan yang perlu
diselesaikan. Sisa-sisa makanan yang terbuang tidak hanya memperburuk kondisi
tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menghasilkan gas
rumah kaca seperti metana ketika terurai. Limbah organik yang tidak dikelola
dengan benar juga dapat menyebabkan pencemaran air tanah dan menjadikan
bahan makanan yang berharga terbuang sia-sia. Oleh karena itu, pengolahan
limbah organik menjadi solusi yang diperlukan untuk mengurangi dampak
negatifnya terhadap lingkungan.
Dalam konteks ini, pembuatan batako dari limbah plastik dan organik
muncul sebagai alternatif yang menarik. Batako merupakan material bangunan
yang umum digunakan dalam konstruksi, tetapi produksinya seringkali
memerlukan penggunaan sumber daya alam yang besar. Dengan menggunakan
limbah plastik dan organik sebagai bahan baku utama, potensi pengurangan
limbah dan penggunaan sumber daya alam dapat dioptimalkan. Selain itu,
pembuatan batako dari limbah plastik dan organik juga berpotensi mengurangi
emisi gas rumah kaca dan membantu dalam mengatasi masalah sampah.
1
dan diperhatikan. Dalam konteks ini, penelitian mengenai proses pembuatan,
kualitas, dan potensi penggunaan batako dari limbah plastik dan organik menjadi
penting. Melalui penelitian yang komprehensif, kita dapat memahami secara
mendalam bagaimana limbah plastik dan organik dapat diolah menjadi batako
berkualitas tinggi serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengatasi
masalah limbah dan mendukung pengembangan teknologi yang berkelanjutan.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
4. Penelitian ini akan berfokus pada pembuatan batako dari limbah plastik
dan organik.
5. Limbah plastik yang digunakan akan terbatas pada jenis tertentu, seperti
botol plastik atau kemasan makanan.
2
Tujuan Penelitian
8. Membuat batako yang terbuat dari limbah plastik dan organik dengan
menggunakan metode tertentu.
9. Mengevaluasi kualitas batako yang dihasilkan, termasuk kekuatan, daya
tahan, dan sifat-sifat fisik lainnya.
10. Menganalisis potensi penggunaan batako dari limbah plastik dan organik
dalam mengurangi dampak lingkungan.
11. Memberikan rekomendasi mengenai penggunaan batako dari limbah
plastik dan organik sebagai alternatif bahan bangunan yang ramah
lingkungan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Limbah Plastik
1. Polietilen Tereftalat (PET): Jenis plastik ini biasanya digunakan untuk botol
minuman, botol minyak, wadah makanan, dan sering dijadikan serat poliester.
2. Polietilen (PE): Terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Polietilen Berdensitas Rendah
(LDPE): Biasanya digunakan untuk kantong plastik, peralatan rumah tangga, dan
peralatan medis sekali pakai. b. Polietilen Berdensitas Tinggi (HDPE): Digunakan
untuk botol susu, botol sampo, pipa air, dan wadah makanan.
3. Polipropilen (PP): Digunakan untuk botol obat, tutup botol, bungkus makanan,
karpet, dan perlengkapan otomotif.
4. Polivinil Klorida (PVC): Biasanya digunakan untuk pipa, kabel listrik, jendela,
pintu, dan lapisan lantai.
5. Polistirena (PS): Dikenal dengan nama "Styrofoam", digunakan dalam kemasan
makanan, bungkus produk elektronik, dan tempat makanan sekali pakai.
6. Polikarbonat (PC): Digunakan dalam botol kaca, lensa kacamata, CD/DVD, alat-
alat elektronik, dan helm.
7. Polietilena Klorida (PVDC): Biasanya digunakan sebagai lapisan pelindung
dalam kemasan makanan atau kemasan kertas yang tahan air.
8. Poliuretan (PU): Digunakan dalam busa dan bantalan, pakaian olahraga, furnitur,
dan pelapis kaca.
9. Polimetilmetakrilat (PMMA): Dikenal dengan nama "Akrilik", digunakan untuk
bahan cetak, tanda, aksesori rumah tangga, dan furnitur.
10. Polietilen Klorinat (PCT): Digunakan dalam kabel listrik, pipa, dan tabung.
4
Limbah Pelastik
5
Daur ulang limbah plastik memiliki manfaat penting dalam mengurangi penggunaan
sumber daya alam, mengurangi pencemaran lingkungan, serta mengurangi limbah plastik
yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Selain itu, daur ulang plastik juga membantu
dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama produksi plastik baru.
1. Pencemaran Laut dan Perairan: Limbah plastik, terutama plastik sekali pakai,
sering kali terbuang ke laut dan perairan. Plastik yang tidak terurai dengan cepat
dapat mencemari ekosistem air, mengganggu kehidupan laut, dan membahayakan
satwa laut seperti burung, ikan, dan mamalia laut. Selain itu, mikroplastik, yang
merupakan fragmen plastik kecil, telah ditemukan tersebar di perairan dunia dan
masuk ke rantai makanan.
2. Pencemaran Tanah: Limbah plastik yang terbuang di tempat pembuangan sampah
atau tercecer di lahan terbuka dapat mencemari tanah. Plastik yang terkubur
dalam tanah tidak terurai dengan cepat dan dapat mengganggu struktur tanah serta
menghambat pertumbuhan tanaman. Ini juga dapat mengakibatkan penumpukan
sampah dan kesulitan dalam rehabilitasi lahan yang tercemar plastik.
3. Pencemaran Udara: Pada kondisi tertentu, pembakaran limbah plastik dapat
menghasilkan polutan dan gas beracun seperti dioksida belerang, dioksida
nitrogen, karbon monoksida, dan polutan lainnya. Pencemaran udara ini dapat
mengancam kesehatan manusia dan menyebabkan masalah pernapasan serta efek
negatif pada ekosistem.
4. Kerusakan Ekosistem: Akumulasi limbah plastik dalam lingkungan dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Hewan yang tersangkut atau tertelan plastik
dapat mengalami cedera, keracunan, atau kematian. Limbah plastik juga dapat
mengganggu reproduksi dan migrasi hewan, mengganggu rantai makanan, dan
mengurangi keanekaragaman hayati.
5. Perubahan Iklim: Produksi limbah plastik melibatkan konsumsi energi fosil dan
emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Proses
pembuatan plastik baru dan pembakaran limbah plastik dapat mengeluarkan gas-
6
gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) ke atmosfer,
mempercepat pemanasan global.
Daur ulang limbah anorganik: Daur ulang limbah anorganik memiliki peran
penting dalam mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi
dampak negatif limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Proses daur
ulang limbah anorganik meliputi pengumpulan, pemilahan, dan pemrosesan
kembali bahan-bahan anorganik menjadi produk baru.
7
Sampah Anorganik
Pemanfaatan limbah plastik sebagai penguat: Limbah plastik, baik dalam bentuk
serat maupun butiran, dapat digunakan sebagai penguat dalam batako.
Pemanfaatan limbah plastik sebagai penguat bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan mekanik dan stabilitas batako, sehingga menghasilkan produk yang
lebih tahan lama.