JUDUL :
Diusulkan oleh :
Alifia Rizky Novitasari; 2016.02.4.0002
Daru Agung Pambudi; 2016.02.4.0007
Ilham Trinoviantara Haidar 2016.02.4.0018
Muhammad Lutfi Bahari 2016.02.4.0026
1.2. Tujuan
1. Menunjukan bahwa sampah plastic sangat menggangu lingkungan
2. Menunjukan bahwa pengurai sampah plastik sangat lama
3. Cara menanggulangi (recycle) sampah plastik
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plastik
Plastik merupakan bahan organik yang mempunyai kemampuan untuk
dibentuk ke berbagai bentuk, apabila terpapar panas dan tekanan. Plastik dapat
berbentuk batangan, lembaran, atau blok, bila dalam bentuk produk dapat berupa
botol, pembungkus makanan, pipa, peralatan makan, dan lain-lain. Komposisi dan
material plastik adalah polymer dan zat additive lainnya. Polymer tersusun dari
monomer-monomer yang terikat oleh rantai ikatan kimia (Waste management
information, 2004). Perkembangan plastik bermula dari ditemukannya plastik
pertama yang berasal dari polymer alami, yakni selluloid pada tahun 1869 oleh
investor Amerika John W, Hyatt dan dibentuk pada tahun 1872. Plastik pertama
tersusun oleh nitrat selulosa, kamfer, dan alkohol. Plastik menjadi industri modern
setelah adanya produksi Bakelite oleh American Chemist L. H Baakeland pada
tahun 1909. Bakelite tersusun dari polymer fenol dan formaldehid. Dalam
perkembangannya, plastik digunakan dalam berbagai bentuk dan kegunaan,
seperti peralatan makan, pembungkus makanan, lensa optik, struktur bangunan,
furniture, fiberglass, dan lain-lain (Waste management information, 2004).
Menurut Nasiri (2004) dalam Purwaningrum (2016) Secara umum plastik
mempunyai sifat yaitu densitas yang rendah; isolasi terhadap listrik; mempunyai
kekuatan mekanik yang bervariasi; ketahanan terhadap suhu terbatas; ketahanan
terhadap bahan kimia bervariasi. Plastik mudah terbakar, sehingga mengakibatkan
ancaman terjadinya kebakaran pun semakin meningkat. Asap hasil pembakaran
bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gasgas beracun seperti
hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Hidrogen sianida berasal
dari polimer berbahan dasar akrilonitril, sedangkan karbon monoksida sebagai
hasil pembakaran tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik
sebagai salah satu penyebab pencemaran udara dan mengakibatkan efek jangka
panjang berupa pemanasan secara global pada atmosfer bumi.
Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun
anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti
cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan
sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung. Selain itu kadar O2 dalam
tanah semakin sedikit, sehingga fauna tanah sulit untuk bernafas dan akhirnya
mati. Ini berdampak langsung pada tumbuhan yang hidup pada area tersebut.
Tumbuhan membutuhkan mikroorganisme tanah sebagai perantara dalam
kelangsungan hidupnya (Ahmann D dan Dorgan J R, 2007). Keunggulan plastik
dibandingkan dengan material lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat,
tidak mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan
listrik yang baik.
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastik dan
termosetting. Thermoplastik adalah bahan plastik yang jika dipanaskan sampai
suhu tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi bentuk yang
diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam
bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara dipanaskan. Berdasarkan
sifat kedua kelompok plastik tersebut maka thermoplastik adalah jenis yang
memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi
kode berupa nomor untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan
penggunaannya.
PVC (polyvinyl chloride) Plastik jenis ini memiliki karakteristik fisik yang
stabil dan memiliki ketahanan terhadap bahan kimia, cuaca, sifat elektrik dan
aliran. Bahan ini paling sulit didaur ulang dan paling sering kita jumpai
penggunaannya pada pipa dan konstruksi bangunan. · LDPE (low density
polyethylene) Bisa digunakan untuk wadah makanan dan botol-botol yang lebih
lembek. · PP (polypropylene) Plastik jenis ini mempunyai sifat tahan terhadap
kimia kecuali klorin, bahan bakar dan xylene, mempunyai sifat insulasi listrik
yang baik. Bahan ini juga tahan terhadap air mendidih dan sterilisasi dengan uap
panas. Aplikasinya pada komponen otomotif, tempat makanan, karpet, dll. · PS
(polystyrene) Jenis ini mempunyai kekakuan dan kestabilan dimensi yang baik.
Biasanya digunakan untuk wadah makanan sekali pakai, kemasan, mainan,
peralatan medis, dll.
Mesin perajang ini digerakkan oleh motor listrik kekuatan besar atau
langsung dengan mesin diesel. Keluar dari mesin perajang, barang bekas
plastik tersebut hancur menjadi serpihan dengan ukuran sekitar 1 cm2 dan
langsung masuk ke bak pencuci, plastic diangin-anginkan diudara terbuka
yang langsung terkena sinar matahari. Setelah kering, serpihan plastik ini
atau disebut juga sebagai “flakes” siap untuk dikirim ke pabrik biji plastik.
Mutu dari serpihan plastik ini ditentukan oleh keahlian memisahkan barang
bekas plastik sehingga tidak tercampur satu jenis plastik dengan lainnya.
Ketajaman pisau perajang juga mempengaruhi mutu dari serpihan, pisau
yang kurang tajam akan membuat pinggiran serpihan tidak rata.
2.5. Permasalahan Daur Ulang Plastik
Ada beberapa karakteristik sampah plastik yang menimbulkan kesulitan
dalam proses daur ulang plasik antara lain :
Sampah plastic tidak mudah dipilah-pilahkan seperti halnya dengan kertas,
logam, gelas, dll.
Ketidak murnian dalam sampah plastik menjadikan ia tidak mudah
dilebur/dilelehkan pada temperatur tinggi.
Sampah plastik mempunyai berat jenis yang rendah sehingga memerlukan
ruang yang cukup besar untuk menyimpannya.
Dalam proses daur ulang, kondisi ideal yang diperlukan adalah suplai yang
tetap dan kontinyu dari sampah plastik yang bersih dan kering serta terdiri
dari jenis yang sama dengan formulasi yang diketauhi dan tetap. Dalam
prakteknya suplai bahan biasanya tidak menentu.
BAB 3.
LOKASI PENGAMBILAN VIDEO
3.1. Lokasi
Lokasi pengambilan video dilakukan di Desa Tambak Wedi Kelurahan
Kenjeran Surabaya yang berada dekat di Jembatan Suramadu.
3.2. Permasalahan
Masalah-masalah pencemaran plastik yang ada di Desa Tambak Wedi
disebabkan oleh warga sekitar yang membuang sampah sembarangan disekitar
daerah mangrove, dan banyak kiriman sampah dari selat Madura maupun sungai
yang berada dekat di Desa Tambak Wedi. Sampah-sampah yang berada di
Tambak Wedi yaitu; sampah organik dan anorganik, tetapi kebanyakan sampah
yang berada di Tambak Wedi adalah sampah anorganik, seperti popok bayi,
kantong plasti, botol plastik, dan lain sebagainya
Disekitar daerah Tambak Wedi dahulunya ada bank sampah yang
menampung sampah dari warga untuk dijadikan barang-barang, seperti tas
belanja. Tetapi, pada saat ini bank sampah sudah tidak ada dan tidak ada pihak
dari perangkat desa yang mensosialisasikan untuk pembersihan sampah.
BAB 4.
KESIMPULAN