Anda di halaman 1dari 4

Bahaya Sampah Plastik

Dalam jangka panjang, ancaman dari komponen kimianya sangat membahayakan kesehatan.
Penggunaan VCM untuk memproduksi kemasan plastik jenis PVC di atas ambang batas akan
menimbulkan kanker hati, merusak kelenjar endokrin, paru-paru dan limpa. Bahan pelembut jenis
DEHA yang bercampur dengan makanan berupaya mengganggu sistem reproduksi dan
menghasilkan janin yang cacat. Selain kanker, bahan pelembut plastik diduga memiliki karakter yang
sama dengan hormon estrogen. Ibarat menanam bom waktu yang suatu saat akan meledak dan
membinasakan diri sendiri
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat daripolychlorinated
biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai
oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat
antara lain:

Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. L

Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewanhewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.K

PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan
menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.K

Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.L

Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam
tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.L

Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.L

Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.K

Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantongkantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.K

Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur
menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.K

Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan


pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.L

Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)


Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin
dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku
impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun
daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya
adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang
terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam
bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di
kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara
umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri,
antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan),
limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi
masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu
pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya
(Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan
negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin
dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah
sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi.
Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang
pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula
walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan
kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku
di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks


Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula
dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih
sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan
untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur
ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta
lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada
tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik,
pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu
dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan
plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan
partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki
stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel
konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan
Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang.
Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat
digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan
dekomposisi kayu (lebih kurang 200C).

Lalu apa yang mesti dilakukan untuk menghindari ancaman dan bahaya dari penggunaan plastik
yang salah?
1. Hati-hati dalam memilih wadah dan kemasan plastik. Ada beberapa produk yang mendesain
plastik khusus untuk mengemas atau membungkus makanan baik panas maupun dingin. Maka
gunakan saja produk khusus ini sesuai dengan fungsinya. Walaupun harganya mungkin lebih mahal,
namun dari segi keamanan lebih bisa dipertanggungjawabkan.
2. Jangan menggunakan plastik kemasan untuk mengolah makanan. Plastik kemasan hanya
digunakan untuk membungkus, bukan untuk mengolah. Sebab dikhawatirkan perubahan komponen
kimia yang masuk ke dalam makanan akibat proses pengolahannya dapat mencemari makanan itu
sendiri. Menghemat biaya bukan suatu alasan kalau akhirnya dampak buruk terjadi pada diri kita.

3. Jangan menggunakan plastik yang tidak didesain untuk makanan guna membungkus atau
mewadahi seperti kantong kresek hitam. Hal ini sering dilakukan dan tanpa disadari, terutama untuk
membungkus gorengan, daging atau sayuran dan buah-buahan. Gunakan kantong plastik kresek
putih atau yang transparan. Jenis ini tergolong aman karena dibuat bukan dari bahan plastik daur
ulang.
4. Jika memang terpaksa membungkus makanan dengan kantong plastik kresek hitam, usahakan
jangan terlalu lama. Ini hanya dalam kondisi darurat, dimana kantong khusus tak bisa diperoleh.
Segera keluarkan isinya begitu pembungkus sudah tidak digunakan lagi. Atau segera ganti plastik
begitu kemasan khusus sudah diperoleh.
5. Menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh merupakan hal yang utama. Biasakan untuk
mengkonsumsi makanan bergizi dan berserat tinggi. Demikian pula dengan buah-buahan dan
sayuran yang diyakini mengandung anti oksidan dapat menangkal radikal bebas yang berkeliaran di
dalam tubuh.
Setidaknya kita sudah mengurangi resiko munculnya ancaman kesehatan bagi tubuh. Selain itu
kesadaran masing-masing individu dan masyarakat pada umumnya perlu ditingkatkan agar
penggunaan plastik yang salah bisa dihindari.

Anda mungkin juga menyukai