Anda di halaman 1dari 14

3/2/2017

Batuan vs Tanah
Batuan mengalami pelapukan yang progresif  membentuk
material tanah
strength
Intact rock

Propertis Fisik Batuan Inclination angle of fracture ()


strength
Intact rock

KBK Geoteknik
Inclination angle of fracture ()
strength
Intact rock
Rock mechanics

Soil mechanics
Inclination angle of fracture ()

Mekanika Tanah vs Mekanika Batuan Mekanika Batuan vs Mekanika Batuan Rekayasa


Mekanika Batuan Mekanika Tanah Jika mekanika batuan dipelajari secara khusus, maka tidak ada
Batuan memiliki ukuran Ukuran partikel tanah dapat pembahasan rekayasa.
sebanding dengan ukuran sangat kecil dibandingkan Potensi keruntuhan pada suatu massa batuan bukan suatu hal yang
lazim di dunia rekayasa atau ukuran terkecil yang biasa buruk ataupun baik  hanya sekedar fakta mekanis.
dapat lebih besar contoh galian dipakai di dunia rekayasa Potensi keruntuhan suatu massa batuan bisa baik atau buruk. Jika
terjadi pada terowongan jalan, secara teknis itu hal yang buruk. Jika
Ketidakkontinyuan pada Tanah terbentuk dari partikel- terjadi pada sistem blok terowongan pertambangan, hal tersebut
batuan tidak selalu terhubung partikel diskrit, jadi jadi baik, karena memang diharapkan untuk runtuh. Konteks
ketidakkontinyuannya rekayasa memberi arti lebih lanjut.
terhubung
Jadi, mekanika batuan rekayasa menerapkan suatu subyek pada
Batuan dan tanah terbentuk dari bermacam partikel mineral mekanika batuan, karena adanya tujuan rekayasa.
dan organik. Pada batuan, partikel-partikel tersebut masih
Pentingnya perilaku massa batuan ada pada pikiran seorang
terikat/tersementasi dengan kuat. insinyur, bukan di mekanikanya.
Kondisi awal tegangan (pre-existing in situ stress)  penting
diketahui di mekanika batuan.
Keberadaan retakan (fracture) pada masa batuan sangat
menentukan kekuatatan, kekakuan, perilaku keruntuhan, dan
permeabilitas massa batuan.

Rekayasa Mekanika Batuan vs Rekayasa Batuan

Mekanika Batuan Rekayasa  lebih menekankan studi Dibanding tanah, rentang nilai propertis batuan
mekanika batuan dalam konteks rekayasa, dari pada sangat besar  memperlihatkan begitu
dari segi konteks proses alaminya di lapisan kerak bumi. bervariasinya struktur, komponen, dan mineral
batuan.
Rekayasa Batuan  proses rekayasa (desain) terhadap Perlu pengukuran untuk mengkuantifikasinya.
batuan/massa batuan, khususnya dalam hal
pembuatan struktur konstruksi di/dalam massa Beberapa propertis yang relatif mudah diukur:
batuan, seperti perkuatan lereng batuan di tepi jalan, porositas, densitas, cepat rambat gelombang
fondasi dam, terowongan kereta, tambang mineral, suara (sonic velocity), permeabilitas,
pemboran minyak dll. durabilitas, dan kekuatan.

1
3/2/2017

Propertis Fisik Propertis Fisik


Porositas (porosity) - n
Porositas  proporsi relatif bagian padat &
Memberi gambaran seberapa padat material
rongga
batuan terbentuk
Densitas  menambahkan informasi tentang
Rasio antara volume non-solid dan volume
mineralogis atau konstituen partikel.
material
Cepat rambat gelombang (sonic velocity) 
mengevaluasi tingkat fissuring.
Permeabilitas  mengevaluasi interkoneksi Volume pori (non-solid)
relatif pori
Durabilitas  mengindikasikan kecenderungan
komponen/struktur batuan untuk hancur karena Volume total
terdegradasinya kualitas batuan.

Propertis Fisik Propertis Fisik


Porositas Porositas
Memiliki nilai teoritis antara 0 dan 1 atau dalam Batu tulis (chalk)
persentase 0 100%.
Pada batuan sedimen, porositas bervariasi dari hampir termasuk batuan dengan
0 s/d 0,9. Sandstones rata-rata sekitar 0,15 porositas tinggi. Lebih
Porositas akan berkurang seiring waktu dan kedalaman dari 0.5.
proses sedimentasi.
Rocks Age Depth Porosity (%)
Mt Simon sandstone Cambrian 13,000 ft 0.7
Beberapa batuan beku
Nugget sandstone (Utah) Jurassic 1.9 seperti pumis juga
Potsdam sandstone Cambrian Surface 11.0
Pottsville sandstone Pennsylvanian 2.9
memilik angka pori yang
Berea sandstone Mississippian 0-2000 ft 14.0 tinggi karena terkena
Keuper sandstone (England) Triasic Surface 22.0
Navajo sandstone Jurassic Surface 15.5
desakan gas vulkanik.
Montana sandstone Cretaceous Surface 34.0

Propertis Fisik Propertis Fisik


Porositas Porositas
Pada batuan sedimen kristalin (limestone), sebagian Porositas sampel batuan didapat melalui
besar batuan beku dan metamorf, rongga udara beberapa pengukuran berikut.
kebanyakan berupa fissures (retakan pipih).
densitas
Porositas akibat fissures dapat
berdampak lebih besar kandungan air setelah penjenuhan di air.
terhadap propertis batuan Kandungan merkuri setelah penjenuhan dalam
dibanding porositas yang lebih merkuri
besar pada batuan yang
volume padat dan rongga udara
berpori lebih bulat.
menggunakan hukum Boyle (helium
Batuan beku memiliki
porositas antar 0.01 0.02,
picnometer)
atau lebih besar (>0.2) jika
proses pelapukan terus
berlanjut.

2
3/2/2017

Propertis Fisik

Kerapatan (Density)
Sering didefinisikan sebagai berat satuan (unit
weight) - dan specific gravity - Gs
dry=Gs (1-n); Gs=Gi,Vi (from thin section)
Berat satuan ()= massa per unit volume,
Specific Gravity = / w.
Bervariasi dengan rentang yang lebih besar
dibanding tanah
Kebanyakan batuan memiliki Gs antara 2,5-2,8

Mercury saturation Helium picnometer

3
3/2/2017

Propertis Fisik
Densitas
Mineral Gs Mineral Gs
Halite 2.1 2.6 Biotite 2.8 3.1
Jenis batuan Bobot isi (t/m3)
Gypsum 2.4 2.4 Dolomite 2.8 3.1
Granit 2,5 2,8 Serpentine 2.3 2.6 Anhydrite 2.9 3.0
Basalt 2,4 2,9 Orthoclase 2.5 2.6 Pyroxene 3.2 3.6
Batupasir 2,2 2,7 Chalcedony 2.6 2.64 Olivine 3.2 3.6
Dolerit 2,9 3,1 Quartz 2.65 Barite 4.3 4.6
Plagioclase 2.6 2.8 Magnetite 4.4 5.2
Batugamping 2,0 2,8
Chlorite Illite 2.6 3.0 Pyrite 4.9 5.2
Andesit 2,5 2,8
Calcite 2.7 Galena 7.4 4.6
Muscovite 2.7 3.0
Winchell (1942)

Propertis Fisik Propertis Fisik


Densitas Densitas

Apa pentingnya kerapatan dalam konteks Bagaimana cara mengukur kerapatan batuan?
rekayasa? Beberapa metode seperti penentuan densitas
Jika batuan dipakai sebagai material konstruksi, tanah dapat digunakan untuk menentukan
kerapatan batuan berpengaruh pada volume densitas batuan di laboratorium. Yang paling
konstruksi dan tegangan yang terjadi. lazim adalah dengan cara menghitung berat
Misal, batuan dengan kerapatan tinggi dapat jenuh dan hukum Boyle.
mengurangi volume dinding penahan tanah Untuk batuan dengan mineral yang tak sensitif,
atau dam (gravity). Batuan berdensitas rendah seperti smectite, kerapatan jenuh, kering, dan
dapat memberikan tegangan yang lebih kecil butiran dapat ditentukan dari berat jenuh,
pada struktur balok atap. kering, dan volume (berat ambang dalam air).

Propertis Fisik
Propertis Fisik Permeabilitas
Permeabilitas Kebanyakan batuan menuruti Hukum Darcy
Mengukur kemampuan material batuan untuk q=kiA=k(dh/dx)A qx = debit pada arah x
mengalirkan fluida. h = tinggi tekan hidrolis
A = luas penampang normal terhadap x
Kebanyakan batuan memiliki permeabilitas sangat
rendah dibanding tanah. k = konduktivitas hidrolik
Ditentukan nilai porositas, semakin besar Dengan mempertimbangkan viskositas pada suhu
porositas semakin tinggi permeabilitas. tertentu,
p = tekanan fluida = w h
= viskositas fluida pada suhu tertentu

K = permeabilitas hidrolik

4
3/2/2017

Propertis Fisik
Permeabilitas Propertis Fisik

Beberapa nilai konduktivitas hidrolik batuan Bagaimana cara mendapatkan nilai


Rock k (cm/s) 20oC k (cm/s) 20oC permeabilitas di laboratorium?
Laboratory Field
Constant head test
Sandstone 3 x 10-3 to 8 x 10-8 1 x 10-9 to 3 x 10-13
Radial permeability test
Shale 10-9 to 10-13 10-8 to 10-11
Limestone, dolomite 10-5 to 10-13 10-3 to 10-7 Pada batuan berdensitas tinggi seperti granite,
Basalt 10-12 10-2 to 10-7 basalt, schist, crystaline limestone, nilai
Granite 10-7 to 10-11 10-4 to 10-9 permeabilitas di lapangan dapat lebih tinggi di
Schist
Fissured Schist
10-8
1 x 10-4 to 3 x 10-4
2 x 10-7 banding di laboratorium  karena kondisi
Data from Brace (1978), Davis & De Wiest (1966), Sarafin (1968)
kekar, rekahan, diskontinyuitas.

Insitu
Current (and historic) UK practice is defined in BS5930:1999 (amended 2010)
Falling
head

Variable and Packer injection


constant head tests tests (sometimes
in boreholes, referred to as
typically analysed Lugeon tests)
by the methods of
Hvorslev (1951)

Rising
head

Propertis Fisik
Propertis Fisik
Abrasivitas (Abrasivity)
Ketahanan (Durability) Abrasivitas mengukur
Mengapa termasuk penting untuk ketahanan abrasif material
batuan terhadap material lain,
kepentingan rekayasa?
misal baja. Dapat digunakan
Mengapa batuan dapat terdegradasi? untuk mengestimasi ketahanan
Apa pengujian ketahanan di laboratorium? mata bor di pekerjaan
pemboran.
Abrasivitas sangat dipengaruhi
oleh kandungan mineral quartz.
Semakin tinggi kandungannya,
Los Angeles Abrasion test
semakin tinggi tingkat
abrasivitas.

5
3/2/2017

Propertis Fisik Propertis Fisik

Slake durability test Klasifikasi Durabilitas Slake Gambel


% Tertahan setelah % Tertahan setelah
Tingkat Durabilitas 1 siklus 10-menit 2 siklus 10-menit
(Berat Kering) (Berat Kering)
Sangat Tinggi >99 >98
Tinggi 98-99 95-98
Menengah Tinggi 95-98 85-95
Menengah 85-95 60-85
Rendah 60-85 30-60
Sangat Rendah 60 <30

Propertis Fisik Compressional Wave (P-Wave) Animation


Cepat Rambat Suara (Sonic Velocity)
Cepat rambat gelombang biasa diukur dari rambatan
gelombang Primary (P-wave), terkadang juga Secondary
(S-wave).
Kecepatan P-wave memperlihatkan kecepatan perjalanan
pada arah longitudinal, sedangkan S-wave pada arah
geser (shear).
Besar kecepatan menunjukkan korelasi terhadap propertis
fisik kepadatan material batuan.
Batuan lebih padat menghasilkan kecepatan lebih tinggi,
karena partikel saling terhubung lebih baik. Kecepatan
rendah jika banyak terdapat rongga (udara atau
air)/kurang padat.
Deformation propagates. Particle motion consists of alternating
Cepat rambat gelombang juga dapat mengukur tingkat
pelapukan/keretakan batuan. compression and dilation. Particle motion is parallel to the
direction of propagation (longitudinal). Material returns to its
original shape after wave passes.

Shear Wave (S-Wave) Animation Propertis Fisik


Cepat Rambat Suara (Sonic Velocity)

Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik


Deformation propagates. Particle motion consists of alternating transverse Kecepatan rambat gelombang tekan
motion. Particle motion is perpendicular to the direction of propagation Kecepatan rambat gelombang geser

(transverse). Transverse particle motion shown here is vertical but can be in Modulus Young dinamik
Modulus geser dinamik
any direction. Material returns to its original shape after wave passes. Nisbah Poisson dinamik

6
3/2/2017

Cepat Rambat Gelombang Tekan & Geser


Parameter Dinamik

L L 2
Vp = Vp = Modulus Geser: G = .vs
tp ts = massa per satuan volume

2
vp
v 2
L = panjang contoh (m)
Nisbah Possion: v = 1 s 2
2 v
p
tp = waktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang contoh v 1
s
(detik)
ts = waktu yang dibutuhkan gelombang geser merambat sepanjang contoh Modulus Young Dinamik: E = 2 (1+) G
(detik)

Propertis Fisik
Gelombang suara
Kekerasan (Hardness)
Gelombang infrasonik, frekuensi < 20 Hz
Gelombang sonik, frekuensi 20 Hz 20 kHz Hardness is the characteristic of a solid
Gelombang ultrasonik, frekuensi > 20 kHz
material expressing its resistance to
Jumlah Contoh
Tipe Batuan Lokasi vp (m/s) SD CoV (%) permanent deformation. Hardness of a rock
materials depends on several factors,
Gamping Cibinong 5 3870,57 190,56 4,92
including mineral composition and density.
Breksi Tufa Pongkor 5 3691,21 224,60 6,08
Diukur dengan schmidt rebound hammer test
Granit Karimun 5 5402,34 178,24 3,30
(reboundkekerasan)
Qualitative dengan kuku, coin, pisau

Indeks Indeks Kecepatan Koefisien


Kerapatan Porositas
Batuan Kekerasan Abrasivitas P-Wave Permeabilitas
Kering (%)
Schmidt Cerchar (m/det) (m/det)
Granit 2.53 2.62 4.5 5.3 4500 6500 10-14 10-12
Diorit 2.80 3.00 1.02 2.87 54 69 4.2 5.0 4500 6700 10-14 10-12
Gabbro 2.72 3.00 0.10 0.50 4500 7000 10-14 10-12
Beku

Riolit 2.40 2.60 1.00 3.57 3.7 4.6 10-14 10-12


Andesit 2.50 2.80 0.40 4.00 2.7 3.8 4500 6500 10-14 10-12
Basal 2.21 2.77 0.20 8.00 2.0 3.5 5000 7000 10-14 10-12
Konglomerat 2.47 2.76 10-10 10-8
Sandstone 1.91 2.58 1.62 26.4 10 37 1.5 3.8 1500 4600 10-10 10-8
Sedimen

Shale 2.00 2.40 20.0 50.0 1.5 4.2 2000 4600


Mudstone 1.82 2.72 27 0.6 1.8 10-11 10-9
Dolomite 2.20 2.70 0.20 4.00 5500 10-12 10-11
Limestone 2.67 2.72 0.27 4.10 35 51 1.0 2.5 3500 6500 10-13 10-10
Gneiss 2.61 3.12 0.32 1.16 49 3.5 5.3 5000 7500 10-14 10-12
Schist 2.60 2.85 10.0 30.0 31 2.2 4.5 6100 6700 10-12 10-8
Phyllite 2.18 3.30
Slate 2.71 2.78 1.84 3.64 2.3 4.2 3500 4500 10-14 10-12
Marble 2.51 2.86 0.65 0.81 5000 6000 10-14 10-11
Quartzite 2.61 2.67 0.40 0.65 4.3 5.9 10-14 10-13

7
3/2/2017

Batuan vs Tanah
Batuan mengalami pelapukan yang progresif  membentuk
material tanah
strength
Intact rock

Propertis Fisik Batuan Inclination angle of fracture ()


strength
Intact rock

KBK Geoteknik
Inclination angle of fracture ()
strength
Intact rock
Rock mechanics

Soil mechanics
Inclination angle of fracture ()

Mekanika Tanah vs Mekanika Batuan Mekanika Batuan vs Mekanika Batuan Rekayasa


Mekanika Batuan Mekanika Tanah Jika mekanika batuan dipelajari secara khusus, maka tidak ada
Batuan memiliki ukuran Ukuran partikel tanah dapat pembahasan rekayasa.
sebanding dengan ukuran sangat kecil dibandingkan Potensi keruntuhan pada suatu massa batuan bukan suatu hal yang
lazim di dunia rekayasa atau ukuran terkecil yang biasa buruk ataupun baik  hanya sekedar fakta mekanis.
dapat lebih besar contoh galian dipakai di dunia rekayasa Potensi keruntuhan suatu massa batuan bisa baik atau buruk. Jika
terjadi pada terowongan jalan, secara teknis itu hal yang buruk. Jika
Ketidakkontinyuan pada Tanah terbentuk dari partikel- terjadi pada sistem blok terowongan pertambangan, hal tersebut
batuan tidak selalu terhubung partikel diskrit, jadi jadi baik, karena memang diharapkan untuk runtuh. Konteks
ketidakkontinyuannya rekayasa memberi arti lebih lanjut.
terhubung
Jadi, mekanika batuan rekayasa menerapkan suatu subyek pada
Batuan dan tanah terbentuk dari bermacam partikel mineral mekanika batuan, karena adanya tujuan rekayasa.
dan organik. Pada batuan, partikel-partikel tersebut masih
Pentingnya perilaku massa batuan ada pada pikiran seorang
terikat/tersementasi dengan kuat. insinyur, bukan di mekanikanya.
Kondisi awal tegangan (pre-existing in situ stress)  penting
diketahui di mekanika batuan.
Keberadaan retakan (fracture) pada masa batuan sangat
menentukan kekuatatan, kekakuan, perilaku keruntuhan, dan
permeabilitas massa batuan.

Rekayasa Mekanika Batuan vs Rekayasa Batuan

Mekanika Batuan Rekayasa  lebih menekankan studi Dibanding tanah, rentang nilai propertis batuan
mekanika batuan dalam konteks rekayasa, dari pada sangat besar  memperlihatkan begitu
dari segi konteks proses alaminya di lapisan kerak bumi. bervariasinya struktur, komponen, dan mineral
batuan.
Rekayasa Batuan  proses rekayasa (desain) terhadap Perlu pengukuran untuk mengkuantifikasinya.
batuan/massa batuan, khususnya dalam hal
pembuatan struktur konstruksi di/dalam massa Beberapa propertis yang relatif mudah diukur:
batuan, seperti perkuatan lereng batuan di tepi jalan, porositas, densitas, cepat rambat gelombang
fondasi dam, terowongan kereta, tambang mineral, suara (sonic velocity), permeabilitas,
pemboran minyak dll. durabilitas, dan kekuatan.

1
3/2/2017

Propertis Fisik Propertis Fisik


Porositas (porosity) - n
Porositas  proporsi relatif bagian padat &
Memberi gambaran seberapa padat material
rongga
batuan terbentuk
Densitas  menambahkan informasi tentang
Rasio antara volume non-solid dan volume
mineralogis atau konstituen partikel.
material
Cepat rambat gelombang (sonic velocity) 
mengevaluasi tingkat fissuring.
Permeabilitas  mengevaluasi interkoneksi Volume pori (non-solid)
relatif pori
Durabilitas  mengindikasikan kecenderungan
komponen/struktur batuan untuk hancur karena Volume total
terdegradasinya kualitas batuan.

Propertis Fisik Propertis Fisik


Porositas Porositas
Memiliki nilai teoritis antara 0 dan 1 atau dalam Batu tulis (chalk)
persentase 0 100%.
Pada batuan sedimen, porositas bervariasi dari hampir termasuk batuan dengan
0 s/d 0,9. Sandstones rata-rata sekitar 0,15 porositas tinggi. Lebih
Porositas akan berkurang seiring waktu dan kedalaman dari 0.5.
proses sedimentasi.
Rocks Age Depth Porosity (%)
Mt Simon sandstone Cambrian 13,000 ft 0.7
Beberapa batuan beku
Nugget sandstone (Utah) Jurassic 1.9 seperti pumis juga
Potsdam sandstone Cambrian Surface 11.0
Pottsville sandstone Pennsylvanian 2.9
memilik angka pori yang
Berea sandstone Mississippian 0-2000 ft 14.0 tinggi karena terkena
Keuper sandstone (England) Triasic Surface 22.0
Navajo sandstone Jurassic Surface 15.5
desakan gas vulkanik.
Montana sandstone Cretaceous Surface 34.0

Propertis Fisik Propertis Fisik


Porositas Porositas
Pada batuan sedimen kristalin (limestone), sebagian Porositas sampel batuan didapat melalui
besar batuan beku dan metamorf, rongga udara beberapa pengukuran berikut.
kebanyakan berupa fissures (retakan pipih).
densitas
Porositas akibat fissures dapat
berdampak lebih besar kandungan air setelah penjenuhan di air.
terhadap propertis batuan Kandungan merkuri setelah penjenuhan dalam
dibanding porositas yang lebih merkuri
besar pada batuan yang
volume padat dan rongga udara
berpori lebih bulat.
menggunakan hukum Boyle (helium
Batuan beku memiliki
porositas antar 0.01 0.02,
picnometer)
atau lebih besar (>0.2) jika
proses pelapukan terus
berlanjut.

2
3/2/2017

Propertis Fisik

Kerapatan (Density)
Sering didefinisikan sebagai berat satuan (unit
weight) - dan specific gravity - Gs
dry=Gs (1-n); Gs=Gi,Vi (from thin section)
Berat satuan ()= massa per unit volume,
Specific Gravity = / w.
Bervariasi dengan rentang yang lebih besar
dibanding tanah
Kebanyakan batuan memiliki Gs antara 2,5-2,8

Mercury saturation Helium picnometer

3
3/2/2017

Propertis Fisik
Densitas
Mineral Gs Mineral Gs
Halite 2.1 2.6 Biotite 2.8 3.1
Jenis batuan Bobot isi (t/m3)
Gypsum 2.4 2.4 Dolomite 2.8 3.1
Granit 2,5 2,8 Serpentine 2.3 2.6 Anhydrite 2.9 3.0
Basalt 2,4 2,9 Orthoclase 2.5 2.6 Pyroxene 3.2 3.6
Batupasir 2,2 2,7 Chalcedony 2.6 2.64 Olivine 3.2 3.6
Dolerit 2,9 3,1 Quartz 2.65 Barite 4.3 4.6
Plagioclase 2.6 2.8 Magnetite 4.4 5.2
Batugamping 2,0 2,8
Chlorite Illite 2.6 3.0 Pyrite 4.9 5.2
Andesit 2,5 2,8
Calcite 2.7 Galena 7.4 4.6
Muscovite 2.7 3.0
Winchell (1942)

Propertis Fisik Propertis Fisik


Densitas Densitas

Apa pentingnya kerapatan dalam konteks Bagaimana cara mengukur kerapatan batuan?
rekayasa? Beberapa metode seperti penentuan densitas
Jika batuan dipakai sebagai material konstruksi, tanah dapat digunakan untuk menentukan
kerapatan batuan berpengaruh pada volume densitas batuan di laboratorium. Yang paling
konstruksi dan tegangan yang terjadi. lazim adalah dengan cara menghitung berat
Misal, batuan dengan kerapatan tinggi dapat jenuh dan hukum Boyle.
mengurangi volume dinding penahan tanah Untuk batuan dengan mineral yang tak sensitif,
atau dam (gravity). Batuan berdensitas rendah seperti smectite, kerapatan jenuh, kering, dan
dapat memberikan tegangan yang lebih kecil butiran dapat ditentukan dari berat jenuh,
pada struktur balok atap. kering, dan volume (berat ambang dalam air).

Propertis Fisik
Propertis Fisik Permeabilitas
Permeabilitas Kebanyakan batuan menuruti Hukum Darcy
Mengukur kemampuan material batuan untuk q=kiA=k(dh/dx)A qx = debit pada arah x
mengalirkan fluida. h = tinggi tekan hidrolis
A = luas penampang normal terhadap x
Kebanyakan batuan memiliki permeabilitas sangat
rendah dibanding tanah. k = konduktivitas hidrolik
Ditentukan nilai porositas, semakin besar Dengan mempertimbangkan viskositas pada suhu
porositas semakin tinggi permeabilitas. tertentu,
p = tekanan fluida = w h
= viskositas fluida pada suhu tertentu

K = permeabilitas hidrolik

4
3/2/2017

Propertis Fisik
Permeabilitas Propertis Fisik

Beberapa nilai konduktivitas hidrolik batuan Bagaimana cara mendapatkan nilai


Rock k (cm/s) 20oC k (cm/s) 20oC permeabilitas di laboratorium?
Laboratory Field
Constant head test
Sandstone 3 x 10-3 to 8 x 10-8 1 x 10-9 to 3 x 10-13
Radial permeability test
Shale 10-9 to 10-13 10-8 to 10-11
Limestone, dolomite 10-5 to 10-13 10-3 to 10-7 Pada batuan berdensitas tinggi seperti granite,
Basalt 10-12 10-2 to 10-7 basalt, schist, crystaline limestone, nilai
Granite 10-7 to 10-11 10-4 to 10-9 permeabilitas di lapangan dapat lebih tinggi di
Schist
Fissured Schist
10-8
1 x 10-4 to 3 x 10-4
2 x 10-7 banding di laboratorium  karena kondisi
Data from Brace (1978), Davis & De Wiest (1966), Sarafin (1968)
kekar, rekahan, diskontinyuitas.

Insitu
Current (and historic) UK practice is defined in BS5930:1999 (amended 2010)
Falling
head

Variable and Packer injection


constant head tests tests (sometimes
in boreholes, referred to as
typically analysed Lugeon tests)
by the methods of
Hvorslev (1951)

Rising
head

Propertis Fisik
Propertis Fisik
Abrasivitas (Abrasivity)
Ketahanan (Durability) Abrasivitas mengukur
Mengapa termasuk penting untuk ketahanan abrasif material
batuan terhadap material lain,
kepentingan rekayasa?
misal baja. Dapat digunakan
Mengapa batuan dapat terdegradasi? untuk mengestimasi ketahanan
Apa pengujian ketahanan di laboratorium? mata bor di pekerjaan
pemboran.
Abrasivitas sangat dipengaruhi
oleh kandungan mineral quartz.
Semakin tinggi kandungannya,
Los Angeles Abrasion test
semakin tinggi tingkat
abrasivitas.

5
3/2/2017

Propertis Fisik Propertis Fisik

Slake durability test Klasifikasi Durabilitas Slake Gambel


% Tertahan setelah % Tertahan setelah
Tingkat Durabilitas 1 siklus 10-menit 2 siklus 10-menit
(Berat Kering) (Berat Kering)
Sangat Tinggi >99 >98
Tinggi 98-99 95-98
Menengah Tinggi 95-98 85-95
Menengah 85-95 60-85
Rendah 60-85 30-60
Sangat Rendah 60 <30

Propertis Fisik Compressional Wave (P-Wave) Animation


Cepat Rambat Suara (Sonic Velocity)
Cepat rambat gelombang biasa diukur dari rambatan
gelombang Primary (P-wave), terkadang juga Secondary
(S-wave).
Kecepatan P-wave memperlihatkan kecepatan perjalanan
pada arah longitudinal, sedangkan S-wave pada arah
geser (shear).
Besar kecepatan menunjukkan korelasi terhadap propertis
fisik kepadatan material batuan.
Batuan lebih padat menghasilkan kecepatan lebih tinggi,
karena partikel saling terhubung lebih baik. Kecepatan
rendah jika banyak terdapat rongga (udara atau
air)/kurang padat.
Deformation propagates. Particle motion consists of alternating
Cepat rambat gelombang juga dapat mengukur tingkat
pelapukan/keretakan batuan. compression and dilation. Particle motion is parallel to the
direction of propagation (longitudinal). Material returns to its
original shape after wave passes.

Shear Wave (S-Wave) Animation Propertis Fisik


Cepat Rambat Suara (Sonic Velocity)

Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik


Deformation propagates. Particle motion consists of alternating transverse Kecepatan rambat gelombang tekan
motion. Particle motion is perpendicular to the direction of propagation Kecepatan rambat gelombang geser

(transverse). Transverse particle motion shown here is vertical but can be in Modulus Young dinamik
Modulus geser dinamik
any direction. Material returns to its original shape after wave passes. Nisbah Poisson dinamik

6
3/2/2017

Cepat Rambat Gelombang Tekan & Geser


Parameter Dinamik

L L 2
Vp = Vp = Modulus Geser: G = .vs
tp ts = massa per satuan volume

2
vp
v 2
L = panjang contoh (m)
Nisbah Possion: v = 1 s 2
2 v
p
tp = waktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang contoh v 1
s
(detik)
ts = waktu yang dibutuhkan gelombang geser merambat sepanjang contoh Modulus Young Dinamik: E = 2 (1+) G
(detik)

Propertis Fisik
Gelombang suara
Kekerasan (Hardness)
Gelombang infrasonik, frekuensi < 20 Hz
Gelombang sonik, frekuensi 20 Hz 20 kHz Hardness is the characteristic of a solid
Gelombang ultrasonik, frekuensi > 20 kHz
material expressing its resistance to
Jumlah Contoh
Tipe Batuan Lokasi vp (m/s) SD CoV (%) permanent deformation. Hardness of a rock
materials depends on several factors,
Gamping Cibinong 5 3870,57 190,56 4,92
including mineral composition and density.
Breksi Tufa Pongkor 5 3691,21 224,60 6,08
Diukur dengan schmidt rebound hammer test
Granit Karimun 5 5402,34 178,24 3,30
(reboundkekerasan)
Qualitative dengan kuku, coin, pisau

Indeks Indeks Kecepatan Koefisien


Kerapatan Porositas
Batuan Kekerasan Abrasivitas P-Wave Permeabilitas
Kering (%)
Schmidt Cerchar (m/det) (m/det)
Granit 2.53 2.62 4.5 5.3 4500 6500 10-14 10-12
Diorit 2.80 3.00 1.02 2.87 54 69 4.2 5.0 4500 6700 10-14 10-12
Gabbro 2.72 3.00 0.10 0.50 4500 7000 10-14 10-12
Beku

Riolit 2.40 2.60 1.00 3.57 3.7 4.6 10-14 10-12


Andesit 2.50 2.80 0.40 4.00 2.7 3.8 4500 6500 10-14 10-12
Basal 2.21 2.77 0.20 8.00 2.0 3.5 5000 7000 10-14 10-12
Konglomerat 2.47 2.76 10-10 10-8
Sandstone 1.91 2.58 1.62 26.4 10 37 1.5 3.8 1500 4600 10-10 10-8
Sedimen

Shale 2.00 2.40 20.0 50.0 1.5 4.2 2000 4600


Mudstone 1.82 2.72 27 0.6 1.8 10-11 10-9
Dolomite 2.20 2.70 0.20 4.00 5500 10-12 10-11
Limestone 2.67 2.72 0.27 4.10 35 51 1.0 2.5 3500 6500 10-13 10-10
Gneiss 2.61 3.12 0.32 1.16 49 3.5 5.3 5000 7500 10-14 10-12
Schist 2.60 2.85 10.0 30.0 31 2.2 4.5 6100 6700 10-12 10-8
Phyllite 2.18 3.30
Slate 2.71 2.78 1.84 3.64 2.3 4.2 3500 4500 10-14 10-12
Marble 2.51 2.86 0.65 0.81 5000 6000 10-14 10-11
Quartzite 2.61 2.67 0.40 0.65 4.3 5.9 10-14 10-13

Anda mungkin juga menyukai