Anda di halaman 1dari 29

Catatan Kuliah Permata

MEKANIKA BATUAN

Departemen Puslitbang | PERMATA FT UNSRI | 2017

Catatan ini bersumber dari materi yang disampaikan pada perkuliahan oleh dosen mata
kuliah bersangkutan, dan dibuat untuk mempermudah pembelajaran dan pengarsipan
materi kuliah. Tidak direkomendasikan sebagai referensi pembuatan karya tulis, laporan,
dsb. Tidak untuk disebar ke media ataupun diperjualbelikan.
CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

BAB I
BATUAN DAN MEKANIKA BATUAN

1. DEFINISI BATUAN
Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah
diberikan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan.
a. Menurut para geologiwan
Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu
membentuk kulit bumi
Batuan adalah semua mineral yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas
batuan terkonsolidasi (consolidated rock) dan batuan yang tidak
terkonsolidasi (unconsolidated rock)
b. Menurut ahli geoteknik
Batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.
Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa (cangkul).
c. Menurut Talobre (Perancis, 1948)
Batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang
berada di dalamnya (seperti air, minyak, dll).
d. Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa
massa berukuran besar ataupun berupa fragmen fragmen.
e. Secara Umum
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan tanah.
Tanah dikenal sebagai material yang mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan
permukaan bumi.

2. KOMPOSISI BATUAN
Kulit Bumi 99% dari beratnya terdiri dari 8 unsur (O, Si, Al, Fe, Ca, Na, Mg, dan
H). Komposisi dominan dari kulit bumi adalah :
SiO2 59,8% Na2O 3,25%
Al2O 14,9% K2O 2,98%
CaO 4,9% Fe2O3 2,69%
MgO 3,7% H2O 2,02%
Fe 3,39%

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 1


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Batuan terdiri dari batuan padat, batik berupa kristal maupun yang tidak
mempunyai bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori pori, fissure, crack,
joint, dll
3. DEFINISI MEKANIKA BATUAN
Definisi mekanika batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi komisi
yang bergerak di bidang ilmu tersebut.
a. Menurut Talobre
Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya
adalah mempelajari perilaku batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut,
seperti penggalian bawah tanah, dll.
Untuk mencapai tujuan tersebut, mekanika batuan merupakan gabungan
dari :

Teori + Pengalaman + Pengujian di Laboratorium + Pengujian in-situ

Sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang


didefinisikan oleh talobre sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi
batuan dan mempelajari sejarah dari batuan
b. Menurut US National Committe on Rock Mechanics (1984)
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku
batuan secara teoritis maupun terapan, merupakan cabang dari ilmu
mekanika yang berkenaan dengan sikap batuan terhadap medan medan
gaya pada lingkungannya.
c. Secara Umum
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan
bila terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan.

4. SIFAT BATUAN
Sifat batuan yang sebenarnya di alam adalah :
a. Heterogen
Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda. Ukuran dan bentuk partikel
/ butir berbeda di dalam batuan. Ukuran, bentuk, dan penyebaran void
berbeda di dalam batuan.
b. Diskontinu
Massa batuan di alam tidak kontinu karena adanya bidang bidang lemah
(crack, joint, fault, fissure) dimana kekerapan, perluasan, dan orientasi dari
bidang bidang lemah tersebut tidak kontinu.
c. Anisotrop

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 2


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Karena sifat batuan heterogen, diskontinu, anisotrop, maka dapat menghitung


secara matematis misalnya sebuah lubang bukaan yang disekitarnya terdiri dari
batuan B1, B2, B3 diasumsikan batuan ekivalen B sebagai pengganti batuan B1,
B2, B3 yang mempunyai sifat homogen, kontinu, dan isotrop.

5. CIRI MEKANIKA BATUAN


a. Dalam ukuran besar, solid dan massa batuan yang kuat/keras, maka batuan
dapat dianggap kontinu.
b. Karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi, maka batuan tidak
kontinu karena adanya kekar, fissure, schistosity, crack. Cavities, dan
diskontinuitas lainnya. Untuk kondisi tertentu, dapat dikatakan bahwa
mekanika batuan adalah mekanika diskontinu atau mekanika struktur
batuan.
c. Secara mekanika, abtuan adalah sistem multiple body
d. Analisis mekanika tanah dapat dilakukan pada bidang, sedang analisis
mekanika batuan dilakukan pada bidang dang ruang.
e. Mekanika batuab dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah,
tetapi adal beberapa yang tumpang tindih.
f. Mekanika batuan banyak menggunakan teori elastisitas, plastisitas. Dan
mempelajari batuan. Sistem struktur batuan secara eksperimen.

Sistem batuan single body dan multiple body

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 3


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

6. PERSOALAN DALAM MEKANIKA BATUAN


Beberapa persoalan dalam mekanika batuan akan timbul dan erat hubungannya
dengan aktifitas yang dilakukan oleh manusia pada batuan seperti persoalan
pondasi pada batuan, penggalian di bawah permukaan, pertambangan,
pemakaian batu sebagai bahan bangunan, dsb.

Aktifitas manusia pada batuan


Adapun persoalan di dalam mekanika batuan antara lain :
a. Bagaimana reaksi dari batuan ketika diambil untuk dipergunakan?
b. Berapa dan bagaimana besarnya daya dukung (bearing capacity) dari batuan
di permukaan dan pada berbagai kedalaman untuk menerima berbagai
beban?
c. Bagaimana kekuatan geser batuan?
d. Bagaimana sikap batuan di bawah beban dinamis?
e. Bagaimana pengaruh gempa pada sistem pondasi di dalam batuan?
f. Bagaimana nilai modulus elastisitas dan Poissons ratio dari batuan?
g. Bagaimana pengaruh dari bidang bidang lemah pada batuan terhadap
kekuatannya?
h. Metode pengujian laboratorium apa saja yang paling mendekati kenyataan
untuk mengetahui kekutan pondasi atau sifat batuan dalam mendukung
massa batuan ?
i. Bagaimana meiiiperhitungkan kekar dan sesar dalam perencanaan pekerjaan
di dalam batuan ?

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 4


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

j. Bagaimana menangguiangi deformasi yang diakibatkan oleh perbedaan yang


bersifat perlahan-lahan (creep) pada batuan.
k. Hukum apa saja yang menyangkut aliran plastik (plastik flow) dari batuan ?
l. Bagaimana pengaruh anisotrop" terhadap distribusi tegangan dalam batuan
?
m. Bagaimana korelasi dari hasil-hasil pengujian kekuatan batuan yang telah
dilakukan di lapangan dan di laboratorium dalam menyiapkan percontoh
batuan ?
n. Bagaimana metode pengujian yang akan dilaksanakan yang sesual dengan
kondisi lapangan terhadap sifat-sifat batuannya.
o. Bagaimana mekanisme keruntuhan/kehancu ran dari batuan (failure of
rock)?
p. Dapatkah keadaan tegangan di dalam massa batuan dihitung secara tepat,
atau bahkan dapat diukur ?
q. Faktor-faktor apa saja yang menyangkut perencanaan kemiringan lereng dari
suatu massa batuan ?
r. Apakah roof bolting pada atap sebuah lubang bukaan di bawah tanah sudah
aman sehingga lubang tersebut dapat digunakan sebagai instalasi yang
permanen ?

BAB II

ANALISIS TEGANGAN (STRESS)


1. DEFINISI STRESS DAN STRAIN
Jika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya yang terbagi rata di
sepanjang ujungnya, gaya dalam juga terbagi merata di sepanjang potongan
penampang sembarang mm. Tegangan (stress) pada potongan penampang mm
tersebut adalah gaya P dibagi dengan luas potongan penampang A

=

Regangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah pertambahan panjang
dari batang prisma tersebut dibagi dengan panjang mula mula

l2 l l1
= 1 + 2

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 5


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Potongan Penampang Lurus

Potongan Penampang Miring



= =

Keterangan :
= Tegangan Tarik
P = Gaya Tarik
A = Luas Penampang
A= Luas Penampang Miring

Tegangan pada potongan penampang miring dengan luas penampang =


ada 2 buah yaitu tegangan norma (normal Stress) n yang tegak lurus
pada bidang potongan dan tegangan geser (shear stress) nt yang sejajar dengan
bidang potongan.

= = =

1+2
= = 2 = ( 2 )
1
= . = . = 2
2
n maksimum pada = 0 yang besarnya n =
nt maksimum pada = 45o yang besarnya nt =

Tegangan bergantung pada titik dimana ia dikenakan, orientasi dari luas


permukaan dimana ia dikenakan, dan sistem dari gaya gaya luar yang dikenakan
pada sebuah benda

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 6


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

2. ANALISIS TEGANGAN PADA BIDANG

Gambar diatas memperlihatkan diagram tegangan yang bekerja pada sebuah


benda berbentuk segi empat dalam dua dimensi dengan sumbux dan y. Pada
bidang miring dimana normalnya membuat sudut terhadap sumbu x bekerja
tegangan normal n dan tegangan geser xt yang nilainya merupakan fungsi
dari x, y, dan xy yang bekerja pada bidang bidang yang tegak lurus sumbu x
dan y
=
=
Dengan
Ax = luas penampang bidang yang 1 sumbu x
Ay = luas penampang bidang yang 1 sumbu y
An = luas penampang bidang miring
Dalam keadaan setimbang :
= 0
+
= + 2 + 2
2 2
= 0

nt = 2 2
2

3. LINGKARAN MOHR DARI TEGANGAN


Pemecahan geometri untuk tegangan tegangan dengan arah yangn berbeda
beda didapat dengan lingkaran Mohr. Urut urutan untuk membuat lingkaran
Mohr adalah sebagai berikut :
a. Dibuat sumbu tegak untuk dan sumbu horizontal untuk . Kedua sumbu
ini saling tegal lurus dan skala untuk kedua sumbu ini harus sama.
b. Plot tegangan n dan x [ada sumbu tegangan normal

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 7


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

c. Plot tegangan xy yang bekerja dibagian kanan dari benda langsung di


bawah atau di atas titik yang menggambarkan a, pada sumbu tegangan
normal. Jika arah tegangan geser berlawanan dengan arah jarum jam relatif
terhadap titik pusat benda, plot xy dibawah sumbu tegangan normal. Jika
arah tegangan geser searah dengan arah jarum jam relatif terhadap titik
pusat benda, plot xy di atas sumbu tegangan normal.
d. Plot tegangan geser xy yang bekerja pada bidang yang sama dengan y, di
atas titik yang menggambarkan y pada sumbu tegangan normal jika searah
dengan arah jarum jam dan di bawah titik tersebut jika berlawanan dengan
arah jarum jam.
e. Hubungkan kedua titik tegangan geser dengan sebuah garis lurus. Garis ini
akan memotong sumbu tegangan normal pada titik (x+ y).
f. Gambarkan sebuah lingkaran dengan titik pusatnya pada sumbu tegangan
normal di (x+ y) dan diameternya sama dengan panjang garis yang
menghubungkan kedua titik tegangan geser.

Lingkaran Mohr dari Tegangan


Dari gambar di atas terlihat proyeksi dari jari jari lingkaran pada sumbu
tegangan geser akan memberikan tegangan geser pada sudut tertentu, dan
proyeksi dari ujung ujung diameter lingkaran pada sumbu tegangan normal
akan memberikan tegangan tegangan normal pada sudut tertentu.
Jari jari lingkaran adalah tegangan geser maksimum dan perpotongan antara
lingkaran Mohr dan sumbu tegangan normal adalah tegangan prinsipal. Sudut

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 8


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

1 adalah susut yang dibentuka antara sumbu x dengan arah dari tegangan
prinsipal.
Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa tegangan geser sama dengan nol jika
tegangan normal maksimum dan minimum. Demikian juga jika tegangan geser
maksimum maka tegangan tegangan normal sama dengan setengah dari jumlah
tegangan tegangan normal asal.
Titik pusat lingkaran selalu pada titik :
+ + + 90
=
2 2

BAB III

SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN


1. PENDAHULUAN
Batuan mempunyai sifat sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika
batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, berat jenis, porositas, absorbsi, dan
void ratio.
b. Sifat mekanik batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas,
dan nisbah poisson.

Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di


lapangan (in situ)

Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap contoh yang


diambil di lapangan. Satu contoh dapat digunakan untuk kedua sifat batuan.

Pertama tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan uji tanpa
merusak (non destructive test), kemusian dilanjutkan dengan penentuan sifat
mekanik batuan yang merupakan uji merusak (destructive test) sehingga
contoh batuan hancur.

2. PENENTUAN SIFAT FISIK DI LABORATORIUM


Pembuatan Contoh
Pembuatan contoh di laboratorium dilakukan dari blok batu yang diambil di
lapangan yang dibor menggunakan core drilling. Sample yang didapat
berbentuk silinder dengan diameter pada umumnya antara 50-70 mm dan
tingginya dua kali diameter tersebut.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 9


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Hasil core drilling ke dalam massa batuan yang akan berupa sample inti
batuan dapat digunakan untuk uji laboratorium dengan syarat tinggi dua kali
diameter.
Setiap contoh yang diperoleh kemudian diukur diameter, tinggi, luas
permukaan, dan volumenya.
a. Natural density

=

b. Dry density

=

c. Saturated density

=

d. Apparent specific gravitty

=

e. True specific gravity

=

f. Natural water content

= 100%

g. Saturated water content

= 100%

h. Derajat kejenuhan

= 100%

i. Porositas

= 100%

j. Void Ratio

=
1
Keterangan :
Wn = Berat Contoh Natural
Wo = Berat Contoh Kering (dioven 24 jam dengan T=90oC)
Ww = Berat Contoh Jenuh (direndam dalam air 24 jam)
Ws = Berat Contoh Jenuh di dalam Air

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 10


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

3. PENENTUAN SIFAT MEKANIK BATUAN DI LABORATORIUM


a. Uji Kuat tekan (Unconfined Compressive Strength Test)
Uji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan
contoh batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah
(uniaxial). Penyebaran tegangan di dalam contoh batu secara teoritis
adalah searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut. Tetapi
dalam kenyataannya arah tegangan tidak searah dengan gaya yang
dikenakan pada contoh tersebut karena ada pengaruh dari plat penekan
mesin trkan yang meghimpit sample. Sehingga bentuk pecahan tidak
berbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya, melainkan berbentuk
kerucut.
Syarat Sample Uji UCS dan Triaksial adalah perbandingan panjang dan
diameter (L/D) antara 2-2,5. Kedua ujung sample halus rata dengan
ketidak rataan kurang dari 0,02 mm untuk tiap ujung sample. Kedua
ujung sample tegak lurus dengan ketidaktegaklurusan kurang dari 0,06o.
Keliling sample halus dan bebas ketidakberaturan serta lurus tidak
melebihi 0,3mm pada seluruh tinggi sample.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 11


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 12


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Kuat Tekan : c
Batas Elastisitas : E

Modulus Young : =

Poissons Ratio : = 1 ( 1)
1
Tangen M. Young : Diukur pada tingkat tegangan = 50% c
Average M. Young : dari rata kemiringan kurva bagian linear
Secan M. Young : Diukur dari tegangan = 0 sampai 50% c
b. Uji Triaksial
Uji ini untuk mengukur kekuatan sample batu berbentuk silinder
dibawah tekanan triaksial. Data hasil pengujian sangat diperlukan untuk
perhitungan strength envelope (kurva intrinsik), shear strength, sudut
geser dalam, dan kohesi.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 13


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Metode Tak Langsung Menentukan UCS dan UTS


1 + 2 1
= + (1 3 )2
2 2
1
= (1 + 3 )2
2
= tan +
2 = 90 +

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 14


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

3 (1 + ) + 2
1 =
1
2
=
1
2
=
1 +
Keterangan
= Tegangan Geser
N = Tegangan Normal
1 = Tegangan Prinsipal Mayor
2 = Tegangan Prinsipal Minor
c = Kohesi
= Sudut antara s1 dan sn
= Sudut gesek dalam
c = Kuat Tekan Uniaksial (UCS)
t = Kuat Tekan Triaksial (UTS)
c. Direct Shear Test
Kuat geser batuan merupakan perlawanan internal batuan terhadap
tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut,
yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik dan faktor eksternal. Untuk
mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu diperlukan
3 sample. Masing masing sample dikenakan gaya normal tertentu yang
diaplikasikan tegak lurus terhadap permukaan bidang diskontinu. Dari
hasil pengujian direct shear test didapat garis Coulombs shear strength,
shear strength, sudut geser dalam (), kohesi (c).
Faktor faktor yang mempengaruhi kuat geser batuan :
a. Laju perpindahan geser konstan akan mengindikasikan gaya geser
yanng bekerja pada batuan tersebut. yang dibutuhkan batuan
tersebut untuk mulai membentuk rekahan bidang geser dan
berpindah akan bertambah sesuai pertambahan FN.
b. Pada uji geser langsung, dan N adalah representatif dari FS dan FN
dibagi luas kontak.
c. Saat uji geser : meningkat secara linear terhadap perpindahan, akan
tetapi berangsur angsur menjadi tidak linear hingga pada saat tercapai
nilai maksimumnya. Nilai maksimum = nilai p dan nilai
perpindahan pada saat kondisi ini disebut perpindahan geser puncak.
d. Setelah p tercapai, akan turun dan berangsur angsur mencapai nilai
konstan dan disebut R.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 15


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

e. Jika p dan R diperoleh dari tingkat N yang berbeda dengan jenis


batuan yang sama, secara ideal akan diperoleh kurva hubungan linear
antara kuat geser terhadap masing masing tingkat tegangan normal.
f. Permukaan bidang diskontinu alami pada batuan tidak selalu halus,
bahkan hampir 100% kasar. Semakin besar permukaan batuan
meningkatkan kekuatan geser pada batuan.

Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan :


Tegangan Normal
a. Massa batuan pada umumnya mempunyai rekahan yang ditimbulkan
oleh pembebanan sejak awal pembentukan batuan tersebut.
Tegangan terkonsentrasi pada rekahan tersebut, sehingga kehadiran
rekahan sangat mempengaruhi perilaku massa batuan. Dengan
adanya faktor kekasaran bidang rekahan, maka kondisi tegangan
normal konstan tidak akan realistik tercapai pada kondisi alami.
b. Selain itu, peristiwa geologi seperti gempa bumi memungkinkan
terjadi perubahan beban normal terhadap massa batuan dan
berpotensu membentuk bidang geser baru pada massa batuan.
c. Kuat geser, dalam hal ini kuat geser puncak, akan meningkat seiring
peningkatan tegangan normal. Hal ini mengindikasikan bahwa
bidang lemah pada kedalaman yang lebih dalam cenderung akan

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 16


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

semakin kuat. Uji kuat geser harus dilakukan pada kondisi tingkat
tegangan normal yang tidak melebihi batas elastisitasnya. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh deformasi yang disebabkan tegangan
geser dan bukan oleh tegangan normal.
Bidang geser dan material pengisi pada bidang geser
a. Kuat geser akan berkurang secara signifikan ketika sebagian atau
seluruh permukaan tidak sepenuhnya kontak, melainkan ditutupi
oleh material pengisi yang relatif lunak seperti lempung.
b. Keruntuhan geser batuan dengan bidang diskontinu yang terisi
material lunak mengalami dua tahap. Pertama tegangan dan
perpindahan geser hanya dipengaruhi oleh kekuatan material pengisi.
Kedua, setelah terjadi perpindahan, permukaan batuan mengalami
kontak kemudian kekuatan dari bidang diskontinu ditentukan oleh
kekasaran dan kekuatan bidang geser itu sendiri.
Pengaruh kehadiran air dan tekanan air
a. Kehadiran air pada massa batuan menyebabkan permukaan bidang
diskontinu akan tertekan sebagian sehingga tegangan normal
menjadi berkurang.
b. Kecepatan geser pada permukaan yang basah lebih lambat
dibandingkan dengan permukaan yang kering.
Dimensi sample uji
a. Massa batuan di alam mempunyai sifat dan struktur yang heterogen
serta kompleks. Contoh batuan yang digunakan untuk uji
laboratorium diharapkan sebagai representatif dari massa batuan
berikut sifat dan perilakunya. Semakin besar dimensi contoh yang
digunakan, maka contoh tersebut semakin merepresentasikan massa
batuan.
b. Tetapi menurut hasil penelitian uji geser tidak terlalu fungsi dari
ukuran.
Kriteria Kuat Geser Batuan
Kriteria Mohr-Coulomb Linear
= +
Keterangan :
= Tegangan Geser
c = Kohesi
= Tegangan Normal
= Koefisien geser dalam dari batuan = tan
Kriteria Dilatansi

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 17


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

a. Pada pengujian kuat geser langsung, selain perpindahan lateral,


terjadi juga perilaku dilatansi.
b. Dilatansi merupakan perpindahan vertikal (searah tegangan normal)
selama uji kuat geser. Model gigi gergaji merupakan ilustrasi yang
baik untuk menjelaskan perilaku ini.
c. Pada kondisi ini tidak akan ada perpindahan selama resultan gaya
berada pada batas sudut geser gerigi.
d. Akan tetapi, jika resultan gaya diluar batas tersebut, akan terjadi
pergerakan pada arah i. Rekahan akan terbuka dan dilatansi terjadi
pada bidang geser tersebut.
e. Tegangan normal N akan bereaksi melawan dilatansi ini. Apabila
penggeseran dilanjutkan, gerigi akan kelebihan beban dan akan
tergeserkan secara langsung. Pergeseran akan terus berlanjut sejajar
terhadap bidang geser umum tanpa ada dilatansi.

4. PENGGUNAAN SIFAT MEKANIK BATUAN HASIL UJI LABORATORIUM

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 18


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

5. PENENTUAN SIFAT MEKANIK BATUAN IN SITU


Dilakukannya uji in situ untuk menentukan sifat mekanik batuan lebih
menguntungkan dibandingkan dengan uji di laboratorium karena
menyangkut volume batuan yang besar sehingga hasilnya lebih representatif
dan lebih menggambarkan keadaan massa batuan yang sebenarnya. Gambar
di bawah memperlihatkan bertambahnya jumlah kekar dengan
bertambahnya ukuran sample.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 19


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Untuk menentukan sifat mekanik batuan in situ dapat menggunakan uji


beban batuan (rock loading test), uji geser blok, dan uji triaksial in situ
6. PENGGUNAAN SIFAT MEKANIK BATUAN HASIL UJI IN SITU

BAB IV

PERILAKU BATUAN
1. PENDAHULUAN
Batuan mempunyai perilaku yang berbeda beda pada saat menerima beban.
Perilaku batuan ini dapat ditentukan antara lain di laboratorium dengan uji
kuat tekan, dari hasil uji dapat dibuat kurva tegangan regangan, kurva creep
dari uji dengan tegangan konstan, dan kurva relaksasi dari uji dengan regangan
konstan. Dengan mengamati kurva kurva tersebut dapat ditentukan perilaku
dari batuan.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 20


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

2. PLASTIK DAN ELASTO-PLASTIK


Perilaku batuan dikatakan elastik (linier maupun non-linier) jika tidak terjadi
deformasi permanen pada saat tegangan dibuat nol.

kurva tegangan regangan dan regangan waktu untuk perilaku batuan


elastik linier dan elastik non linier.
Plastisitas adalah karakteristik batuan yang mengijinkan regangan (deformasi)
permanen yang besar sebelum batuan tersebut hancur (failure)

Kurva tegangan regangan dan regangan waktu untuk perilaku batuan


elasto plastik

Kurva tegangan regangan untuk perilaku batuan elasto-plastik sempurna


(kiri) dan kurva tegangan regangan untuk perilaku batuan elastik (fragile)
(kanan)

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 21


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

Perilaku batuan sebenarnya yang diperoleh dari uji kuat tekan digambarkan
oleh Bieniawski (1984) pada gambar di atas. pada tahap awal batuan dikenakan
gaya, kurva berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bahwa gaya yang
diterima oleh batuan dipergunakan untuk menutup rekahan awal (pre-existing
cracks) yang terdapat di dalam batuan. Sesudah itu kurva menjadi linier sampai
batas tegangan tertentu yang kita kenal dengan batas elastik, lalu terbentuk
rekahan baru dengan perambatan stabil sehingga kurva tetap linier. Sesudah
batas elastik dilewati maka perambatan rekahan menjadi tidak stabil, kurva
tidak linier lagi dan tidak beberapa lama kemudian batuan akan hancur. Titik
hancur ini menyatakan kekuatan batuan.
Kekuatan batuan yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan di laboratorium sangat
dipengaruhi oleh lamanya uji tersebut berlangsung. Gambar dibawah
memperlihatkan bahwa makin lama uji berlangsung maka kekuatannya makin
rendah, demikian juga dengan nilai modulus deformasinya.

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 22


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

3. CREEP DAN RELAKSASI BATUAN

Gambar di atas menunjukkan bahwa di daerah I dan II pada kurva tegangan


regangan masing masing menyatakan keadaan tidak ada creep dan creep stabil.
Sehingga di daerah tersebut kestabilannya adalah untuk jangka panjang, karena
regangan tidak akan bertambah sampai kapan pun pada kondisi tegangan
konstan.
Daerah III terjadi creep dengan kestabilan semu yang pada saat tertentu akan
terjadi failure. Daerah IV terjadi creep yang tidak stabil dimana pada beberapa
saat saja terjadi failure.
Seperti pada creep batuan, relaksasi batuan juga akan terjadi di daerah yang
sama pada kurva tegangan regangan seperti pada gambar dibawah

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 23


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 24


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

LATIHAN SOAL
MID TEST

Mata Kuliah : Mekanika Batuan

1. Jelaskan secara detail definisi dari: (15 %)

a. Rock Mechanics

b. Stress

c. Strain

2. Tabel berikut adalah hasil Unconfined Compressive Strength Test (UCS Test) sand
stone berbentuk silinder dengan diameter 50 mm (L/D = 2):

Force (kN) (MPa) lateral axial volumentrik

1 -0.039 0.104

5 -0.086 0.218

10 -0.104 0.291

15 -0.141 0.385

20 -0.211 0.520

25 -0.556 0.780

24 0.894

a. Lengkapi data hasil uji tersebut? (25%)

b. Buatlah kurva Stress - Strain? (25%)

c. Tentukan Nilai Kuat Tekan (c), Batas Elastis (E), Average Young's Modulus
(E), Secant Young's Modulus (E), Tangent Young's Modulus (E), Nisbah Poisson
()? (35%)

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 25


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

MID TEST

Mata Kuliah : Mekanika Batuan

1. Sebutkan dan jelaskan sifat batuan di alam? (15 %)

2. Tabel berikut adalah hasil Direct Shear Test pada 3 sample sand stone berbentuk
silinder diameter 50 mm (L/D = 2) dengan Gaya Normal yang berbeda, sudut bidang
geser adalah faktor pengali pada luas permukaan bidang geser: (A=*D*D/cos )

Sudut (MPa)
No Force (kN) Bidang (MPa)
Geser (o) Peak Residual

1 2 6 37.231 29.677

2 4 9 63.292 49.780

3 6 15 78.984 61.924

a. Lengkapi data hasil uji tersebut? (20%)

b. Buatlah kurva dari hasil uji di atas dan tentukan : strength envelope (kurva
intrinsic), Nilai kuat geser (shear strength), sudut geser dalam (), Kohesi (C)

dan Nilai Kuat Tarik (T)? (40%)

c. Sebutkan dan jelaskan faktor intrinsic dan ekstrinsic yang mempengaruhi nilai
kuat geser batuan? (25%)

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 26


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

MID TEST

Mata Kuliah : Mekanika Batuan

1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan: (15 %)

a. Residual Shear Strength

b. Kohesi

c. Pre-existing Cracks

2. Tabel berikut adalah hasil Triaxial Test pada 3 sample sand stone berbentuk
silinder (L/D = 2):

Axial Force
No
(kN)
D sample (cm) 1 (MPa) 3 (MPa)

1 64 4,46 2

2 134 4,49 4

3 210 4,49 8

a. Lengkapi data hasil uji tersebut! (20%)

b. Buatlah ketiga lingkaran Mohr dari hasil uji di atas!(30%)


c. Tentukan : strength envelope (kurva intrinsic), Nilai kuat geser (shear

strength), sudut geser dalam (), Kohesi (C) dan Nilai Kuat Tarik (T)?

(35%)

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 27


CATATAN KULIAH PERMATA MEKANIKA BATUAN

PUSLITBANG PERMATA FT UNSRI PAGE 28

Anda mungkin juga menyukai