BAB I
BATUAN D A N M E K A N I K A
BATUAN
1.1. D E F I N I S I B A T U A N
Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah
diberikan oleh
para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan.
a M e n u r u t Para
. Geologiwan
3)Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.
4) Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa misainya dengan
cangkul dan belincong.
1
*. M e n u r u t A S T M
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa
massa yang
berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
e. Se#ara U + u +
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.
!ari definisi di atas dapat disimpulkan bah"a batuan tidak sama dengan tanah.
#anah dikenal sebagai material yang "mobile", rapuh dan letaknya dekat
dengan permukaan
burni.
1.,. K - M P - S I S I B A T U A N
Batuan terdiri dari batuan padat baik berupa kristal maupun yang tidak
mempunyai
bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori-pori fissure crack joint dil.
2
1.. D E F I N I S I M E K A N I K A B A T U A N
!efinisi mekanika batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-
komisi yang
bergerak di bidang ilmu-ilmu tersebut.
M e k a n i k a batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah
mempelajari perilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut (seperti
penggalian diba"ah tanah dan lain-lainnya).
sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang didefinisikan
oleh #alobre sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi batuan dan
mempelajari sejarah dari batuan.
!emikian juga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi terapan. Ilmu
geologi terapan banyak mengemukakan problem-problem yang paling sering
dihadapi oleh para geologia"an di proyek-proyek seperti proyek bendungan
tero"ongan.
!engan mencari analogi-analogi terutama dari proyek-proyek yang sudah
dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada proyek
yang sedang dikerjakan. /eskipun penyelesaian ini masih secara empiris dan
kualitatif.
3
b. M e n u r u t 3oate!
1)/ekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada
sebuah
benda.
9fek ini bermacam-macam misalnya percepatan kecepatan perpindahan.
2)/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari pada gaya
terhadap
batuan.
9fek utama yang menarik bagi para eologi"an adalah perubahan bentuk.
;ara ahli geofisika tertarik pada aspek dinamis dari pada perubahan <olume
dan
bentuk yaitu gelombang seismik.
4
*. M e n u r u t Bu*a5ari
benda padat.
0ampir semua mekanika perpindahan benda padat didasarkan atas teori
kontinum.
$onsep kontinum adalah fiksi matematik yang tergantung pada struktur
molekul material yang digantikan oleh suatu bidang kontinum yang perilaku
matematiknya identik dengan media aslinya.
/aterial eki<alennya dianggap homogen mempunyai sifat-sifat mekanik yang
sama
e. Menurut 6 u * ! o n * a n 6arri!on
/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila
padanya dikenai suatu gangguan. !a lam hal material alam ilmu ini berlaku
untuk masalah deformasi suatu struktur geologi seperti bagaimana lipatan
patahan clan rekahan
berkembang begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses geologi.
Beberapa tipe rekayasa <ang melibatkan mekanika batuan adalah pekrjaan sipil
tambang dan perminyakan.
#opik utama mekanika batuan adalah batuan utuh struktur batuan tegangan
aliran air dan rekayasa yang ditulis secara diagonal dari kiri atas ke kanan
ba"ah. pada
ambar 1.1. aris ini sering disebut sebagai diagonal utama. *emua kotak
lainnya menunjukkan interaksi antara satu dengan lainnya.
7. Se#ara U + u +
/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan bila
ambar 1.1. /atriks interaksi mekanika batuan dan rekayasa batuan yang
menunjukkan subyek-subyek utama dan interaksinya. (0udson dan 0arrison 1%
%)
7
1.'. S I F A T B A T U A N
a. 6eterogen
1)=enis mineral pembentuk batuan yang berbeda.
b. Di!kontinu
#. Ani!otro
6
8. B E B E 4 A P A 3 I 4 I D A 4 I M E K A N I K A B A T U A N
a. !alam ukuran besar solid dan massa batuan yang kuat>keras maka
batuan dapat dianggap kontinu.
b. Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi maka
batuan tidak kontinu (diskontinu) karena adanya kekar fissure schistosity
crack ca<ities dan diskontinuitas lainnya. 8ntuk kondisi tertentu dapat
dikatakan bah"a mekanika batuan adalah mekanika diskontinu atau
mekanika dari struktur batuan.
c. *ecara mekanika batuan adalah sistem @multiple body @ (ambar 1.3).
'
ambar 1.3. *istem batuan single body dan multiple body (=umikis
1%'3)
1.9. B E B E 4 A P A P E 4 S - A : A N D A : A M M E K A N I K A B A T U A N
%
ambar 1.4. Beberapa aktifitas manusia pada batuan
b.Berapa dan bagaimana besarnya daya dukung (bearing capacity) dari batuan
dipermukaan dan pada berbagai kedalaman untuk menerima berbagai beban A
c.Bagaimana kekuatan geser batuan A
p. !apatkah keadaan tegangan di dalam massa batuan dihitung secara tepat
atau
bahkan dapat diukur A
. ,aktor-faktor apa saja yang menyangkut perencanaan kemiringan lereng dari
suatu massa batuan A
r. +pakah roof bolting pada atap sebuah lubang bukaan di ba"ah tanah sudah
aman sehingga lubang tersebut dapat digunakan sebagai instalasi yang
permanen A
1.;. 4 U A N G : I N G K U P M E K A N I K A B A T U A N
*ecara luas sasaran dari mekanika batuan adalah aplikasinya pada pemecahan
persoalan-persoalan geoteknik yang antara lain adalah
a. /enyelenggarakan penyelidikan yang bersifat teknik pada batuan.
b. /engernbangkan cara pengambilan percontoh batuan secara rasionil dan
metode identifikasi serta klasifikasi batuan.
c. /engembangkan peralatan uji batuan yang baik dan metode standar
pengujian untuk kuat tekan serta kuat geser batuan.
d. /engumpulkan dan mengklasifikasikan informasi batuan dan sifat-sifat
fisiknya
dalam dasar ilmu mekanika batuan teknik pondasi dan teknik bangunan air.
e. Berdasarkan hasil-hasil pengujian yang dilakukan pada batuan dapat dipelajari
sifat fisik sifat mekanik (statik dan dinamik) elastisitas plastisitas perilaku
batuan clan bentuk kerusakan (failure) di ba"ah beban statik dan dinamik
dari
batuan tersebut.
in-situ.
k./engganti dengan metode ilmiah dari perencanaan teknik pada batuan yang
banyak menggunakan media empiris sebelumnya sehingga turut memberikan
konstribusi terhadap kemajuan disiplin ilmu mekanika batuan.
l./erangsang dan menyebarkan ilmu pengetahuan tentang batuan dan
mekanika
batuan.
m. /empergunakan mekanika batuan untuk memecahkan persolan-persoalan
teknik secara praktis.
n./empelajari sikap massa batuan asli diba"ah kondisi beban dan kondisi
lingkungannya
o./enyangkut struktur statik batuan dan kestabilan batuan sangat penting
ditinjau
dari sudut keamanan (safety) dan ekonomi.
p. /empelajari stabilitas struktur rekayasa yang material utamanya adalah
batuan.
. /empelajari proses pengurangan ukuran batuan dengan menggunakan gaya-
gaya luar seperti pemboran peledakan pemotongan dan pengasahan.
r. /empelajari pengaruh gaya-gaya ;ada batuan dan yang utama adalah
berkaitan dengan fenomena yang mempengaruhi pendugan rekahan dan
deformasi.
s. /empelajari beban atau gaya yang bekerja pada batuan analisis dari efek
dalam maksudnya tegangan dan regangan energi dalam dan akhirnya
analisis dari gaya-gaya dalam seperti rekahan aliran atau deformasi
batuan.
13
B + B II
A N A : I S I S T E G A N G A N $ST4ESS) D A N 4 E G A N G A N $ST4AIN)
,.11. D E F I N I S I T E G A N G A N $ S T 4 E S S ) D A N 4 E G A N G A N $ S T 4 A I N )
=ika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya yang terbagi rata di
sepanjang ujungnya (ambar 2.1) gaya dalam juga terbagi merata di
sepanjang potongan
penampang sembarang m m . #egangan (stress) pada potongan penampang m m
tersebut adalah gaya ; dibagi dengan luas potongan penampang + (ambar
2.1.b).
; > +
Cegangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah pertambahan panjang dari
batang
1 cos 2
2
n * cos .cos
2 ( )
#egangan normal yang bekerja pada bidang normal terhadap sumbu F diberi
simbol
F.
#egangan geser yang bekerja searah dengan sumbu y pada bidang normal
terhadap sumbu F diberi simbol Fy.
#egangan geser yang bekerja searah dengan surnbu G pada bidang normal
terhadap sumbu F disebut FG.
1
#egangan normal F y dan G positif jika arahnya keluar dari permukaan
menggambarkan tegangan tarik. #egangan normal negatif adalah tegangan tekan
dimana arahnya menuju ke permukaan elemen.
#egangan geser y G
G y
F
y FG dan yG adalah positif jika arahnya searah
dengan arah kartesian positif. + k a n diperlihatkan selanjutnya bah"a dari
e n a m komponen kartesian dari tegangan geser hanya tiga yang bebas.
#itik ; terletak ditengah-tengah empat persegi panjang. !alam keadaan
setimbang m o m e n gaya-gaya ke titik ; pada arah sumbu F sama dengan nol.
/ F
2
yzddzdy
yzddzdy
zyddydz zyddzdz
2 2
2
;ersamaan yang sama diperoleh untuk 9 / y clan 9/ dengan masing-masing
pada arah sumbu y dan G.
17
Gy yG
FG GF
Ini memperlihatkan bah"a sepasang tegangan geser mempunyai nilai dan tanda
yang sama.
,.,. A N A : I S I S T E G A N G A N P A D A B I D A N G
berbentuk segi empat dalam dua dimensi (bidang) dengan sumbu F dan y. ;ada
bidang miring di m a n a normalnya membuat sudut terhadap sumbu F
bekerja tegangan
normal n dan tegangan geser Ft yang nilainya merupakan fungsi dari F y dan Fy
yang bekerja pada bidang bidang yang tegak lurus sumbu F dan y (ambar
2.3.b).
,
n . + n F cos . + y sin . + yF sin . + - yFcos . +
H n
F y F y
F y
cos 2
n y F
2 Fy sin 2 (1
2 )
, n t
nt . + n F sin . + F y cos . + y yF cos . + F Fy sin .+ y
2
2
nt
sin
yF
;ersamaan 1 dan 2 memberikan besar dan tanda dari n dan nt yang bekerja
pada
bidang miring yang normalnya membuat sudut terhadap sumbu F. ;erioda
dari tegangan-tegangan ini adalah karena persamaannya merupakan fungsi
dari sin 2
dimana 1 digunakan untuk menggantikan yang menyatakan sudut spesifik.
Besarnya 1 adalah :
-1
2 yF
1
1>2 tan
F- y
!ari persamaan ini didapat dua nilai yaitu 1 dan 1J% . *atu sudut akan
memberikan arah dari tegangan normal m a k s i m u m dan sudut lainnya akan
memberikan arah dari tegangan normal minimum.
=ika 1
maka dari persamaan 1 didapat:
F y
F y
n ma F
2
2
F
y
n min 2 y
F
2
+rah ini disebut arah prinsipal atau utama (principal direction) dan tegangan
normal
yang bersangkutan adalah tegangan prinsipal (principal stress) dimana maF
disebut major principal stress dan min disebut minor principal stress. Bidang di
mana bekerja tegangan prinsipal disebut bidang prinsipal (principal plane).
#idak ada tegangan geser yang bekerja pada bidang dimana tegangan normal
maksimum atau minimum.
2
m aF min
sin 2
2
n
t 2
Kariasi komponen tegangan n dan tn sesuai dengan <ariasi
.
1%
,.. : I N G K A 4 A N M - 6 4 D A 4 I T E G A N G A N
8ntuk diagram tegangan seperti pada ambar 2.3+ maka urut-urutan untuk
membuat lingkaran /ohr adalah sebagai berikut:
a. !ibuat sumbu tegak untuk dan sumbu horisontal untuk . $edua sumbu
ini saling tegak lurus dan skala untuk kedua sumbu ini harus sama.
b. ;lot tegangan normal n dan F pada sumbu tegangan normal .
c. ;lot teegangan geser yF yang bekerja dibagian kanan dari benda langsung
di
ba"ah atau di atas titik yang menggambarkan apada sumbu tegangan
normal.
=ika arah tegangan geser berla"anan dengan arah jarum jam relatif
terhadap titik
pusat benda plot yF di ba"ah sumbu tegangan normal. =ika arah tegangan
geser searah dengan arah jarum jam relatif terhadap titik pusat benda plot yF di
atas sumbu tegangan normal.
d. ;lot tegangan geser yF yang bekerja pada bidang yang sama dengan y
di atas titik yang menggambarkan y pada sumbu tegangan normal jika
searah dengan arah jarum jam dan di ba"ah titik tersebut jika berla"anan
dengan arah jarum jam.
e. 0ubungkan kedua titik tegangan geser dengan sebuah garis lurus. aris
ini akan memotong sumbu tegangan normal pada titik 1>2 (FJ y).
f. ambarkan sebuah lingkaran dengan titik pusatnya pada sumbu tegangan
normal
di 1>2 (FJ y) dan diameternya sama dengan panjang garis yang
menghubungkan kedua titik tegangan geser.
2
!ari ambar 2.4 terlihat ba"ah proyeksi dari jari-jari lingkaran pada sumbu
tegangan geser akan memberikan tegangan geser pada sudut tertentu dan
proyeksi dari ujung-ujung diameter lingkaran pada sumbu tegangan normal
akan memberikan tegangan-tegangan normal pada sudut tertentu.
!apat dilihat pada ambar 2.4 bah"a tegangan geser sama dengan nol jika
tegangan normal m a ks i mu m dan minimum. !emikian juga jika tegangan geser
m ak si mum ma k a tegangan-tegangan normal sama dengan setengah dari
jumlah tegangan-tegangan normal asal (original normal stresses).
,.'. A N A : I S I S 4 E G A N G A N
+ d a dua jenis deformasi yang dapat terjadi pada sebuah benda jika
mengalami tegangan yaitu :
L
lim
L L
dengan M L perubahan
panjang N L
panjang mula-mula
Cegangan longitudinal positif jika terjadi pertambahan panjang dan negatif jika
terjadi
pengurangan panjang.
b. ;erubahan sudut dari sudut yang dibentuk oleh perpotongan dua buah garis
lurus disebut regangan geser (shear strain).
ambar 2. memperlihatkan satu sudut dari segi empat yang mengalarni
tegangan.
+ 5 B sudut sebelum mengalami tegangan.
!isplacement dari titik dinyatakan dengan u < dan " yang masing-masing
sejajar dengan F y dan G diasumsikan sebagai fungsi kontinu dari koordinat
(FyG). =adi jika u adalah displacement dari titik 5 pada arah F
displacement dari titik + yang berada di dekatnya pada arah F adalah u J Mu
. NF > MF
22
u u
5 D + O F u F - u F F
< <
+ D + O < F - F
<
5 D+ D
F uF
2 F u F
2 F
1 2 u u 2
< 2
u
5D+D F 1
menurut definisi
regangan
u F u
lim
F F
F
/elihat ambar 2. dan mengingat bah"a sudut-sudut N1 dan N2 adalah kecil
serta tegangan juga kecil terhadap unitnya maka dapat ditulis persamaan
sebagai berikut :
v
ta n + D+ v
1
O
1
u
5 D+
O
u y
ta n 2
BDBO
y u
v
2
5 D B O
y y
y
;er definisi regangan geser (shear strain) yF dalam sudut + 5 B adalah
N1 J N2
u v
y
y
!engan cara yang sama untuk bidang yG dan GF 7 komponen dari regangan
dapat ditulis sebagai berikut :
u v
z
w
regangan , y ,
y z
normal
y
u
v v w w u
regangan , , z
y z
yz
geser z
=ika u < dan " adalah fungsi kontinu dari koordinat ruang F y dan G dari
sebuah
benda maka keenam persamaan di atas adalah keadaan (state) dari regangan
sebuah titik di dalam benda.
24
BAB III. S I F A T FISIK D A N M E K A N I K B A T U A N
.1. P E N D A 6 U : U A N
a. *ifat fisik batuan seperti bobot isi berat jenis porositas absorpsi dan
<oid ratio.
b. *ifat mekanik batuan seperti kuat tekan kuat tarik modulus elastisitas dan
nisbah ;oisson.
$edua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun lapangan (in-
situ).
;ertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan uji tanpa
merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat
mekanik batuan yang merupakan uji merusak (destructive test) sehingga contoh
batu hancur.
.,. P E N E N T U A N S I F A T FISIK B A T U A N D I : A B - 4 A T - 4 I U M
a. P e + b u a t a n
3ontoh 1) Di
laboratoriu+
,) Di laangan
0asil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa contoh inti
batuan dapat digunakan untuk uji di laboratorium dengan syarat tinggi contoh
P "
(3) Bobot isi jenuh (saturated d
P " - P s
ensity)
Po
(4) Berat jenis semu (apparent specific / bobot isi
P " -
gravity) air
Ps
Po
() Berat jenis sejati (true specific / bobot isi
P o - P s
gravity) air
27
P n
(7) $adar air asli (natural water F 1
- Po
content) &
Po
P "
(6) #aturated water content F 1 &
- Po
(absorption)
Po
P n - P o
(') !erajat F 1
P " -
kejenuhan &
Po
P " - Po
(%) ;orositas F 1
P " -
n &
Ps
n
(1) Koid ratio
n -
e
1
8ji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan contoh
batu yang berbentuk silinder balok atau prisma dari satu arah (uniaial)$
;enyebaran tegangan di dalam contoh batu secara teoritis adalah searah
dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut. #etapi dalam kenyataannya
arah tegangan tidak
searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena ada pengaruh
dari
plat penekan mesin tekan yang menghimpit contoh. *ehingga bentuk pecahan
tidak
berbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut
(ambar 3. 1).
26
;erbandingan antara tinggi dan diameter mempengaruhi nilai kuat
!
contoh tekan
batuan. 8ntuk perbandingan ( ) 1 kondisi tegangan
triaksial saling bertemu
!
(ambar 3.2) sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan
batuan. 8ntuk uji kuat
tekan digunakan 2 Q
!
Q 2.
2'
ambar 3.2. $ondisi tegangan di dalam contioh untuk
berbeda
!
/akin m aka kuat tekannya akan bertambah kecil seperti ditunjukkan
!
besar oleh
persamaan di ba"ah
ini :
c
- /enurut c ( 66' 2
!) 22
+*#/ :
>!
ambar 3.3. Cegangan yang dihasilkan dari uji kuat tekan batuan
berlangsung dapat diukur dengan menggunakan dial gauge atau electric strain
gauge
(ambar 3.4).
!ari hasil uji kuat tekan dapat digambarkan kur<a tegangan-regangan (stress
%strain)
untuk tiap contoh batu. $emudian dari kur<a ini dapat ditentukan sifat
mekanik
batuan (ambar 3.)
1. $ uat te kan c
2. Batas 9
elastik
3. / odulus R oung : 9
a
1
4. ;oissonDs ratio <
: a1 pada tegangan 1
;engujian kuat tekan ;engujian kuat tekan
dengan dengan
menggunakan @dial menggunakan @electric strain
gauge@ gauge@
gauge
8ji ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari contoh
batu
berbentuk silinder secara tak langsung. 8ji cara ini dikenal sebagai uji tarik
BraGil.
+lat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada uji kuat tekan.
#. U0 i Point : o a *
8ji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) dari contoh batu secara
tak langsung di lapangan. ontoh batu dapat berbentuk silinder atau tidak beraturan
(ambar 3.1). ;eralatan yang digunakan mudah diba"a-ba"a tidak begitu
besar dan cukup ringan (ambar 3.11). 8ji cepat sehingga kekuatan batuan
dapat segera diketahui di lapangan sebelum uji di laboratorium dilakukan.
ontoh yang disarankan untuk uji ini adalah yang berbentuk silinder dengan
diameter
m m (S 4 mm).
34
;
!ari uji ini Is ! 2
didapat :
!engan :
Is +oint load strength inde (indeks ,ranklin).
0ubungan antara indeks ,ranklin (Is) dengan kuat tekan (c) menurut
Bienia"ski adalah sebagai berikut:
c 23 Is untuk diameter contoh m m .
=ika Is 1 / ; a maka indeks tersebut tidak lagi mempunyai arti sehingga
disarankan untuk menggunakan uji lain dalam penentuan kekuatan
(strength) batuan.
* U0i Triak!
. ial
*alah satu uji yang terpenting di dalam mekanika batuan untuk menentukan
kekuatan
batuan di ba"ah tiga komponen tegangan adalah uji triaksial. ontoh yang
digunakan
berbentuk silinder dengan syarat-syarat sama pada uji kuat tekan.
e. U0i Punch Shear
8ji ini untuk mengetahui kuat geser (shear strength) dari contoh batu secara
langsung.
ontoh berbentuk silinder tipis yang ukurannya sesuai dengan alat uji punch
dengan tebal t c m dan diameter d c m (ambar 3.1).
2
$uat geser (shear strength) ; > .d.t (kg>cm )
3'
8ji ini untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu. !
ari hasil uji dapat ditentukan (ambar 3.17) :
- garis oulombDs shear strength,
- kuat geser (shear strength),
- sudut geser dalam ()
- kohesi ().
/odulus Roung dinamis dan nisbah ;oisson (<) dapat juga ditentukan secara
tidak langsung (dinamis) dengan uji kecepatan rambat gelombang ultra sonik yaitu
mengukur kecepatan rambat gelombang ultra sonik pada contoh batu.
!ari hasil uji ini akan didapat nilai-nilai cepat rambat gelombang tekan (< p)
dan cepat rambat gelombang geser (<s). $emudian dapat dihitung modulus
Roung dianmis dan nisbah ;oisson dari batuan yang diuji.
3%
beban normal
# horisontal shear test
n > + ormal
stress
# J . tan J
. + atau
* n. tan
aris
Toulomb?s shear
strength@
tan koefisien
gesek pada
permukaan geser
sudut gesek
kohesi
<p L m>detik
t;
dengan L panjang contoh (m)
tp "aktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang
4
;oisson (<)
4) isbah 2
<s
1 2
<
<p 2
2 1
<s
) /odulusRoung
!
<p
2 (1J<)
inamik 9
(kg>cm2)
7) $onstanta L a m e
! (< p2 - s2< 2)
$ " 3
(3< - 4< ) kg>cm 2
p2 s2
41
. P E N G G U N A A N SIFAT M E K A N I K B A T U A N 6 A S I :
'. U<I
:AB-4AT-4IUM
!alam #abel 3.1 diberikan ringkasan mengenai jenis uji laboratorium untuk mendapatkan
#abel 3.1. =enis uji sifat mekanik di laboratorium dan penggunaan parameter
hasil ujinya
- isbah ;oisson
dinamik (<)
.8. P E N E N T U A N S I F A T M E K A N K B A T U A N
IN2SITU
8ji beban batuan dilakukan untuk menentukan besaran dari modulus deformasi
!eformasi ini diukur dengan dial gauge dan etensometer pada berbagai kedalaman.
/odulus deformasi atau modulus elastisitas dapat dihitung dengan persamaan ini
:
9 modulus
deformasi>elastisitas K
;oissonDs ratio
b. U<I G E S E 4 B : - K
8ji geser blok dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat geser (shear strength)
dan
parameter deformasi di daerah geser (shear zone) atau pada massa batuan yang
banyak mengandung bidang-bidang diskontinuitas.
8ji ini harus ditakukan pada daerah yang strukturnya merupakan bagian dari
konstruksi ba"ah tanah yang akan dibuat. Bagian batuan yang akan diuji
harus sebesar mungkin. 8kuran batuannya tidak kurang dari 4 F 4 c m
dengan tinggi 2 cm. Bila ukurannya lebih besar dari 4 F 4 cm maka
perbandingan panjang lebar dan tinggi biasanya 2 : 2 : 1. $adang-kadang
landasannya merupakan blok yang ukurannya 6 m F 6m bahkan dapat
juga 1 F 1 m.
* n tan J c
!engan :
* kuat geser (shear strength)
n beban normal di atas bidang geser
$ontak permukaan lantai atap dan dinding yang akan dikenakan beban
berukuran sekitar 1 m F 1 m. ;eralatan dan tata letaknya dapat dilihat
pada ambar 3.22.
Inter5al Inter5al
Siklu Tegangan erin*ahan E 5 Mo*ulu! E A Mo*ulu!
! =ertikal + +
No.
. P E N G G U N A A N SIFAT M E K A N I K B A T U A N 6 A S I : U<I
9. I N2SITU
!alam #abel 3.3 diberikan ringkasan mengenai jenis uji in-situ untuk
mendapatkan
.;. P E N E N T U A N < U M : A 6 3 - N T - 6
penentuan sifat fisik dan sifat mekanik sebuah batuan dengan ketelitian yang
S X #X W k
X dimana tanda X menyatakan nitai yang
diperkirakan.
$etelitian
(precision) di mana diketahui S adalah : YS
t$ <ar
- S jumlah
=ika. XZ contoh banyak m a k a
(SX)
dengan
:
t adalah haGard dari auss untuk $ t %
2
<ar <ariansi
!apat ditulis
2
< a r (# X )
n
2
< a r ( X )
2(n -
1)
2 2 k 2 2
<ar ( S X ) k 2 2
n 2(n -1) 2n
k 2 2
t$
. 2n
2
k 2 2
2
t$
2
u
u
n u
2 k 2 2 t 2
$
2
2
3
B A B I=. P E 4 I : A K U B A T U A N
'.1. P E N D A 6 U : U A N
'.,. P : A S T I K D A N E : A S T - 2 P : A S T 1 K
;erilaku batuan dikatakan elastik (linier maupun non linier) jika tidak
;erilaku batuan sebenarnya yang diperoleh dari uji kuat tekan digambarkan
oleh Bienia"ski (1%'4) seperti pada ambar 4.. ;ada tahap a"al batuan
dikenakan gaya kur<a berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bah"a
gaya yang diterima oleh
batuan dipergunakan untuk menutup rekahan a"al (pre-eFisting cracks) yang
terdapat
di dalam batuan. *esudah itu kur<a menjadi linier sampai batas tegangan
tertentu yang kita kenal dengan batas elastik(9) talu terbentuk rekahan baru
dengan perambatan stabil sehingga kur<a tetap linier. *esudah batas elasfik
dile"ati maka perambatan rekahan menjadi tidak stabil kur<a tidak linier
lagi dan tidak berapa lama kemudian
batuan akan hancur. #itik hancur ini menyatakan kekuatan batuan.
ambar 4.. #ahap utama perilaku dari sebuah batu (Bienia"ski 1%'4)
$ekuatan batuan yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan di laboratorium
sangat dipengaruhi oleh lamanya uji tersebut berlangsung. ambar 4.7
memperlihatkan
bah"a makin lama uji berlangsung maka kekuatannya makin rendah demikian
juga dengan nilai modulus deformasinya.
6
ambar 4.7. ;engaruh "aktu uji terhadap kekuatan dan bentuk kur<a
tegangan-regangan batuan (Bienia"ski 1%'4)
'.. C R ! ! P D A N 4 E : A K S A S I B A T U A N
!aerah III terjadi creep dengan kestabilan semu yang pada saat tertentu akan
terjadi
failure. !aerah I K terjadi creep yang tidak stabil dimana pada beberapa saat
saja terjadi failure.
'
*eperti pada creep batuan relaksasi batuan juga akan terjadi di daerah yang
sama pada kur<a tegangan-regangan (ambar 4.').
'.'. 6 U B U N G A N T E G A N G A N D A N 4 E G A N G A N U N T U K P E 4 I : A K U
B A T U A N E : A S T 1 K :INIE4 D A N I S - T 4 - P
a. Batuan dikenakan tegangan sebesar & pada arah (1) sedangkan pada
arah (2) dan (3) (ambar 4.%).
b. Batuan dikenakan tegangan sebesar ' pada arah (2) sedangkan tegangan
pada arah (1) dan (3) .
v 2 v 2
& 2 2 2
9 9 9
d. Batuan dikenakan
tegangan :
& pada arah &total 1
9
9 ( 2 )3
v
(1)
(2) 9 9
=ika tidak pada arah prinsipal maka hubungan antara regangan dan tegangan
adalah :
v
.,1 v
ij )* ij 9 F / ij
+
- 9
i ber<ariasi dari 1
sampai 3
j ber<ariasi dari 1
21
sampai 3 . 1 1 31+
, )
#train 22
tensor : i , 12
32) )
,- 3 1 31
12 33 *
,. 11 13 +
)
#tress i , 21
22 23 )
tensor :
-, 31 31 33 )
*
/ij jika i [ j
/ij 1 jika i j
. 9
# , + ) adalah modulus
- 2 (1 v) *
geser
. 9v +
! , )
- (1 v) (1 -
2v) *
# dan ! dikenal sebagai koefisien L a m e
=ika tidak pada arah prinsipal maka hubungan antara tegangan dan regangan
adalah :
ij 2 #ji !0 J /ij
i ber<ariasi dari 1 sampai 3
j ber<ariasi dari 1 sampai 3
'.8. 6 U B U N G A N T E G A N G A N D A N 4 E G A N G A N P A D A B I D A N G U N T U K
P E 4 I : A K U B A T U A N E : A S T 1 K :INIE4 D A N I S - T 4 - P
G <
G 9 - 9 (F y )
1 1
G (F vy - v z ) (2F vy - v2
9 v y ) 9
1 1
y (y v - v z ) ( y v F - v2
9 v2 y ) 9
(1- <) 9
F <9
y
(1 <) (1- 2<)
2<) 2<)
9
de ngan
F y 1 2 y 1 2
2 (1
y
Fy
<)
73
;ada tegangan bidang maka seluruh tegangan pada salah satu sumbu sama
dengan nol.
;ada ambar 4.11 G
GF
Gy
ambar 4.12 memperlihatkan jika sebuah benda berbentuk silinder diputar pada
sumbunya maka benda tersebut dapat di"akili oleh sebuah bidang. $arena
sumbunya merupakan sumbu simetri m a k a benda tersebut cukup di"akili
oleh bidang yang diarsir.
=. K 4 I T E 4 I A $
%ILUR! BATUAN
8.1. P E N D A 6 U : U A N
;ada tegangan bidang dua tegangan prinsipal (principal stresses) saja yang
berpengaruh karena satu tegangan utama sama dengan nol. ;ada regangan
bidang jika
dipunyai 1 \ 2 \ 3 maka intermediate principal stress 2 merupakan fungsi
dari dua tegangan utama lainnya atau kriteria failure hanya berfungsi pada
dua tegangan utama tersebut (1 dan 3 ).
- 8ji triaksial
1 \ 2 3 digambarkan oleh kur<a /.
77
ambar .1. Cuang dari tegangan-tegangan hasil uji klasik di dalam mekanika
batuan
8.,. T E - 4 I M - 6 4
#eori iri didasarkan pada hipotesa bah"a tegangan normal dan tegangan geser
yang
bekerja pada permukaan rupture memainkan peranan pada proses failure batuan.
8ntuk beberapa bidang rupture di mana tegangan normal sama besarnya maka
bidang yang paling lemah adalah bidang yang mempunyai tegangan geser
paling besar sehingga kriteria /ohr dapat ditulis sebagai berikut
f()
dan digambarkan pada ( 1 ) oleh sebuah kur<a pada ambar .2.
76
8ntuk keadaan tegangan 1 \ 2 \ 3 yang diposisikan pada bidang ( 1 )
terlihat
bah"a lingkaran /ohr (1 3) mempengaruhi kriteria failure. /ailure
terjadi jika lingkaran / o h r menyinggung kur<a / o h r (kur<a intrinsic) dan
lingkaran tersebut disebut lingkaran failure (ambar .2).
8.. K I 4 I T E 4 I A M - 6 4 2 3 - U : - M B
tegangan normal
kohesi
# koefisien geser dalam dari batuan tan
H1
(1 ]
2
) 2
] 3H (1 ] 2
) 2
] 2
!ari persamaan (.1) dapat disimpulkan bah"a batuan dapat mengalami
rupture pada dua bidang dengan kondisi tegangan yang berbeda.
6
(1 ]
2
) 2 2)
]
;ersamaan (.1) dapat ditulis
H1 H3
1
Hc H1
H 1
c
sin
H1
1 sin
61
8.'. K 4 I T E 4 I A T E G A N G A N T A 4 I K M A K S I M U M
$riteria ini menganggap bah"a batuan mengalami failure oleh fracture fragile
(brittle) yang diakibatkan oleh tarikan (tension) jika padanya dikenakan
tegangan utama -3 yang besarnya sama dengan kuat tarik uniaFial (t) dah
batuan tersebut.
3 - t
64
=I DIST4IBUSI T E G A N G A N DI S E K I T A 4 T E 4 - > -
. NGAN
. +
, )
,
) 2 0 dengan density batuan 0
- *
, kedalaman
)
#ymmetrcal revolution di sekeliling
5G.
6
$esetimbangan pada 5r
:
d
.dr. .2 , r .d<
r .r.d r r r .dr (r d r) .d .
2
r r
2
.dr. d , r . d<
r.r.d . r .dr d
r .r d .
r. r .d r. d r . dr d
.
r
. dan, .r d< dapat diabaikansehinga di dapat :
2
. d
r
r r rr
dr
$esetimbangan pada 5 G :
.d s ( d ).ds , .d<
G G G G
G . , G . d<
2
dG .d s
G
, G. d< dapat diabaikan sehinga di dapat : G konstan
G
G
$esetimbangan tero"ongn
:
r
r
r r
Gkonstan
r
+ B radial
u perpindahan
du
r
+DBD
d r + B
2 222 u) u
^_
2
r
66
<
^G z9 (9
r )
v( G
) r
r
r
( )r
(1) r r
r
( )r
r r
r
( )r ( )r r $
2 r r 2 r 2
r r r r
8ntuk r
:
r
r 7
62
62
r 2
r
62
2
r
6'
9.. D I S T 4 I B U S I T E G A N G A N D I S E K I T A 4 T E 4 - > - N G A N
UNTUK
T E G A N G A N A > A : T I D A K 6ID4-
STATIK
a. 5 $ T E G A N G A N = E 4 T I K A : ) @ % h $ T E G A N G A N 6 - 4 I S - N T A : )
C 4
r (1 3 2 4 2 )sin
<
r 2 C r
2
r 2
ambar 7.7 menunjukkan bah"a tegangan tangensial tidak lagi konstan pada
kontur lingkaran di mana :
H (1
< 2cos 2 )
H< untuk
untuk 3>
H < 7 untuk
2 H 3> 4
<
b. 5 $ T E G A N G A N = E 4 T I K A : ) @ % h $TEGANGAN 6-4IS-
NTA:) @
2 r 4
r H < (1 C 4 2 )sin
r
Hh 3 2 2
C 2 r 4
2
3 H -h H
untuk
2 H
<
h
untuk 3> 7
untuk 3 >4
H <
Hh untuk 3>
2 H <
3 H - H 3
<
untuk
h
3 >2
!apat dilihat bah"a semua tarikan (tensile) tangensial akan hilang jika eh
mencapai
harga <>3 dan untuk < h semua < 2 < .
#abel 7.1. #egangan 9kstrim pada sumbu lubang bukaan bebrbentuk elips (!
uffaut 1%'1)
'3
9.'. D I S T 4 I B U S 1 T E G A N G A N DC S E K I T A 4 T E 4 - > - N G A N U N T U K
B A T U A N ? A N G TIDAK IS-T4-P $-4T6-T4-P)
ambar 7.%. $uat tekan dari sebuah batuan berlapis yang merupakan fungsi
dari sudut
perlapisan
'4
,enomena ini akan diperburuk oleh tegangan prinsipal mayor yang tegak lurus
pada arah perlapisan. !aerah tarikan pada sebuah lubang bukaan (tegangan
adalah uniaksial) mempunyai pengaruh yang berbeda posisinya terhadap
perlapisan (ambar 7.11).
a. #ahap 1
,ailure oleh geseran ( shear ) timbul di sekitar titik + di mana kual
tekannya paling kecil kemudian berkembang sampai membentuk profil
B!.
b. #ahap 2
#erbentuknya span yang tinggi ? daril lapisan batuan memungkinkan
terbentuknya rekahan pada dinding.
c. #ahap 3
Lengkungan dari lapisan yang dinyatakan oteh deformasi sudut 9
dengan
bukaan yang membentuk baji (wedge) di 9. *esudah batuan yang hancur dibersihkan
maka kontur akhir ,? lebih stabil dad kontur semula (9?).
'6
ambar. 7.14. #egangan di sekitar lubang bukaan bulat untuk batuan elastik
dengan tegangan mula-mula hidrostatik
dengan:
C? jari-jari daerah
plastik C jari-jari lubang
bukaan
3
1 sin
2
sudut geser dalam
` 1 sin tan 2 4
=ari-jari ini dapat tak terhingga untuk batuan yang tidak mempunyai kohesi
jadi kestabilan tidak mungkin dicapai tanpa penyangga (support). C u m u s di
atas dapat dipermudah jika diambil sudut geser dalam ( 1% +rc sin
1>3 sehingga ` 2.
ambar 7.1. #egangan di sekitar lubang bukaan bulat dengan perilaku batuan
plastik
sempurna di sekelilingnya
'%
#abel ini diambil dari simposium mekanika batuan di =epang tahun 1%74
dengan judul T*tudy on Internal *tress of Cock *tratum +round #unnel@..
tegangan tangensial untuk tiap titik pada garis keliling tero"ongan.
%
B A B =II. P E N G U K U 4 A N T E G A N G A N IN2SITU D A : A M M A S S A B A T U A N
;.1. P E N D A 6 U : U A N
batuan dapat ditentukan ukuran lubang bukaan dan kestabilan di dalam tambang.
klasifikasi batubara in-situ memerlukan diketahuinya secara tepat besar
dan
penyebaran tegangan di dalam massa batuan.
8ntuk kedalaman (h) yang besar sekali maka keadaan tegangan pada
umumnya
menjadi hidrostatik yaitu k 1 dan h j #etapi semua itu hanyalah
sebuah estimasi global dari kedaan tegangan yang ada di dalam massa batuan
yang didasarkan pada hipotesa yang sangat sederhana seperti : homogenitas
isotropi dan perilaku (behaviour) rheologi dari massa batuan. #egangan
residual dan tektonik kemungkinan ada di dalam massa batuan dan dapat
merubah keadaan tegangan yang ada. 5leh karena itu keadaan tegangan
yang sebenarnya dapat berbeda jauh dengan keadaan tegangan yang dihitung
secara teoritis.
#eori hanya dapat memberikan perkiman besaran intensitas dari tegangan yang
ada sedangkan hanya pengukuran tegangan in-situ yang dapat memberikan
keterangan mengenai orientasi dan besarny-- tegangan pada massa batuan di
ba"ah tanah.
b. /etode yang didasarkan pada pengukuran tekanan yang diperlukan untuk mengembalikan
tegangan yang dibebaskan : /etode flat jack .
;erlu diketahui bah"a interpretasi dari semua hasil pengukuran tegangan in-situ
untuk sernua metode yang telah disebutkan didasarkan pada hipotesa homogenitas
kontinuitas isotropi dan elastik linier. !i samping itu medan tegangan dianggap
homogen di sekitar tempat pengukuran dilakukan.
;.,. M E T - D E 4 - S E T T E D E F - 4 M A S 1
a. ;rinsip
;rinsip dari rosette deformasi adalah mengukur deformasi superficial pada
sebuah
permukaan bebas di dinding massa batuan. !eformasi ini disebabkan
oleh
pembebasan tegangan atau <ariasi tegangan.
b. 0ipotesa
Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode ini berdasarkan
pada hipotesa :
1) #egangan bidang (plane stress) yaitu tegangan yang tegak lurus bidang
pengukuran sama dengan nol.
%4
#. Pengukuran
;engukuran sebanyak delapan buah dipasang pada lingkaran yang berdiameter
2 c m (ambar 6.1). =arak antara titik-titik pengukuran tersebut diukur
sampai ketelitian 1 mikron. $emudian batuan di sekitar lingkaran digergaji
dengan menggunakan gergaji intan sedalam 2 cm sehingga tegangan
dibebaskan total.
#itik-titik pengukuran diukur lagi dan perpindahan yang disebabkan oleh
pembebasan tegangan dihitung. #egangan didapat dari (Bon<allet 1%67) :
o
u o . , 3 > 2. 3 >
F
v.u r (1 2 ,
u )2
.v ,
y 3 > 2 3 > 2 o o
r (1
v.u . ,
v)2
F y u 3 > 4 . ,3 > 4 v.u33 > 4. ,3
3 > 4 r (1
v)
dengan :
;.. M E T - D E F : A T < A 3 K
a. Prin!i
/otode ioni membebaskan sebagian tegangan yang ada di dalam massa batuan
dengan jalan membuat potongan pada batuan tersebut dengan bantuan gergaji
intan (ambar 6.3). #egangan yang dibebaskan ini akan menyebabkan tedadinya
deformasi yang dapat berupa perpindahan dari titiktitik pengukuran yang
dibuat. $emudian ke dalam potongan tersebut dimasukkan flat jack agar
supaya perpindahan dari titik-fitik
pengukuran menjadi not. #ekanan di dalam flat jack yang mengakibatkan
perpindahan not menggambarkan tegangan a"al (initial stress) di dalam massa
batuan.
b. 6iote!a
1) ;erilaku (beha<iour) batuan adalah elastik re<ersible tidak perlu linier dan
batuan homogen.
2)#egangan pada dinding batuan tidak dipengaruhi proses penggalian.
3) #egangan yang diukur tegak lurus dengan potongan <ang dibuat atau tegak
lurus dengan flat jack . !iharapkan bah"a arah tegangan ini mendekati
arah dari tegangan utarna.
#. Pengukuran
#itilk-titik pengukuran yang berupa baut besi dipasang dengan jarak 1 cm
masing-masing L1 L2 dan L3 (ambar 6.3). $emudian dibuat potongan pada
batuan dengan bantuan gergaji intan yang besamya hampir sama dengan
ukuran flat jack .
%6
L I1 J I2 J e
L L 1I I 1 I
2
I e e
2
I1 I 2
dan menggambarkan regangan elastik dari batuan demikian
I1 I2
juga
L D
dengan
L
D
Ne perpindahan yang disebabkan oleh relaksasi dari batuan pada lubang
gergajian sesudah pembebasan tegangan.
5leh sebab itu kemiringan dari kur<a - yang diukur dari titik pengukuran L
tidak menggambarkan modulus deformasi karena regangan global yang diukur
termasuk relaksasi yang disebabkan oleh penggergajian. *ebaliknya tangent
dari bagian linier kur<a - yang diukur dari titik pengukuran L? adalah
sama dengan modulus
deformasi dengan faktor koreksi yang tergantung dari geometri potongan gergaji.
%%
a.Prin!i
b.6iote!a
#. Pengukuran
*ecara teoritis perlu diukur paling sedikit enam tegangan yang berbeda untuk
dapat mengetahui keadaan tegangan (ambar 6.').
8ntuk sel dari 8ni<ersity of Liege (Belgia) yang dapat mengukur perpindahan
radial dan longitudinal diperoleh hubungan sederhana sebagai berikut (ambar
6.%):
1) ;erpindahan longitudinal
r
u r G G< F G< y
G G
r H 4(1 v)sin . 4 (1 v)
9 H r
y
cos .
y
H
r
2) ;erpindahan
radial
r
u r
1 2(1 v 2 ) cos 2 . 1
2(1 v 2 )sin 2 . v 4(1 v 2 ) sin 2
. y
y
75 6 5
p
9
8
6
Berdasarkan pengukuran beberapa kah dari perpindahan radial dan longitudinal
(untuk 9) yang berbeda-beda) dapat diperoleh hubungan yang baik untuk dapat
memecahkan
persaman matriks : Y/Z - * (0ukum
8 0ooke)
dengan:
Y/Z matriks yang elemen-elemennya hanya tergantung dari geometri sel dan
*el ini terdiri dari tiga rosette dengan sudut 12 yang masing-masing terdiri
dari tiga gauge yang dipasang pada sebuah tabung. !iperlukan lubang bor
dengan diameter 3' mm (9S). 5<ercoring dapat dilakukan dengan diameter
1 sampai 1 m m .
(3) *et dari #wedish #tate +ower 8oard . ;eralatan yang digunakan dapat
melakukan o<ercoring dengan diameter 67 m m sampai mencapai kedalaman
3 m. 8kuran set adalah ! 37 mm panjang 4 m m . *el terdiri dari
tiga rosette dengan sudut 12
yang masing-masing terdiri dari tiga gauge
yang dipasang pada selembar bahan yang dengan sistem tertentu dapat
menempel pada dinding lubang bor. !engan set in tidak dapat dilakukan
pengukuran selama o<ercoilng. 5leh karena itu pengukuran hanya dilakukan
dua kali yaitu sebelum dan sesudah o<ercoring untuk kesembilan gauge yang
dipasang.
(1) *el yang hanya mengukur perpindahan radial lebih dikenal dengan set
8*B/ (8*. Bureau of /ines). *el tersebut memerlukan lubang bor
dengan diamater 3' mm dan terdiri dari tiga pengukuran diameterikal
dengan sudut 12. 5<ercoring dilakukan dengan ! 1 m m dan
selama o<ercoring dapat dilakukan
pengukuran. $edalaman dibatasi sampai puluhan meter. /etode ini mudah
dan hasilnya cukup baik
(2)*et yang mengukur perpindahan radial dan longitudinal. *el dari 9niversity
of
2iege yang dikembangkan oleh ,. Bonnechere dapat mengukur
sekaligus
11
;erpindahan longitudinal
r
u r G G< F
G< y
G
r H G 4(1 v)sin . 4 (1 v)
9 H r
y
cos .
y
H
r
;erpindahan
radial
r
75 1 v 2
) cos 2 51 v 2 )sin 2
u pr 9 6.
6. v 4(1 v
y
y
2
) sin 2
. 8
2(1 2(1
ambar 6.1. !eformasi radial dan deformasi longitudinal pada saat o<ercoring
;.8. M E T - D E 6 ? D 4 A U : I 3 F 4 A 3 T U 4 I N G
a. Prin!i
/etode ini dapat mengukur tegangan in-situ di dalam massa batuan dengan
cara menguji perilaku rekahan yang sudah ada atau rekahan yang baru
dibentuk dengan injeksi air sampai tekanan yang diperlukan untuk m e m b u k a
kembali rekahan tersebut di dalam sebuah lubang bor.
+nalisa dari data yang didapat (berupa debit air dan tekanannya) dapat
menentukan
besarnya tegangan normal yang ada pada rekahan yang diuji.
!engan melakukan pengujian pada berbagai rekahan yang ada di dalam massa
batuan maka keadaan tegangan di dalam massa batuan dapat diketahui.
$elemahan hydraulic fracturing adalah tidak dapat melakukan pengukuran
dengan
presisi (ketelitian) yang tinggi dan tidak dapat mengukur tegangan yang kecil.
112
;anjang dari bagian lubang bor yang diisolir biasanya antara 6 c m sampai
dengan 1 m tetapi dapat juga atau 1 m (ambar 6.12).
!iameter lubang bor agar packer dapat dimasukkan adalah antara 7 sampai
dengan 12 m m dan batuan harus mempunyai kekuatan yang cukup.
+nalisis dari hasil yang diperoleh memerlukan keterangan dari orientasi rekahan
yang sudah ada ma up un rekahan yang baru dibuat. 5rientasi rekahan
tersebut diketahui dengan cara mengambil gambar dengan suatu alat (sistem
;ajari) seperti pada ambar 6.16 maupun memasukkan kamera # K ke dalam lubang
bor.
113
#. K u r 5 a Tie Fra#turing
!alam hal pengujian dilakukan di tempat yang sudah ada rekahannya kur<a
memberikan puncak (peak) dari tekapan pembukaan kembali yang kurang dari
puncak tekanan fracturing bahkan puncak tersebut tidak ada seperti ditunjukkan oleh
ambar 6.13b.
!engan mengambii searah dengan 2 <ariasi pada dinding lubang
bor disajikan pada ambar 6.14 (1) dan 6.14 (2) (Polff et al.)
2>3 3
mempunyai harga
negatif (tegangan
tarikan) untuk
2>3 \ 3
117
ambar 6.13. *kema dari dua tipe perilaku batuan pada saat hydraulic
fracturing
tekanan
;fr
fracturing
;5
tekanan pori air
h tegangan horiGontU mi nim um
3
0 tegangan horiGontal m a F i m u m
2
C kuat tarik dalam hydraulic
fracturing
$ parameter yang menghubungkan efek dari tekanan pori
air dan
compressibility.
0 s ;f - ;r
11%
ambar 6.16. 5rientasi rekahan yang diambil dengan suatu alat (sistem
pajari)
121
=III. K : A S I F I K A S 1 M A S S A B A T U A N
(.1 P E N D A 6 U : U A N
4) Berdasarkan pada parameter yang dapat diukur dengan uji yang cepat
rele<an serta murah di lapangan.
) Berdasarkan sistem rating yang dapat memberikan bobot relatif yang
penting pada
parameter kiasifikasi.
7) !apat berfungsi untuk menyediakan data-data kuantitatif untuk rancangan
penyangga batuan.
!ari berbagai sistem klasifikasi massa batuan yang ada enam yang perlu
mendapat
perhatian khusus karena yang paling umum yaitu yang diusulkan oleh #erGaghi
(1%47) Lauffer (1%') !eere dan ka"an-ka"an (1%76) P ick ha m dan ka"an-
ka"an (1%62) Bienia"ski (1%63) Barton dan ka"an-ka"an (1%64). $lasifikasi
beban batuan #erGaghi (1%47) klasifikasi pertama yang diperkenalkan dan
digunakan di +merika
*erikat lebih dari 3 tahun telah dibuktikan dengan sukses untuk
penero"ongan dengan penyangga besi baja (steel support).
$lasifikasi Lauffer (1%') didasarkan pada hasil keria dari *tini (1%) dan
merupakan langkah maju dalam seni penero"ongan dengan diperkenalkannya
konsep #tand% up time dari active span di dalam tero"ongan dimana dapat
ditentukannya tipe dan jumlah penyangga di dalam tero"onan secara lebih
rele<an.
ambaran utama dari klasifikasi #erGaghi diberikan pada gambar '.1 dan
dituliskan
;ada #abel '.2 dan '.3.
(.. K : A S I F I K A S 1 S T % + , U P T I M E
$lasifikasi tahun 1%' oleh Lauffer merupakan pondasi di dalam a"al kerja
dari geologi tero"ongan oleh *tini (1%) yang dianggap sebagai bapak dari
sekolah
+ustria untuk penero"ongan dan meanika batuan. *tini menekankan pentingnya
cacad struktur di dalam massa batuan. Lauffer mengusulkan stand-up time
untuk
berbagai active span yang dihubungkan pada berbagai kelas massa batuan.
+cti<e unsupported span adalah lebar tero"ongan atau jarak dari face
kepenyangga
jika ini lebih besar dari lebar tero"ongan. *tand-up time adalah jangka "aktu
dimana tero"ongan dapat stabil tanpa penyangga sesudah penggalian. 0arus
dicatat bah"a
beberapa faktor dapat mempengaruhi stand- up time seperti orientasi dari sumbu
tero"ongan bentuk penampang tero"ongan metode penggalian dan
metode
126
*ebagai contoh pada saat membuat pilot tunnel dengan span kecil dapat
berhasil menggali dengan full face di batuan yang kondisinya fair sedangkan
lubang bukaan dengan span yang besar di batuan yang sama dibuktikan tidak
mungkin untuk menyangga di dalam "aktu stand%up timenya. 0anya dengan sistem
heading dan
benching yang lebih kecil atau multiple drift penampang tero"ongan yang besar dapat
digali di kondisi batuan seperti ini.
Intact rock contairs neither joints nor hair cracks. 0ence if it breaks it breaks across sound
rock. 5 n account of the injury to the rock due to blasting spalls m a y drop of the roof
se<eral hours or days after
blasting. #his is kno"n as a spalling condition. 0ard intact rock m a y also be encountered in
the
popping condition in<ol<ing the spontaneous and <iolent detachment ofrock slabs from the sides
of roof.
*tratified rock consists of indi<idual state. "ith little or no resistance against seperation along
the
boundaries bet"een strata. #he strata m a y or m a y not.
B e "eakned by trans<erse joint. In such rock the spalling condition is uite common.
/oderatelly jointed rock contain joints and hair cracks but the blocks bet"een joints are
locally gro"n together or so intimately interlocked that <ertical "alls do not reuire leteral
support. In rock a of this type both spalling and popping conditions m a y be encountered.
Block and seamy rock consist of chemically intact rock fragments "hich entirely separated from
each other and imperfectly interlocked. In such rock <ertical "alls m a y reuire lateral
support.
rushed but chemically intact rock has the character of a crusher run. If most or all of the
fragments are as: a small as fine sand gains and no recementation has taken place crushed
rock belo" the "ater table eFhibits the propeties of a "ater-being sand.
*ueeGing rock slo"ly ad<ances into the tunnel "ithout percetible <olume increase. +
capacity.
12%
a
+s modified by !eere et al. (1%6) and Cose (1%'2)
b
Cock Load 0 p in feet of rock on roof of support in tunnel "ith "idth
B (ft) and
height
0t (ft) at depth of more than 1.
(BJ0 t ) c ot applicable.
13
0ubungan antara indeks C ! dan kualitas teknik dari batuan adalah sebagai
4D Kualita! B atuan
berikut (!eere 1%7') :
Q 2 *angat jelek (<ery
poor)
2 W
=elek (poor)
W *edang
6 6 (fair) Baik
W % (good)
% - *angat baik
1 (<ery good)
131
/erritt (1%62) menemukan bah"a C! dapat merupakan nilai yang penting di
dalam memperkirakan kebutuhan penyangga untuk tero"ongan batuan. /erritt
membandingkan kriteria penyangga yang didasarkan pada <ersi perbaikannya
sebagai fungsi dari lebar tero"ongan dan C! dengan yang diusulkan oleh
yang lainnya. Ini diringkaskan di dalam #abel '.4 yang dikumpulkan oleh !
132
Palaupun C! adalah indeks yang seuderhana dan murah tapi sendirian tidak
cukup untuk melakukan deskripsi yang baik dari massa batuan karena tidak
memperhatikan orientasi kekar keketatan (tightness) dan material pengisi.
Rang utama adalah sebagai
parameter praktis yang didasarkan pada pengukuran persentase dari inter<al
batuan yang baik di dalam lubang bor.
133
(.8. K - N S E P 4 - 3 K S T R U C T U R ! R%TI $4S4)
#ype 4 1% 1 1 7
a
+fter Pickhman et.al. (1%64)
a
+fter Pickhman et.al. (1%64).
!ip : flat : -2 dipping : 2- and
b
<ertical : -%.
137
* u m of ;arameters + J
+nticipated "ater
B 13-44 4-6
Inflo"
(%pm>1 ft) =oint
ood ondition ,air ;oor
,air ;oor ood
one 22 1' 12 2 22 1'
*light Q 2 g p m 1% 1 % 23 1% 14
/oderate 2-1 g p m 1 11 6 21 17 12
0ea<y \ 1 g p m 1 ' 7 1' 14 1
+fter Pickhman et al. (1%64)
a
altered : poor
se<erely "eathered aftered or open.
136
#idak ada koreksi yang dapat ditemukan antara kondisi geologi dan
persyaratan shotcrete sehingga hubungan empiris di ba"ah ini disarankan :
(.9. Kla!i7ika!i Ge o +e ka n i ka $ S I S T E M 4 M 4 )
Cating 3 2 2 1
round Inflo" per 1 m one Q 1 1-2 2-12 \ 2
"ater #unnel length
(L>min)
C ati =oint "ater
/ajor Q . 1 .1-.2 .2-. \ .
o pressure
princip
al
eneral stress om plet ! am p P e !ripping ,lo"ing
conditions el y t
C atin dry 1 6 4
g 1
b. Langkah kedua adalah menilai kedudukan sumbu tero"ongan terhadap jurus
( strike) dan kemiringan (dip) bidang-bidang diskontinuitas seperti yang
ditunjukkan oleh #abel '.%.
Tabel 8.9. Efek orientasi jurus dan kemiringan diskontinuitas di dalam peneroongan
*trike ;erpendicular to #unnel
aFis
!ip 4 !ri<e
-% " ith ! ip
!ip 4 -% !ip 4 -% !ip 2 -4
Kery f ,a<orable ,air 8nfa<orable
a<orable
!ri<e a giants ! ip
*trike ; arallel to # unnel Irrespecti<e of *
+ Fis
!ip 2 !ip 4 -% trike
-4 !ip - 2
Kery un
,air ,air
fa<orable
a
/odified aftler Picckman et al.
(1%62)
14
(rating adjustment ).
#abel '.11. $elas massa batuan yang ditentukan dari rating total
Cating 1'1 '71 741 421 Q 2
lass on I II III IK K
!escription Kery good ood ,air ;oor rock Kery poor
rock rock Cock rock
ambar '.4. 0ubungan antara stand-up time dengan span untuk berbagai kelas
massa
batuan
*upport
Cock bolts (2 m m
!ia fully routed)
Cock /ass 9Fca<ation *hotcret
lass Kery ,ull face
good rock 3 m ad<ance *teel *ets
1 enerally no support reuiredeFcept for occasional
C / C : '1-1 ,ull face spot
Locally bolts in m m in cro" n
ood 1. -1. m ad<ance bolting
cro"n 3 m long one "here reuire
rock II omplete support spaced 2. m
C/C : 2 m from face "ith occasional
71-'
,air #op heading and mesh -1 m m on
Cock III bench *ystematic bolts in cro"n e
1.-3 m ad<ance 4 m long and 3 m m
C / C : 41- in #op heading spaced 1.-2 m in sides
7 ommence in cro"n and
support 1 m "alls "ith
;oor Cock IK from face *ystematic bolts 1-1 m m Light to
#op heading and 4- in cro"n and medium ribs
bench m long spaced 1 m m in spaced 1. m
C / C : 21- 1.-1. m ad<ance 1-1. m and sides "here C / C :
4 in #op heading. "all "ith "ire reuired
Install support in mash
cro"n
oncuratently
Kery ;oor "ith 9Fca<ation *ystematic bolts 1-2 m m / e d i u m to
Cock K 1 m from 4 m long in cro"n and hea<y ribs
C / C : Q 2 face spaced 1.-2 m 1 m m in spaced .6 m
/ultiple drifts in cro"n and sides and "ith steel
long spaced 1-1. "alls "ith "ire m m on laging and
m heading. mesh. Bolt face forepolling if
Install support in<ert reuired.
*hotcrete + s soon
concuratently "ith
possible
as
9Fca<ation. lose in<ert
after
blasting
a
*hape: horseshoe: "idth: 1 m Kertical stress Q 2 /pa construction:
drilling and
blasting
144
(.;. K : A S I F 1 K A S 1 S I S T E M .
dari kualitas massa batuan dengan menggunakan enam parameter yang berbeda
a. C!.
b. umber of joint sets.
c. Coughness of the most unfa<orable joint or
discontinuity. d. !egree of alternation or filling a
long the "eakest joint. e. Pater inflo".
f. *tress condition.
dengan :
Pro!e*ur Kla!i7ika!i
* p a n atau
!imensi eki< alen tinggi(m)
9*C
#abel '.1 memperlihatkan harga 9 * C untuk berbagai lubang bukaan ba"ah
tanah serta tingkat keamanan yang dikehendaki.
146
#abel '.14. !eskripsi *istem dan Cating-nya ;arameter C! =n = r
=a *C, =".
4 o # k ualit" De!ignation $4D)
<ery -2 ote:
poor 2- (1)Phere C ! is reported or
,air measured as 1 (including
,air - ) a nominal <alue of 1
ood 6
%- is used to
e<aluate in euation (.1).
9 Fcellen 6-
1 (ii) C ! inter<als of
t % i.e. 1%% etc are
sufficiently accurate.
1oint set number ote :
/assi<e none or fe" 1n
(i) ,or intersection use (3. F =n)
joints 5 n e joint set .-
5 n e joint set plus 1. 2
(ii) ,or portals use (2. F=n)
random # " o joint sets 3
# " o joint sets plus 4
random #hree joint sets 7
plus random %
,our or more joint sets 12
random 1
hea<ly jointed 2
Tsugar cube@ 1oint 6ughness
etc. <umber 1r ote :
rush rock (i) + d d 1. if the mean
earthlike spacing of
(a) Cock "alljoint Cough or
!iscontinuos 4 the rele<ant joint set is
contact undulating
irreguler joint 3 greater than 3 m
(b) Cock8ndulating
*mooth "all 2. ote :
contact
*lickensided 8ndulating rough 1. (ii)=r . can be used for
before 1-
or irreguler planal 1. planer slickensided joints
*moothcm planar 1. b
ha<ing 1 lineations pro<ided
shear
*lickensided . the lineations are fa<orably
orientied
(iii)!escriptions B to
refer to small-scale features
and intermediate-scales
(c) o rock "all con tact features in that order.
"hen sheared
one containing clay
minerals thisc:k
enough to pre<ent rock "all 1. b
contact
sandy gra<elly or crushed Gone 1. b
thick enuogh to pre<ent rock "all
contact =oint +lteration umber r
(a) rock "all contact =a (approF)
+.#ightly healed hard .6
nonsoftening impermeable
filling i.e. uartG oe epidote
B. 8naltered joint "alls 1. 2-
surface staining only 3
. *lightly altered joint 2. 2-
"alss. 3
sandy particles clay
free disintegrated
rock etc 3. 2-
!.*ilty or ssandy clay 2
coatings small
14'
rock (a ny de pth) 6.
9. *ingle-shear Gones in
competent rock (clay free)
(depth of eFca<ation .
m).
,. *ingle-shear Gones in
competent rock (clay free) 2.
(depth of
eFca<ation \ m).
. Loose open joints hea<ily
jointed .
or Tsugar@ cube etc (any (ii) ,or strongly anisotropic
depth). (b) ompetent rock t>1 2. stress field (if measured):
c>1
rock stress \ 13
" h e n c>1
1reduce c and
problems \ 2
=. / e d i u m stress 2-1 13-
0. t to .' c and .'
$. L0igh-stress
.77 o " stress near
<ery surface
tight
t "hen
structure (ussually fa<orable
c>1 \ 1 reduce c and
to
t to
stability m a y be unfa<orable to
"all stability) .7 c and .7 t ("here c
unconfined structure (ussually
fa<orable to compressi<e
strenght
1- .77-.33 .- t tensile strenght (point load)
L. /ild rock burst (massi<e 2. 1 and 3 major and minor
rock)
-2. .33- -
/ . 0ea<y rock burst.17 (massi<e rock) 1 principal stresses)
Q2. Q.17 1-
(c) *ueeGing rock: plastic flo" 2-
of incompetent rock under the
influence of high rock pressures
. /ild sueeGing rock pressure -1
. 0ea<y sueeGing rock 1- (iii) , e " case records
pressure 2 a<ailable "here depth of
(d) *"elling rock:chemical cro"n belo" surface is
s"elling less than span "idth.
acti<ity depending on presence of *uggets * C , increase from
;. "ater
/ ild s "elling r ock p -1 2. to
ressure 1- for such cases (see 0)
C. 0ea<y s"elling rock 1
<oint > a t e r 4e*u#tion Fa#tor
pressure =" + pproFim at
<w
e "ater
;
ressure
+. !ry eFca<ations or minor inflo" 1. Q1(kg>m2) ote :
ie.: (i) ,actors -, crude
estimates.
B. L>min locally / e d i u m inflo" or .77 1.-2. Increase = " if drainage
pressure occasional out"ash of joint measure
are installed.
fillings.
. Large inflo" or high pressure in . 2.-1. (ii) *pecial problems caused
by
competent rock "ith unfilled joints ice formation are not
considered.
!. Large inflo" or high .33 2.-1.
.2- \
9. p9rFesesputiroen aatl lbyl .1 1.
.1- \
. 1.
ahsifginhg in dfleoc"a yoinr g"
"atietrh. time
1
,. 9Feptionally high inflo" or
"ater
pressure continuing
"ithout noticeable decay.
a
+ffer Barton et al.
(1%64).
b
orninal
1
1
0arus dicatat bah"a panjang baut batuan (rock bolt) tidak ditentukan di
dalam #abel '.17 tetapi panjang baut
2 tersebut
.1
(L) ditentukan dari
L
persamaan : B
9 * C
dengan B adalah lebar lubang
bukaan.
1
2
Palaupun sistem melibatkan sembilan kelas massa batuan dan 3' kategori
penyangga ini tidak terlalu rumit.
Beberapa pemakai sistem menggarisba"ahi bah"a skala logaritma terbuka
ber<ariasi dari 1 sampai 1 yang dapat meyebabkan kesuliatan. +kan
lebih mudah dengan menggunakan skala linier sampai dengan 1.
a
+fter Barton et.al.
(1%64)
b
+pproF
c
*ee note SII in #able
.7
d
*ee footnote c in #able
.2
1
a
+fter Barton et.al. (1%64)
b
+pproF
c
,or key refer to #able .2
footnote c
d
*ee note SII in #able .7
1
7
a
+fter Barton et.al. (1%64)
b
+pproF
c
,or key refer to #able .2
footnote c
d
*ee note SII in #able .7
e
*ee note SIII in #able .7
1
6
I.,or cases of hea<y rock bursting or Tpopping@ tensioned bolts "ith enlarged bearing
plates often used "ith spacing of about 1 m (occasionally d o " n to .' m ) ,inal
support "henDpoppingO acti<iy ceases.
IK. #ensioned cable anchors often used to supplement bolt ssuppor presssures. #ypical
spacing 2 -4 m.
KII. *e<eral of the older-generation po"er stations in this category employ systematic or spot
bolting "ith areaa of chain-link mesh and free-span concrete arch roof (2-4 cm) as
permanent support.
KIII. ases in<ol<ing s"elling e.g. montmorillonite clay ("ith access of "ater). C o o m for
eFpansion
behind the support is used in cases of hea<y s"elling. !rainage measures used "here
possible.
S. ases in<o<ing sueeGurig rock hea<y rigid support is generally used as permanent
support.
SII.,or reasons of safety the multiple drift method "ill often be needed during eFca<ation
and supporting of roof arch. ategories 17 2 242 ' 32 3 9 * C \ 1. m
a
+fter barton et.al.
only).
(1%64)
SIII./ultiple drift methhod needed during and support of arch "alls and floor in cases of
1
'
(.(. K : A S I F I K A S 1 N A T M
keseluruhan dari
+#/. + # / adalah pendekatan atau filosofi yang memadukan prinsip
perilaku
massa batuan yang mengalami beban dan pemantauan (monitoring) unjuk laku
penggalian di ba"ah tanah pada saat konstruksi. $ata-kata metode di dalam
+#/ sering pengertiannya menimbulkan salah pengertian. $enyataannya
+#/ tidak memberikan teknik penggalian dan penyanggaan yang spesifik. Banyak orang
percaya
jika menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga mereka sudah
menerapkan + # / . Ini jauh dari kebenaran. + # / mengikut sertakan
kombinasi dari berbagai cara yang ada untuk penggalian dan penero"ongan
tetapi perbedaannya
adalah pemantauan yang terus menerus dari gerakan batuan dan re<isi
penyangga untuk memperoleh lining yang paling stabil dan ekonomis.
Bagaimanapun juga
berbagai aspek lainnya berhubungan juga di dalam membuat ID + / # ;1
lebih
bersifat konsep atau filosofi dibandingkan dengan hanya suatu metode. + # /
dikembangkan di +ustria diantara tahun 1%6 sampai tahun 1%7 dan diberi
Rang utamanya + # / adalah suatu pendekatan scientific empiris yang
na m a
melibatkan
pengalaman praktek <ang disebut empirical dimesioning. Ini merupakan dasar
+#/ di *alGburg tahun 1%72 untuk membedakan dari pendekatan
teoritis
penero"ongan
yang melibatkan hubungan antara tegangan dan deformasi di sekililing
+ustria yang lama dan tradisional. $ontributor utama dari pengembangan
tero"ongan dengan konsep kur<a ground-reaction. ;ada a"alnya ini
+ # / adalah Ladislaus <on Cabce"icG Leopold /uller dan ,ranG ;acher.
merupakan dasar teoritis yang diberikan oleh dua orang +ustria yaitu ,enner
dan $astner.
1
%
"aktunya.
#. Pengukuran.
masalah. ;emilik proyek enjinir perancang dan kontraktor harus bekerja sama
sebagai satu tim.
ontoh dari + # / berdasarkan hasil kerja dari =ohn (1%') diberikan pada
#abel '.21.
171
E#a5ation
G rou n * G eo+ e#h an i#a Stan*
3 la!
l uTi+e
! Beha5iour in*i#ator! S e#tio M eth o* $Gui*eline!)
4leonugn
n
I Intact rock #he stresses around ,ull face o limit smooth ro"n "eeks
(freestanding) the 5pening are th* blasting spring
less than the Cock line-unlimited
mass strength:
thus
the ground is
standing. ! u e the
blasting
separations along
discontinuities are
possible.,or high
o<erburden danger
of popping rock.
II Lighttly #ensile*tresses in ,ull f ace 3- m *mooth ro"n: days
afterbreaking the cro"n or blasting *phngline:"eeks
uondfean<tioerdably
discontinuities
together "ith
blastig effects lead
to separations
III +fter breaking #ensile stresses in ,ull face ,ull *mooth ro" and
to the ro"n lead to "ith short face: 2-4 blasting springline
roof fails#hat are round m *e<eral hours
fa<ored by lenghts
unfa<orably
5hented
discontinuities. #he
*tresses at the
springlines ! o not
eFceed tie mass
*trength. 0o"e<er
afterbreaking / a y
occur along
discontinuities
(due#he blasting)
IK +fter breaking 1) #he Cock mass 0eading and ,ull *mooth ro"n and
to (formerly IIIb strength is benching face: blasting springline:a
lighitly(formerly substanstially (0eading 2-3 m and local fe" hours
sueeGing reduced dueto m a F 4 m 2 ) (0eading trimming
discontinuities. 2-4 m ) "ith
#hus resulting in =ack
m a n y after breaks 0ammer
or 2) the rock
mass
strenght is
eFceeded leading
to
light sueeGing.
172
#abel '.21.
Lanjutan
E#a5ation
G rou n * G eo+ e#h an i#a Stan*
3 la!
l uTi+e
! Beha5iour in*i#ator! S e#tio M eth o* $Gui*eline!)
4leonugn
n
K 0ea<ly ! u e to lo" rock 0eading and heading: *mooth ro"n end
*
afterbreaking to rnass strength benching 1-th 3 m blasting springline
time
sueeGing sueeGing ground (heading bench: or
conditions that are maF. 2 / 2 ) 1-3 m eFca<ator
substantially
influenced by the
orientation of the
discontnuties
KI 0ea<ly +fter openintl the 0eading and 0eading *carping Kery limited
sueeGing tunnel sueeGing benching .-1 m of stand-up time
ground is obser<ed (heading bench: hydraulic
oon all free m a F 2 m 2 ) 1-3 m eFca<ator
surfaces: the
dliscontinuities are
oimf prnoirntaonrce
K II
Ceuires special technical e.g. chemical gruoting freeGing
, lo" ing
electromosis
173
Suort
3 la! 3 on ! P rin #i Pro#e*ure
3 row n Sringline In 5er F a#e
! tru #tion le t
I Pro#e*ure *upport *hotcrete -
heck cro"n against m Bolts :
for lose rock dropping cap: 1 t Bolts.:
P h e n popping Cock L ength2- cap 1 t o o
rock is bolts 4m Length 2-4
;resent Locally as: m locally
placement of needed
I *upport after *hotcrete *hotcrete - *hotcrete - Bolts
I each round support in 1 c m "ith c m o 2 3. m
ro"n has to be cro"n "ire fabric if
supported +fter Bolts cap (3.12 kg>m2 ) necessary
each round 1. # Bolts :
Bolted arch in Length2-4 Length 2-
cro"n m 5ne per 4 locally
II *hotcrete 4-7 m *hotcrete:- *hotcrete . - +dapt +dapt
I after each om bine 1 c m "ith 1 c m in<ert face
round: d "ire: fabric Bolts: -2 m support support to
support can shotcrete (3.12 kg>m2 ) Length:3- to local local
be bolted Bolts: cap 5ne condition conditions
;laced in round 1-2 t per 4-7 m 2 s
IK stages
*hotcrete in cro"n
ombined Length3- m sane as *lab :
alter each and at
shotcrete- *hotcrete: 1- cro"n 2-3
round springline
Bolted arch 1 c m "ith cm
in cro"n "ire fabric
Bolts in the and (3.12 kg>m2 )
heading ha<e springline if Bolts: fully
to necessary grouted
be placed at closed in<ert ap 2. t
K least
+ll opened *upport ring Length4-7 *ame as In<ert arch *hoterete
sections ha<e of shoterete m 5ne cro"n 4 c m 1 c m
#o be "ith bolted per2-4 m 2 linerplates or in
supported arch and Locally necesarry bolts heading
Immediately *teel sets linerplat 2. -6 if
after 5pening +ll es m if necessary
support *hoterete necessary
;laced after : 1-2
each round c m "ith
"ire fabric
(3.12
kg>m2)
*teel sets: 3-6 c m in
#021 spaced: bench
K +s *upport r ing .' - 2. m * a m e as ln<ert: *hoterete
I lass K of shoterete Bolts: cro"n c m 1 c m and
Pith steel fully Bolts:7-%
sets grouted m additionalf
including ap 2 t long if a ce
In<ert arch Length-6 necessar breasting
and densely m 5ne per y
Bolted arch 1-3 m
Linerplates
"here
necessary
shotcrete: 2-2
c m "ith "ire
174
(.&. P E N G G U N A A N D I D A : A M T E 4 - > - N G A N
kota 0artford
lonnecticut +merika *erikat (Bienia"ski 1%'). #ero"ongan ini berfungsi
untuk
mengendalikan banjir dapat mengalihkan kelebihan air dari satu sungai ke
sungai lainnya. !iameter dalam tero"ongan adalah 76 m dengan panjang
antara intake dan outlet adalah 2' m. ;enggalian dilakukan metalui batu
serpih ( shale) dan batu
basalt dengan kedalaman maksimum 71 m di ba"ah permukaan tanah. Lokasi
tero"ongan berada di pusat kota yang cukup ramai >nvert tero"ongan di outlet
adalah 1% m di ba"ah in<ert di intake dengan kemiringan tero"ongan
kira-kira 7 &. #ebal m in i mu m batuan 13 m di atas crown di outlet .
0arga pena"aran untuk
tero"ongan ber<ariasi dari 8* 3336 juta untuk pemboran dan peledakan
sampai 8* 232 juta untuk pemboran mesin dengan dinding precast 0arga
satuan adalah
8* '33 per meter dengan tunnel boring machine (#B/) harga pena"aran
pada tahun 1%6'.
a. Geologi Terowongan
17
b. Pen"eli*ikan Geologi
air pemasangan pisometer obser<asi lubang bor dan uji pemompaan. Inti
batuan terdiri dari 2% lubang bor digunakan untuk menentukan geologi
tero"ongan. Lubang
bor ini berdiameter 4 m m sebanyak 1' buah dan 11 m m sebanyak 11 buah.
*epuluh lubang bor tidak sampai ke le<el tero"ongan. * emu a inti difoto di
lapangan segera sesudah dikeluarkan dari core barrel dan dilog
diklasifikasikan dan diuji.
,otografi lobang bor diiakukan di 1 lubang bor untuk menentukan orientasi
diskotitinuitas dan struktur batuan.
ontoh inti dipilih dari 24 likasi di dalam tero"ongan dekat cro"n dan pada
jarak 1 E diamaeter di atas cro"n untuk menentukan density kuat tekan
uniaksial kekuatan
triaksial modulus elastisitas ;osson?s ratio kandungan air s"elling dan slaking
kecepatan sonik kekuatan kekar. 0asilnya diberikan pada #abed '.22.
177
17'
!ata masukan untuk klasifikasi massa batuan telah dikompilasi untuk semua
daerah struktur di sepanjang tero"ongan. ambar '.% memperlihatkan contoh
pengambilan data di daerah outlet. * e m u a data yang masuk ke dalam
lembaran data masukan klasifikasi di dapat dari lubang bor termasuk
informasi orientasi dan jarak ( spacing) dart diskontinuitas. Ini mungkin karena
digunakannya fotografi lubang bor untuk
penambangan lubang bor sebagai tambahan dari prosedur core logging yang
biasa.
*. 4an#angan Terowongan
#iga seksi tero"ongan yang berbeda dirancang dan dita"arkan sebagai bagian
dari
pena"aran :
1 ) ;emboran dan peledakan dengan penguatan ketebalan ber<ariasi castin-
place linier dirancang untuk menghadapi tiga kisar beban batuan.
2);enggalian dengan mesin dengan penguatan cast%in% place lining.
ambar '.%. Lembar data masukan untuk daerah struktur 1(c) dari
tero"ongan
;ark Ci<er
16
yang diberikan pada #abel '.24 (Bienia"ski 1%6%). $esimpulan utama yang
ditarik dari tabel ini adalah metode #erGaghi yang merekomendasikan ukuran
penyangga
yang paling luas kelihatannya berlebihan jika dibandingkan dengan rekomendasi
yang diberikan oleh ketiga klasifikasi lainnya. 0al ini disebabkan oleh tiga
hal :
Porst a<erage ' 2.2 11-ft bolts 2 Ceinforced 1.4 1-ft + s abo<e
at bolts
uality: Kery ft shocrete 2 concrete1 in occasionally
blocky seamy in thick thick plus '-in at 3-
ft
C!4 o<erbreak shotcrete
rushed C ! shocrete 3 in thick plus '-in shotcrete
2
3 thick o<erbreak 3in if
inneeded
if
,aultGones ' 4.' P ' steel b Ceinforced 3. needed
1-ft bolts + s abo<e
3 eam at 2-4 concrete 22 in at 3
completely ft ft
*upport
Cock *ystem -
onditions #erGaghiDs C * C oncept eomechanics *ystem
/ethod lassification
B est Cock load: 1.1 C*C C / C 62 Cock Load: .
+ < erag e tsf Ceinforced 67 tsf
conditions: concrete 14 in ;ermanent : ft long at '-ft 2 8ntensioned
regions 1 and thick plus '- + a
spacing plus spot bolts % ft
2 o<erbreak # in Locally rock bolts 5ccasional long spaced -7
em porary: 11- in roof 1 mesh and t. o shotcrete
bolts at 41>2 fft
t #emporary: shotcrete 2 or mesh
shotcrete 1 in. one in.thick
thick
Porst a<erage Cock load: 2.2 C * C 27 C / C 36 Cock Load: 1.1 tsf
onditions: sta tsf Ceinforced ;ermanent *ystematic bolts 2.2
23J to concrete 1 in aa #emporary: 'P4 12 ft long at-ft 8 ntensione
31J thick plus '- steel ribs at 2 spacing "ith d
o<erbreak # in ft "ire ' in.thick systematic bolts %
em porary: steel ft long at 3-ft
ribs:P' ring spacing
beams at 2-4 ft plus at 3 ft
shotcrete 3 in. ;rimary: shotcrete
at 3
ft
162
;rimary:
7-1 shotcrete
in. "ith mesh
$arena precast liner dirancang untuk kondisi batuan yang jelek (1 &
dari total
e. 3 - N T - 6 P 4 - S E D U 4 K : A S I F 1 K A S I
(C! V 62 & )
b) C * C oncept:
Cockt type : soft sedimentary rock
- *lightly faulted and folded
- ;arameter + 1
- *pacing : moderate to blocky.
- *trike approFimately perpendicular to tunnel aFis dip 2
- ;arameter B 3
c) eomechanics lassification ( C / C )
- Intact rock strength c
/ ; a Cating 4
- !rill core uality C!
Cating 13
- *pacing of discontinuities range m m to
.% m
163
Cating: 1
- onditions of discontinuities : separation .' m m to 1.1 mm slightly
"eathered rought surfaces Cating 2
d) -*ystem
!ekapitulasi
$lasifikas 0asil
i
/oderately blocky and
# erGagh
*eamy 71
i
1 ,air rock mass
C * C C
%.1 ,air rock mass
/ C
,)
B e b a n Batuan $4o#k
:oa*)
!rill and blast : 6.4 m J .7 m o<er break
diameter '. m.
/achine-bored diameter : 6.4
*hale m: 277 kg>m3 (177
density lb>ft3)
164
!ekapitulasi
Meto*e Drill an * Bla! TBM
t
# erGagh 147 %
i
C *C 76 34
C/ C 1 4%
2
32
73
) Ite+ Self Supporting Span *an a0imum Span oleh 4 M 4 *an
S"!te+!
16
c 1%2 $pa
(9: (#abel
'.12).