Anda di halaman 1dari 176

 

BAB I
 BATUAN D A N M E K A N I K A
BATUAN

1.1. D E F I N I S I B A T U A N

Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah
diberikan oleh
 para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan.

a M e n u r u t Para
. Geologiwan

1) Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu


membentuk kulit bumi.
2) Batuan adalah sernua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi
atas :
- Batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock).
- Batuan yang tidak terkonsolidasi ( unconsolidated rock).

b. Menurut Para Ahli Tehnik Siil Khu!u!n"a Ahli Geotehnik 

3)Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.

4) Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah

terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa misainya dengan
cangkul dan belincong.

#. M e n u r u t Talobre $Peran#i!% 1&'()

Batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang


berada didalamnya (seperti air minyak dan lain-lain).

1
*. M e n u r u t A S T M

Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa
massa yang
 berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.

e. Se#ara U + u +

Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.

!ari definisi di atas dapat disimpulkan bah"a batuan tidak sama dengan tanah.
#anah dikenal sebagai material yang "mobile", rapuh dan letaknya dekat
dengan permukaan
 burni.

1.,. K - M P - S I S I B A T U A N

$ulit bumi %% & dari beratnya terdiri dari ' unsur 


 *i +I ,e a
a /g dan 0.

$omposisi dominan dari kulit bumi tersebut adalah :

*i2   % ' & ,e  3 3% &


+12  14 % & a2  32 &

a5  4% & $2  2%'


  ,e23  & 27%
/g5  36 & &
02  22
  &

Batuan terdiri dari batuan padat baik berupa kristal maupun yang tidak
mempunyai
 bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori-pori fissure crack joint dil.

2
1.. D E F I N I S I M E K A N I K A B A T U A N

!efinisi mekanika batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-
komisi yang
 bergerak di bidang ilmu-ilmu tersebut.

a.  Menurut Talobre

M e k a n i k a batuan  adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah
mempelajari perilaku (behaviour)  batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut (seperti
 penggalian diba"ah tanah dan lain-lainnya).

8ntuk mencapai tujuan tersebut /ekanika Batuan merupakan gabungan dari

Teori / engala+an / eker0aanengu0ian *i laboratoriu+ / engu0ian in2!


itu.

sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang didefinisikan
oleh #alobre sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi batuan dan
mempelajari sejarah dari batuan.

!emikian juga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi terapan. Ilmu
geologi terapan banyak mengemukakan problem-problem yang paling sering
dihadapi oleh para geologia"an di proyek-proyek seperti proyek bendungan
tero"ongan.
!engan mencari analogi-analogi terutama dari proyek-proyek yang sudah
dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada proyek
yang sedang dikerjakan. /eskipun penyelesaian ini masih secara empiris dan
kualitatif.

3
b. M e n u r u t 3oate!

/enurut oates seorang ahli mekanika batuan dari


$anada

1)/ekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada
sebuah
 benda.
9fek ini bermacam-macam misalnya percepatan kecepatan perpindahan.

2)/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari pada gaya
terhadap
 batuan.
9fek utama yang menarik bagi para eologi"an adalah perubahan bentuk.
;ara ahli geofisika tertarik pada aspek dinamis dari pada perubahan <olume
dan
 bentuk yaitu gelombang seismik.

Bagi para insinyur mekanika batuan adalah :


- +nalisis dari pada beban atau gaya yang dikenakan pada batuan.
- +nalisis dari dampak dalam yang dinyatakan dalam tegangan (stress)
regangan (strain) atau enersi yang disimpan
- +nalisis akibat dari dampak dalam tersebut yaitu rekahan (fracture)
aliran atau deformasi dari batuan.

#.  M e n u r u t U S National 3o++ittee - n 4 o # k Me#hani#! $1&(')

/ekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku


(behaviour)
 batuan baik secara teoritis maupun terapan merupakan cabang dari ilmu
mekanika yang berkenaan dengan sikap batuan terhadap medan-medan gaya
pada lingkungannya.

4
*. M e n u r u t Bu*a5ari

/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari mekanika perpindahan padatan


untuk menentukan distribusi gaya-gaya dalam dan deformasi akibat gaya luar pada suatu

 benda padat.
0ampir semua mekanika perpindahan benda padat didasarkan atas teori
kontinum.
$onsep kontinum adalah fiksi matematik yang tergantung pada struktur
molekul material yang digantikan oleh suatu bidang kontinum yang perilaku
matematiknya identik dengan media aslinya.
/aterial eki<alennya dianggap homogen mempunyai sifat-sifat mekanik yang
sama

 pada semua titik. ;enyederhanaannya adalah bah"a semua sifat mekaniknya


sama ke semua arah pada suatu titik di dalam suatu batuan.

e.   Menurut 6 u * ! o n * a n 6arri!on

/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila
padanya dikenai suatu gangguan. !a lam hal material alam ilmu ini berlaku
untuk masalah deformasi suatu struktur geologi seperti bagaimana lipatan
patahan clan rekahan
 berkembang begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses geologi.

Beberapa tipe rekayasa <ang melibatkan mekanika batuan adalah pekrjaan sipil
tambang dan perminyakan.

#opik utama mekanika batuan adalah batuan utuh struktur batuan tegangan
aliran air dan rekayasa yang ditulis secara diagonal dari kiri atas ke kanan
ba"ah. pada
ambar 1.1. aris ini sering disebut sebagai diagonal utama. *emua kotak
lainnya menunjukkan interaksi antara satu dengan lainnya.

7. Se#ara U + u +

/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan bila

terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan.


ambar 1.1. /atriks interaksi mekanika batuan dan rekayasa batuan yang
menunjukkan subyek-subyek utama dan interaksinya. (0udson dan 0arrison 1%
%)

7
1.'. S I F A T B A T U A N

*ifat batuan yang sebenarnya di alam


adalah :

a. 6eterogen
1)=enis mineral pembentuk batuan yang berbeda.

2)8kuran dan bentuk partikel>butir berbeda di dalam batuan.

2) 8kuran bentuk dan penyebaran <oid berbeda di dalam batuan.

b. Di!kontinu

/assa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidang-bidang


lemah (crack  joint, fault, fissure) dimana kekerapan perluasan dan orientasi
dari

 bidang-bidang lemah tersebut tidak kontinu.

#. Ani!otro

$arena sifat batuan heterogen diskontinu anisotrope maka untuk dapat


menghitung secara matematis misainya sebuah lubang bukaan yang disekitarnya
terdiri dari batuan B1 B2 B3 diasumsikan batuan eki<alen B? sebagai
pengganti batuan B1 B2 B3 yang mempunyai sifat homogen kontinu dan
isotrope (ambar 1.2).

6
 

ambar 1.2. +sumsi batuan eki<alen untuk mempermudah perhitungan di


dalam mekanika batuan.

8. B E B E 4 A P A 3 I 4 I D A 4 I M E K A N I K A B A T U A N

a. !alam ukuran besar solid dan massa batuan yang kuat>keras maka
batuan dapat dianggap kontinu.
 b. Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi maka
 batuan tidak kontinu (diskontinu) karena adanya kekar fissure schistosity
crack ca<ities dan diskontinuitas lainnya. 8ntuk kondisi tertentu dapat
dikatakan bah"a mekanika batuan adalah mekanika diskontinu atau
mekanika dari struktur batuan.
c. *ecara mekanika batuan adalah sistem @multiple body @ (ambar  1.3).

d. +nalisis mekanika tanah dilakukan pada bidang sedang analisis


mekanika
 batuan dilakukan pada bidang dan ruang.
e. /ekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari meknaika tanah
tetapi ada beberapa yang tumpang tindih.
f. /ekanika batuan banyak menggunakan :
- teori elastisitas
- teori piastisitas
- dan mempeiajari batuan sistem struktur batuan secara eksperimen.

'
ambar 1.3. *istem batuan single body dan multiple body (=umikis
1%'3)

1.9. B E B E 4 A P A P E 4 S - A : A N D A : A M M E K A N I K A B A T U A N

Beberapa persoalan di dalam mekanika batuan akan timbul dan erat


hubungannya dengan aktifitas yang dilakukan oleh manusia pada batuan
(ambar 1.4) seperti
 persoalan pondasi pada batuan penggalian batuan di ba"ah permukaan tanah
baik untuk pekerjaan teknik sipil maupun pertambangan pemakaian batu sebagai
bahan
 bangunan dan sebagainya.

%
ambar 1.4. Beberapa aktifitas manusia pada batuan

+dapun persoalan di dalam mekanika batuan antara lain :


a. Bagaimana reaksi dari batuan ketika diambil untuk dipergunakan A

 b.Berapa dan bagaimana besarnya daya dukung (bearing capacity) dari batuan
dipermukaan dan pada berbagai kedalaman untuk menerima berbagai beban A
c.Bagaimana kekuatan geser batuan A

d.Bagaimana sikap batuan di ba"ah beban dinamis A

e.Bagaimana pengaruh gempa pada sistem pondasi di dalam

batuanA f. Bagaimana nilai modulus elastisitas dan ;oisson?s


ratio dari batuan A
g.Bagaimana pengaruh dari bidang-bidang lemah (kekar bidang perlapisan
schistosity retakan rongga dan diskontinuitas lainnya) pada batuan terhadap
kekuatannya A
h. /etode pengujian laboratorium apa saja yang paling mendekati kenyataan
untuk mengetahui kekutan pondasi atau sifat batuan dalam mendukung massa batuan A
i. Bagaimana meiiiperhitungkan kekar dan sesar dalam perencanaan pekerjaan
di dalam batuan A

 j. Bagaimana menangguiangi deformasi yang diakibatkan oleh perbedaan yang


 bersifat perlahan-lahan (creep) pada batuan.
k. 0 u k u m apa saja yang menyangkut aliran plastik (plastik flow) dari batuan A
1.Bagaimana pengaruh “anisotrop”" terhadap distribusi tegangan dalam batuan A
m. Bagaimana korelasi dari hasil-hasil pengujian kekuatan batuan yang telah
dilakukan di lapangan dan di laboratorium dalam menyiapkan percontoh
batuan A

n. Bagaimana metode pengujian yang akan dilaksanakan yang sesual dengan

kondisi lapangan terhadap sifat-sifat batuannya.


o.Bagaimana mekanisme keruntuhan>kehancu ran dari batuan (failure of rock)A

 p. !apatkah keadaan tegangan di dalam massa batuan dihitung secara tepat
atau
 bahkan dapat diukur A
. ,aktor-faktor apa saja yang menyangkut perencanaan kemiringan lereng dari
suatu massa batuan A
r. +pakah roof bolting pada atap sebuah lubang bukaan di ba"ah tanah sudah
aman sehingga lubang tersebut dapat digunakan sebagai instalasi yang
permanen A
1.;. 4 U A N G : I N G K U P M E K A N I K A B A T U A N

*ecara luas sasaran dari mekanika batuan adalah aplikasinya pada pemecahan
 persoalan-persoalan geoteknik yang antara lain adalah
a. /enyelenggarakan penyelidikan yang bersifat teknik pada batuan.
 b. /engernbangkan cara pengambilan percontoh batuan secara rasionil dan
metode identifikasi serta klasifikasi batuan.
c. /engembangkan peralatan uji batuan yang baik dan metode standar
pengujian untuk kuat tekan serta kuat geser batuan.
d. /engumpulkan dan mengklasifikasikan informasi batuan dan sifat-sifat
fisiknya

dalam dasar ilmu mekanika batuan teknik pondasi dan teknik bangunan air.
e. Berdasarkan hasil-hasil pengujian yang dilakukan pada batuan dapat dipelajari
sifat fisik sifat mekanik (statik dan dinamik) elastisitas plastisitas perilaku
 batuan clan bentuk kerusakan (failure) di ba"ah beban statik dan dinamik
dari
 batuan tersebut.

f. /empelajari sifat batuan di ba"ah kondisi thermal dan sistem keairan


("ater regimen).
g./enyangkut struktur statik dan dinamik dari batuan.

h. /engembangkan metode pengukuran di lapangan (in-situ) dari sifat


deformasi statik dan dinamik batuan serta tegangan sisa di dalam batuan di
ba"ah kondisi lingkungan yang bermacam-macarn seperti pelapukan
”leaching”, seismik dan tektonik.
i. /enyelenggarakan penelitian terhadap mekanisme kerusakan>kehancuran
batuan.
 j. /engorganisir penelitian tentang perkuatan batuan dar pengukuran tegangan

in-situ.
k./engganti dengan metode ilmiah dari perencanaan teknik pada batuan yang
 banyak menggunakan media empiris sebelumnya sehingga turut memberikan
konstribusi terhadap kemajuan disiplin ilmu mekanika batuan.
l./erangsang dan menyebarkan ilmu pengetahuan tentang batuan dan
mekanika
 batuan.
m. /empergunakan mekanika batuan untuk memecahkan persolan-persoalan
teknik secara praktis.
n./empelajari sikap massa batuan asli diba"ah kondisi beban dan kondisi

lingkungannya
o./enyangkut struktur statik batuan dan kestabilan batuan sangat penting
ditinjau
dari sudut keamanan (safety) dan ekonomi.
 p. /empelajari stabilitas struktur rekayasa yang material utamanya adalah
batuan.
. /empelajari proses pengurangan ukuran batuan dengan menggunakan gaya-
gaya luar seperti pemboran peledakan pemotongan dan pengasahan.
r. /empelajari pengaruh gaya-gaya ;ada batuan dan yang utama adalah
berkaitan dengan fenomena yang mempengaruhi pendugan rekahan dan
deformasi.
s. /empelajari beban atau gaya yang bekerja pada batuan analisis dari efek
dalam maksudnya tegangan dan regangan energi dalam dan akhirnya
analisis dari gaya-gaya dalam seperti rekahan aliran atau deformasi
batuan.
13

B + B II
A N A : I S I S T E G A N G A N $ST4ESS) D A N 4 E G A N G A N $ST4AIN)

,.11. D E F I N I S I T E G A N G A N $ S T 4 E S S ) D A N 4 E G A N G A N $ S T 4 A I N )

=ika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya yang terbagi rata di
sepanjang ujungnya (ambar 2.1) gaya dalam juga terbagi merata di
sepanjang potongan
 penampang sembarang m m . #egangan (stress) pada potongan penampang m m
tersebut adalah gaya ; dibagi dengan luas potongan penampang + (ambar
2.1.b).

  ; > +

Cegangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah pertambahan panjang dari
batang

 prisma tersebut dibagi dengan panjang mula-mula (ambar 1.a).

ambar 2.1. Batang prisma mengalami


tarikan
14

#egangan pada potongan penampang miring dengan luas penampang+?  + >


os 
ada 2 buah yaitu tegangan normal (normal stress)  n yang tegak lurus pada
bidang
 potongan dan tegangan geser (shear stress) nt yang sejajar dengan bidang
potongan.
*   ;  ; cos    .cos 
+D +

  1  cos 2

  
n  * cos    .cos 
  2  ( )

 nt   * sin    .cos   sin   1> 2 sin 2 )

n maksimim pada    yang besarnya n  

nt maksimim pada   4 yang besarnya tn 


E 

#egangan tergantung pada :


a. #itik dimana ia dikenakan.
 b. 5rientasi dari luas permukaan dimana ia dikenakan.
c. *istem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.

/isalkan titik ; berada ditengah-tengah sebuah empat pesegi panjang kecil


(ambar 2.2) di m a n a bidang yan berhadapan sejajar menurut koordinat
kartesian F y G.
$on<esi untuk menggambarkan tegangan normal dan tegangan geser sepertil
terlihat
 pada ambar 2.2.

#egangan normal yang bekerja pada bidang normal terhadap sumbu F diberi
simbol
F.

#egangan geser yang bekerja searah dengan sumbu y pada bidang normal
terhadap sumbu F diberi simbol Fy.

#egangan geser yang bekerja searah dengan surnbu G pada bidang normal
terhadap sumbu F disebut FG.
1

ambar 2.2. $omponen-kormponen tegangan di sebuah empat persegi panjang

!emikianlah definisi yang sama untuk y G 


G y
Fy FG dan yG.

#egangan normal F y  dan G  positif jika arahnya keluar dari permukaan
menggambarkan tegangan tarik. #egangan normal negatif adalah tegangan tekan
dimana arahnya menuju ke permukaan elemen.
#egangan geser y G 
G y
F
y FG  dan yG  adalah positif jika arahnya searah
dengan arah kartesian positif. + k a n diperlihatkan selanjutnya bah"a dari
e n a m komponen kartesian dari tegangan geser hanya tiga yang bebas.
#itik ; terletak ditengah-tengah empat persegi panjang. !alam keadaan
setimbang m o m e n gaya-gaya ke titik ; pada arah sumbu F sama dengan nol.

 / F
2
  yzddzdy
   yzddzdy    
  zyddydz    zyddzdz  
  2 2
2 
;ersamaan yang sama diperoleh untuk 9 / y clan 9/ dengan masing-masing
pada arah sumbu y dan G.
17

*etiap persamaan dibagi dengan dF dy dG maka didapat:


yF  Fy

Gy  yG

FG  GF

Ini memperlihatkan bah"a sepasang tegangan geser mempunyai nilai dan tanda
yang sama.

,.,. A N A : I S I S T E G A N G A N P A D A B I D A N G

ambar 2.3.+ memperlihatkan diagram tegangan yang bekerja pada sebuah


benda

 berbentuk segi empat dalam dua dimensi (bidang) dengan sumbu F dan y. ;ada
bidang miring di m a n a normalnya membuat sudut   terhadap sumbu F
bekerja tegangan

normal n dan tegangan geser Ft yang nilainya merupakan fungsi dari F y dan Fy

yang bekerja pada bidang bidang yang tegak lurus sumbu F dan y (ambar
2.3.b).

ambar 2.3. !iagram tegangan pada


bidang
+F  + n cos  
+y  + n sin
 
denga
+F   
luas
penampang
bidang yang
1 sumbu F
+y   
16

!alam keadaan setimbang


:

 
,   
n . + n   F cos  . +    y sin   . +   yF sin  . + - yFcos  . +
H n
F y F y

 n . +  F cos  . + n cos     y sin  . +


n n sin    yF sin  . + n cos  - yFcos  .+ n sin 
     cos 2     sin 2    . +  2  sin . cos . 
n F y y
Fy

 F      y
cos 2 
  
  
n   y F
   2 Fy sin 2     (1
2 )

,   n  t 
  

 nt . + n   F sin  . + F   y  cos  . + y   yF cos   . + F   Fy sin  .+ y

  .n t+ n    F sins . + n cos     cos


y     . + n sin  
  Fy cos  . + n cos  
  yF s i n  . + n s i n  

   2
 2

 nt
  sin  
yF

 F y (cos2  - sin 2  )


 
nt
F  Fsin 
     y
   sin y .cos   
cos   -   cos sin     . + y
   yF cos  
  F  y
 nt   sin 2    F y cos 2  (2
  2 )

;ersamaan 1 dan 2 memberikan besar dan tanda dari n  dan nt  yang bekerja
pada
 bidang miring yang normalnya membuat sudut   terhadap sumbu F. ;erioda
dari tegangan-tegangan ini adalah   karena persamaannya merupakan fungsi
dari sin 2

dan cos 2. *ehingga tegangan-tegangan tersebut mempunyai nitai m a k s i m u m


dan m ini mu m atau konstan.
1'

#urunan tegangan normal n terhadap  sama dengan nol


memberikan :
d  
(    ) sin 2   2  c  os 2   
  1
n d
   y  y
1

 
dimana 1  digunakan untuk menggantikan   yang menyatakan sudut spesifik.

Besarnya 1 adalah :
-1
2 yF
 1 
 1>2 tan  
 F-  y

!ari persamaan ini didapat dua nilai yaitu 1  dan 1J%  . *atu sudut akan
memberikan arah dari tegangan normal m a k s i m u m dan sudut lainnya akan
memberikan arah dari tegangan normal minimum.
=ika 1  
 maka dari persamaan 1 didapat:
       
   F y
 F y
n ma F
  2
2
  F      
  y
 n min  2 y

 
F
2
+rah ini disebut arah prinsipal atau utama (principal direction) dan tegangan
normal
yang bersangkutan adalah tegangan prinsipal (principal stress) dimana maF 
disebut major principal stress dan min disebut minor principal stress. Bidang di
mana bekerja tegangan prinsipal disebut bidang prinsipal (principal plane).
#idak ada tegangan geser yang bekerja pada bidang dimana tegangan normal
maksimum atau minimum.

+pabila arah prinsipal diambil sebagai sumbu F dan y Fy    dan


 
        min
persamaan 1 dan 2 disederhanakan
maF menjadi
min
 m a F: cos 2 
 
n

2
    m aF  min
sin 2 
  2
n
t 2
Kariasi komponen tegangan n dan tn sesuai dengan <ariasi
.
1%

,.. : I N G K A 4 A N M - 6 4 D A 4 I T E G A N G A N

;emecahan geometri untuk tegangan-tegangan dengan arah yang berbeda-beda


didapat dengan lingkaran /ohr.

8ntuk diagram tegangan seperti pada ambar 2.3+ maka urut-urutan untuk
membuat lingkaran /ohr adalah sebagai berikut:
a. !ibuat sumbu tegak untuk  dan sumbu horisontal untuk . $edua sumbu
ini saling tegak lurus dan skala untuk kedua sumbu ini harus sama.
 b. ;lot tegangan normal n dan F pada sumbu tegangan normal .
c. ;lot teegangan geser yF  yang bekerja dibagian kanan dari benda langsung
di
 ba"ah atau di atas titik yang menggambarkan apada sumbu tegangan
normal.
=ika arah tegangan geser berla"anan dengan arah jarum jam relatif
terhadap titik 

 pusat benda plot yF di ba"ah sumbu tegangan normal. =ika arah tegangan
geser searah dengan arah jarum jam relatif terhadap titik pusat benda plot yF  di
atas sumbu tegangan normal.
d. ;lot tegangan geser yF  yang bekerja pada bidang yang sama dengan y
di atas titik yang menggambarkan y pada sumbu tegangan normal jika
searah dengan arah jarum jam dan di ba"ah titik tersebut jika berla"anan
dengan arah jarum jam.

e. 0ubungkan kedua titik tegangan geser dengan sebuah garis lurus. aris
ini akan memotong sumbu tegangan normal pada titik 1>2 (FJ y).
f. ambarkan sebuah lingkaran dengan titik pusatnya pada sumbu tegangan
normal
di 1>2 (FJ y) dan diameternya sama dengan panjang garis yang
menghubungkan kedua titik tegangan geser.
2

ambar 2.4. Lingkaran /ohr dari tegangan

!ari ambar 2.4 terlihat ba"ah proyeksi dari jari-jari lingkaran pada sumbu
tegangan geser   akan memberikan tegangan geser pada sudut tertentu dan
proyeksi dari ujung-ujung diameter lingkaran pada sumbu tegangan normal  
akan memberikan tegangan-tegangan normal pada sudut tertentu.

=ari-jari lingkaran adalah tegangan geser maksimum dan perpotongan antara


lingkaran
/ o h r dan sumbu tegangan normal adalah tegangan prinsipal. *udut 1 adalah
sudut

yang dibentuk antara sumbu F dengan arah dari tegangan prinsipal.

!apat dilihat pada ambar 2.4 bah"a tegangan geser sama dengan nol jika
tegangan normal m a ks i mu m dan minimum. !emikian juga jika tegangan geser
m ak si mum ma k a tegangan-tegangan normal sama dengan setengah dari
jumlah tegangan-tegangan normal asal (original normal stresses).

*ebagai titik pusat lingkaran selalu


  pada titik : )
   n
   %)
  aF y
 n
2
2
21

,.'. A N A : I S I S 4 E G A N G A N

+ d a dua jenis deformasi yang dapat terjadi pada sebuah benda jika
mengalami tegangan yaitu :

a. ;erubahan panjang dari sebuah garis lurus.

;erubahan panjang persatuan unit panjang mula-mula disebut regangan


longitudinal longitudinal strain) yang didefinisikan sebagai

L
   lim
 L   L
 
dengan M L  perubahan
panjang N L 
panjang mula-mula
Cegangan longitudinal positif jika terjadi pertambahan panjang dan negatif jika
terjadi
 pengurangan panjang.

 b. ;erubahan sudut dari sudut yang dibentuk oleh perpotongan dua buah garis
lurus disebut regangan geser (shear strain).

ambar 2. memperlihatkan satu sudut dari segi empat yang mengalarni
tegangan.
+ 5 B  sudut sebelum mengalami tegangan.

+D5DBD  sudut sesudah mengalami tegangan.


#itik 5 pindah ke 5? titik + pindah ke +? dan titik B pindah ke B? sesudah
mengalami
tegangan.

 !isplacement dari titik dinyatakan dengan u < dan " yang masing-masing
sejajar dengan F y dan G diasumsikan sebagai fungsi kontinu dari koordinat
(FyG). =adi jika u adalah displacement dari titik 5 pada arah F
displacement dari titik + yang berada di dekatnya pada arah F adalah u J Mu
. NF > MF
22

 u  u
5 D + O     F  u    F - u   F   F
         

 <  <
+ D + O    <     F -  F
<       
     

5 D+ D  
 F  uF
  2  F  u F
  2  F      
1 2 u u 2

       
   
        
    
   
<  2

  u 
5D+D  F 1 
      
  

;erubahan panjang pada segmen 5


+ :
     5D+D    u  u
 1  
F F    F 
  
   

menurut definisi
regangan
  u F u
       lim
       
 F  F
 F   

ambar 2.. 0ubungan antara regangan dan


displacement 
23

/elihat ambar 2. dan mengingat bah"a sudut-sudut N1 dan N2 adalah kecil
serta tegangan juga kecil terhadap unitnya maka dapat ditulis persamaan
sebagai berikut :
 v  

ta n           + D+ v
      
1
O  
1
 u 
5 D+
O          
 u   y

ta n    2       
BDBO
   y   u
   v  
2
5 D B O
  y  y
     
  y  
 

;er definisi regangan geser (shear strain) yF dalam sudut + 5 B adalah
N1 J N2
u  v
 
 y  
   y

 
!engan cara yang sama untuk bidang yG dan GF 7 komponen dari regangan
dapat ditulis sebagai berikut :
u v
  z 
w
regangan    ,     y    ,
   y  z 
normal    

    y
u

v v  w w u
regangan  ,      ,   z  
  y   z   

 yz 
geser        z 
 

=ika u < dan " adalah fungsi kontinu dari koordinat ruang F y dan G dari
sebuah

 benda maka keenam persamaan di atas adalah keadaan (state) dari regangan
sebuah titik di dalam benda.
24

BAB III. S I F A T FISIK D A N M E K A N I K B A T U A N

.1. P E N D A 6 U : U A N

Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika


batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. *ifat fisik batuan seperti bobot isi berat jenis porositas absorpsi dan
<oid ratio.
 b. *ifat mekanik batuan seperti kuat tekan kuat tarik modulus elastisitas dan
nisbah ;oisson.

$edua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun lapangan (in-
situ).

;enentuan di laboratorium pada u m u m n y a dilakukan terhadap contoh (sample)


yang diambil dilapangan. *atu contoh dapat digunakan untuk menentukan
kedua sifat
 batuan.

;ertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan uji tanpa
merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat
mekanik batuan yang merupakan uji merusak (destructive test) sehingga contoh
batu hancur.

.,. P E N E N T U A N S I F A T FISIK B A T U A N D I : A B - 4 A T - 4 I U M

a. P e + b u a t a n

3ontoh 1) Di

laboratoriu+

;embuatan contoh di laboratorium dilakukan dari blok batu yang diambil di


lapangan yang di bor dengan penginti laboratorium. ontoh yang didapat
berbentuk silinder dengan diameter pada u m u m n y a antara  - 6 m m dan
tingginya dua kali diameter tersebut. 8kuran contoh dapat lebih kecil maupun
2

,) Di laangan

0asil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa contoh inti

batuan dapat digunakan untuk uji di laboratorium dengan syarat tinggi contoh

dua kali diameternya.

*etiap contoh yang diperoleh kemudian diukur diameter dan tingginya


dihitung luas
 permukaan dan <olumenya.

a) Peni+ban gan Berat 3ontoh

(1) Berat contoh ash (natural) : P n .


o
(2) Berat contoh
temperatur keringlebih
kurang (sesudah
% )dimasukkan
: Po. ke dalam o<en selama 24 jam
dengancontoh jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam)
(3) Berat
: P".
(4) Berat contoh jenuh didalam air: P s
() Kolume contoh tanpa pori-pori : P o - P s
(7) Kolume contoh total : P " - P s

b) Si7at Fi!ik Batuan


P n
(1) Bobot isi ash (natural 
density) P " - 
Ps
Po
(2) Bobot isi kering (dry 
P " - Ps
density)

P "
(3) Bobot isi jenuh (saturated d 
P " -  P s
ensity)

Po
(4) Berat jenis semu (apparent specific   / bobot isi
P " - 
gravity) air 
Ps
Po
() Berat jenis sejati (true specific   / bobot isi
P o -  P s
gravity) air 
27

P n
(7) $adar air asli (natural water  F 1
-  Po
content) &
Po
P "
(6) #aturated water content   F 1 &
- Po
(absorption)
Po

P n -  P o
(') !erajat  F 1 
P " -
kejenuhan &
Po

P " -  Po
(%) ;orositas   F 1 
P " -
n &
Ps

n
(1) Koid ratio   
n -
e
1

. Penentuan Si7at M e k a n i k Batuan *i


. :aboratoriu+

a. U0i Kuat Tekan (Unconfined Compressive Strength


Test)

8ji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan contoh
batu yang berbentuk silinder balok atau prisma dari satu arah (uniaial)$
;enyebaran tegangan di dalam contoh batu secara teoritis adalah searah
dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut. #etapi dalam kenyataannya
arah tegangan tidak 

searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena ada pengaruh
dari
 plat penekan mesin tekan yang menghimpit contoh. *ehingga bentuk pecahan
tidak 
 berbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut
(ambar 3. 1).
26

ambar 3.1. ;enyebaran tegangan di dalam contoh batu dan bentuk


pecahannya pada uji kuat tekan


;erbandingan antara tinggi dan diameter  mempengaruhi nilai kuat
!
contoh tekan

 batuan. 8ntuk perbandingan ( )  1 kondisi tegangan
triaksial saling bertemu
!
(ambar 3.2) sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan
batuan. 8ntuk uji kuat

tekan digunakan 2  Q
!
Q 2.
2'


ambar 3.2. $ondisi tegangan di dalam contioh untuk 
 berbeda
!


/akin  m aka kuat tekannya akan bertambah kecil seperti ditunjukkan
!
besar oleh
 persamaan di ba"ah
ini :

   c

- /enurut  c ( 66' 2
 !) 22
+*#/ :  
  >!

 c (  2! )  '   c


- /enurut ;rotoudiakono< 2
  6

   >
!

dengan c  kuat tekan


batuan
2%

ambar 3.3. Cegangan yang dihasilkan dari uji kuat tekan batuan

;erpindahan dari contoh batu baik aksial (   ) m a u p u n lateral ( ! ) selama uji

 berlangsung dapat diukur dengan menggunakan dial gauge atau electric strain
gauge
(ambar 3.4).

!ari hasil uji kuat tekan dapat digambarkan kur<a tegangan-regangan (stress
%strain)
untuk tiap contoh batu. $emudian dari kur<a ini dapat ditentukan sifat
mekanik 
 batuan (ambar 3.)
1. $ uat te kan  c
2. Batas  9
elastik

 
3. / odulus R oung : 9
a

 

  1
4. ;oissonDs ratio <
:   a1   pada tegangan 1

Beberapa definisi modulus


Roung :
3

1. /odulus Roung #angen (&angent 'oungs odulus), 9t (ambar 3.7.a). !


iukur
 pada tingkat tegangan   &
 
9 t  

a
 

 
;engujian kuat tekan ;engujian kuat tekan
dengan dengan
menggunakan @dial menggunakan @electric strain
gauge@ gauge@

ambar 3.4. ;engukuran perpindahan menggunakan dial gauge dan electric


strain

 gauge

ambar 3.. $ur<a tegangan-regangan hasil uji kuat tekan

2. /odulus Roung Cata-rata (*verage 'oungs odulus), 9a< (ambar 3.7.b)


31

!iukur dari rata-rata kemiringan kur<a atau bagian linier yang


terbesar dari kur<a.
 
9 s  
a
 

3. /odulus Roung *ekan (#ecant 'oungs odulus), 9s (ambar 7.c) !


iukur dari
tegangan   sampai nilai tegangan tertentu yang biasanya  & c.

ambar 3.7. Beberapa definisi modulus


Roung

ambar 3.6. !efinisi modulus Roung menurut


0a"kes
32

ambar 3.' $ur<a tegangan-tegangan contoh batu


kapur 
33

b. U0i Kuat Tarik T a k :ang!ung (Indirect Tensile Strength Test)

8ji ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari contoh
batu
 berbentuk silinder secara tak langsung. 8ji cara ini dikenal sebagai uji tarik
BraGil.

+lat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada uji kuat tekan.

ambar 3.%. 8ji kuat tarik 

#. U0 i Point : o a *

8ji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) dari contoh batu secara
tak langsung di lapangan. ontoh batu dapat berbentuk silinder atau tidak beraturan
(ambar 3.1). ;eralatan yang digunakan mudah diba"a-ba"a tidak begitu
besar dan cukup ringan (ambar 3.11). 8ji cepat sehingga kekuatan batuan
dapat segera diketahui di lapangan sebelum uji di laboratorium dilakukan.

ontoh yang disarankan untuk uji ini adalah yang berbentuk silinder dengan
diameter 
  m m (S  4 mm).
34

ambar Bentuk Batu untuk point


3.1 load  test

ambar 3.11. ;eralatan untuk point


load  test
3

;
!ari uji ini Is   ! 2

didapat :  
!engan :
Is  +oint load strength inde (indeks ,ranklin).

;  Beban maksimum sampai contoh pecah.


!  =arak antara dua konus penekan.

0ubungan antara indeks ,ranklin (Is) dengan kuat tekan (c) menurut
Bienia"ski adalah sebagai berikut:
c   23 Is  untuk diameter contoh   m m .

=ika Is   1 / ; a maka indeks tersebut tidak lagi mempunyai arti sehingga
disarankan untuk menggunakan uji lain dalam penentuan kekuatan
(strength) batuan.

* U0i Triak!
. ial

*alah satu uji yang terpenting di dalam mekanika batuan untuk menentukan
kekuatan
 batuan di ba"ah tiga komponen tegangan adalah uji triaksial. ontoh yang
digunakan
 berbentuk silinder dengan syarat-syarat sama pada uji kuat tekan.

!ari hasil uji triaksial dapat ditentukan :


-  strength envelope (kur<a intrinsic),

- kuat geser (shear strength),


- sudut geser dalam ()
- kohesi ().
37

ambar 3.12 8ji


#riaksial

ambar 3.13 Lingkaran /ohr dan $ur<a intrinsic dari hasil uji


triaksial
36

ambar 3.14 memperlihatkan kur<a tegangan-regangan dari hasil uji di


laboratorium
terhadap contoh batu marmer dengan berbagai nilai tekanan pernampatan
(3).
 aiknya 3 akan memperbesar kekuatan batuan tetapi modulus deformasi
konstan.

ambar 3.14. ;engaruh besarnya tekanan pemampatan (3)


terhadap
  kekuatan batuan (Kon $arman 1%11)

e. U0i Punch Shear 

8ji ini untuk mengetahui kuat geser (shear strength) dari contoh batu secara
langsung.
ontoh berbentuk silinder tipis yang ukurannya sesuai dengan alat uji punch
dengan tebal t c m dan diameter d c m (ambar 3.1).

*esudah contoh dimasukkan ke dalam alat uji punch kemudian ditekan dengan


mesin tekan sampai contoh pecah (; kg).

2
$uat geser (shear strength)  ; > .d.t (kg>cm )
3'

ambar 3.1. 8ji punch


shear 

7. U0i Ge!er :ang!


ung

8ji ini untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu. !
ari hasil uji dapat ditentukan (ambar 3.17) :
- garis oulombDs shear strength,
- kuat geser (shear strength),
- sudut geser dalam ()
- kohesi ().

g. U0i Ke#eatan 4 a + b a t G e l o + b a n g Ultra


Sonik 

/odulus Roung dinamis dan nisbah ;oisson (<) dapat juga ditentukan secara
tidak langsung (dinamis) dengan uji kecepatan rambat gelombang ultra sonik yaitu
mengukur kecepatan rambat gelombang ultra sonik pada contoh batu.

!ari hasil uji ini akan didapat nilai-nilai cepat rambat gelombang tekan (< p)
dan cepat rambat gelombang geser (<s). $emudian dapat dihitung modulus
Roung dianmis dan nisbah ;oisson dari batuan yang diuji.
3%

   beban normal
#  horisontal shear test
 n  > +  ormal
stress

 # > +  *hear test

- ;ercontoh didalam shear


test

- Longitudinal shear displacement


NL

# J . tan  J
. + atau
   *  n. tan 


 aris
Toulomb?s shear
strength@
tan   koefisien
gesek pada
permukaan geser 
 

 sudut gesek 

 kohesi

  ambar 3.17. 8ji geser langsung dan


garis oulombDs shear strength

;erhitungan hasil uji kecepatan rambat gelombang ultra

sonik : 1) epat rambat gelombang tekan (< p)

<p   L m>detik 
t;
dengan L  panjang contoh (m)
  tp  "aktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang
4

2) epat rambat gelombang geser


(<s)
<s  L m>detik 
  ts
dengan L  panjang contoh (m)
  ts  "aktu yang dibutuhkan gelombang geser merambat sepanjang
contoh (detik)
3) /odulus kekakuan dinamik (modulus geser)

   .K 2
s

dengan   massa per satuan


<olume

 ;oisson (<)
4) isbah 2
  <s  
1  2 
   
<   
   <p 2

2  1 
  <s 
   



) /odulusRoung
  !
   
<p
  2 (1J<)
inamik 9
 (kg>cm2)

7) $onstanta L a m e
  !   (< p2 - s2< 2)

6) /odulus ruah (bulk


modulus)

$   " 3
(3<  - 4< ) kg>cm 2
 p2 s2
41

. P E N G G U N A A N SIFAT M E K A N I K B A T U A N 6 A S I :
'. U<I
:AB-4AT-4IUM

!alam #abel 3.1 diberikan ringkasan mengenai jenis uji laboratorium untuk mendapatkan

parameter mekanik batuan dan penggunaan parameter tersebut.

#abel 3.1. =enis uji sifat mekanik di laboratorium dan penggunaan parameter
hasil ujinya

<eni! U Para+eter " P en ggu n aan


0i ang
*ieroleh
8ji k uat t - $ uat tekan ( a.) - C ancangan p ilar  
ekan - Batas elastik - $emantapan
 bukaa (9) lubang
n - /odulus Roung - $emantapan fondasi
(9) - $emantapan lereng
8ji kuat tarik tak - isbah ;oisson - Cancangan
langsung atap (<) penguatan
- $uat tarik (at)  
tero"ongan
- ;eledakan
8ji point - I ndeks point load /engetahui kekuatan
load (1) batuan secara cepat
8ji - $uat tekan (a) - $emantapan lereng
triaksial - *elubung kekuatan - $emantapan fondasi
 batuan - $emantapan lubang
 bukaa - $ohesi ()
n
8ji p unch s - $* uudaut tg geeseserr - $ emantapan lereng
hear dalarn (   - $emantapan
bendungan
8ji geser - aris kuat geser - $emantapan
langsung oulomb lereng
- $ohesi () - $emantapan
- *udut geser dalam pondasi
lubangbukaan P - $emantapan
8ji kecepatan - $ecepatan rambat Cancangan
rambat gelombang gelombang tekan penggalian
ultra sonik (< p)
- $ecepatan rambat
gelombang geser
(<s)
- /odulus elastistas
dinamik (9)
42

- isbah ;oisson
dinamik (<)
.8. P E N E N T U A N S I F A T M E K A N K B A T U A N
IN2SITU

! ilak uk an ny a uji in-situ untuk m enentukan sifat


m ekanik batuan lebih menguntungkan dibandingkan dengan uji
di laboratorium karena menyangkut <olume

 batuan yang besar sehingga hasiinya lebih representatif dan lebih


menggambarkan keadaan massa batuan yang sebenarnya.

ambar 3.16 memperlihatkan bertambahnya jumlah kekar dengan bertambah


 besarnya ukuran contoh.

ambar 3.16. Bertambahnya jumlah kekar dengan bertambah


besarnya ukuran contoh (0oek U Bro"n 1%')
43

a. U0i B e b a n Batuan (Rock Loading Test / acking Te!t)

8ji beban batuan dilakukan untuk menentukan besaran dari modulus deformasi

atau modulus elastisitas massa batuan di dalarn sebuah lubang bukaan.

$emampuan rubahan (deformability) suatu massa batuan in-situ biasanya


ditentukan dengan cara mendongkrak batuan tersebut (jacking test). ;eralatan
yang digunakan untuk jacking test seperti yang ditunjukkan oleh ambar
3.1'. 8ji ini dilakukan di
 ba"ah tanah di dalam sebuah lubang bukaan batuan atau lebih dikenal dengan
istilah test adit. !ongkrak menekan atap dan lantai lubang bukaan atau
menekan dinding yang pada bagian kontaknya merupakan permukaan plat
yang rata. 0asil dari uji ini adalah deformasi atap dan lantai atau dinding
akibat pernbebanan oleh jack tersebut.

!eformasi ini diukur dengan dial gauge dan etensometer pada berbagai kedalaman.

/odulus deformasi atau modulus elastisitas dapat dihitung dengan persamaan ini
:

    -a(l .v -) */ 


  N0
dengan:

9  modulus
deformasi>elastisitas K 
;oissonDs ratio

a  jari-jari plat distribusi


,  penambahan beban
(increment of load)
P  penambahan perpindahan
(increment of displacement)

ambar 3.1% memperlihatkan contoh kur<a tekanan dan perpindahan


dari jacking test dan ambar 3.2 memperlihatkan contoh diagram regangan pada
kedalaman tertentu dari jacking test$
44

ambar 3.1' ;eralatan untuk uji beban


batuan

ambar 3.1% !iagram tekanan-perpindahan


dari 1acking- test
4

ambar 3.2 !iagram regangan-kedalaaman


dari 1acking- test
47

b. U<I G E S E 4 B : - K  

8ji geser blok dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat geser (shear strength)
dan
 parameter deformasi di daerah geser (shear zone) atau pada massa batuan yang
 banyak mengandung bidang-bidang diskontinuitas.

8ji ini harus ditakukan pada daerah yang strukturnya merupakan bagian dari
konstruksi ba"ah tanah yang akan dibuat. Bagian batuan yang akan diuji
harus sebesar mungkin. 8kuran batuannya tidak kurang dari 4 F 4 c m
dengan tinggi 2 cm. Bila ukurannya lebih besar dari 4 F 4 cm maka
perbandingan panjang lebar dan tinggi biasanya 2 : 2 : 1. $adang-kadang
landasannya merupakan blok yang ukurannya 6 m F 6m bahkan dapat
juga 1 F 1 m.

ambar 3.21 memperlihatkan peralatan dan tata letaknya di dalam sebuah


lubang
 bukaan. *etelah persiapan selesai beban tangensial dan beban normal
dilakukan
kepada blok batuan dengan dongkrak hidrolik. 8ntuk uji di dalam lubang
bukaan dongkrak hidrolik menyangga atap dan dinding lubang tersebut. !
ongkrak <ertikal memberikan beban normal pada blok clan dongkrak miring
atau horisontal memberikan beban tangensial (geser). +rah penekanan blok
batu oleh dongkrak sebaiknya membentuk sudut sekitar 1o) untuk menghindari rotasi
blok dan meringankan beban geser. ;engukuran deformasi dilakukan selama
pembebanan dan
 pelepasan beban dengan rneiiggunakan dial gauge. 8ji ini juga akan
memberikan

 besaran sudui ketahanan geser dari batuan.

*  n tan  J c

!engan :
*  kuat geser (shear strength)
n  beban normal di atas bidang geser

   sudut ketahanan geser dari


46

ambar 3.21 ;eralatan uji geser blok 

#. U0i Triak!ial In2Situ

8ji ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik deformasi dan kekuatan


batuan pada kondisi pembebanan tflaksial. #empat uji adalah di dalarn lubang
bukaan ba"ah tanah.

$ontak permukaan lantai atap dan dinding yang akan dikenakan beban
berukuran sekitar 1 m F 1 m. ;eralatan dan tata letaknya dapat dilihat
pada ambar 3.22.

;embebanan ke arah <ertikal dilakukan oleh dongkrak hidrolik sedangkan


untuk arah horisontal oleh flat jack$ !udukan flat jack dibuat denjan cara
menggali bagian lantai. Cuang antara fl at jack dengan dinding batuan yang
akan ditekan diisi oleh semen.
+gar dapat diperoleh nilai deformasi maka dipasang tiga buah bore hole
etensometer sepanjang masing-masing V 1 m dan electric displacement
transducer untuk mengukur perpindahan (displacement) <ertikal. *edangkan untuk
arah horisontalnya perpindahan diukur dengan deflectometer dan electric
displacement transducer atau 2inear 3ariable !ifferential &ransducer (LK!#).
4'

;ada sebuah tero"ongan dilakukan uji triaksial in-situ. ;embebanan


m a k s i m u m ke arah <ertikal adalah 7 kgf>cm2 dan ke arah horisontal sampai
mencapai ' kgf>cm2.
$adang-kadang tekanan ke arah horisontal sampai mencapai 2 kgf>cm2.
0asil uji dapat dilihat pada #abel 3.2.

9 < adalah modulus untuk pembebanan statik yang


menaik. 9+ adalah modulus untuk pembebanan statik
yang menurun.

ambar 3.22 ;eralatan uji triaksial in-


situ
4%

#abel 3.2. 0asil uji triaksial in-


situ

Inter5al Inter5al
Siklu Tegangan erin*ahan E 5  Mo*ulu! E A   Mo*ulu!
! =ertikal + +
No.

  kg7#+,  kg7#+,  kg7#+,

1 -3 -22 113.


3-    22-6 17.
2 -1 6-31 14.
4-    31-7 14.
3 -4 7-3 14.
4-    3-7 14.
4 -4 7-26 177.
4-  26-4 12.

 -7 4-74 144.
7-    74 -  136.
24
7 -7 24-62 14.
7-    62-34 144.
6 -7 34-7' 171.
  7- 
 7'-2 (36.)

. P E N G G U N A A N SIFAT M E K A N I K B A T U A N 6 A S I : U<I
9. I N2SITU

!alam #abel 3.3 diberikan ringkasan mengenai jenis uji in-situ untuk
mendapatkan

 parameter mekanik batuan dan penggunaan parameter tersebut.

#abel 3. 3. =enis uji sifat mekanik in-situ dan penggunaan parameter


hasil ujinya
<eni! U0i Para+eter " ang Penggunaan
8ji beban *ieroleh - $emantapan lubang
batuan - ;arameter deformasi bukaan
8ji geser - ;arameter kekuatan - $emantapan lereng
blok - *elubung kekuatan - $emantapan lubang
batuan bukaan
- *udut geser
- $ohesi () dalam - $emantapan lereng
8ji triaksial in- () - $emantapan lubang
situ /odulus Roung (9) bukaan
- $emantapan
lereng

1

.;. P E N E N T U A N < U M : A 6 3 - N T - 6

!engan statistik jumlah contoh yang dibutuhkan dalam uji di laboratorium


untuk 

 penentuan sifat fisik dan sifat mekanik sebuah batuan dengan ketelitian yang

dikehendaki dapat dihitung sebagai berikut:


S  # W k 
dengan:
S  nilai yang diambil (diperkirakan)
#  nilai rata-rata dari populasi

  simpangan baku dari populasi.

=ika ada n contoh maka dapat diketahui S X

S X  #X   W k
X dimana tanda X menyatakan nitai yang
diperkirakan.
$etelitian
(precision)   di mana diketahui S adalah : YS
t$     <ar
- S jumlah
=ika. XZ contoh banyak m a k a  
  (SX)
dengan
:
t adalah haGard dari auss untuk $ t  %
  2
<ar  <ariansi

!apat ditulis

<ar (SX)  <ar (#X) J k 2


<ar (X)

2

 2
< a r (#  X ) 
  n

 2
< a r ( X )
  2(n -
1)
 2  2 k 2  2
<ar ( S X )    k 2     2
n 2(n -1) 2n

k 2  2
     t$  

.   2n

 
2
k 2  2
   
 
2
t$  
2
 
    u   
u

n    u 
 2 k 2  2 t 2

 2
2
   

3

ambar 3.23 $ur<a jumlah contoh terhadap ketelitian relatif untuk t  2


dan    

4

B A B I=. P E 4 I : A K U B A T U A N

'.1. P E N D A 6 U : U A N

Batuan mempunyai perilaku (behaviour) yang berbeda-beda pada saat menerima


 beban. ;erilaku batuan ini dapat ditentukan antara lain di laboratorium dengan
uji kuat tekan. !ari hasil uji dapat dibuat kur<a tegangan-regangan kur<a
creep dari uji dengan tegangan konstan dan kur<a relaksasi dari uji dengan
regangan konstan.
!engan mengamati kur<a-kur<a tersebut dapat ditentukan perilaku dari batuan.

'.,. P : A S T I K D A N E : A S T - 2 P : A S T 1 K  

;erilaku batuan dikatakan elastik (linier maupun non linier) jika tidak

terjadi deformasi permanen pada saat tegangan dibuat nol.

ambar 4.1. $ur<a tegangan-regangan dan regangan-"aktu untuk perilaku


batuan elastik linier dan elastik non

;lastisitas adalah karakteristik batuan yang mengijinkan regangan


(deformasi)
 permanen yang besar sebelum batuan tersebut hancur (failure).

ambar 4.2. $ur<a tegangan-regangan dan regangan-"aktu untuk perilaku


batuan
  elasto-
plastik 

ambar 4.3. $ur<a tegangan-regangan untuk perilaku batuan elasto-plastik


sempurna

ambar 4.4. $ur<a tegangan-regangan untuk perilaku batuan


elastik  fragile

7

;erilaku batuan sebenarnya yang diperoleh dari uji kuat tekan digambarkan
oleh Bienia"ski (1%'4) seperti pada ambar 4.. ;ada tahap a"al batuan
dikenakan gaya kur<a berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bah"a
gaya yang diterima oleh
 batuan dipergunakan untuk menutup rekahan a"al (pre-eFisting cracks) yang
terdapat
di dalam batuan. *esudah itu kur<a menjadi linier sampai batas tegangan
tertentu yang kita kenal dengan batas elastik(9) talu terbentuk rekahan baru
dengan perambatan stabil sehingga kur<a tetap linier. *esudah batas elasfik
dile"ati maka perambatan rekahan menjadi tidak stabil kur<a tidak linier
lagi dan tidak berapa lama kemudian
 batuan akan hancur. #itik hancur ini menyatakan kekuatan batuan.

ambar 4.. #ahap utama perilaku dari sebuah batu (Bienia"ski 1%'4)

$ekuatan batuan yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan di laboratorium
sangat dipengaruhi oleh lamanya uji tersebut berlangsung. ambar 4.7
memperlihatkan

 bah"a makin lama uji berlangsung maka kekuatannya makin rendah demikian
juga dengan nilai modulus deformasinya.

6

ambar 4.7. ;engaruh "aktu uji terhadap kekuatan dan bentuk kur<a
tegangan-regangan batuan (Bienia"ski 1%'4)

'.. C R ! ! P   D A N 4 E : A K S A S I B A T U A N

ambar 4.6 menunjukkan bah"a di daerah I dan II pada kur<a tegangan


regangan masing-masing menyatakan keadan tidak ada creep dan creep
stabil. *ehingga di daerah tersebut kestabilannya adalah untuk jangka
panjang karena regangan tidak 

akan bertambah sampai kapanpun pada kondisi tegangan konstan.

!aerah III terjadi creep dengan kestabilan semu yang pada saat tertentu akan
terjadi
 failure. !aerah I K terjadi creep yang tidak stabil dimana pada beberapa saat
saja terjadi failure.

'

ambar 4.6. !aerah terjadinya creep pada kur<a tegangan-regangan dan


  regangan-"aktu

*eperti pada creep batuan relaksasi batuan juga akan terjadi di daerah yang
sama pada kur<a tegangan-regangan (ambar 4.').

ambar 4.'. !aerah terjadinya relaksasi pada kur<a tegangan-


regangan dan regangan-"aktu

%

'.'. 6 U B U N G A N T E G A N G A N D A N 4 E G A N G A N U N T U K P E 4 I : A K U
B A T U A N E : A S T 1 K :INIE4 D A N I S - T 4 - P

a. Batuan dikenakan tegangan sebesar & pada arah (1) sedangkan pada
arah (2) dan (3)   (ambar 4.%).

 1 v 1 v 1


1   '    3 
 9  9  9
linier *an i!
oto

ambar 4.%. #egangan uniaksial dan triaksial pada batuan

 b. Batuan dikenakan tegangan sebesar '  pada arah (2) sedangkan tegangan
pada arah (1) dan (3)  .

v 2   v 2
&    2  2   2 
 9 9 9

c. Batuan dikenakan tegangan sebesar 4'5 pada arah (3) sedangkan tegangan


pada arah (1) dan (2)  
v 3   v 3
&    2  3   3 
 9 9 9

7

d. Batuan dikenakan
tegangan :
 & pada arah &total  1
9
 9 ( 2   )3
 v

(1) 

 '  pada arah ' total  2


 (  1   )3
 v

(2)  9 9

( pada arah (3)  ( total  3    v (  


1   )2
 9 9
Bentuk u m u m hubungan regangan dan tegangan adalah sebagai
berikut :
v
& .,1   v (arah
+ )*  1   9  
 - 9 prinsipal)
  & J '  J ( 
dengan  
i ber<ariasi dari 1 sampai 3.

=ika tidak pada arah prinsipal maka hubungan antara regangan dan tegangan
adalah :
v
.,1   v
ij  )*  ij   9   F / ij  
+
- 9

i ber<ariasi dari 1
sampai 3
 j ber<ariasi dari 1
 21
sampai 3 .  1 1  31+
, )
#train  22
tensor : i , 12 
 32) )
,- 3 1 31
 
   12 33 *
,. 11    13 +
)
#tress i , 21
 22  23 )
tensor :
-,   31   31  33 )
*
/ij   jika i [ j

/ij  1 jika i  j

Bentuk u m u m hubungan tegangan dan regangan adalah sebagai


berikut:

&  2 #&  !0  (arah

prinsipal) dengan 0  & '   (


 i ber<ariasi dari 1 sampai 3
71

. 9
# , + )  adalah modulus
- 2 (1  v) *
geser
. 9v +
!  , )
- (1  v) (1 -
2v) *
# dan ! dikenal sebagai koefisien L a m e

=ika tidak pada arah prinsipal maka hubungan antara tegangan dan regangan
adalah :
ij  2 #ji  !0   J /ij
i ber<ariasi dari 1 sampai 3
 j ber<ariasi dari 1 sampai 3

'.8. 6 U B U N G A N T E G A N G A N D A N 4 E G A N G A N P A D A B I D A N G U N T U K  

P E 4 I : A K U B A T U A N E : A S T 1 K :INIE4 D A N I S - T 4 - P

8ntuk menyederhanakan perhitungan hubungan antara tegangan dan regangan


maka dibuat model dua dimensi di mana pada kenyataannya adalah tiga
dimensi. /odel dua dimensi yang dikenal adalah
a. Cegangan bidang (plane strain)
 b. #egangan bidang (plane stress)
c. *ymmetrical re<olution

a. 4egangan Bi*ang (Plane Strain)

/isalkan sebuah tero"ongan yang mempunyai sistem sumbu kartesian F y


dan G dipotong oleh sebuah bidang dengan sumbu F y (ambar 4.1)
sehingga :
G  

yG   (yG  23 )

FG   (FG  13 )


72

ambar 4.1. Cegangan


Bidang

 G <
 G   9 - 9   (F  y  )  

   <  ( F   y  )


G

1 1
  G  (F   vy  - v z  )   (2F     vy  - v2   

9 v  y  ) 9

1 1
  y   (y   v   - v z  )   ( y   v F - v2  

9  v2 y  ) 9
(1- <) 9
 F   <9    
     y
(1 <) (1- 2<)

(1  <) (1- 2<)


(1- <) 9 <9
 y     y    
  
(1  <) (1- (1  <) (1-

2<) 2<)
9 
  de  ngan 
 F y   1 2   y   1 2
2 (1 
 y
  Fy

<)
73

!alam bentuk matriks maka


hubungannya :

. (1 <)9 <9 +


,  )
(1v)(1 2v) (  v)(1 2v)
1
   , )   
<9
 

  y ,(1 v)(1 2v) ( (1
1 <)9
 2v) ) 
 ,
v)(1 )  
 
  
9 )    
 y  , ,   )  yy
,-
21( v ) )*)*
,-

b. Tegangan Bi*ang (Plane Stress)

;ada tegangan bidang maka seluruh tegangan pada salah satu sumbu sama
dengan nol.
;ada ambar 4.11 G  
 GF  
 Gy  

c" S#mmetrical Revolution

ambar 4.12 memperlihatkan jika sebuah benda berbentuk silinder diputar pada
sumbunya maka benda tersebut dapat di"akili oleh sebuah bidang. $arena
sumbunya merupakan sumbu simetri m a k a benda tersebut cukup di"akili
oleh bidang yang diarsir.

ambar 4.11. #egangan


Bidang
74

ambar 4.12. *ymmetrical


Ce<olution
7

=. K 4 I T E 4 I A $
%ILUR!  BATUAN

8.1. P E N D A 6 U : U A N

$riteria  failure  batuan ditentukan berdasarkan hasil-hasil percobaan


(eksperimen). 9kspresi dari kriteria ini mengandung satu atau lebih
parameter sifat mekanik dari
 batuan dan menjadi sederhana jika dihitung dalam 2 dimensi dengan asumsi
regangan
 bidang (plane strain) atau tegangan bidang (plane stress).

;ada tegangan bidang dua tegangan prinsipal (principal stresses) saja yang
 berpengaruh karena satu tegangan utama sama dengan nol. ;ada regangan
bidang jika
dipunyai 1  \ 2 \ 3 maka intermediate principal stress 2 merupakan fungsi
dari dua tegangan utama lainnya atau kriteria failure hanya berfungsi pada
dua tegangan utama tersebut (1  dan 3 ).

ambar .1 menunjukkan titik-titik dari permukaan relatif kekuatan


(strength) batuan yang diperoleh dari uji laboratorium yang biasa dilakukan.

- 8ji kuat tekan unconfined 


1    2  3  
 digambarkan oleh titik .

- 8ji kuat tarik 


1   2  3  - t digambarkan oleh titik #.

- 8ji triaksial
1  \ 2  3 digambarkan oleh kur<a /.
77

ambar .1. Cuang dari tegangan-tegangan hasil uji klasik di dalam mekanika
batuan

8.,. T E - 4 I M - 6 4 

#eori /ohr menganggap bah"a

- untuk suatu keadaan tegangan 1  \ 2  \ 3 (intermediate stress)


tidak mempengaruhi failure batuan

- kuat tarik tidak sama dengan kuat tekan.

#eori iri didasarkan pada hipotesa bah"a tegangan normal dan tegangan geser
yang
 bekerja pada permukaan rupture memainkan peranan pada proses failure batuan.

8ntuk beberapa bidang rupture di mana tegangan normal sama besarnya maka
bidang yang paling lemah adalah bidang yang mempunyai tegangan geser
paling besar sehingga kriteria /ohr dapat ditulis sebagai berikut

  f()

dan digambarkan pada ( 1 ) oleh sebuah kur<a pada ambar .2.
76

ambar .2. $riteria /ohr : 


 
f()

8ntuk keadaan tegangan 1  \ 2 \ 3 yang diposisikan pada bidang ( 1 )
terlihat
 bah"a lingkaran /ohr (1   3) mempengaruhi kriteria  failure.  /ailure 
terjadi jika lingkaran / o h r menyinggung kur<a / o h r (kur<a intrinsic) dan
lingkaran tersebut disebut lingkaran failure (ambar .2).

$ur<a / o h r merupakan envelope  dari lingkaran-lingkaran / o h r pada saat


 failure.
$ur<a ini tidak dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang sederhana
melainkan didapat dari hasil percobaan dengan menggambarkan en<elope dari
beberapa lingkaran /ohr pada saat failure  pada berbagai kondisi tegangan
(ambar .3).

$riteria /ohr juga dapat digunakan untuk mempeiajari kekuatan geser


( shear 
 strength) di dalam patahan kekar atau jenis-jenis diskontinuitas lainnya
(ambar 
.4).
7'

ambar .3. $ur<a /ohr sebagai envelope dari lingkaran-laingkaran /ohr


pada saat
 failure
7%

ambar .4. $ekuatan geser pada patahan

8.. K I 4 I T E 4 I A M - 6 4 2 3 - U : - M B

8ntuk mempermudah perhitungan di dalam mekanika batuan maka envelope


/ohr dianggap sebagai garis lurus. 5leh karena itu didefinisikan kriteria /ohr-
oulomb sebagai berikut (ambar .).

   J #
dengan :
   tegangan geser 

  tegangan normal
  kohesi
#  koefisien geser dalam dari batuan  tan 

/isalkan & dan ( adalah tegangan-tegangan utama ekstrim maka


kriteria
/ohr-oulomb dapat ditulis :
 1
  1

H1 
(1  ]
2
) 2
 ]  3H (1  ] 2
) 2
 ]  2
   

!ari persamaan (.1) dapat disimpulkan bah"a batuan dapat mengalami
rupture pada dua bidang dengan kondisi tegangan yang berbeda.
6

ambar .. $riteria /ohr-oulomb

;ersamaan (.1) dapat disederhanakan dan merupakan fungsi dari c (kuat


tekan) dan
t (kuat tarik).
 1

- $ondisi : 1  c 1 3  H (1  ]
1  )
2 2
]  2 
 
tekan  
 1

- $ondisi : 1   13   H #


(1  ]   )
2 2
 ] 
 
tarik #   2 
 1

 (1  ] 2
) 2

Hc 
H1  
  (.
 ] 1


(1  ]
2
) 2 2)
 
 ]
;ersamaan (.1) dapat ditulis
H1 H3
 1
Hc H1

=ika tan   # persamaan


(.2) dapat ditulis :

H 1 

c

sin  
H1

1  sin  
61

;ada bidang (()&


1 persamaan (.3) digambarkan oleh garis 9 , (ambar .)
tetapi
karena & \ (  kriteria digambarkan oleh gads $,. ilai & dan ( di m a n a
terjadi
 failure tedetak pada sudut B $ , dan sudut + $ , untuk kondisi tegangan di
mana tidak terjadi failure.

#eori ini memperkirakan bah"a c \ t  . 8ntuk #  1 artinya  4o maka


nilai c  
' t . 0asil uji kuat tekan dan tarik untuk berbagai jenis batuan
menunjukkan bah"a
 perbandingan c " t cenderung untuk lebih besar dari '.

*emakin besar perbandingan tersebut batuan bersifat semakin getas dan


cenderung mudah dipisahkan.

ambar .7. $riteria /ohr-oulomb (kasus


umum)

,aktor keamanan (safety factor) dengan menggunakan kriteria /ohr-oulomb


ditentukan berdasarkan jarak dari titik pusat lingkaran /ohr ke garis kekuatan
batuan (kur<a intrinsic) dibagi dengan jari-jari lingkaran / o h r (ambar .%).
,aktor keamanan ini menyatakan perbandingan keadaan kekuatan batuan terhadap
tegangan yang bekeda pada batuan tersebut.
62

ambar .6. $riteria /ohr-oulomb jika


  

ambar .'. $riteria /ohr-oulomb jika   ( pure cohesive


material) 
63

ambar .%. ;enentuan faktor keamanan

8.'. K 4 I T E 4 I A T E G A N G A N T A 4 I K M A K S I M U M

$riteria ini menganggap bah"a batuan mengalami failure oleh fracture  fragile
(brittle) yang diakibatkan oleh tarikan (tension)  jika padanya dikenakan
tegangan utama -3 yang besarnya sama dengan kuat tarik uniaFial (t) dah
batuan tersebut.
3  - t
64

=I DIST4IBUSI T E G A N G A N DI S E K I T A 4 T E 4 - > -
. NGAN

9.1. Di!tribu!i Tegangan Sebelu+ Dibuat


Terowongan

9., DIST4IBUSI T E G A N G A N DI S E K I T A 4 T E 4 - > - N G A N


. UNTUK 
K E A M A N ? A N G PA:ING IDEA:

8ntuk memudahkan perhitungan distribusi tegangan disekitar tero"ongan maka


digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. eometri dari tero"ongan


- ;enampang tero"ongan merupakan sebuah lingkaran dengan jari-jari C.
- #ero"ongan berada pada bidang horisontal.
- #ero"ongan terletak pada kedalaman 0 \ \ C (0 \ 2 C).
- #ero"ongan sangat panjang sehingga dapat digunakan hipotesa regangan
bidang ( plane strain).

 b. $eadaan batuan.


- $ontinu.
- 0omogen.
- Isotrop.

c. $eadaan tegangan a"al (initial stress) hidrostatik.

.    +
, )
,   
 )   2  0 dengan   density batuan 0 
- *
,   kedalaman
 )
#ymmetrcal revolution di sekeliling
5G.
6

ambar 7.1. $oordinat


*ilindrik 

ambar 7.2. ;erhitungan distribusi tegangan di sekitar


tero"ongan
67

$esetimbangan pada 5r
:
d 
      .dr. .2  , r  .d< 
  r .r.d     r  r  r  .dr  (r  d r) .d     .  
2 
 
 
 
  r   r
      
2

  .dr. d  , r   . d<
  r.r.d  .     r .dr d
 r .r d .  
r.   r .d  r. d   r . dr  d
.  

 r    
.    dan, .r d< dapat diabaikansehinga di dapat :    
2
. d 
  r 
  r   r    rr   
  dr   

$esetimbangan pada 5 G :
  .d s  (   d    ).ds  , .d<  
G G G G


   G .  , G . d< 
2


dG .d s  
G 
, G. d<  dapat diabaikan sehinga di dapat :  G      konstan
G
 
G

$esetimbangan tero"ongn
:

       
   r  

  (6.1) dan (6.2)


r  r 
 
    Gkonstan

;erpindahan dan regangan


:

+ B  radial
u  perpindahan
du
  r
 
 
+DBD
d r  + B
2 222 u) u
^_ 
 2 


66

9lastik Linier (0ukum


0ooke) :
  (   )
  r 

< r    
G
9  (   
 )
^_  9  
<9  9 r 
G


  <
^G  z9  (9  
 r )   
   v( G
 
  )  r    
  r 

  *ebelum penggalian *esudah


penggalian

ambar 7.3. $eadaan tegangan sebelum dan sesudah


penggalian

   r  
(     )r 
(1)                 r  r 

r 
(     )r  
       r r  
 r 
(  )r (  )r  r $ 
 2  r  r       2      r  2
r   r  r  r 
 

8ntuk r 
:
  r  
  r     7 

  62  

 62
  r       2
 r 
 62
         2
r
 
6'

ambar 7.4. !istribusi tegangan di sekitar tero"ongan

9.. D I S T 4 I B U S I T E G A N G A N D I S E K I T A 4 T E 4 - > - N G A N
UNTUK 
  T E G A N G A N A > A : T I D A K 6ID4-
STATIK 

a. 5   $ T E G A N G A N = E 4 T I K A : ) @ % h   $ T E G A N G A N 6 - 4 I S - N T A : ) 

ambar 7.. $ondisi tegangan a"al


uniaksial
6%

#egangan di sekitar lubang bukaan (tero"ongan dengan penampangnya


berbentuk lingkaran) diberikan oleh rumus di ba"ah ini (!uffaut 1%'l):
H< C 2 H<
   C 4
 C 4
 r  2 (1 r  2
) 2 (1 3 r 4 - 4 r 4 )cos
H< C 
2
H
    2  (1 
)
 < C 4
(1  3
2 )cos 2 2
2H r  4

C 4
  r    (1  3 2 4  2 )sin
<

r  2 C r 
2  
r 2

ambar 7.7 menunjukkan bah"a tegangan tangensial tidak lagi konstan pada
kontur lingkaran di mana :
    H (1
<  2cos 2 )
    H< untuk    
     untuk    3> 
    H < 7 untuk  
    2 H 3>  4
<

    3 H untuk    3> 


<
3 untuk   
3>  2

ambar 7.7.#egangan tangensial pada kontur sebuah tero"ongan berbentuk


lingkaran dengan tegangan a"al yang uniaksial (!uffaut 1%'1)
'

ambar 7.6. !istribusi tegangan pada sumbu simetri untuk tegangan


  a"al yang uniaksial (!uffaut 1%'1)

b. 5   $ T E G A N G A N = E 4 T I K A : ) @ % h  $TEGANGAN 6-4IS-
NTA:) @ 

ambar 7.'. $ondisi tegangan a"al


biaksial
'1

#egangan di sekitar lubang bukaan (tero"ongan yang berbentuk lingkaran)


menjadi (!uffaut 1%'l):

H <  Hh (1 C 2 ) H <  C 4


  r  H 2  C 4 2 (1  3r 4 - 4 )cos
h

r 2 2  r 4


    H <  2H h (1  C r )2  H < 
2 (1  3
Hh C 4 )cos
2

2  r 4
  r  H <  (1  C  4 2 )sin
   r 
 
Hh 3 2 2
C  2 r 4
2

#egangan tangensial pada kontur


lingkaran :

   3 H -h H
 
untuk    
   2 H
<

  h
untuk   3>  7
untuk    3 >4
    H <
Hh untuk    3> 
    2 H <
   3 H - H 3
  <
untuk   
h

3 >2

!apat dilihat bah"a semua tarikan (tensile) tangensial akan hilang jika eh
mencapai
harga <>3 dan untuk <  h semua <  2 < .

=ika tero"ongan tidak berbentuk lingkaran  kontur yang tidak isotrop


(kontur elips) maka tegangan ekstrim pada sumbu lubang bukaan seperti pada
#abel 7.1.
'2

#abel 7.1. #egangan 9kstrim pada sumbu lubang bukaan bebrbentuk elips (!
uffaut 1%'1)
'3

9.'.   D I S T 4 I B U S 1 T E G A N G A N DC S E K I T A 4 T E 4 - > - N G A N U N T U K  
  B A T U A N ? A N G TIDAK IS-T4-P $-4T6-T4-P)

!a la m hal elastik orthotrop di m a n a ada dua modulus yang tegak lurus 9 1


dan 92 untuk sistem pembebanan uniaksial distribusi tegangan tidak
dipengaruhi hanya deformasinya. =adi distribusi yang didapat dari perhitungan
sebelumnya tetap berlaku.

$etidakisotropan dari batuan sangat mempengaruhi kekuatan dari batuan


tersebut.
/isalnya kuat tekan dari batuan yang berlapis (schist) dapat ber<ariasi dari 1
sampai 1 kali lipat atau lebih dan merupakan fungsi dari arah perlapisan
(ambar 7.%).

ambar 7.%. $uat tekan dari sebuah batuan berlapis yang merupakan fungsi
dari sudut
  perlapisan
'4

*ebuah lubang bukaan dengan penampang berbentuk lingkaran dibuat di dalam


massa
 batuan yang berlapis (ambar 7.1) di mana kekuatan batuan tersebut
digambarkan seperti ambar 7.% yang mengalami tegangan hidrostatik.

 /ailure timbul pada kontur bagian tengah di mana sudut pertapisan dengan


kontur 4
sampai 6 (kuat tekan batuan rendah).

ambar 7.1. 9<olusi sebuah lubang bukaan berbentuk lingkaran di dalam


  massa batuan berlapis (!uffaut 1%'1)

,enomena ini akan diperburuk oleh tegangan prinsipal mayor yang tegak lurus
pada arah perlapisan. !aerah tarikan pada sebuah lubang bukaan (tegangan
adalah uniaksial) mempunyai pengaruh yang berbeda posisinya terhadap
perlapisan (ambar 7.11).

ambar 7.11. !aerah tarikan pada massa batuan berlapis (!uffaut


1%'1)
'

=ika tegangan uniaksial adalah <ertikal m a k a keadaan (a) dengan adanya


tarikan tangensial yang akan memisahkan>merenggangkan perlapisan tidak
begitu mempengaruhi kestabilan. *ebaliknya keadaan (b) tarikan tersebut pada
tiap-tiap lapisan sehingga dapat patah oleh lengkungan karena beratnya sendiri.

ambar 7.12. $uat tekan batuan schist pada tero"ongan di ; L # +


  LanouF W L?0ospitalet ;erancis (!uffaut 1%'1)
'7

+ntara nilai ekstrim 11 dan 72 / ; a <ariasinya adalah diskontinu. ilai


minimum antara sudut 2 dan 6 (ambar 7.12).
9<olusi dari kontur tero"ongan dalam dengan penampang berbentuk bulat
pada
 batuan schist  diperlihatkan pada ambar 7.13.

ambar 3. # ero"ongan di ; L # + LanouF-L?0ospitalet ;erancis (!uffaut 1%'1)

a. #ahap 1
,ailure oleh geseran ( shear ) timbul di sekitar titik + di mana kual
tekannya paling kecil kemudian berkembang sampai membentuk profil
B!.
 b. #ahap 2
#erbentuknya span yang tinggi ? daril lapisan batuan memungkinkan
terbentuknya rekahan pada dinding.

c. #ahap 3
Lengkungan dari lapisan yang dinyatakan oteh deformasi sudut 9
dengan
 bukaan yang membentuk baji (wedge) di 9. *esudah batuan yang hancur dibersihkan
maka kontur akhir ,? lebih stabil dad kontur semula (9?).
'6

9.8. DIST4IBUS1 T E G A N G A N DI SEKITA4 T E 4 - > - N G A N UNTUK 


B A T U A N ? A N G MEMPUN?All PE4I:AK:I P:ASTIK S E M P U 4 N A
DI SEKE:I:ING T E 4 - > - N G A N

/isalkan kur<a intrinsik batuan pada ambar 7.14 memotong lingkaran / o h r


yang menggambarkan tegangan pada kontur lubang bukaan dan peritaku
batuan sesudah kuat tekannya dilampaui dicirilkan oleh deformasi (strain)
tak berhingga (perilaku
 plastik sempurna).

ambar. 7.14. #egangan di sekitar lubang bukaan bulat untuk batuan elastik
  dengan tegangan mula-mula hidrostatik 

;embuatan lingkaran /ohr dapat menentukan tegangan pada dinding


(lingkaran /ohr untuk kuat tekan Cr   
 C  ).
!aerah elastik dibatasi oieh lingkaran yang berjari-jari C. +kibat darl tegangan
diserap oleh deformasi plastik pada daerah lingkaran sebelaih dalam. =ari-jari
CD dapat dihitung dengan membuat beberapa hipotesa (dihitung oleh
$atsner untuk sebuah kur<a intrinsic yang linier) (!uffaut 1%'1) :
C? C 
''

dengan:
C?  jari-jari daerah
plastik C  jari-jari lubang
bukaan
   3  
1  sin    

  
 
  sudut geser dalam
`  1  sin   tan 2   4

=ari-jari ini dapat tak terhingga untuk batuan yang tidak mempunyai kohesi
jadi kestabilan tidak mungkin dicapai tanpa penyangga (support). C u m u s di
atas dapat dipermudah jika diambil sudut geser dalam (  1%  +rc sin
1>3 sehingga `  2.

ambar 7.1. #egangan di sekitar lubang bukaan bulat dengan perilaku batuan
plastik 
  sempurna di sekelilingnya
'%

9.9. DIST4IBUSI TEGANGAN D1 SEKITA4 T E 4 - > - N G A N ?ANG


BE4BENTUK TIDAK BU:AT UNTUK KEADAAN ? A N G PA:ING
IDEA:

#abel 2 memperlihatkan distribusi tegangan pada garis keliling tero"ongan


dengan
 berbagai bentuk penampang tero"ongan dan berbagai keadaan tegangan mula-
mula untuk keadaan yang paling ideal.

#abel ini diambil dari simposium mekanika batuan di =epang tahun 1%74
dengan judul T*tudy on Internal *tress of Cock *tratum +round #unnel@..

h  tegangan horisontal sebelum penggalian tero"ongan.

<  tegangan <ertikal sebelum penggalian tero"ongan.

  tegangan tangensial untuk tiap titik pada garis keliling tero"ongan.
%

#abel 2. ;erbandingan tegangan  > < yang bekerja pada tiap garis


  keliling tero"ongan
%1

B A B =II. P E N G U K U 4 A N T E G A N G A N IN2SITU D A : A M M A S S A B A T U A N

;.1. P E N D A 6 U : U A N

;engukuran tegangan (stress) in-situ dapat mengetahui keadaan tegangan di


dalam massa batuan dan dapat menentukan antara lain parameter-parameter
penting untuk mengetahui perilaku (behavior) massa batuan di tempat asainya.

;engukuran ini mencakup kepentingan di berbagai bidang. !alam


bidang
 pertarnbangan dengan diketahuinya keadaan tegangan yang ada di dalarn
massa

 batuan dapat ditentukan ukuran lubang bukaan dan kestabilan di dalam tambang.
klasifikasi batubara in-situ memerlukan diketahuinya secara tepat besar
dan
 penyebaran tegangan di dalam massa batuan.

Bagi para geologi"an pencarian gaya-gaya tektonik dan akibat-akibat yang


ditimbulkannya tidak akan lengkap tanpa diketahuinya penyebaran teganga di
dalam struktur yang sedang

!alam bidang teknik sipil penentuan lokasi pembuatan sebuah tero"ongan


ataupun sebuah bendungan berdasarkan pada arah tegangan utama (principal
stress) regional.

;emecahan klasik yang biasa dilakukan untuk mengetahui keadaan tegangan di


dalam massa batuan tanpa dilakukannya pengukuran in-situ adalah dengan
menganggap H<  4
)
h

 
dG
G
dengan:tegangan <ertikal (<) pada massa batuan yang berada pada kedalaman
 bah"a
  h adalah
tertentu  sama dengan berat per satuan luas dari batuan yang berada di
kedalaman
atasnya G atau
  bobot
: isi

batuan
%2

*edangkan tegangan horiGontal (h) adalah isotrop dan


besarnya :
h  k. <
v
dengan k 
 1 
:
v
  v  nisbah
;oisson

8ntuk kedalaman (h) yang besar sekali maka keadaan tegangan pada
umumnya
menjadi hidrostatik yaitu k  1 dan h  j #etapi semua itu hanyalah
sebuah estimasi global dari kedaan tegangan yang ada di dalam massa batuan
yang didasarkan pada hipotesa yang sangat sederhana seperti : homogenitas
isotropi dan perilaku (behaviour) rheologi dari massa batuan. #egangan
residual dan tektonik kemungkinan ada di dalam massa batuan dan dapat
merubah keadaan tegangan yang ada. 5leh karena itu keadaan tegangan
yang sebenarnya dapat berbeda jauh dengan keadaan tegangan yang dihitung
secara teoritis.

#eori hanya dapat memberikan perkiman besaran intensitas dari tegangan yang
ada sedangkan hanya pengukuran tegangan in-situ yang dapat memberikan
keterangan mengenai orientasi dan besarny-- tegangan pada massa batuan di
ba"ah tanah.

!ari berbagai literatur terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan


metode-metode pengukuran tegangan in-situ. *eperti metode pengukuran
langsung (direct)  dan pengukuran tidak langsung (indirect). =uga metode
pengukuran absolut dan penglikuran relatif. #etapi kelihatannya yang terbaik
adalah klasifikasi
 berdasarkan tipe dari pengukuran yang dilakukan.

+dapun klasifikasi dari berbagai metode pengukuran tegangan in-situ adalah


sebagai
 berikut:
a. /etode yang didasarkan pada pengukuran yang dilakukan di sebuah
permukaan
%3

 b. /etode yang didasarkan pada pengukuran tekanan yang diperlukan untuk mengembalikan
tegangan yang dibebaskan : /etode flat jack .

c. /etode yang didasarkan pada pengukuran di dalam


lubang bor. i. /etode o<ercoring.
- sel yang mengukur tegangan
- sel yang mengukur perpindahan
- perpindahan radial
- perpindahan radial dan longitudinal.

ii. /etode hydraulic fracturing. 

;erlu diketahui bah"a interpretasi dari semua hasil pengukuran tegangan in-situ
untuk sernua metode yang telah disebutkan didasarkan pada hipotesa homogenitas
kontinuitas isotropi dan elastik linier. !i samping itu medan tegangan dianggap
homogen di sekitar tempat pengukuran dilakukan.

;.,. M E T - D E 4 - S E T T E D E F - 4 M A S 1

a. ;rinsip
;rinsip dari rosette deformasi adalah mengukur deformasi  superficial   pada
sebuah
 permukaan bebas di dinding massa batuan. !eformasi ini disebabkan
oleh
 pembebasan tegangan atau <ariasi tegangan.

 b. 0ipotesa
Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode ini berdasarkan
pada hipotesa :
1) #egangan bidang (plane stress) yaitu tegangan yang tegak lurus bidang
 pengukuran sama dengan nol.
%4

2) ;embebasan tegangan adalah total (seluruhnya). ;erhitungan dengan metode


elemen hingga menunjukkan bah"a diperlukan pemotongan sedalam 2 c m
untuk memperoleh pembebasan tegangan total.

3) ;erilaku (beha<iour) batuan adalah elastik linier. #egangan dihitung


langsung dari deformasi yang diukur dengan bantuan 0 u k u m 0ooke.

#. Pengukuran
;engukuran sebanyak delapan buah dipasang pada lingkaran yang berdiameter
2 c m (ambar 6.1). =arak antara titik-titik pengukuran tersebut diukur
sampai ketelitian 1 mikron. $emudian batuan di sekitar lingkaran digergaji
dengan menggunakan gergaji intan sedalam 2 cm sehingga tegangan
dibebaskan total.
#itik-titik pengukuran diukur lagi dan perpindahan yang disebabkan oleh
pembebasan tegangan dihitung. #egangan didapat dari (Bon<allet 1%67) :

o 
u o . ,  3  > 2.  3  >
  F
v.u r (1 2 ,  
u )2 
.v , 
  y 3  > 2 3 > 2 o o

r (1 
v.u . , 
v)2
 F y u 3   > 4 . ,3    > 4  v.u33  > 4. ,3 
  3  > 4 r (1 
v)
dengan :

9i  modulus deformasi untuk


  i ui  perpindahan radial

untuk   i r  jari-jari


rosette  1 c m
<  nisbah ;oisson

9i  dan < didapat daril hasill test di


laboratorium mekanika batuan.
/etode rosette deformasi sangat menarik karena pelaksanaannya cepat
tidak memerlukan peralatan yang canggih dan hasil yang didapat mendekati sebenarnya.
Besar tegangan utama dapat dihitung demikian juga arahnya terhadap sumbu
%

ambar 6.1. /etode 6osette deformasi


%7

;.. M E T - D E F : A T < A 3 K  

a. Prin!i

/otode ioni membebaskan sebagian tegangan yang ada di dalam massa batuan
dengan jalan membuat potongan pada batuan tersebut dengan bantuan gergaji
intan (ambar 6.3). #egangan yang dibebaskan ini akan menyebabkan tedadinya
deformasi yang dapat berupa perpindahan dari titiktitik pengukuran yang
dibuat. $emudian ke dalam potongan tersebut dimasukkan flat jack  agar
supaya perpindahan dari titik-fitik 
 pengukuran menjadi not. #ekanan di dalam flat jack  yang mengakibatkan
perpindahan not menggambarkan tegangan a"al (initial stress) di dalam massa
batuan.

b. 6iote!a

Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode flat jack


berdasarkan pada hipotesa :

1) ;erilaku (beha<iour) batuan adalah elastik re<ersible tidak perlu linier dan
batuan homogen.
2)#egangan pada dinding batuan tidak dipengaruhi proses penggalian.

3) #egangan yang diukur tegak lurus dengan potongan <ang dibuat atau tegak
lurus dengan  flat jack . !iharapkan bah"a arah tegangan ini mendekati
arah dari tegangan utarna.

#. Pengukuran

#itilk-titik pengukuran yang berupa baut besi dipasang dengan jarak 1 cm
masing-masing L1 L2  dan L3 (ambar 6.3). $emudian dibuat potongan pada
batuan dengan bantuan gergaji intan yang besamya hampir sama dengan
ukuran flat jack .
%6

$emudian titik-titik pengukuran diukur jaraknya. #entu saja jaraknya akan


bertambah
 pendek akibat adanya potongan (L1-NL1 L2-NL2 L3-NL3). *esudah pengukuran
selesai ke dalam potongan dimasukkan flat jack  yang berupa 2 lembar
potongan baja yang dijadikan satu dengan mengeias ujungnya (ambar
6.4). /lat jack  ini dipompa dengan pompa hidraulik sampai NL1 NL2 dan
NL3 menjadi nol yang berarti kembali ke keadaan semula. !alam kondisi ini
tekanan di dalam  flat jack   sama dengan tegangan yang dibebaskan yang
merupakan tegangan yang berada dalam massa
 batuan. $ekurangan utama dari metode flat jack  adalah karena pengukuran
dilakukan
 pada batuan yang sudah tidak solid lagi karena pengaruh proses penggalian
sehingga hasil pengukuran yang didapat tidak representatif.

#etapi kekurangan ini dapat diatasi dengan melakukan pengukuran pada


kedalaman tertentu artinya pada batuan yang solid. ;engukuran dilakukan dua
kali yang pertama
 pada batuan yang tidak solid kemudian dilakukan penggahan sampai kedalaman
3 cm dan pengukuran yang kedua ditakukan (ambar 6.4). #eknik yang
digunakan tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran selama penggergajian oleh
karena itu kur<a !1 (kur<a pembebasan tegangan pada saat penggergajian)
hanya dapat diduga seperti ambar 6.2.

*. Pengukuran Mo*ulu! De7or+a!i *engan Flat <a#k 

;erhitungan kestabilan pekerjaan di ba"ah tanah memerlukan diketahuinya


karakteristik elastisitas dari batuan terutama modulus deformasi.

 /lat jack  menghasiikan tegangan yang diketahui besarnya di dalam massa


batuan atau dapat dihitung pada daerah tertentu sehingga dengan mengukur
deformasi yang dihasilkan oleh tegangan tersebut modulus deformasi dapat
dihitung.
%'

ambar di atas menunjukkan perpindahan akibat


penggergajian

L  I1 J I2 J e
L  L  1I  I 1 I   
2
I  e  e
2

I1 I 2
dan  menggambarkan regangan elastik dari batuan demikian
I1 I2
juga
L D
dengan

L
D
Ne  perpindahan yang disebabkan oleh relaksasi dari batuan pada lubang
gergajian sesudah pembebasan tegangan.

5leh sebab itu kemiringan dari kur<a - yang diukur dari titik pengukuran L
tidak menggambarkan modulus deformasi karena regangan global yang diukur
termasuk relaksasi yang disebabkan oleh penggergajian. *ebaliknya tangent
dari bagian linier kur<a - yang diukur dari titik pengukuran L? adalah
sama dengan modulus

deformasi dengan faktor koreksi yang tergantung dari geometri potongan gergaji.
%%

ambar 6.2. $ur<e tegangan-regangan pada uji flat


jack 
1

ambar 6.3. ;rinsip uji flat


jack 
1
1

ambar 6.4. ;emasangan flat jack  dan titik-titik pada dinding


tero"ongan
1
2

ambar 6.. /etode  flat jack  pada kedalaman


tertentu
1
3

ambar 6.7. ;eralatan untuk melakukan pengukuran tegangan in-situ dengan


metode
  flat jack 
1
4

ambar 6.6. ontoh uji flat jack  di tero"ongan Co<e


(;erancis)
1

;.'. M E T - D E & ' ! R C & R I    

a.Prin!i

;rinsip dari metode o<ercoring adalah membebaskan seluruh tegangan yang


ada di massa batuan dengan cara o<ercoring. $emudian deformasi pada
batuan yang disebabkan oleh dibebaskannya tegangan tersebut diukur dengan
menggunakan sel.
!engan diketahuinya karakteristik deformasi batuan (dari uji laboratorium)
maka keadaan tegangan in-situ di dalam batuan dapat dihitung.

b.6iote!a

Batuan homogen dengan perilaku elastik re<ersible.

#. Pengukuran

8ntuk mengetahui keadaan tegangan di dalam massa batuan adalah dengan


mengukur arah dan besarnya tiga tegangan utama pada sebuah titik yang ditentukan.

*ecara teoritis perlu diukur paling sedikit enam tegangan yang berbeda untuk
dapat mengetahui keadaan tegangan (ambar 6.').

;engukuran tegangan dengan metode o<ercoring audalah pengukuran secara


tidak langsung. #egangan akan dibebaskan dengan pemboran o<ercoring yang akan
memisahkan inti batuan yang telah dipasang sel tertentu dari massa batuan
(.ambar 6.%). ;erpindahan yang merupakan fungsi dari tegangan dapat dihitung
dengan rumus-rumus yang banyak dibuat oleh para peneliti dan tiap rumus
berlaku untuk sel tertentu yang digunakan.
1
7

!engan menggunakan teori elastisitas linier isotrop maka perpindahan atau


tegangan yang diukur hanya pada dinding lubang bor artinya p  r di
m a n a r adalah jari-jari lubang bor (dalam sistem koordinat polar p  G).

8ntuk sel dari 8ni<ersity of Liege (Belgia) yang dapat mengukur perpindahan
radial dan longitudinal diperoleh hubungan sederhana sebagai berikut (ambar
6.%):

1) ;erpindahan longitudinal
r   
u r G  G< F  G< y
G G
 r H  4(1  v)sin .   4  (1  v) 

   
 9 H r  
y
cos .  
y
H

2) ;erpindahan
radial

u r  
1  2(1  v 2 ) cos 2  .   1
  2(1 v 2 )sin 2  .   v   4(1  v 2 ) sin 2

.   y
   y

75 6 5
 
 p
9
8
6
Berdasarkan pengukuran beberapa kah dari perpindahan radial dan longitudinal
(untuk 9) yang berbeda-beda) dapat diperoleh hubungan yang baik untuk dapat
memecahkan
 persaman matriks : Y/Z - *  (0ukum
8 0ooke)
dengan:

Y/Z  matriks yang elemen-elemennya hanya tergantung dari geometri sel dan

karakteristik mekanik batuan (9<).


*  matriks dari tegangan.
8  matriks dari perpindahandengan demikian tegangan utama dan arahnya
dapat dihitung.

$ e e n a m tegangan yang tidak diketahui secara teoritis hanya memerlukan e nam


 persamaan untuk menghitungnya.
1
6

ambar 6.'. *istem tegangan yang ada di dalam massa


batuan
1
'

8ntuk sel yang mengukur secara langsung tegangan dengan menggunakan


etensometer gauge (misalnya sel dari Leeman) pada dinding lubang bor
didapat hubungan antara tegangan F y G y
F FG dan tegangan yang
diukur pada dinding lubang bor (dalam sistem p 
 G yang berhubungan
dengan sel) sebagai berikut (Bertrand 1%'3) :

  (F J y ) W 2 (F - y )cos 2 - 4 Fy sin 2

 -  '(F J y ) cos 2 J 4 Fy sin 2   G

  - 2 Fy sin   2 yG scos

;engukuran beberapa kali tegangan normal atau tegangan tangensial untuk


berbagai arah akan menghasilkan hubungan yang cukup untuk memecahkan
sistem persamaan.

!ibutuhkan paling sedikit enam pengukuran.

a. Sel "ang M e n g u k u r Tegangan *engan Eten!o+eter G a u g e

(1) L e em a n dan 0ayes pada tahun 1%77 mempublikasikan prinsip pengukuran


dan toori dari sol yang dilengkapi dengan eFtensometer gauge yang berupa
tiga rosette. #iap rosette terdiri dari dua gauge yang saling tegak lurus (+
dan ) dan gauge yang ketiga (B) miring terhadap dua lainnya +  
 B 
 4   %).

$etiga rosettte yang diperkenalkan oleh Leeman merupakan harga  dari 



>2 dan
>4. *embilan angka tegangan diukur setiap kali pengukuran.
$esulitan penggunaan sel ini adalah cara penempelan etensometer gauge  pada
dinding lubang bor terutama kalau ada air.

(2) *el *IC5 (ommon"ealth *cientific U Industrial Cesearch 5rganiGation).


*el ini digunakan untuk lubang bor yang pendek (J 1 m ) yang dibuat dari
permukaan tanah atau dari dalam tanah (tero"ongan).
1
%

*el ini terdiri dari tiga rosette dengan sudut 12 yang masing-masing terdiri
dari tiga gauge yang dipasang pada sebuah tabung. !iperlukan lubang bor
dengan diameter 3' mm (9S). 5<ercoring dapat dilakukan dengan diameter
1 sampai 1 m m .

(3) *et dari #wedish #tate +ower 8oard . ;eralatan yang digunakan dapat
melakukan o<ercoring dengan diameter 67 m m sampai mencapai kedalaman
3 m. 8kuran set adalah !  37 mm panjang 4 m m . *el terdiri dari
tiga rosette dengan sudut 12 
yang masing-masing terdiri dari tiga gauge
yang dipasang pada selembar bahan yang dengan sistem tertentu dapat
menempel pada dinding lubang bor. !engan set in tidak dapat dilakukan
pengukuran selama o<ercoilng. 5leh karena itu pengukuran hanya dilakukan
dua kali yaitu sebelum dan sesudah o<ercoring untuk kesembilan gauge yang
dipasang.

b. Sel "ang + e n g u k u r erin*ahan

!i dalam praktek lebih mudah menggunakan sel yang mengukur perpindahan


dinding lubang bor terutama perpindahan radial "alaupun memberikan angka
yang rendah dengan dibebaskannya tegangan.

(1) *el yang hanya mengukur perpindahan radial lebih dikenal dengan set
8*B/ (8*. Bureau of /ines). *el tersebut memerlukan lubang bor
dengan diamater 3' mm dan terdiri dari tiga pengukuran diameterikal
dengan sudut 12. 5<ercoring dilakukan dengan !  1 m m dan
selama o<ercoring dapat dilakukan
 pengukuran. $edalaman dibatasi sampai puluhan meter. /etode ini mudah
dan hasilnya cukup baik 

(2)*et yang mengukur perpindahan radial dan longitudinal. *el dari 9niversity
of 
 2iege  yang dikembangkan oleh ,. Bonnechere dapat mengukur
sekaligus
11

ambar 6.%. ;enempatan dispositif pengukur perpindahan (*el 9niversity of


2iege)

;erpindahan longitudinal

r   
u r G  G< F 
G< y
G
 r H G 4(1  v)sin .   4  (1  v) 

   
 9 H r  
y
cos .  
y
H

;erpindahan
radial

75 1   v 2
) cos 2  51   v 2 )sin 2 
u  pr    9 6.   
 
 6.   v   4(1  v
 y
 y
  2
) sin 2

.  8
2(1 2(1

#itik-titik pengukuran ditekan ke dinding lubang bor (!67 m m ) dengan


menggunakan dongkrak. $ontak antara titik pengukuran dengan dinding lubang
bor dapat dijaga dengan baik selama pengukuran. :vercoring dilakukan dengan ! 
1 m m . *elama overcoring  dapat direkam 12 perpindahan secara kontinu.
111

(/odel dari C. Black"ood)

ambar 6.1. !eformasi radial dan deformasi longitudinal pada saat o<ercoring

;.8. M E T - D E 6 ? D 4 A U : I 3 F 4 A 3 T U 4 I N G

a. Prin!i
/etode ini dapat mengukur tegangan in-situ di dalam massa batuan dengan
cara menguji perilaku rekahan yang sudah ada atau rekahan yang baru
dibentuk dengan injeksi air sampai tekanan yang diperlukan untuk m e m b u k a
kembali rekahan tersebut di dalam sebuah lubang bor.
+nalisa dari data yang didapat (berupa debit air dan tekanannya) dapat
menentukan
 besarnya tegangan normal yang ada pada rekahan yang diuji.
!engan melakukan pengujian pada berbagai rekahan yang ada di dalam massa
batuan maka keadaan tegangan di dalam massa batuan dapat diketahui.
$elemahan hydraulic fracturing   adalah tidak dapat melakukan pengukuran
dengan
 presisi (ketelitian) yang tinggi dan tidak dapat mengukur tegangan yang kecil.
112

b. Peralatan "ang Digunakan $ G a + b a r ;.11)

/etode yang u m u m digunakan adalah double packer di dalam lubang bor


tanpa casing. yaitu mengisolir bagian dari lubang bor yang akan diuji
dengan dua buah
 packer.

;anjang dari bagian lubang bor yang diisolir biasanya antara 6 c m sampai
dengan 1 m tetapi dapat juga  atau 1 m (ambar 6.12).

!iameter lubang bor agar packer dapat dimasukkan adalah antara 7 sampai
dengan 12 m m dan batuan harus mempunyai kekuatan yang cukup.

;acker tersebut dapat bekerja sampai tekanan 4 / ; a dan dikembangkan


dengan
 pompa tekanan tinggi (debit kecil).

$ e dalam lubang bor yang sudah diisolir diinjeksikan fluida (pada u m u m n y a


air) dengan menggunakan pom pa tekan tinggi (pompa tripleks). #ekanan air
dapat mencapai puluhan / ;a . ;engendalian fracturing adalah dengan melihat
debit dan tekanan yang diberikan oleh indikator analogik atau numerik dan
pencatatan di kertas (pencatat 7 jalur).

+nalisis dari hasil yang diperoleh memerlukan keterangan dari orientasi rekahan
yang sudah ada ma up un rekahan yang baru dibuat. 5rientasi rekahan
tersebut diketahui dengan cara mengambil gambar dengan suatu alat (sistem
;ajari) seperti pada ambar 6.16 maupun memasukkan kamera # K ke dalam lubang
bor.
113

ambar 6.11. ;eralatan yang digunakan untuk uji hydraulic fracturing  skala


kecil
114

ambar 6.12. *istem doyble packer  untuk uji hydraulic fracturing  di dalam


lubang
 bor
11

#. K u r 5 a Tie Fra#turing

!ari ambar 6.13 dapat dibedakan dengan jelas :


- #ekanan fracturing(yang mempunyai hubungan dengan kuat tarik batuan);fr. 
- #ekanan pertambahan besar ;c.
- #ekanan penutupan sesudah pompa injeksi dihentkan ;f. 

!alam hal pengujian dilakukan di tempat yang sudah ada rekahannya kur<a
memberikan puncak (peak) dari tekapan pembukaan kembali yang kurang dari
puncak tekanan fracturing bahkan puncak tersebut tidak ada seperti ditunjukkan oleh
ambar 6.13b.

*. Intrerreta!i *ari U0i 6"*rauli# Fra#turing

;emboran mengakibatkan berubahnya distribusi tegangan di sekitar lubang bor.


8ntuk keadaan di mana tegangan utarna 2 3  pada bidang yang tegak lurus pada
sumbu lubang bor (dengan 2\3) tegangan tangensial   pada dinding
lubang bor mempunyai harga minimal 3 3 -2.

!engan mengambii     searah dengan 2 <ariasi   pada dinding lubang
bor disajikan pada ambar 6.14 (1) dan 6.14 (2) (Polff et al.)

!i lain nihak untuk    (teaanaan minimal) bertambah kecil sebagai


fungsi dari
2>3 ambar 6.14
(3). dengan :
  2 2  2
3 untuk 2>3  1

   2>3  3

 mempunyai harga
negatif (tegangan
tarikan) untuk
2>3 \ 3
117

ambar 6.13. *kema dari dua tipe perilaku batuan pada saat hydraulic
fracturing

ambar 6.14 (4) menunjukkan bah"a mulai dari jarak 2a (a  jari-jari


lubang) dari dinding lubang  hampir tidak berubah.
116

ambar 6.14. Interpretasi dari uji hydraulic


fracturing 
11'

0aimson memperkenalkan konsep tegangan efektif (effecti<e stress) yang


dinyatakan dengan tekanan fracturing :

;fr   - ;o p. (3 h - 0 J C#  - 2 ; 5 ) $ 


dengan:

 tekanan
;fr 
fracturing
;5
 tekanan pori air 
h   tegangan horiGontU mi nim um
 3
0  tegangan horiGontal m a F i m u m
 2
C  kuat tarik dalam hydraulic
fracturing
$  parameter yang menghubungkan efek dari tekanan pori
air dan
compressibility.

!i dalam batuan yang permeabilitasnya sangat kecil $ dapat dianggap 1


sehingga :
;fr    3 h - 0 J C#  - ; 5

=ika batuan tidak permeabel ;5  dan


;fr    3 h - 0 J C# 

!engan m e m b u k a lagi rekahan maka persamaan menjadi (dengan menganggap ;r  


;f 
- C#  ) : ;r    3 h - 0 

!engan diketahuinya tekanan penutupan ;f   dan tekanan pembukaan ; yang


ditentukan pada saat uji maka dapat ditentukan (paling tidak dari sudut
teori) :
h  ;f 

0  s ;f   - ;r 
11%

ambar 6.1. $ur<a hydraulic fracturing di dalam bituminous schist 

ambar 6.17. $ur<a hydraulic fracturing  uji dilakukan pada batu


  pasir  schisteu tegangan minimal % /pa pada bidang
perlapisan tegangan yang diukur adalah 2 / ; a
12

ambar 6.16. 5rientasi rekahan yang diambil dengan suatu alat (sistem
pajari)
121

=III. K : A S I F I K A S 1 M A S S A B A T U A N

(.1 P E N D A 6 U : U A N

/etode rancangan empiris berhubungan dengan pengalaman praktis yang


diperoleh dari proyek-proyek sebelumnya untuk mengantisipasi kondisi dari
lokasi proyek yang diusulkan

$lasifikasi massa batuan merupakan cikal bakal dari pendekatan rancangan


empeiris- dan digunakan secara luas di dalam rekayasa batuan. !alam
kenyataannya dibanyak 
 proyek pendekatan klasiflikasi digunakan sebagai dasar praktis untuk merancang
struktur di ba"ah tanah yang kompleks. $lasifikasi massa batuan tidak
diaunakan sebagai pengganti untuk rancangan rekayasa. #etapi harus
digunakan bersama-sama dengan metode obser<asi dan analitik untuk
memformulasikan secara menyeluruh rancangan yang rasional yang cocok
dengan tujuan rancangan dan kondisi geologi di lapangan.

#ujuan dari klasifikasi massa batuan adalah


a. /engidentifikasi parameter yang terpenting yang mempengaruhi perilaku
massa
 batuan.
 b. /embagi formasi massa batuan yang khusus ke dalam grup yang
memnpunyai
 perilaku sama yaitu kelas massa batuan dengan berbagai kualitas.
c . /emberikan dasar untuk pengertian karakteristik dari tiap kelas massa
batuan.
d. /enghubungkan pengalaman dari kondisi massa batuan di satu lokasi
dengan
 pengalaman yang ditemui di lokasi lain.
e. /engambil data kuantitatif dan pedoman untuk rancangan rekayasa
(engineering design).
f./emberikan dasar u m u m untuk komunikasi diantara para insinyur dan
geologi"an.
122

8ntuk mencapai tujuan tersebut maka sistem klasifikasi


harus : 1) *ederhana mudah diingat dan mudah
dimengerti.
2) *etiap istilah jelas dan terminologi yang digunakan dapat diterima secara luas

oleh enjinir dan geologist.


3)*ifat-sifat massa batuan yang paling significant diikut sertakan.

4) Berdasarkan pada parameter yang dapat diukur dengan uji yang cepat
rele<an serta murah di lapangan.
) Berdasarkan sistem rating yang dapat memberikan bobot relatif yang
penting pada
 parameter kiasifikasi.
7) !apat berfungsi untuk menyediakan data-data kuantitatif untuk rancangan
 penyangga batuan.

#iga keuntungan yang diperoleh dari klasifikasi massa batuan adalah :


a. /eningkat.kan kualitas dari penyelidikan lapangan (site in<estigation) dengan
meminta data masukan yang mi nim um sebagai parameter kiasifikasi.
 b. /emberikan informasi kuantitatif untuk tujuan rancangan.
c. ;enilaian reklayasa dapat lebih baik dan komunikasi dapat lebih efektif
pada suatu proyek.

$ebanyakan tero"ongan sekarang dibangun berdasarkan beberapa sistem


klasifikasi.
*eperti yang banyak digunakan dan yang paling baik diketahui adalah
klasifikasi
 beban batuan #erGaghi yang sudah diperkenalkan lebih dari 4 tahun yang lalu
(#erGaghi 1%47). *ejak itu klasifikasi dimodifikasi (!eere dan ka"an-ka"an
1%6) dan sistem klasifikasi baru diusulkan.
*istem ini memperkenalkan teknologi penyangga batuan yang baru yang diberi
nama rock bolt dan shotcrete yang digunakan di berbagai proyek seperti
tero"ongan ruang
 ba"ah tanah tambang lereng dan pondasi.
*aat ini terdapat berbagai sistem klasifikasi batuan seperlihat pada #abel '.1.
123

!ari berbagai sistem klasifikasi massa batuan yang ada enam yang perlu
mendapat
 perhatian khusus karena yang paling umum yaitu yang diusulkan oleh #erGaghi
(1%47) Lauffer (1%') !eere dan ka"an-ka"an (1%76) P ick ha m dan ka"an-
ka"an (1%62) Bienia"ski (1%63) Barton dan ka"an-ka"an (1%64). $lasifikasi
beban batuan #erGaghi (1%47) klasifikasi pertama yang diperkenalkan dan
digunakan di +merika
*erikat lebih dari 3 tahun telah dibuktikan dengan sukses untuk
penero"ongan dengan penyangga besi baja (steel support).

$lasifikasi Lauffer (1%') didasarkan pada hasil keria dari *tini (1%) dan
merupakan langkah maju dalam seni penero"ongan dengan diperkenalkannya
konsep #tand% up time dari active span di dalam tero"ongan dimana dapat
ditentukannya tipe dan jumlah penyangga di dalam tero"onan secara lebih
rele<an.

$lasifikasi dari !eere dan ka"an-ka"an (1%76) memperkenalkan indeks Cock 


uality !esignation (C!) yang merupakan metode yang sederhana dan
praktis untuk mendeskripsikan kualitas inti batuan dari lubang bor.

$onsep dari Cock *tructure Cating (C*C) dikembangkan di +merika *erikat


oleh P i c k h a m dan ka"an-ka"an (11%62 1%64) yang sistem pertama yang
memberikan gambaran rating klasifikasi untuk memberikan bobot yang relatif
penting dari
 parameter klasifikasi.

$lasifikasi geomekanika ( C / C system) diusulkan oleh Bienia"ski (1%63) dan


 system oleh Barton dan ka"an-ka"an (1%64) telah dikembangkan secara
terpisah dan kedua-duanya menyediakan data kuantitatif untuk memilih
penguatan tero"ongan yang modern seperti rock bollt dan shoterete.
124

#abel '.1. $lasifikasi massa batuan yang saat ini banyak


digunakan
Na+e o7 3la!! -riginator a n * 3ountr" Ali#ation!
i7i#ation Date o7 
1. C ock l oad #erGaghi 1 -rigin #unnels "
%47 8 *+ ith steel
2. * tand-up t Lauffer 1 +ustria support
ime %' #unneling
3.  ;acher e t a ll. 1 +ustria #unnelling
+!+ %74
4. Cock !eete e t a l. 1 8 *+ ore l
uality %62 ogging
designation Pickhman et al. 8 *+ tunneling
. C * C c 1%62 #unneling
oncept
7. C / C Bienia"ski *outh #unnels
system 1%63 +frica mines slopes
  Last modified 1%6%- ,
(eomechnanics 8*+ Pea<er 1%6 *outh oundations
  lassification) Laubscher +frica
1%66 5li<ier *outh Cippability
1%6% +frica /ining
hose and *outh P eatherabili
Caju 1%'1 +frica ty
/oreno #allon India oal
1%'2 et al. 1%'3
 akao * pai
=apan /ining
$endorski
*erafim andet ;ereira n
; #unneling
al. 1%'3
1%'3 8 *+
ortugal 0ard rock
onGaleG de * pai mining
Kallejo 1%'3 n #unneling
8nal 1%'3 8 pai
* *+ ,oundations
Comana n #unneling
1%' 8*+ Coof bolting
8*+ in coal
 *aen"dmabakn1 B!
mines
1%%'' Indi *lope
o rergeaestability
babililt
a oal mining
*mith 1%'7 iyty
6. - Kenkates"arlu an
 or" #unnels
oal mining
*ystem 1%'7 Cobertson ada
ay chambers
*lope
- system $irstenBarton
1%'' 1%'2 et *outh 9stability
Fca<abilit
eFtensions a$irsten
l. 1%64 1%'3 +frica y
'. * trenght-siGe ,ranklin 1 %6 *outh #unneling
%. Basic International *ociety +frica #unneling
geotechnical for Cock mechanics anada eneral
  1%'1 Pilliamson 1 8 *+ com m unicatio
description %'4 n
1. 8nified eneral
12

*istem  dikembangkan khususnya untuk tero"ongan dan ruang ba"ah tanah


sedangkan klasifikasi geomekanika "alaupun a"ainya dikembangkan untuk tero"ongan
dapat digunakan untuk rock slopes dan pondasi penilaian ground rippability
masalah-masalah di pertambangan (Laudbscher 1%66 hose dan Caju 1%'1
$endorski dan ka"an-ka"an 1%'3).

(.,. M E T - D E   R & C * L & % +   3 : A S S I F I 3 A T I - N

#erGaghi (1%47) memformulasikan metode klasifikasi rasional yang pertama


dengan menge<aluasi beban batuan yang tepat untuk merancang steel sets.
Ini merupakan
 pengembangan yang penting karena penyangga dengan steel sets telah digunakan
secara luas untuk penagalian tero"ongan batuan selama  tahun yang
lalu.
$lasifikasi ini hanya cocok untuk memperkirakan beban batuan untuk
tero"ongan yang disangga dengan steel arch tetapi tidak cocok untuk metode
penero"ongan yang modern dengan menggunakan shotcrete dan rock bolt.
*esudah mempelajari secara rinci ecil (1%6) menyimpulkan bah"a metode
#erGaghi terlalu u m u m untuk dapat menge<aluasi secara objektif kualitas
batuan dan tidak menyediakan informasi kuantitatif dari sifat-sifat massa
batuan.

ambaran utama dari klasifikasi #erGaghi diberikan pada gambar '.1 dan
dituliskan
;ada #abel '.2 dan '.3.

 ilai rock load di #abel '.2 digunakan untuk mendeskripsikan  ground


conditions jika tero"ongan terletak di ba"ah m u k a air tanah. =ika tero"ongan
terletak diatas m u k a air tanah rock load untuk kelas 4-7 dapat dikurangi
dengan  &. Ce<isi yang penting dari koefisien rock load klasifikasi
#erGaghi diberikan oleh Cose (1%'2) di dalam #abel '.2 yang
127

ambar '. 1. $onsep beban batuan tero"ongan oleh #erGaghi (1%47)

(.. K : A S I F I K A S 1   S T %  + , U P   T I M E

$lasifikasi tahun 1%' oleh Lauffer merupakan pondasi di dalam a"al kerja
dari geologi tero"ongan oleh *tini (1%) yang dianggap sebagai bapak dari
sekolah
+ustria untuk penero"ongan dan meanika batuan. *tini menekankan pentingnya
cacad struktur di dalam massa batuan. Lauffer mengusulkan stand-up time
untuk 
 berbagai active span yang dihubungkan pada berbagai kelas massa batuan.

+cti<e unsupported span adalah lebar tero"ongan atau jarak dari face
kepenyangga
 jika ini lebih besar dari lebar tero"ongan. *tand-up time adalah jangka "aktu
dimana tero"ongan dapat stabil tanpa penyangga sesudah penggalian. 0arus
dicatat bah"a

 beberapa faktor dapat mempengaruhi stand- up time seperti orientasi dari sumbu
tero"ongan bentuk penampang tero"ongan metode penggalian dan
metode
126

$lasifikasi a"al Lauffer tidak lama digunakan semenjak dimodifikasi beberapa


kali oleh enjinir +ustria terutama oleh ;acher dan ka"an-ka"an (1%64) yang
mempelopori pengembangan e" +ustrian #unneling /ethod (+#/).

0al utama yang penting di dalam klasifikasi Lauffer ;acher adalah


penambahan span tero"ongan akan mengurangi langsung stand-up time.

*ebagai contoh pada saat membuat pilot tunnel dengan  span  kecil dapat
berhasil menggali dengan full face di batuan yang kondisinya fair sedangkan
lubang bukaan dengan  span  yang besar di batuan yang sama dibuktikan tidak
mungkin untuk menyangga di dalam "aktu  stand%up timenya. 0anya dengan sistem
heading dan

 benching yang lebih kecil atau multiple drift penampang tero"ongan yang besar dapat
digali di kondisi batuan seperti ini.

$lasifikasi ini memperkenalkan  stand% up time  dan  span  sebagai parameter


yang rele<an di dalam menentukan tipe dan jumlah penyangga tero"ongan
dan ini akan mempengaruhi pengembangan yang lebih maju dari sistem
klasifikasi massa batuan.
12'

#abel '.2. 5riginal #erGaghi?s Cock Load lassification


(1%47) a b
4o#k # 4 o # k : oa* 6  $ 4e+ark!
on*ition 7t) Light l ining r euired o nly i f
1. 0 ard a nd i ntact ero s paling o r
2. 0ard stratified or -.  popping occurs
schistose B Light support maunly for
protection against spails. Load
3. /assi<e moderately -.2 B m a y change erractically from
jointed 4. /oderately blocky .2-3(BJ0t) point to point.
o s ide p ressure
and seamy (.3-1.1) (BJ Little or no side pressure
. Kery Blocky and seamy 0t ) onsiderable side pressure
7. ompletely crushed 1.1 (BJ 0t) softening effects of seepage
to"ard
 bottom of tunnel
reuire either continuous support
6. *ueeGing (1.1-2.1) (BJ for lo"er ends of ribs or
rock 0t ) circular ribs
moderate depth (2.1-4.) (BJ 0ea<y side pressure in<ert struts
'. *ueeGing 0t) 8 p t o 2  f reuired ribs
ircular circular ribs are In
are reuired
rock great depth t recommended
eFtreme cases use yielding
%. * "elling r ock irrespecti<e of the *upport
<alue
a
  +fter #erGaghi (1%47) of ( B J 0t)
 b
Cock load 0 p in feet on tunnel roof "ith "idth B (ft) and height 0 t  (ft) id depth of more
than 1. (BJ
0t )
c
!efinitions :

Intact rock contairs neither joints nor hair cracks. 0ence if it breaks it breaks across sound
rock. 5 n account of the injury to the rock due to blasting spalls m a y drop of the roof
se<eral hours or days after 
 blasting. #his is kno"n as a spalling condition. 0ard intact rock m a y also be encountered in
the
 popping condition in<ol<ing the spontaneous and <iolent detachment ofrock slabs from the sides
of roof.

*tratified rock consists of indi<idual state. "ith little or no resistance against seperation along
the
 boundaries bet"een strata. #he strata m a y or m a y not.

B e "eakned by trans<erse joint. In such rock the spalling condition is uite common.
/oderatelly jointed rock contain joints and hair cracks but the blocks bet"een joints are
locally gro"n together or so intimately interlocked that <ertical "alls do not reuire leteral
support. In rock a of this type both spalling and popping conditions m a y be encountered.

Block and seamy rock consist of chemically intact rock fragments "hich entirely separated from
each other and imperfectly interlocked. In such rock <ertical "alls m a y reuire lateral
support.

rushed but chemically intact rock has the character of a crusher run. If most or all of the
fragments are as: a small as fine sand gains and no recementation has taken place crushed
rock belo" the "ater table eFhibits the propeties of a "ater-being sand.

*ueeGing rock slo"ly ad<ances into the tunnel "ithout percetible <olume increase. +
capacity.

12%

#abel '.3. $lasifikasi Cock Load #erGaghi yang u m u m


digunakan a b

4 o # k 3 on*ition 4D 4 o # k l oa* 6  $ 4e+ark!


1.0ard a nd i %- 7t) * am e a s # erGaghi
ntact 1 ero (1%47)
2.0ard stratified %-%% -. B * am e a s # erGaghi
or  '- -.2 *
( am e a s # erGaghi
1%47
  schistose % B (1%47)
3./assi<e
m oderatell 6-' .2 B W .2 B
y  (BJ0 t )
 jointed
4./ 3- .2 B W .7 B #ypes 4 and 7
oderatelly 6 (BJ0 t ) reduced
 blocky 3- .7 B W 1.1 B  by about  & from
and 3 (BJ0 t ) #erGaghi <alues
seamy  1.1 B W 1.4 B because "ater table
. Kery blocky -3 (BJ0 t ) has little effect on
7a.and
*andseamy
and rock
(1#%e7load
r'G)aghi 1%47
gra<el
7. ompletely  +c 1.1 B W 2.1 B Brekke
6. crushed but
*ueeGing (BJ0 t )
chemically
rock * am e as #erGaghi
 +c 2.1 B W 4. B * am e as #erGaghi
intact
moderate depth (1%47)
(BJ0 t ) (1%47)
'. *ueeGing +c 8 p to 2 ft * am e as #erGaghi
rock great irrespecti<e of <alue (1%47)
depth of (BJ0 t )
%. *"elling rock

a
 +s modified by !eere et al. (1%6) and Cose (1%'2)
 b
 Cock Load 0 p in feet of rock on roof of support in tunnel "ith "idth
B (ft) and
height
0t (ft) at depth of more than 1.
(BJ0 t ) c ot applicable.
13

(.'. I N D E K S   R & C * - U % L I T .   D E S I G N A T I - N $4D)

Indeks C  ! telah diperkenalkan lebih dari 2 tahun yang lalu sebagai


indeks dari kualitas batuan pada saat informasi kualitas batuan hanya tersedia
dari deskripsi ahli geologi dan persentase dari perolehan inti (core reco<ery).
C  ! adalah modifikasi dari persentase perolehan inti yang utuh dengan
panjang 1 c m atau lebih. Ini adalah indeks kuantitatif yang telah digunakan
secara luas untuk menhidentifikasikan daerah
 batuan yang kualitasnya rendah sehingga dapat diputuskan untuk
penambahan
 pemboran atau pekerjaan eksplorasi lainnya.

8ntuk menentukan C! I*C/ merekomendasikan ukuran inti paling


kecil
 berdiameter S (46 m m ) yang di bor dengan menggunakan double tube
core
barrels.

0ubungan antara indeks C  ! dan kualitas teknik dari batuan adalah sebagai
4D Kualita! B atuan
berikut (!eere 1%7') :
Q 2 *angat jelek (<ery
poor)
2 W
 =elek (poor)
 W *edang
6 6 (fair) Baik
W % (good)
% - *angat baik
1 (<ery good)
131

ambar '.2. ;rosedur untuk pengukuran dan perhitungan C! (!eere


1%'%)

ording dan !eere (1%62) mencoba untuk menghubungkan faktor rock


load  #erGaghi dan memberikan tabel hubungan antara penyangga tero"ongan
dan C! (#abel '.4).
/ereka me ne muk an bah"a konsep rock load   #erGaghi harus dibatasi untuk tero"ongan
yang disangga dengan steel sets dan tidak dapat digunakan dengan baik untuk
lubang bukaan yang disanggah oleh rock bolt.

/erritt (1%62) menemukan bah"a C! dapat merupakan nilai yang penting di
dalam memperkirakan kebutuhan penyangga untuk tero"ongan batuan. /erritt
membandingkan kriteria penyangga yang didasarkan pada <ersi perbaikannya
sebagai fungsi dari lebar tero"ongan dan C! dengan yang diusulkan oleh
yang lainnya. Ini diringkaskan di dalam #abel '.4 yang dikumpulkan oleh !
132

#abel '.4. ;erbandingan dari C  ! dan kebutuhan penyangga untuk tero"ongan


dengan lebar 7 m   a
No. Suort P at e + B olt! Steel 4
or ib!
:o#al Bolt!
!eer et C!  C! -6 (light ribs
al C! 6 - -6 (1.- on on 1.-1.' m
1.' m spacing as
1
spacing) alternati<e to
C! 2- bolts)
 (.%- C 5 ! 2-
1. m (light to medium
ribs
on .%-1. m
spacing as alternati<e
ecil C! '2- C! 2-'2 to bolts)
(1%6) 1 (alternate< C  ! -2 (medium to
ely 4-7 hea<y
mm circular ribs o n .7 - .% m
/ C  ! 62- spacing)
C! -
sCho!t!
erri
) t(1%62 61 spacing)
23
C  ! -2 (ribs or reinforced
cre-te2)3
a
 !ata interpolated from /errit (1%62) by !eere shotcrete)
and !eere (1%'')
(1.2 -1.'
m
;almstrom (1%'2) mengusulkan jika(spacing)
inti tidak tersedia C  ! dapat diperkirakan
dari
 jumlah kekar-kekar (joints) per satuan <olume di dalam mana jumlah kekar per
meter untuk tiap kekar ditambahkan. $on<ersi untuk massa batuan yang bebas
lempung adalah :
C!  11 - 3.3 =<

=< adalah jumlah total kekar per m 3 .

Palaupun C! adalah indeks yang seuderhana dan murah tapi sendirian tidak
cukup untuk melakukan deskripsi yang baik dari massa batuan karena tidak
memperhatikan orientasi kekar keketatan (tightness) dan material pengisi.
Rang utama adalah sebagai
 parameter praktis yang didasarkan pada pengukuran persentase dari inter<al
batuan yang baik di dalam lubang bor.
133

(.8. K - N S E P 4 - 3 K   S T R U C T U R ! R%TI $4S4)

$onsep C*C model prediksi ground-support dikembangkan di +merika *erikat


pada tahun 1%62 oleh Pickham #iodemann dan *kinner. $onsepnya adalah
metode kuantitatif untuk mendeskripsi kualitas massa batuan dan untuk
memilih penyangga yang tepat. Ini merupakan sistern klasifikasi massa batuan
yang lengkap yang diusulkan sejak #erGaghi tahun 1%47.

$onsen C * C merupakan satu langkah maju dalam beberapa aspek pertama


merupakan klasifikasi kuantitatif tidak seperti #erGaghi yang kualitatif kedua
merupakan klasifikasi massa batuan yang menggabungkan banyak parameter
tidak seperti indeks C  ! yang hanya dibatasi pada kualitas inti ketiga merupakan
klasifikasi yang lengkap yang mempunyai input dan output tidak seperti tipe
klasifikasi Lauffer yang menghubungkan pengalaman praktek untuk
memutuskan kelas massa batuan dan kemudian memberikan output berupa stand
%up time dan span.

$onstribusi utama dari konsep C * C adalah mengenalkan sistem rating untuk


massa
 batuan. Ini adalah jumlah dari nilai bobot parameter indi<idu di dalam sistem
klasifikasi.

$onsep C * C memandang dua kategori u m u m dari faktor yang mempunyai


perilaku massa batuan di dalam tero"ongan : parameter geologi dan parameter
konstruksi.

;arameter geologi adalah a) tipe batuan b) pola kekar (jarak rata-rata


kekar) c) orientasi kekar (dip dan strike) d) tipe diskontinuitas e) major
fault shears dan folds f) sifat-sifat material batuan dan ) pelapukan atau
alterasi.

;embuat konsep ini menekankan bah"a dalam beberapa hal dapat


134

;arameter konstruksi adalah a) ukuran tero"ongan b) arah penggalian dan c)


metode
 penggalian. *emua faktor di atas dikelompokkan kedalam tiga parameter dasar
+ B dan  (masing-masing #abel '. '.7 dan '.6) yang secara bersama-
sama merupakan e<aluasi efek relatif dari berbagai faktor geologi pada syarat
penyangga.

$etiga parameter tersebut adalah :


;arameter + : ;enilaian u m u m dari struktur batuan
berdasarkan i. #ipe batuan asal (beku metamorf
sedimen).
ii.$ekerasan batuan (keras medium lunak
decomposed).
iii.*truktur geologi (masif sedikit dipatahkan>ditipat cukup dipatahkan>
dilipat secara intensif dipatahkan>dilipat).

;arameter B : 9fek pola diskontinuitas terhadap arah penggalian tero"ongan


 berdasarkan :
i. =arak kekar.
ii. 5rientasi kekar ( strike dan
dip). iii. +rah penggalian
tero"ongan.

;arameter  : 9fek aliran air


tanah berdasarkan :
iv. $ualitas massa batuan total yang disebabkan oleh kombinasi parameter +
dan B.
v. $ondisi kekar (baik sedang jelek).
iii. =umlah aliran air (dalam per minute per 1 feet di dalam
tero"ongan).
13

#abel '.. Cock #tructure 6ating  ;arameter +: !aerah eologi


8mum a

Igeneous 0ard / e dBasic


i u m C *oft
ock #!ecomposed
ype /assi<e *lightly /oderately Intensely
eological * tructure
/ethamorphi 1 2 3 4 or  ,aulted or  ,aulted
c 1 2 3 4 ,olded ,olded or ,olded
*edimentary 2 3 4 4
#ype 1 3 22 1 %
#ype 2 26 2 13 '
#ype 3 24 1' 12 6

#ype 4 1% 1 1 7

a
 +fter Pickhman et.al. (1%64)

#abel '.7. Cock #tructure 6ating  ;arameter B: ;ola $ekar +rah


;enggalian a
*trike t o + *trike I I t o + Fis
Fis !irection o f ! ri<e
+<erage !irection o f !
B ot ri<e Pith !i p Both Pith !i p
=oint
!iph of ;rominent =oints +gainst ! !ip of ;rominent
*pacing  b
=oints  b
,lat ip
!ipping Kertical !ipping Kertical ,lat !ipping Kertical
1. Kery closely % 11 13 1 12 % % 6
 jointed Q 2 in
2. losely 13 17 1% 1 16 14 14 11
 jointed 2-7 in
3. /oderately 23 24 2' 1% 22 23 23 1%
 jointed 7-12
in 32 37 2 2' 3 2' 24
4. /oderate to 3
 blocky 1-2 ft 3' 4 33 3 37 34 2'
. Blocky to 37
massi<e 2-4 ft
7. /assi<e \ 4 4 43 4 36 4 4 3' 34
ft

a
 +fter Pickhman et.al. (1%64).
 !ip : flat : -2 dipping : 2- and
 b

<ertical : -%.
137

#abel '.6. Cock #tructure 6ating  ;arameter  : +ir #anah $ondisi


$ekar a

* u m of ;arameters + J
+nticipated "ater
B 13-44 4-6
Inflo"
(%pm>1 ft) =oint
ood ondition ,air ;oor
,air ;oor ood  
 one 22 1' 12 2 22 1'
*light Q 2 g p m 1% 1 % 23 1% 14
/oderate 2-1 g p m 1 11 6 21 17 12
0ea<y \ 1 g p m 1 ' 7 1' 14 1
 +fter Pickhman et al. (1%64)
a

 =oint condition :good  light or cemented: fair  sligthly "eathered or


 b

altered : poor
se<erely "eathered aftered or open.

 ilai C * C untuk tiap seksi tero"ongan diperoleh dengan menjumlahkan bobot

nilai angka untuk tiap parameter.

C * C  + J B J  dengan nilai m a k s i m u m 1. C * C mencerminkan


kualitas massa
 batuan dengan kebutuhan akan penyangga.

=ilka digunakan tunnel boilng machine  ( # B / ) untuk menggantikan


metode

 penggalian dengan pemboran dan peledakan maka C * C harus dikoreksi dengan


menggunakan *djustment /actor  (+,) untuk berbagai diameter tero"ongan
sebagai
diameter %1 : +, 
 berikut : 1'
m diameter
: +, 
' m
1126
diameter 673
: +, 
m diameter 113
6 m
diameter 7 : + +, , 
m 11
1161
71
diameter  : +, 
m :11'3
+, 
m
diameter 4' :1117'
+, 
m 11'
diameter 3 : +,
m 12

136

/odel prediksi C * C dikembangkan terutama untuk penyangga steel rib. !ata


yang kurang telah tersedia untuk menghubungkan struktur batuan dan
penyangga rock bolt atau shotcrete. Bagaimanapun juga penaksiran
kebutuhan rock bolt dibuat dengan menganggap rock load terhadap kuat tarik
dari bolt. !iberikan hubungan untuk diameter rock bolt 2 m m dengan beban kerja
24. lb :

*pacing (ft)  24 > P


 
dengan " adalah beban batuan dalam 1 Ib>ft2.

#idak ada koreksi yang dapat ditemukan antara kondisi geologi dan
persyaratan shotcrete sehingga hubungan empiris di ba"ah ini disarankan :

t  1 J P > 12 atau t  ! (7-C*C>1)


dengan :
f  tebal
shotcrete (inch) P 
beban batuan Ib>ft2 
!  diameter
tero"ongan ft

ambar '.3 memperlihatkan kur<a untuk menentukan sistem ground-


support tipikal
 berdasarkan prediksi C * C yang menyangkut kualitas massa batuan sampai arah
 penggalian tero"ongan. $ur<a ini dapat digunakan untuk bentuk tero"ongan
bulat atau tapal kuda.

$onsep C * C adalah metode yang sangat berguna untuk memilih penyangga


steel rib untuk tero"ongan batuan. $onsep C * C tidak direkomendasikan untuk
memilih
 penyangga rock bolt atau shotcrete.
13'

ambar '.13 $onsep


C*C :
  $ur<a penyangga untuk tero"ongan berdiameter
63 m

(.9. Kla!i7ika!i Ge o +e ka n i ka $ S I S T E M 4 M 4 )

*istem C / C menggunakan enam parameter untuk mengklasifikasikan massa


batuan yaitu :
a. 8niaFial compressi<e strength of rock material.
 b. Cock uality !esignation
(C!). c. *pacing of
discontinuities.
d. ondition of
discontinuities. e.
round"ater conditions.
f. 5rientation of
discontinuities.

$arena parameter tersebut


a. Langkah pertama adalah dengan menghitung rating total dari lima
parameter yang terdapat di dalam #abel '.' sesuai dengan kondisi
lapangan yang sebenarnya.
13%

#abel '.'. ;arameter klasifikasi dan Cating


nya
P ara+ ete 4ange! o7 =a lue!
1 *trength ofr ;opint-load \ 1 4- 2-4 1- ,or th is lo " ra nge
 intact rock strength indeF  1 2 uniaFial
material (/pa) compressi<e test
8niaFial compressi<e \ 2  1-2 -1 2- is-preferred
1- Q 1
strength 2
Cating 1 12 6 4 2 1 
2 !rill co re  u ality %-1 6-% -6 2- Q 2 
Cating 2 16 13 '
*pacing o f d iscontinuities \ 2 m .7-2 m 2-7 m 7-2 m m Q 7 m
Cating 2 1 1 ' 
ondition of discontinuities Kery *ligthly *ligthly *lickensided
rough rough rough surfaces or
surfaces surface surface ouge Q 
not s s m m thick
continou *eparati *eparation
s o n Q Q 1 mm or
 o 1 mm *ligtly *eparatio
separati *ligtly "eathere n 1-
on "eathere d "alls mm
8n"eathe d "alls ontinous
red "all
rock 

Cating 3 2 2 1 
round Inflo" per 1 m  one Q 1 1-2 2-12 \ 2
"ater  #unnel length
(L>min)
C ati =oint "ater 
/ajor  Q . 1 .1-.2 .2-. \ . 
o  pressure
 princip
al
eneral stress om plet ! am p P e !ripping ,lo"ing
conditions el y t
C atin dry 1 6 4
g 1 

 b. Langkah kedua adalah menilai kedudukan sumbu tero"ongan terhadap jurus
( strike) dan kemiringan (dip) bidang-bidang diskontinuitas seperti yang
ditunjukkan oleh #abel '.%.

Tabel 8.9. Efek orientasi jurus dan kemiringan diskontinuitas di dalam peneroongan
*trike ;erpendicular to #unnel
aFis
!ip 4 !ri<e
-% " ith ! ip
!ip 4 -% !ip 4 -% !ip 2 -4
Kery f ,a<orable ,air 8nfa<orable
a<orable
!ri<e a giants ! ip
*trike ; arallel to # unnel Irrespecti<e of *
+ Fis
!ip 2 !ip 4 -% trike
-4 !ip - 2
Kery un
,air ,air
fa<orable
a
 /odified aftler Picckman et al.  
(1%62)
14

c. Langkah ketiga setelah menentukan kedudukan sumbul tero"ongan


terhadap
 jurus dan kemiringan bidang-bidang diskontinuitas maka ratingnya ditetapkan
 berdasarkan #abel '.1. Langkah ini disebut juga sebagai penyesuaian rating

(rating adjustment ).

#abe1'.1. ;enyesuaian rating untuk orientasi bidang-bidang diskontinuitas

*trike and !ip Kery ,a<orable ,air 8nfa<orable Kery


5rientation of  ,a<orable 8nfa<orable
!iscontinuities
#unnel and  -2 - -1 -12
0eadings mines
;oundations  -2 -6 -1 -2
*topes  - -2 - -7

d. Langkah keempat adalah menjumlahkan rating yang didapat dari langkah


pertama dengan rating yang didapatkan dari langkah ketiga sehingga
didapatkan rating total
sesudah penyesuaian. !ari rating total ini dapat diketahui kelas dari massa
batuan
 berdasarkan #abel '.11.

#abel '.11. $elas massa batuan yang ditentukan dari rating total
Cating 1'1 '71 741 421 Q 2
lass on I II III IK K
!escription Kery good ood ,air  ;oor rock Kery poor
 
rock  rock  Cock  rock 

e. Langkah kelima setelah kelas massa batuan diketahui m a k a dapat diketahui


stand-up lime dari massa batuan tersebut dengan span tertentu serta kohesi dan
sudut geser dalamnya seperti diperlihatkan oleh #abel '.12.
141

#abel '.12. +rti dari kelas massa


batuan.

lass no. I II III IK K


+<erage 2 yr for- 1 " k for- 1 " k for- 1 hror-2. m 3 min for
stand- 1 m span 1 m  span span m span 1
uptime
span
ohesion of \ 4  3-4 2-3 1-2 Q 1 
the rock
mass (k;a)
,riction \ 4  3-4 2-3 1-2 Q 1 
angle of the
rock mass
(deg)

Bienia"ski (1%67) memberikan hubungan antara "aktu stabil tanpa penyangga


(stand- up time) dengan span untuk berbagai kelas massa batuan menurut
klasifikasi geomekanika seperti diperlihatkan oleh ambar '.4.
0ubungan ini sangat penting sekali diketahui pada saat penggalian teroeongan.
142

ambar '.4. 0ubungan antara stand-up time dengan span untuk berbagai kelas
massa
  batuan

f. Berdassarkan pada $lasifikasi eomekanika ini Bienia"ski memberikan


petunjuk untuk penggalian dan penyangaan tero"ongan batuan dalam hubungan
dengan sistem C / C seperti diperlihatkan di #abel '.13.
;etunjuk ini hanya berlaku untuk tero"ongan di batuan dengan lebar 1 m
 berbentuk tapal kuda (horseshoe) tegangan <ertikal lebih kecil dari 2
/;a serta metode penggalian dengan pemboran dan peledakan.
143

#abe1 '.13. ;etunjuk untuk penggalian dan penyangga tero"ongan batuan


denga sistem
  C/ C
 

*upport
Cock bolts (2 m m
!ia fully routed)
Cock /ass 9Fca<ation *hotcret
lass Kery ,ull face
good rock  3 m ad<ance *teel *ets
1 enerally no support reuiredeFcept for occasional
C / C : '1-1 ,ull face spot
Locally bolts in  m m in cro" n
ood 1. -1. m ad<ance  bolting
cro"n 3 m long  one "here reuire
rock II omplete support spaced 2. m
C/C : 2 m from face "ith occasional
71-'
,air #op heading and mesh -1 m m  on
Cock III  bench *ystematic bolts in cro"n e
1.-3 m ad<ance 4 m long and 3 m m
C / C : 41- in #op heading spaced 1.-2 m in sides
7 ommence in cro"n and
support 1 m "alls "ith
;oor Cock IK from face *ystematic bolts 1-1 m m Light to
#op heading and 4- in cro"n and medium ribs
 bench  m long spaced 1 m m in spaced 1. m
C / C : 21- 1.-1. m ad<ance 1-1. m and sides "here C / C :
4 in #op heading. "all "ith "ire reuired
Install support in mash
cro"n
oncuratently
Kery ;oor "ith 9Fca<ation *ystematic bolts 1-2 m m / e d i u m to
Cock K 1 m from 4 m long in cro"n and hea<y ribs
C / C : Q 2 face spaced 1.-2 m 1 m m in spaced .6 m
/ultiple drifts in cro"n and sides and "ith steel
long spaced 1-1. "alls "ith "ire  m m on laging and
m heading. mesh. Bolt face forepolling if
Install support in<ert reuired.
*hotcrete + s soon
concuratently "ith
 possible
as
9Fca<ation. lose in<ert
after
 blasting

a
  *hape: horseshoe: "idth: 1 m Kertical stress Q 2 /pa construction:
drilling and
 blasting
144

ambar '.. memperlihatkan formulir data masukan yang akan digunakan


pada saat
 penyelidikan di lapangan untuk klasifikasi massa batuan.

ambar '.. ,ormulir data masukan untuk klasifikasi massa


batuan
14

(.;. K : A S I F 1 K A S 1 S I S T E M .

$lasifikasi massa batuan dengan sistem  didasarkan pada penilaian numersk

dari kualitas massa batuan dengan menggunakan enam parameter yang berbeda
a. C!.
 b. umber of joint sets.
c. Coughness of the most unfa<orable joint or
discontinuity. d. !egree of alternation or filling a
long the "eakest joint. e. Pater inflo".
f. *tress condition.

$ e e n a m persamaan ini dikelompokkan kedalam tiga kelompok hasil bagi

untuk memberikan massa batuan  secara total sebagai berikut:


="
C  ! =r  
 = n .  =. a * C ,

dengan :

C!  rock uality designation


= n   joint set number
= r     joint roughness number 
= a   joint alteration number
= "   joint "ater reduction number
* C ,  stress reduction factor 

$ualitas batuan dapat berkisar dari   1 sampai   1 pada


skala logaritmik kualitas massa batuan.
147

Pro!e*ur Kla!i7ika!i

#abel '.14 memberikan nilai numerik dari tiap parameter klasifikasi.

! u a parameter pertama menggambarkan struktur menyeluruh dari massa


batuan dan
 perbandingan kedua parameter tersebut adalah ukuran relatif dari blok.
;erbandingan
antara parameter ketiga dan keempat adalah indikator dari kuat geser inter-
blok (dari kekar-kekar). ;arameter kelima adalah ukuran untuk tekanan air
sedangkan parameter keenam adalah ukuran untuk:
a. Beban lepas didalam hal daerah geseran dan batuan lempung.
 b. #egangan batuan dalam hal batuan competent .
c. Beban s;ueezing  dan s"elling di batuan incompetent plastis.

;arameter keenam ini adalah parameter tegangan total. ;erbandingan antara


parameter kelima dan keenam menggambarkan tegangan aktif (active stress).

 ilai  dihubungkan dengan kebutuhan penyangga tero"ongan dengan


menetapkan dimensi eki<alen (eui<alent dimension) dari galian. !imensi
eki<alen merupakan fungsi dari ukuran dan kegunaan dari galian didapat
dengan membagi span diameter atau tinggi dinding galian dengan harga yang
disebut 9Fca<ation *upport Catio (9*C).

* p a n atau
!imensi eki< alen tinggi(m)
9*C 

#abel '.1 memperlihatkan harga 9 * C untuk berbagai lubang bukaan ba"ah
tanah serta tingkat keamanan yang dikehendaki.
146

#abel '.14. !eskripsi *istem  dan Cating-nya ;arameter C! =n = r
=a *C, =".
4 o # k ualit" De!ignation $4D)
<ery -2  ote:
poor 2- (1)Phere C ! is reported or
,air   measured as  1 (including
,air  - ) a nominal <alue of 1
ood 6
%- is used to
e<aluate  in euation (.1).
9 Fcellen 6-
1  (ii) C ! inter<als of  
t % i.e. 1%% etc are
sufficiently accurate.
 1oint set number  ote :
/assi<e none or fe" 1n  
(i) ,or intersection use (3. F =n)
joints 5 n e joint set .-
5 n e joint set plus 1. 2
(ii) ,or portals use (2. F=n)
random # " o joint sets 3
# " o joint sets plus 4
random #hree joint sets 7
plus random %
,our or more joint sets 12
random 1
hea<ly jointed 2
Tsugar cube@  1oint 6ughness
etc. <umber 1r   ote :
rush rock (i) + d d 1. if the mean
earthlike spacing of
(a) Cock "alljoint Cough or
!iscontinuos 4 the rele<ant joint set is
contact undulating
irreguler joint 3 greater than 3 m
(b) Cock8ndulating
*mooth "all 2.  ote :
contact
*lickensided 8ndulating rough 1. (ii)=r   . can be used for
before 1-
or irreguler planal 1. planer slickensided joints
*moothcm planar 1.  b
ha<ing 1 lineations pro<ided
shear 
*lickensided . the lineations are fa<orably
orientied
(iii)!escriptions B to 
refer to small-scale features
and intermediate-scales
(c) o rock "all con tact features in that order.
"hen sheared
one containing clay
minerals thisc:k
enough to pre<ent rock "all 1. b
contact
sandy gra<elly or crushed Gone 1. b
thick enuogh to pre<ent rock "all
contact =oint +lteration umber   r  
(a) rock "all contact =a (approF)
+.#ightly healed hard .6
nonsoftening impermeable 
filling i.e. uartG oe epidote
B. 8naltered joint "alls 1. 2-
surface staining only  3
. *lightly altered joint 2. 2-
"alss.  3
sandy particles clay
free disintegrated
rock etc 3. 2-
!.*ilty or ssandy clay  2
coatings small

14'

clay ,raction (nonsoftening)


9. *oftening or lo"-friction 4. '-17
clay 
mineral coatings i.e.
kalinite
mica. +lso chlorite talc
gypsum and graphite etc.
and small
uantitlies of s"eliing clays
discotinuous) 4. 2-
(b) Cock "all contact before 1  3
-21-mrn shear  7. 17-24
,. *andy particles clay 
free disintegarated
rock etc. '. 12-17
.*trongly o<er consolidatetd 
nonsoftening clay mineral
fillings (continuous Q  m m '.- 7-12
in thickness). 12.
0. / e d i u m or lo" o<er-
consolidaition softening clay
mineral fillings. (ontinuous Q
 m m in thickness).
=. *"elling clay fillings i.e.
montmorillonite (continuous Q 7. '. or '.- 7-24
mm 12.
in thickness). Kalue of =a depends on
 percentage of s"elling clay siGed .
 particles and access to "ater 
etc.
(c) o rock "all contact 1. 13. or 13.- 7-24
"hen sheared. 2.
$.ones or bands of
disintegrated or
crushed rock and clay (see .
0. =. for description or of clay
condition).
L.ones or bands of silty or
sandy clay small clay
fraction (nonsoftening).
Stre!! 4e*u#tion Fa#tor $S4F)
/.#hick continuous Gones or
 ote
bands
(i) Ceduce these * C , <alue
of clay (see . 0. =. for
by 2-& if the rele<ant
description of clay condition)
shear Gones only influence
  ote :
but do not intersect the
(1) Kalues of  are intended as
eFca<ation
an approFimate guide to
mineralogical
1
 properties of the alteration
.
products if p resent
properties
of the alteration roducts if .

present (a) Peakness Gones
2.
intersecting 
eFdcias<inateiognra \te d rmoc)k.
(depth of
!. /ultiple-shear Gones in
competent rack (clay free)
loose surrounding
14%

rock (a ny de pth) 6.
9. *ingle-shear Gones in 
competent rock (clay free)
(depth of eFca<ation   .
m). 
,. *ingle-shear Gones in
competent rock (clay free) 2.
(depth of 
eFca<ation \  m).
. Loose open joints hea<ily
jointed .
or Tsugar@ cube etc (any  (ii) ,or strongly anisotropic
depth). (b) ompetent rock t>1 2. stress field (if measured):
  c>1 
rock stress \ 13 
" h e n c>1  
1reduce c and
 problems \ 2
 
=. / e d i u m stress   2-1 13-
0. t  to .' c and .'
$. L0igh-stress
.77 o " stress near
<ery surface
tight
t "hen
structure (ussually fa<orable
c>1  \ 1 reduce c and
to
t to
stability m a y be unfa<orable to
"all stability) .7 c and .7 t ("here c  
unconfined structure (ussually
fa<orable to compressi<e
strenght
  1- .77-.33 .- t tensile strenght (point load)
L. /ild rock burst (massi<e 2. 1 and 3  major and minor
rock)
  -2. .33- -
/ . 0ea<y rock burst.17 (massi<e rock) 1  principal stresses)
  Q2. Q.17 1-
  (c) *ueeGing rock: plastic flo" 2-
of incompetent rock under the
influence of high rock pressures
 . /ild sueeGing rock pressure -1
. 0ea<y sueeGing rock 1- (iii) , e " case records
pressure 2 a<ailable "here depth of
  (d) *"elling rock:chemical cro"n belo" surface is
s"elling less than span "idth.
acti<ity depending on presence of *uggets * C , increase from
;. "ater 
/ ild s "elling r ock p -1 2. to
ressure 1-  for such cases (see 0)
C. 0ea<y s"elling rock 1
<oint > a t e r 4e*u#tion Fa#tor
pressure =" + pproFim at
<w
e "ater
;
ressure
+. !ry eFca<ations or minor inflo" 1. Q1(kg>m2) ote :
ie.: (i) ,actors -, crude
estimates.
B. L>min locally / e d i u m inflo" or .77 1.-2. Increase = " if drainage
 pressure occasional out"ash of joint measure
are installed.
fillings.
. Large inflo" or high pressure in . 2.-1. (ii) *pecial problems caused
by
competent rock "ith unfilled joints ice formation are not
considered.
 
!. Large inflo" or high .33 2.-1.
.2- \
9.  p9rFesesputiroen aatl lbyl .1 1.
.1- \
. 1.
ahsifginhg in dfleoc"a yoinr g"

"atietrh. time
1
,. 9Feptionally high inflo" or

"ater

 pressure continuing
"ithout noticeable decay.
a
 +ffer Barton et al.
(1%64).
 b
 orninal
1
1

#abel '.1. 0arga


9*C.
E#a5ation 3 ategor" E S4 No. o 7 3
+. #e mporary m ine op 3- a!e!
enings B. Kertical shafts 2
ircular 2.
Cecatanguler>suare 2.
section 
.section
;ermanent mine openings "ater tunnels for  '3
hydropo"er (eFcludinghigh-presssure 1.
;enstock) 7
 pilot tunnels drifts and headings for
large eFca<ations 1. 2
!. *torage ca<erns "ater treatment paints minor 3 
high"ay and railroad tunnies surge chambers
acces tunnels. 1. 63
9. ;o"er stations major high"ay or railroad 
tunnels ci<il defense chambers portals  2
intersections. .'
,. 8nderground nuclear po"er stationsrailroad
stations
  factories.antara indek  dan dimensi eki<alen dapat menentukan ukuran
0ubungan
penyangga yang sesuai seperti diperlihatkan oleh ambar '.7. Barton dan
ka"an-ka"an (1%64) menyediakan kategori penyangga sebanyak 3' buah
yang memenuhi syarat untuk 
 penyangga permanen seperti diberikan oleh #abel '.17 sampai #abel '.2.

8ntuk menentukan penyangga sementara (temporary support) indeks 


ditambah menjadi   atau 9 * C ditambah menjadi 1 9*C.

0arus dicatat bah"a panjang baut batuan (rock bolt) tidak ditentukan di
dalam #abel '.17 tetapi panjang baut
  2 tersebut
.1
(L) ditentukan dari
L
persamaan :  B
9 * C 
dengan B adalah lebar lubang
bukaan.
1
2

=ika jumlah joint set kurang dari tiga persamaan tersebut


menjadi :
;roof  2>3 =n1>2 =r -1  -1>3

Palaupun sistem  melibatkan sembilan kelas massa batuan dan 3' kategori
 penyangga ini tidak terlalu rumit.
Beberapa pemakai sistem  menggarisba"ahi bah"a skala logaritma terbuka 
 ber<ariasi dari 1 sampai 1 yang dapat meyebabkan kesuliatan. +kan
lebih mudah dengan menggunakan skala linier sampai dengan 1.

ambar '.7. 0ubungan antara dimensi eki<alen dengan kualitas massa


  batuan (Barton dkk 1%64)
1
3

#abel '.17. *istem  : 8kuran penyangga untuk kisar  dari 1


sampai 1 a3 on * ition
S u ort San San T"e o7 Note!
Pb
 3ategor" al E S 4 Suort $T ab l
C!>=
Fa#tor!
n =r >=n  $+) $kg#+ ),
ES4 
$+) e
1-4 Q  .1 2-4
1c 8.9)
sb(utg)
24   1-4 Q  .1 3-7 sb(utg)
3c  c
  1-4 Q  .1 47-' sb(utg)
  1-4 Q  .1 7-1 sb(utg)
cc
4-1 . 12-3 sb(utg)
7  4-1 . 1%-4 sb(utg)
c 4-1 . 3-7 sb(utg)
4-1 .2 4'-'' sb(utg)
6  1-4 2  sb(utg)
c .2 '.-1%
Q 2 B(utg) 2.-3m
 c
1
'  1-4 3  B(utg) 2-3m
c Q 3 .2 14-3 B(utg) 1.-2m
Jclm
% c 1-4 3  B(tg) 2-3m
11 c
Q 3 .2 23-4' B(tg) 1.-2m
Jclm
1-4 3  B(tg) 2-3m
12 c Q 3 .2 4-62 B(tg) 1.-2m
Jclm
13 4-1  1  1. . sb(utg) I

 1 Q 1. B(utg) 1.-2m I
Q 1  1. B(utg) 1.-2m I
Q 1 B*((mutrg))  I
14 4- 1  %- B(tg)
1-.11-.- I
 c2mJ
1 Q . 23 2mJclm B(tg) II
1
1  1.-2m J*(mr) I

-1cm1.mJ clm
B(utg) III
 III
4-1 \ 1  1 . 1-4 B(tg) 1 .-2mJclm I II
1
Q IK
 1 1. B(tg) 1.-2m I II
IK
17cd J*(mr) -1cm
4-1 \ 1 . 3-7 B(tg) 1 .-2mJclm I K
KI
 1 B(tg) 1.-2m I K
KI
J*(mr) 1-1cm
a
  +fter Barton et.al.
(1%64)
c
 b
+pproF
5riginal authors estimates of support. Insufficient case records a<ailable for reliable
estimation of support reuirements. #he types of support to be used in categories 1-' "ill depend
on the blasting techniue smooth blasting and through m a y remo<e the need for support
Cough-"all blasting m a y
results in the need for single applications of shotcrete especially "here the eFca<ation
height is \ 2 m. ,uture case records should differentiate categories 1-' m $ e y : sb 
spot bolting B  systhematic
nolting (utg)  untensioned grouted (tg)  tensioned eFpanding-shell type for competent
rock masses grouted post-tensioned in <ery poor uality rock masses *  shotcrete (mr) 
d mesh-
  *ee note SII #able
.reinforced
7. clm  chain-link mesh +  cast concrete arch (sr)  steel-reinforced. Bolt
spacings are gi<en in meters (m). *hotcrete or cast concrete arch thickness is gi<en in
centimeter (cm).
1
4

#abel '.16. *istem  : 8kuran penyangga untuk kisar  dari 1


sampai 1 a
Suort  3on*itional San Pb San T"e o7 Note!
FFa#tor! E S 4 E S 4 Suort $T ab l
3 ategor   $kg#+,)   e
C!>=n =r >  $ $ 8.9
" 16 1-4 \ 3 1. 3.-% sb(utg) I )
+ ) + )
=n1  3 B(utg) 1-1.m I
Q 1  7 B(utg) 1-1.mJ* 2-3 c m I
Q 1 Q 7 *(2-3) c m I
1' 1-4 \   1 1. 6-1 B(tg) 1 -1.mJclm I III
\  Q 1 B(utg) 1-1.mJclm I
   1 B(tg) 1-1.mJ * 2-3 c m I III
  Q 1 B(utg) 1-1.mJ * 2-3cm I
1% 1-4  2 1. 12-2% B(tg) 1-2m J*(mr) 1- I II
IK
1cm
Q 2 B(tg) 1-1.m J*(mr) - I II
1cm
2c 1-4  3 1. 24-2 B(tg) 1-2m J*(mr) 2- I K
KI
2cm
Q 3 B(tg) 1-1.m J*(mr) I II
IK
1-12cm
21 4-1  12 .  .6 1. 2.1-7. B(utg) 1 m J * 2-3 c m I
Q 12. Q .6 * 2.- c m I
\ .6 B(utg) 1 m I
22 4-1 \ 1  \ 1
. 1. 4.- B* (2u.tg-)6 1. m cJm I
1Q3  11. clm
Q 3  1. B(utg) 1 m J*(mr) I
2.-
cm
23  3 B(utg) 1 m I
4-1  1 1. '-24 B(tg) 1-1. m JJ*(mr) IIIIKKI
Q 1 1-1cm
B(utg) 1-1. m J*(mr) I
-1cm
24 cd 4-1  3 1. 1'-47 B(tg) 1-1. m J*(mr) IKKI
Q 3 1-3cm
B(tg) 1-1. mJ*(mr) IIIIK
1-1cm

a
  +fter Barton et.al.
(1%64)
 b
+pproF
c
*ee note SII in #able
.7
d
  *ee footnote c in #able
.2
1

#abel '.1'. *istem  : 8kuran penyangga untuk kisar  dari 



sampai 1 a

Suort  3on*itional F a#tor! San Pb San T"e o7 Suort Note!


3ategor" C!>=n =r >=n ES4  $kg#+,) ES4  $Table 8.9)
$+) $+)
2 1.-.4 \ 1 \ . 2.2 1.-4.2 B(utg) 1 m J m r or clm I
 1 \ . B(utg) 1 m J * (mr)  c m I
 . B(tg) 1 m J * (mr)  c m I
27 1.-.4 2.2 3.2-6. B(tg) 1 m J * (m r)  KIIISSI
-6.
cm
B(utg) 1 m J * 2.- c m I IS
26 1.-.4  12 2.2 7-1' B(tg) 1 m J * (mr)6.- I IS
1cm
Q 12 B(utg) 1 m J * (mr) -6. I IS
cm
\ 12 + 2-4 c m J B KIIISSI
(tg)
1m
Q 12 * (mr) 1-2 c m J B KIIISSI
(tg)
1m
2' d 1.-.4  3 3. 1-3' B(tg) 1 m J * (mr)3-4cm IIKKIS
 2 Q 3 B(tg) 1 m J * (mr)2-3cm IIKKIS
Q 2 B(tg) 1 m J * (mr)1-2cm IIIIS
+ (sr) 2-1 c m J I<KIIISSI
B
(tg) 1 m
2% .4-.1 \  \ .2 3. 1.-3.1 B(tg) 1 m J * 2-3 c m
  \ .2 B(utg) 1 m J * (mr)  c m
 .2 B(tg) 1 m J * (mr)  c m
3 .4-.1  3. 2.2-7 B(tg) 1 m J * 2.- c m IS
Q  * (mr) -6. c m IS
B(tg) 1 m J * (mr)-6. KIIISSI
cm
31 .4-.1 \ 4 3. 4-14. B(tg) 1 m J * -12. c m IS
 4 1. * (mr) 6.-2 c m IS
Q 1. + 2-4 c m ISS
JB(tg)1m
+ (sr) 3- c m J B KIIISSI
(tg) 1 m
31 d
.4-.1  2 3. 11-34 B(tg) 1 m J * (mr)4-7cm IIIKISSI
Q 2 B(tg) 1 m J * (mr)2-4cm IIIKISSI

a
  +fter Barton et.al. (1%64)
 b
+pproF
c
,or key refer to #able .2
footnote c
d
  *ee note SII in #able .7
1
7

#abel '.1%. *istem  : 8kuran penyangga untuk kisar  dari 1


sampai 1 a
Suort  3on*itional S a Pb S a T"e o7 N ote
,
n n Suort !
E$ $kg#+ E$ $Table
3at"egor C!>F=n a#tor!=r  n
33 .1-.1  2 ) 7 1.-3.% B(tg)1mJ* (mr) 2.- 8.9)
IS
>=
+S4)   +S4)   cm
Q 2 * (mr) -1 c m IS
* (mr) 6.-1 c m KII S
34 .1-.1  2  .2 7 2.-11 B(tg)1mJ* (mr) -6. IS
cm
Q 2  .2 * (mr) 6.-1 c m IS
Q .2 * (mr) 1-2 c m IS
+ (sr) 2-7 c m J KIIISSI
B(tg)1m
3 d .1-.1  1 7 7.2-2' B(tg)1mJ* (mr)3- IIISSI
1cm
 1 + (sr) 7-2 c m J KIIISSIII
B(tg)1m
Q 1 B(tg)1mJ* (mr)2-6cm ISSIII
Q 1 + (sr) 4-1 c m J KIIISSIIII
B(tg)1m
37 .1- 12 1.-2. * (mr) 1-2 c m IS
.1 * (mr) 1-2 c m J KIISSI
B(tg).-1.m
36 .1- 12 1.-7. * (mr) 2-7 c m IS
.1 * (mr) 2-7 c m J KIISSI
B(tg).-1.m
3' d
.1-  1 12 4.-2 + (sr) 1-3 c m IS
.1  1 + (sr) 1-3 c m J KIIISIISI
Q 1 B(tg)1m
Q 1 * (mr) 6-2 c m IS
* (mr) 6-2 c m KIIISIIISI

a
  +fter Barton et.al. (1%64)
 b
+pproF
c
,or key refer to #able .2
footnote c
d
  *ee note SII in #able .7
e
  *ee note SIII in #able .7
1
6

#abel '.2. *istem : 8kuran penyangga - atatan tambahan

I.,or cases of hea<y rock bursting or Tpopping@ tensioned bolts "ith enlarged bearing
plates often used "ith spacing of about 1 m (occasionally d o " n to .' m ) ,inal
support "henDpoppingO acti<iy ceases.

II.*e<eral bolt lenghts often used in same eFca<ation i 3  and 6 m.

III.*e<eral bolt lenghts often use in same eFca<ation i.e. 2 3 and 4 m.

IK. #ensioned cable anchors often used to supplement bolt ssuppor presssures. #ypical
spacing 2 -4 m.

K. *e<eral bolt lenghhts often used in same eFca<ation.

KI. #ensioned cable anchors often ussed to supplement bolt supportmpressures.#ypical


spacing 4-7 m.

KII. *e<eral of the older-generation po"er stations in this category employ systematic or spot
bolting "ith areaa of chain-link mesh and free-span concrete arch roof (2-4 cm) as
permanent support.

KIII. ases in<ol<ing s"elling e.g. montmorillonite clay ("ith access of "ater). C o o m for
eFpansion
 behind the support is used in cases of hea<y s"elling. !rainage measures used "here
possible.

IS. ases not on<ol<ing s"elling clay or sueeGing rock.

S. ases in<o<ing sueeGurig rock hea<y rigid support is generally used as permanent
support.

SI.+ccording to the authors (Barton et al eFperience in cases of s"ellling or sueeGing


the temporary support reuired before concrete (or shoterete) arches are formed m a y
consist of 
 bolting tensioned shell eFpansioned type) if the <alue of C!>=n is sufficiently high (ie \
1.)
 poosibly combined "ith shotcrete. If the rock mass is <ery hea<ily jointed or crushed
(i.e.
C!>=n 1. for eFample a@sugar cube@ shear Gone in uartGite) then the temporary
support m a y consist of up to se<eral applications of shotcrete. *ystematic bolting
(tensioned) m a y be added after casting the concrete (or shotcrete) arch to reduce the
une<en loading on the concrete
 but it m a y not be effecti<e "hen C!>=n Q1. or "hen a Ict of clay is present unless
the bolts are grouted before tensioning. + sufficient length of anchor in these eFtremely
poor-uality rock 
masses?. *erious oocurrences of right up to the face possibly using a shield as
temporary shuttering. #emporary support of the "orking face m a y also be reuired that
the concrete arches taken right up to the face possibly using a shield as temporary
shuttering. #emporary support of the "orking face m a y also be reuired in these cases.

SII.,or reasons of safety the multiple drift method "ill often be needed during eFca<ation
and supporting of roof arch. ategories 17 2 242 ' 32  3 9 * C \ 1. m
a
 +fter barton et.al.
only).
(1%64)
SIII./ultiple drift methhod needed during and support of arch "alls and floor in cases of
1
'

(.(. K : A S I F I K A S 1 N A T M

 e" +ustrian #unneling /ethod (+#/) menonjolkan sistem klasifikasi batuan

secara kualitatif yang harus diperhitungkan di dalam konteks secara

keseluruhan dari
 +#/.  + # / adalah pendekatan atau filosofi yang memadukan prinsip
perilaku
massa batuan yang mengalami beban dan pemantauan (monitoring) unjuk laku
 penggalian di ba"ah tanah pada saat konstruksi. $ata-kata metode di dalam
+#/ sering pengertiannya menimbulkan salah pengertian. $enyataannya
+#/ tidak memberikan teknik penggalian dan penyanggaan yang spesifik. Banyak orang
percaya
 jika menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga mereka sudah
menerapkan  + # / . Ini jauh dari kebenaran.  + # / mengikut sertakan
kombinasi dari berbagai cara yang ada untuk penggalian dan penero"ongan
tetapi perbedaannya

adalah pemantauan yang terus menerus dari gerakan batuan dan re<isi
penyangga untuk memperoleh lining yang paling stabil dan ekonomis.
Bagaimanapun juga
 berbagai aspek lainnya berhubungan juga di dalam membuat ID + / # ;1
lebih
 bersifat konsep atau filosofi dibandingkan dengan hanya suatu metode.  + # /
dikembangkan di +ustria diantara tahun 1%6 sampai tahun 1%7 dan diberi
Rang utamanya  + # / adalah suatu pendekatan scientific empiris yang
na m a
melibatkan
 pengalaman praktek <ang disebut empirical dimesioning. Ini merupakan dasar
 +#/ di *alGburg tahun 1%72 untuk membedakan dari pendekatan
teoritis
penero"ongan
yang melibatkan hubungan antara tegangan dan deformasi di sekililing
+ustria yang lama dan tradisional. $ontributor utama dari pengembangan
tero"ongan dengan konsep kur<a ground-reaction. ;ada a"alnya ini
 + # / adalah Ladislaus <on Cabce"icG Leopold /uller dan ,ranG ;acher.
merupakan dasar teoritis yang diberikan oleh dua orang +ustria yaitu ,enner
dan $astner.
1
%

/etode ini menggunakan instrumentasi in-situ dan pemantauan yang canggih


dan menginterpretasikan pengukuran ini secara scientific.

/uller (1%6') menganggap  + # / sebagai suatu konsep yang


mengamati
 prinsip-prinsip tertentu. Palaupun ia menulis tidak kurang dari 22 prinsip
tetapi ada 6
ciri yang paling penting yang menjadi dasar  + # / :

a.Mobili!a!i *ari kekuatan +a!!a batuan.

$ekuatan massa batuan di sekitar tero"ongan dijaga sebagai komponen


utama
 penyangga tero"ongan. ;enyangga primer secara langsung memungkinkan
batuan itu menyangga dirinya sendiri ini diikuti dengan penyangga yang
harus mempunyai karakteristik load deformation yang cocok dan dipasang
tepat pada

"aktunya.

b.Perlin*ungan oleh !hot#rete.

!alam rangka menjaga kemampuan massa batuan untuk menahan beban


lepasnya
 batuan dan deformasi batuan yang berfebihan harus dikurangi sekecil
mungkin. 0al ini dapat dilakukan dengan menggunakan lapisan shotcrete
yang tipis kadang-kadang bersama-sama dengan sistem yang cocok dari
rock bolting segera setelah penggalian. *angat penting bah"a sistem
penyangga yang digunakan kontak langsung secara keseluruhan dengan
massa batuan dan mengalami

deformasi bersama-sama dengan batuan.

#. Pengukuran.

 +#/ membutuhkan pemasangan instrumentasi yang cangglih pada saat


shotcrete linina a"al dipasang untuk memantau deformasi galian dan
17

tero"ongan dan pembayaran.  + # / mengharuskan semua yang terlibat di


dalam rancangan dan kontruksi proyek tero"ongan untuk menerima dan
mengerti
 pendekatan ini dan bekerja sama di dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan

masalah. ;emilik proyek enjinir perancang dan kontraktor harus bekerja sama
sebagai satu tim.

!i dalam praktek klasifikasi  + # / menghubungkan kondisi massa batuan


prosedur 
 penggalian dan kebutuhan penyangga tero"ongan. $lasifikasi yang merupakan
bagian dari kontrak dapat digunakan untuk proyek yang baru berdasarkan
pengalaman sebelumnya dan in<estigasi geoteknik rinci.

ontoh dari  + # / berdasarkan hasil kerja dari =ohn (1%') diberikan pada

#abel '.21.
171

#abel '.21. =round 4lassification untuk


+#/

E#a5ation
G rou n * G eo+ e#h an i#a Stan*
3 la!
l uTi+e
! Beha5iour in*i#ator! S e#tio M eth o* $Gui*eline!)
4leonugn
n
I Intact rock #he stresses around ,ull face o limit smooth ro"n "eeks
(freestanding) the 5pening are th*  blasting spring
less than the Cock line-unlimited
mass strength:
thus
the ground is
standing. ! u e the
 blasting
separations along
discontinuities are
 possible.,or high
o<erburden danger
of popping rock.
II Lighttly #ensile*tresses in ,ull f ace 3- m *mooth ro"n: days
afterbreaking the cro"n or  blasting *phngline:"eeks
uondfean<tioerdably
discontinuities
together "ith
 blastig effects lead
to separations
III +fter breaking #ensile stresses in ,ull face ,ull *mooth ro" and
to the ro"n lead to "ith short face: 2-4  blasting springline
roof fails#hat are round m *e<eral hours
fa<ored by lenghts
unfa<orably
5hented
discontinuities. #he
*tresses at the
springlines ! o not
eFceed tie mass
*trength. 0o"e<er
afterbreaking / a y
occur along
discontinuities
(due#he blasting)
IK +fter breaking 1) #he Cock mass 0eading and ,ull *mooth ro"n and
to (formerly IIIb strength is  benching face:  blasting springline:a
lighitly(formerly substanstially (0eading 2-3 m and local fe" hours
sueeGing reduced dueto m a F 4 m 2 ) (0eading trimming
discontinuities. 2-4 m ) "ith
#hus resulting in =ack
m a n y after breaks 0ammer 
or 2) the rock
mass
strenght is
eFceeded leading
to
light sueeGing.
172

#abel '.21.
Lanjutan

E#a5ation
G rou n * G eo+ e#h an i#a Stan*
3 la!
l uTi+e
! Beha5iour in*i#ator! S e#tio M eth o* $Gui*eline!)
4leonugn
n
K 0ea<ly ! u e to lo" rock 0eading and heading: *mooth ro"n end
*
afterbreaking to rnass strength  benching 1-th 3 m  blasting springline
time
sueeGing sueeGing ground (heading  bench: or
conditions that are maF. 2 / 2 ) 1-3 m eFca<ator 
substantially
influenced by the
orientation of the
discontnuties
KI 0ea<ly +fter openintl the 0eading and 0eading *carping Kery limited
sueeGing tunnel sueeGing  benching .-1 m of stand-up time
ground is obser<ed (heading  bench: hydraulic
oon all free m a F 2 m 2 ) 1-3 m eFca<ator 
surfaces: the
dliscontinuities are

oimf prnoirntaonrce
K II
Ceuires special technical e.g. chemical gruoting freeGing
, lo" ing
electromosis
173

#abel '.21. (Lanjutan)

Suort
3 la! 3 on ! P rin #i Pro#e*ure
3 row n Sringline In 5er F a#e
! tru #tion le t
I Pro#e*ure *upport *hotcrete -
heck cro"n against m Bolts :
for lose rock  dropping cap:  1 t Bolts.:   
P h e n popping Cock  L ength2- cap  1 t o o
rock is  bolts 4m Length  2-4
;resent Locally as: m locally
 placement of needed
I *upport after *hotcrete *hotcrete - *hotcrete - Bolts
I each round support in 1 c m "ith c m o 2 3. m
ro"n has to be cro"n "ire fabric if
supported +fter Bolts cap (3.12 kg>m2 ) necessary
each round  1. # Bolts :
Bolted arch in Length2-4 Length  2-
cro"n m 5ne per 4 locally
II *hotcrete 4-7 m *hotcrete:- *hotcrete . - +dapt +dapt
I after each om bine 1 c m "ith 1 c m in<ert face
round: d "ire: fabric Bolts: -2 m support support to
support can shotcrete (3.12 kg>m2 ) Length:3- to local local
be  bolted Bolts: cap 5ne condition conditions
;laced in round 1-2 t  per 4-7 m 2 s
IK stages
*hotcrete in cro"n
ombined Length3- m sane as *lab :
alter each and at
shotcrete- *hotcrete: 1- cro"n 2-3
round springline
Bolted arch 1 c m "ith cm
in cro"n "ire fabric
Bolts in the and (3.12 kg>m2 )
heading ha<e springline if Bolts: fully
to necessary grouted
 be placed at closed in<ert ap 2. t
K least
+ll opened *upport ring Length4-7 *ame as In<ert arch *hoterete
sections ha<e of shoterete m 5ne cro"n  4 c m 1 c m
#o be "ith bolted per2-4 m 2 linerplates or in
supported arch and Locally necesarry  bolts heading
Immediately *teel sets linerplat  2.  -6 if
after 5pening +ll es m if necessary
support *hoterete necessary
;laced after : 1-2
each round c m "ith
"ire fabric
(3.12
kg>m2)
*teel sets: 3-6 c m in
#021 spaced:  bench
K +s  *upport r ing .' - 2. m * a m e as ln<ert:  *hoterete
I lass K of shoterete Bolts: cro"n  c m 1 c m and
Pith steel fully Bolts:7-%
sets grouted m additionalf
including ap  2 t long if a ce
In<ert arch Length-6 necessar breasting
and densely m 5ne per y
Bolted arch 1-3 m
Linerplates
"here
necessary
shotcrete: 2-2
c m "ith "ire
174

(.&. P E N G G U N A A N D I D A : A M T E 4 - > - N G A N

*ebagai contoh penggunaan klasifikasi massa batuan untuk penero"ongan

diambil kasus tero"ongan ;ark Ci<er sebagai tero"ongan penyediaan air di

kota 0artford
lonnecticut +merika *erikat (Bienia"ski 1%'). #ero"ongan ini berfungsi
untuk 
mengendalikan banjir dapat mengalihkan kelebihan air dari satu sungai ke
sungai lainnya. !iameter dalam tero"ongan adalah 76 m dengan panjang
antara intake dan outlet adalah 2' m. ;enggalian dilakukan metalui batu
serpih ( shale) dan batu
 basalt dengan kedalaman maksimum 71 m di ba"ah permukaan tanah. Lokasi
tero"ongan berada di pusat kota yang cukup ramai >nvert  tero"ongan di outlet
adalah 1% m di ba"ah in<ert di  intake dengan kemiringan tero"ongan
kira-kira 7 &. #ebal m in i mu m batuan 13 m di atas crown  di outlet .
0arga pena"aran untuk 

tero"ongan ber<ariasi dari 8* 3336 juta untuk pemboran dan peledakan
sampai 8* 232 juta untuk pemboran mesin dengan dinding precast  0arga
satuan adalah

8* '33 per meter dengan tunnel boring machine (#B/) harga pena"aran
pada tahun 1%6'.

a. Geologi Terowongan

ambar '.' memperlihatkan penampang geologi longitudinal. Batuan di


sepanjang lintasan tero"ongan dengan kemiringan ke arah timur adalah serpih
merah>siltstone

diselang selingi oleh basalt dyke dan dua daerah sesar.

#iga daerah geologi utama dibedakan sepanjang lintasan tero"ongan sebagai


hasil
 pen<elidikan a"al (Blackey 1%6%):
dan
%J.

17

;erlapisan dan kekar pada u m u m n y a utara>sellatan yang tegak lurus dengan


sumbu tero"ongan (tero"ongan digali dari barat ke timur). ;erlapisan pada
umumnya mempunyai kemiringan antara 1 dan 2 sedang kekar lebih
curam lagi antara 6

dan % . $ekar di serpih mempunyai permukaan kasar (rough) dan banyak
sangat tipis serta diisi oleh calcite.
#inggi m u k a air tanah yang diukur sebelum konstruksi tero"ongan adalah 46-
' m di atas invert  tero"ongan.

b. Pen"eli*ikan Geologi

;enyelidikan lapangan termasuk pemboran inti berbagai uji di dalam lubang


bor dan sur<ai seismik. 8ji di dalam lubang bor terdiri fotografi lubang bor
pengujian tekanan

air pemasangan pisometer obser<asi lubang bor dan uji pemompaan. Inti
batuan terdiri dari 2% lubang bor digunakan untuk menentukan geologi
tero"ongan. Lubang

 bor ini berdiameter 4 m m sebanyak 1' buah dan 11 m m sebanyak 11 buah.
*epuluh lubang bor tidak sampai ke le<el tero"ongan. * emu a inti difoto di
lapangan segera sesudah dikeluarkan dari core barrel dan dilog
diklasifikasikan dan diuji.
,otografi lobang bor diiakukan di 1 lubang bor untuk menentukan orientasi
diskotitinuitas dan struktur batuan.
ontoh inti dipilih dari 24 likasi di dalam tero"ongan dekat cro"n dan pada
jarak 1 E diamaeter di atas cro"n untuk menentukan density kuat tekan
uniaksial kekuatan

triaksial modulus elastisitas ;osson?s ratio kandungan air s"elling dan slaking
kecepatan sonik kekuatan kekar. 0asilnya diberikan pada #abed '.22.
177

ambar '.'. ;rofil geologi dari tero"ongan ;ark


Ci<er 

ambar '. '.


(Lanjutan)
176

ambar '. '.


(Lanjutan)
ambar '. '. (Lanjutan)
#abel '.22. Cekapitulasi sifat batuan di tero"ongan ;ark
Ci<er 

17'

B atua =um la $uat =um la /odulus


n
h #ekan h
8ji 8niaksial 8ji 9 lastisit
(/ pa (pa
*erpih 1% 224-%3 6 13'-34
) as)
(rata-rata 34) (rata-rata
14)
Basalts 11 3'2-%4' % 714-7'%
(rata-rata 6') (rata-rata 31
%)
Batu ;asir  2 74-7'
(rata-rata 71)

#. Data M a ! u k a n untuk Kla!i7ika!i M a ! ! a Batuan

!ata masukan untuk klasifikasi massa batuan telah dikompilasi untuk semua
daerah struktur di sepanjang tero"ongan. ambar '.% memperlihatkan contoh
pengambilan data di daerah outlet. * e m u a data yang masuk ke dalam
lembaran data masukan klasifikasi di dapat dari lubang bor termasuk
informasi orientasi dan jarak ( spacing) dart diskontinuitas. Ini mungkin karena
digunakannya fotografi lubang bor untuk 
 penambangan lubang bor sebagai tambahan dari prosedur core logging yang
biasa.

*. 4an#angan Terowongan
#iga seksi tero"ongan yang berbeda dirancang dan dita"arkan sebagai bagian
dari
 pena"aran :
1 ) ;emboran dan peledakan dengan penguatan ketebalan ber<ariasi castin-
place linier dirancang untuk menghadapi tiga kisar beban batuan.
2);enggalian dengan mesin dengan penguatan cast%in% place lining. 

3) ;enggalian dengan mesin dengan penguatan precast lining. 


17%

ambar '.%. Lembar data masukan untuk daerah struktur 1(c) dari
tero"ongan
 
;ark Ci<er 
16

#abel '.23 memberikan penyangga yang direkomendasikan dan beban batuan


yang didasarkan pada metode #erGaghi.
Cekomendasi penyangga juga disiapkan dari sistem klasifikasi massa batuan
lainnya

yang diberikan pada #abel '.24 (Bienia"ski 1%6%). $esimpulan utama yang
ditarik dari tabel ini adalah metode #erGaghi yang merekomendasikan ukuran
penyangga
yang paling luas kelihatannya berlebihan jika dibandingkan dengan rekomendasi
yang diberikan oleh ketiga klasifikasi lainnya. 0al ini disebabkan oleh tiga
hal :

1) Cancangan dinding (lining) permarien tidak memperhitungkan efek yang


diberikan ke batuan oleh penyangga sementara yang mungkin sudah
dapat menstabilkan struktur dari tero"ongan.
2) /odifikasi metode #erGaghi yang asli oleh !eere (1%6) didasarkan pada

teknologi tahun 1%7%.


3)/etode #erGaghi tidak dapat melihat kemampuan batuan untuk menyangga
dirinya sendiri. /etode #erGaghi digunakan sebagai deskripsi massa secara
kualitatif seperti blocky dan seamy yang tidak menggunakan secara penuh semua
informasi kuantitatif yang tersedia dari program eksplorasi lapangan.

Instrumentasi di tero"ongan direncanakan untuk melakukan <erifikasi rancangan


 penggunaan rancangan selanjutnya dan pemantauan efek dari konstruksi.
*epuluh seksi uji di lokasi pada berbagai kondisi geologi telah di pilih dalam
tero"ongan. *eksi ini terdiri dari etensometer   ( / ; B S ) yang dipasang
dan
 permukaan tanah  pore pressure transducer  rock bolt load cell  titik
convergence
 strain gauge  yang dipasang dipermukaan dan ditanam di dalam
tero"ongan.
;engukuran tegangan in-situ juga dilakukan.
161

#abel '.23. #ero"ongan ;ark Ci<er : Cancangan tero"ongan beban


  batuan dan penyangga berdasarkan metode #erGaghi

Drill a n * bla!t 3on!tru#tion M a # h i n e Boring


Dia+eter  Dia+eter ,'
: en gth ,9 7t 7t 4 o#k  P er+ an
o7 : oa* T e+ orar P er+ an en t : oa* en t
4 o # k #on*ition one $t!7) " 4 o#k :ining $t!7) Te+orar" : in in g
B est $7t) 1.1 Suort C einfor . 1-ft Su C einfor
a<erage
uality: ' 11-ft
41>2 ftbolts ced
concrete ort
occasionally  precast ced
liner 
/assi<e  shocreteat 1 in 14 in thick at ts7 ft
bol % in thick 
moderatel thick  plus '-in shotcrete 2
y o<erbreak  in if needed
=ointed
C!\'

Porst a<erage ' 2.2 11-ft bolts 2 Ceinforced 1.4 1-ft + s abo<e
at bolts
uality: Kery ft shocrete 2 concrete1 in occasionally
 blocky seamy in thick  thick plus '-in at 3-
ft
C!4 o<erbreak  shotcrete
rushed C  ! shocrete 3 in thick plus '-in shotcrete
2
 3 thick  o<erbreak  3in if
inneeded
if
,aultGones ' 4.' P ' steel b Ceinforced 3. needed
1-ft bolts + s abo<e
3 eam at 2-4 concrete 22 in at 3
completely ft ft

#abel '.24. #ero"ongan ;ark Ci<er: ;erbandingan dari rekomendasi


penyangga

*upport
Cock  *ystem -
onditions #erGaghiDs C * C oncept eomechanics *ystem
/ethod lassification
B est Cock load: 1.1 C*C  C / C  62 Cock Load: .
+ < erag e tsf Ceinforced 67 tsf 
conditions: concrete 14 in ;ermanent : ft long at '-ft  2 8ntensioned
regions 1 and thick plus '- + a
spacing plus spot bolts % ft
2 o<erbreak # in Locally rock bolts 5ccasional long spaced -7
em porary: 11- in roof 1 mesh and t. o shotcrete
 bolts at 41>2 fft
t #emporary: shotcrete 2 or mesh
shotcrete 1 in.  one in.thick 
thick 
Porst a<erage Cock load: 2.2 C * C  27 C / C  36 Cock Load: 1.1 tsf
onditions: sta tsf Ceinforced ;ermanent *ystematic bolts   2.2
23J to concrete 1 in aa #emporary: 'P4 12 ft long at-ft 8 ntensione
31J thick plus '- steel ribs at 2 spacing "ith d
o<erbreak # in ft "ire ' in.thick  systematic bolts %
em porary: steel ft long at 3-ft
ribs:P' ring spacing
beams at 2-4 ft  plus at 3 ft
shotcrete 3 in. ;rimary: shotcrete
at 3
ft

162

;rimary:
7-1 shotcrete
in. "ith mesh

$arena precast liner dirancang untuk kondisi batuan yang jelek (1 &
dari total

 panjang tero"ongan) tetapi telah digunakan disepanjang tero"ongan akibatnya


adalah overdesign untuk sebagian besar tero"ongan. /aksud dari program
instrumentasi adalah untuk <aliditas asumsi-asumsi rancangan dan memperhalus
 perhitungan untuk rancangan yang akan datang.

e. 3 - N T - 6 P 4 - S E D U 4 K : A S I F 1 K A S I

1)Ite+ 1  kla!i7ika!i kon*i!i +a!!a batuan

a)#erGaghi : oderately blocky and seamy

  (C!  V 62 & )

 b) C * C oncept:
Cockt type : soft sedimentary rock
- *lightly faulted and folded
- ;arameter +  1
- *pacing : moderate to blocky.
- *trike approFimately perpendicular to tunnel aFis dip 2
- ;arameter B  3

- Pater inflo": moderate


- =oint conditions-fair (moderately open rough and "eathered):
- ,or: + J B  4 parameter  17.
- #herefore : C * C  1 J 3 J 17  71.

c) eomechanics lassification ( C / C )
- Intact rock strength c 
 / ; a Cating  4
- !rill core uality C!  
Cating  13
- *pacing of discontinuities range  m m to
.% m

163

  Cating: 1
- onditions of discontinuities : separation .' m m to 1.1 mm slightly
"eathered rought surfaces Cating  2

- round"ater: dripping "ater la" pressure flo" 2 - 12


L>min Cating  4
- Basic C / C : 4 J 13 J 1 J 2 J 4  7 "ithout adjustment for
orientation of discontinuities
- !iscontinuity orientation : strike perpendicular to tunnel aFis dip 2 ,air orieritation
adjustment: 
 adjusted C / C  7 -   1
- C / C  1 represents alss III fair rock mass.

d) -*ystem

- C!  62 & ( a<erage)


- =n  7 t"o joint sets and random
- =r   1. rough planarjoints
- =a  1. unaltered joint "alls surface staining
only
- ="  . possible large "ater
inflo"
- *C,  1. medium stress c>1  >.%1 
.
 C ! >= n F =r   > =a F =a F =" > * C ,  %.
-  ,air rock mass.

!ekapitulasi
$lasifikas 0asil
i
/oderately blocky and
# erGagh
*eamy 71
i
1 ,air rock mass
C * C  C
%.1 ,air rock mass
/ C 
,) 
B e b a n Batuan $4o#k
:oa*)
!rill and blast : 6.4 m J .7 m o<er break 
diameter '. m.
/achine-bored diameter : 6.4
*hale m: 277 kg>m3 (177
density lb>ft3)

164

Metho* Drill an * B la!t TBM


#erGaghi hp   .3  .6B  .6 F '.  hp   .4B  3.3 m
Cock load ;    
.7h m  ;  .% / p a (.%
.147
(1.2 / p a p
t>ft2)
t>ft2)
C *C
(,1r.o2m k lfpig>fut2r)e 2.3 ; #CB*C/  a d7j%u.stment
 .76 / p a ;  .34 / p a (.6
C/ C # B / 2 adjustm ent
h p1- 1 klp>ft )
      1
 B  3.%2 m <ia con<ersion to C*C 
;  h p  C / C  764
.12 / p a ;  .4% / p a
 
2. 2
. #B / adjustm ent
;     1>3   (%) 1>3
% = 1
. <ia con<ersion to C*C 
   .74 kg>cm   2  4
.72' 1>2
/ p a 2. 7 ;  .321 / p a
;  2.=  -1>3
3= r  31. (%) 
 
   .2 kg>cm2 
.13 / p a

 
!ekapitulasi
Meto*e Drill an * Bla! TBM
t
# erGagh 147 %
i 
C *C 76 34
 
C/ C 1 4%
  2
32
 73
) Ite+   Self Supporting Span *an a0imum Span  oleh 4 M 4 *an 
S"!te+!

!engan menggunakan ambar '.4 : span versus stand%up time


C/C    % (9*C 
17)
*elf-supporting 1 24 m
span
1 m ' m !  2 (17) F
/ a F i m u m span % 4

') Ite+ '  Stand,up Time1 De7or+abilit" *an nilai


#% 
8ntuk C / C  1 dan span  ' m
*tand-up time : kira-kira 6 jam atau 3 hari
 !eformability C / C  7 (tidak disesuaikan untuk orientasi
kekar) 9  2 C / C W 1  12 pa (1.64 F 17 psi)

16

c  1%2 $pa
   (9:  (#abel
'.12).

8) Ite+ 8 4eko+en*a!i en"angga


#erGaghi : !rill and blast-light to m e d i u m steel sets spaced oncre
1. m. te
lining.
C*C : !rill and blast-71-12 ribs on 2 - m centers plus concrete
lining.
C/C : !rill and blast-systematic bolts 3. m long spaced 1. m
shotcrete  to 1 m m in roof and 3 rpm on "ails

"ire mesh int


cro"n.
-*ystem : !rill and blast-3 m long rock bolts spaced 1. m and 
m m thick 
  shotcret
e.

9) Ite+ 9 Tabula!i ha!il *ari ite+ 1 !a+ai


8.

Ite+ TerHaghi 4S4 4M4 


*hale uality /oderately 71 1 %.
Cock load  blocky and  >+a 3.%  >+a
height (m) seamy 76 12 73
Cockload(k;a) .7  >+a 3d  >+a
*tand-up time 147 Cibs at 2 m 3. bolts at 3 bolts at 1.
1.
*upport Cibs at 1. m oncrete m shotcrete m shotcrete
 
oncrete lining to 1 mm mm "ire
mesh
"ire mesh
a
 ot
applicable.

Anda mungkin juga menyukai