Lainnya
Blog Berikut
Un t u k K it a k it a A
ja
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
B A B I PEND A
HU LU A N
1 .1 Pe n g e r t i a n Pe t r ol og i
A rsip B l o
g
2014 (11)
April (11)
BAB VIII KUAT GESER
BAB VIII KUAT GESER
BAB IX KLASIFIKASI TANAH
BAB VII BERAT KERING ( UNIT WEIGHT )
BAB VI BATAS PLASTIS ( PLASTIS LIMIT )
BAB V BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT )
BAB IV KADAR AIR ( MOISTURE
CONTENT )
BAB III BERAT JENIS ( SPESIFIC GRAVITY
)
BAB II SIEVE ANALISIS
BAB I PENDAHULUAN MEKANIKA
TANAH LAPORAN PRAKTIKUM
PETROLOGI
Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan, baik mengenal cara terda
terbentuknya di pemukaan bumi, komposisi mine r a l, asal mula batuan, dan hubungannya
den proses geologi serta sejarah geologi petrografi, yaitu mempelajari cara pendeskripsian
batuan tekstur, komposisi mineral dan susunan kimianya. Ilmu yang mempelajari tentang asal
usul b petrogesa.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa petrologi merupakan ilmu peng
mempelajari tentang batuan secara luas yang meliputi petrografi dan petrogenesa.
Secara umum batuan penyusun bumi dibedakan atas 4 kelompok , yaitu :
1.
Ba t u a n Be k u ( Ig n e ou s Roc k )
Batuan beku adalah suatu kumpulan dari mineral-mineral silikat yang mengkristal
s dari pada magma yang mendingin.
2.
Ba t u a n Pi r ok l a s t i k
Batuan piroklas merupakan batuan vulkanik yang bertekstur klastik dan hasil dari
erup atau batuan beku yang oleh proses gunung api, dilemparkan (eksplosif) dengan material
penyu berbeda ( W .T. Hu a n g , 1 9 6 2 ) selanjutnya material tersebut terendapkan dan
tertransportas
1 9 5 4 ) . Hasil letusan gunung api umumnya berupa produk efusif, yaitu berupa la va dan
pr yang dapat berbentuk padat atau fragmental, gas dan cair. Batuan piroklastik
adalah tersusun atas fragmen-fragmen hasil erupsi vulkanik secara eksplosif.
3.
Ba t u a n S e d i me n ( S e d i me n t a r y Roc k )
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk akibat litifikasi batuan dari ha
denudasi atau dari hasil reaksi kimia maupun hasil dari kegiatan organisme. Batuan sedimen
batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Tetapi karena pengaruh atau gaya-gaya
da (pelapukan, pengikisan oleh a ir , pengikisan oleh angin), maka batuan-batuan tersebut
dihancu (oleh me dia a ir sungai dan angin) dan kemudian diendapkan di tempat-tempat
yang ren (danau, sungai, laut).
4.
G a mb a r 1 .1 S i k l u s p e mb e n t u k a n b a t u a n
1 .2 M a k s u d D a n Tu ju a n
Maksud dari pada praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menyelidiki secara
fis suatu batuan dan untuk mengetahui sifat sifat fisik dari batuan tersebut.
Dalam h mempermudah dalam pendiskripsian batuan tersebut, misalnya dengan melihat
tekstur, struktur, kemas mineral mineral pembentuk batuan. Adapun berbagai cara
untuk men mendiskripsikan suatu batuan kita dapat menggunakan alat yang praktis dan
mudah diketahui.
untuk
Tujuan dari praktikum petrologi sendiri adalah untuk menentukan jenis batuan, nama
mengetahui proses pembentukan batuan. Hingga
pada akhirnya
kita
dapat
1/23
2/23
BA B II BA T U A
N BEK U
2 .1 Ti n ja u a n U mu m Ba t u a n Be
ku
Batuan beku adalah merupakan kumpulan (agregate) mineral-mineral silikat dari
hasil magma yang mendingin ( W .T.Hu a n g , 1 9 6 2 ) .
2 .1 .1 M a g
ma
Magma adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mobile, be
1600oC dari dasar kerak bumi atau dari selubung bumi atas bagian atas. Magma terdiri dari
u Si, Al, Fe, Mg, Na, Ca, K, senyawa berupa H2O, CO2 dan berupa gas H2S, HCL, CH4, dan CO.
B bahan itu berupa volatil (gas) dan yang lainnya adalah non volatil, terutama silikon oksida,
Al, dan Na.
Oksida-oksida
tersebut
dalam
kombinasi
tertentu
kemudian
membentuk
mineral- sekarang kita jumpai di batuan beku. Bahan-bahan tersebut untuk setiap jenis
magma jumlah beda dan akibatnya batuan beku yang dihasilkan sebagai akibat pembekuan
magma akan berla
Bila magma bergerak naik dan mendekati permukaan, maka berarti bahwa keadaan
temperatur akan berkurang. Pengurangan suhu menyebabkan bahan-bahan non volatil
meng bentuk-bentuk kristal-kristal mineral.
volcano
G a mb a r 2 .1 . Pr os e s Pe mb e n t u k a n M a g ma
2 .1 .2 Pr os e s Pe mb e k u a n M a g
ma .
Pada keadaan tertentu magma di dalam bumi dapat naik dan mencapai
permukaan rekahan-rekahan atau peledakan gunung api. Magma yang keluar tersebut
disebut dengan tidak sama dengan lava, karena magma masih mengandung gas-gas dan
unsur volatil lainnya y hilang pada waktu magma mencapai permukaan. Berdasarkan atas
komposisi mineral pemb bervariasi, maka dapat disimpulkan bahwa magma bervariasi juga.
Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristalisasi dari berbagai
minera mengikuti suatu urutan atau metode yang umumnya di kenal sebagai S e r i Re a k s i
Bow e n .
DERET REAKSI BOWEN
G a mb a r 2 .1 . S e r i Re a k s i Bow e n
O
Discontinous Series:
- Mineral terbentuk secara tidak terus menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk
Kemudian suhu menurun terus menerus hingga terbentuk mineral Piroksen dimana
miner tidak terbentuk lagi. Begitu seterusnya sampai terbentuk mineral Biotit.
Continous Series:
- Mineral terbentuk secara terus menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral Ano
Ca). Kemudian suhu terus menerus turun hingga terbentuk mineral Bitownit, tetapi
mi masih terbentuk. Begitu seterusnya sampai terbentuk mineral Albit.
- Disebut juga dengan kelompok Plagioklas.
- Didominasi oleh mineral Felsik (mineral terang).
Sampai pada suhu yang rendah, mineral Biotit dan mineral Albit saling bertemu
dan kemudian mineral K. Feldspar, Muskovit dan Kuarsa.
2 .2 .
K omp os i s i M i n e r
al
Menurut ( W . T. Hu a n g 1 9 6 2 ) , komposisi mineral pada batuan beku ada tiga kelompok
,
2 .2 .1
M i n e r a l U t a ma ( E s s e n t i a l mi n e r a l )
2 .2 .2
M i n e r a l S e k u n d e r ( S e c on d a r y mi n e r a l )
Merupakan mineral mineral tambahan atau mineral ubahan dari mineral utama (
min hasil kristalisasi magma ) dapat juga hasil dari pelapukan, reaksi kimia atau hasil dari
metamorf Contoh : kalsit, magnesit, siderit, kaolin, serpentin.
2 .2 .3
M i n e r a l Ta mb a h
an
Merupakan mineral mineral yang terbentuk pada kristal kristal magma, tetapi
dalam jumlah yang sedikit ( kurang dari 50 % ) dan tidak menentukan nama, sifat batuan.
Ter golongan ini antara lain : hematit, kromit, muskovit, magnetit.
2 .3.Te k s t u r Ba t u a n Be
ku
Tekstur adalah kenampakan atau ciri batuan yang berkaitan dengan hubungan anta
batuan baik yang kristalin maupun non kristalin dan dapat mencerminkan cara terdapatnya
pembentukan batuan. Hal tersebut di karenakan tekstur batuan beku menunjukan deraja
ukuran butir atau ganularitas dan fabrik (kemas).
1 . D r a ja t K r i s t a l i s a s i ( D e g r e e of c r i s t a l l i n i t i )
Mencerminkan proporsi antara komponen kristalin dengan non kristalin (amorf),
dibedak a. Holokristalin, bila batuan di susun oleh selurihnya kristal.
b. Hipokristalin atau merokristalin, bila batuan di susun oleh sebagian kristal dan sebagian
gela c. Holohialin atau hipohialin atau merohialin atau mesohialin, bila batuan di susun oleh
seluruhn
2.
a.
b.
m
3. F a b r i k ( K e ma s
)
Merupakan tekstur yang memperlihatkan hubungan geometri antara bentuk dan
propo penyusun batuan.
Secara individu bentuk butir mineral di bedakan atas:
a. Euhedral, bila mineral di batasi oleh bidang atau bentuk kristal yang
sempurna b. Subhedral,bila mineral di batasi oleh sebagian bidang atau bentuk
kristalnya
c. Anhedral, bila mineral tidak di batasi oleh bidang atau bentuk kristalnya
Sedangkan fabrik kemas di bedakan atas
:
a. Equigranular, bila batuan disusun oleh butiran-butiran mineral yang relatif seragam, di bed
~
Panidiamorfik granular, bila batuan disusun oleh mineral yang berbentuk euhedral
dan relatif seragam.
Hipidiamorfik granular, bila batuan di susun oleh mineral yang berbentuk subhedral
dan relatif seragam
Allotriamorfik granular, bila batuan di susun oleh batuan yang berbentuk anhedral
dan relatif seragam
b. Inequigranular, bila batuan di susun oleh butiran-butiran mineral yang relatif tidak seragam,
Porfiritik bila kristal/mineral yang berukuran besar (fenokris) tertanam dalam masada
kristal-kristal yang berukuran lebuh halus.
Gravik, tekstur yang umu pada batuan granitis di mana kwarsa tumbuh bersama denga
Ofitik, tekstur di mana mineral berukuran besar di inklusi oleh mineral yang berukuran le
Diabasik, tekstur yang khas pada batuan diabas di mana fenokris plagioklas hadir secar
C a t a t a n : U n t u k s e mu a b a t u a n b e k u d e n g a n k e ma s i n e qu i g r a n u l a r ( p or f
i r i t i k , V i t r t e k s t u r k e ma s E qu i g r a n u l a r b e r l a k u u n t u k ma s a d a s a
r n ya
.
2 .4. S t r u k t u r Ba t u a n Be
ku
Secara umum struktur merupakan tekstur dalam skala yang lebih luas yang
dapa lapangan, seperti : struktur aliran lava yang di bedakan atas pillow, ropy, blocky lava
maupun dan columnar joint.
Dalam pelaksanaan praktikum dimana pengamatan batuan hanya dilakukan pada contoh
setan speciement), maka penganmatan struktur akan sangat terbatas seperti :
a. Struktur masiv, di mana batuan tidak memperlihatkan adanya struktur aliran atau
struktur b. Xenolit, struktur di mana terdapat fragmen batuan lain atausejenis di dalam
Batuan beku.
c. Struktur rongga yang di bedakan atas :
~
Amikdoloidal, Struktur di mana lubang-lubang gas yang di isi oleh mineral lain.
2 .5 K l a s i f i k a s i Ba t u a n
Be k u
Berbagai klasifikasi telah ditemukan oleh beberapa ahli sehingga lubang lubang s
pada klasifikasiklasifikasi lain namanya. Dengan demikian, seorang ahli petrologi harus benarb
akan dasar penamaan yang diberikan pada batuan beku antara lain :
2 .5 .1 . K l a s i f i k a s i Be r d a s a r k a n Te mp a t Te r b e n t u k n ya :
2.5.1.1. Batuan Beku Lelehan (Vulkanic
Rock)
Merupakan batuan beku yang berasal dari permukaan dasar magma pada per
Contoh: Andesit, Ryolit,
Basalt.
2.5.1.2. Batuan Beku Korok (Gang)
Merupakan batuan yang berasal pada daerah antara batuan beku dalam
dengan lelehan. Tekstur batuan beku korok umumnya hypokristalin.
2.5.1.3.Batuan Beku Dalam (Plutonic
Rock)
Merupakan batuan yang terbentuk atau berasal dari dalam permukaan bumi,
ata membeku sebelum mencapai permukaan. Umumnya bertekstur holokristalin. Contoh : Granit,
Dior
2 .5 .2 . K l a s i f i k a s i Be r d a s a r k a n K a n d u n g a n S i l i k a S i O 2
Klasifikasi ini telah lama menjadi standar dalam geologi dan dibagi dalam empat ba
yaitu :
1. Batuan beku ultra basa, mengandung < 40% SiO2
2. Batuan beku basa, mengandung 40 50% SiO2
3. Batuan beku intermedier, mengandung 50 66% SiO2
4.
2 .5 .3. K l a s i f i k a s i Be r d a s a r k a n M i n e r a l og i
1 . Ba t u Be k u A s a
m
Batuan beku asam terbentuk dari hasil pembentukan magma yang mempunyai kandung
dari 10% dan banyak mengandung mineral yang berwarna terang ( felsik ) misalnya :
kuar plagioklas.
Contuh batuan:
a.
orthoklas). b.
merupakan
batuan dari
hasil
pembekuan
magma
a.
orthoklas). b.
3.
Ba t u a n Be k u Ba s
a
Batuan beku basa mempunyai kandungan kwarsa yang amat sedikit bahkan pada b
kwarsa jarang hadir. Batuan beku basa mempunyai warna gelap, karena hanya mengandung
jadi batuan tersebut dapat mudah dikenali.
Contoh batuan:
a.
hadir). b.
Ba t u a n Be k u U l t r a Ba
sa
Batuan beku ultra basa mempunyai kandungan kuarsa yang amat sangat sedikit
(< pada beberapa jenis kwarsa jarang hadir. Batuan beku basa mempunyai warna gelap,
k mengandung mineral gelap jadi batuan tersebut dapat mudah dikenali. Semua batuan
bek bertekstur fanerik.
Contoh batuan:
o Serpentin (warna hitam, kilap lemak,mineral utamanya serpentin).
o Dunit (warna hitam kehijauan, kilap lemak, mineral utamanya olivin).
o Piroksenit (warna hitam, kilap kaca, mineral utamanya piroksen).
o Peridotit ( kandungan piroksennya lebih dominan dari pada olivin).
2 .5 .4. K l a s i f i k a s i Ya n g d i p a k a i D i La b or a t or i u m Pe t r ol og i
Pengamatan megaskopis terutama dilakukan terhadap komposisi mineral dan kemas
yang dipakai mengikuti klasifikasi yang dikemukakan oleh
yaitu berdasarkan kandungan
kuarsa silika alkali feldspar dan plagioplas, serta mineral utama yang lain.
2 .5 .5 . K l a s i f i k a s i Be r d a s a r k a n Te k s t u r d a n K omp os i s i M i n e r a l
Tekstur adalah kenampakan atau cirri batuan yang di berkaitan dengan hub
komponen batuan baik yang kristal maupun non Kristal dan dapat mencerminkan cara terd
pun cara pembentukan batuan.hal tersebut di karenakan tekstur batuan beku menun
kristalisasi, ukusan butir atau ganuralitas dan fabrik (kemas)
1 . D r a ja t K r i s t a l i s a s i ( D e g r e e of c r i s t a l l i n i i t )
Mencerminkan proporsi antara komponen kristalin dengan non kristalin (amorf),
dibed a. Holokristalin, bila batuan di susun oleh seluruh kristal.
b. Hipokristalin/merokristalin, bila batuan disusun oleh sebagia kristal dan sebagian
gelas. c. Holohialin/hipophialin/merohialin/mesohialin, bila batuan disusun oleh seluruh
gelas.
2. Ukuran butir atau Granular
itas
Ukuran butir pada batuan beku dibedakan atas :
a. Fenarik, bila batuan mempunyai ukuran butir ksar, dibedakana tas :
Fanerik sangat besar, bila diameter berukruan > 3 cm
Fanerik kasar, bila diameter berukuran 5 mm 3 cm
Fanerik sedang, bila diiameter berukuran 1 mm 5 mm
Fanerik halus, bila diameter berukur < 1
mm
b.
Afanitik, bila batuan mempunyai ukuran butir halus hingga tidak dapat dibedakan dengan m
3. F a b r i k ( K e ma s
)
Merupakan tekstur yang memperlihatkan hubungan geometri antara bentuk dan
p butir penyusun batuan.
Inequigranular, bila batuan disusun oleh butiran-butiran mineral yang relatif tidak
seragam, Porfiritik bila
dalam mas
(matriks) kristal-kristal
halus.
tertanam
lebih
Vitrroferi, seperti tekstur porfiritik, tetapi masa dasarnya berupa gelas grafik, tekstur
ya pada batuan granitis dimana kwarsa tubuh bersama dengan K-felspar Ofitik,
tekstur mineral berukuran besar di inklusi oleh mineral yang berukuran lebih kecil.
Diabasik, tekstur yang khas pada batuan diabas dimana fenokris plagioklas hadir secara r
Catatan :
U n t u k s e mu a b a t u a n b e k u d e n g a n k e ma s i n e qu i g r a n u l a r ( p or f
i r i t i k , V i t r t e k s t u r k e ma s E qu i g r a n u l a r b e r l a k u u n t u k ma s a d a s a
r n ya .
2 .6 .
Ta h a p Pe n a ma a n Ba t u
an
Batuan bertekstur fanerik merupakan batuan beku yang ukuran butirnya dapat di
mata biasa atau dengan loupe.
Penamaan batuan dengan menggunakan diagram segi tiga double (klasifikasi batuan s
dan diagram segi tiga untuk kelompok batuan ultramafik, gabroik dan anortosit.
Bila jumlah persentase mineral utama tidak 100% maka jumlah mineral utama di
h untuk di 100%-kan.
b.
Batuan umumnya berukuran halus < 1mm yang tidak dapat di amati oleh mata biasa
ata loupe, sehingga persentase kehadiran mineralnya sulit atau tidak dapat
ditent megaskopis. Untuk menetukan persentase dan komposisi mineralnya dapat
dibantu d warna dari batuan seperti warna terang menunjukan mineral felsik dan
warna gela mineral mafik.
2.
3.
4.
5.
2 .6 .1 . Ta h a p Pe n a ma a n Je n i s Ba t u a n Be k u
12/7/2014
G a mb a r 2 .4. K l a s i f i k a s i Ba t u a n Be k u Pl u t on i k ( S t r e c k e i s e n , 1 9 7 4 )
88/
23
G a mb a r 2 .5 . K l a s i f i k a s i Ba t u a n Be k u u n t u k Te k s t u r A f a n i t i k ( IU G S , 1 9 7 3 )
2 .6 .2 . M e n e n t u k a n N a ma Ba t u a n
Be k u
TEKSTUR
NAMA SATUAN
(GK
RANFITAIKNE)
RIK L
DIORIT
GABRO
PERIDOTIT
GRANIT
S
I
FANERI
GRANIT
DIORIT
GABRO
FENOKRIS
PORFIRI
PORFIRI
PORFIRI
AFANITIK
RYOLIT
ANDESIT
BASAL
K
A
S
I
(FELSIT)
AFANITIK
FENOKRIS
RYOLIT
ANDESIT
BASAL
PORFIRI
PORFIRI
PORFIRI
G a mb a r
2 .6 .
Ba
gpengena
lan
klasifikasi
batuan
bedasarka
mi n e r a l .
FELSIT PORFIRI
VESIKULER
PUMICE
SCORIA
GELAS
OBSIDIAN
PIROKLASTIK
BAB III
BATUAN PIROKLASTIK
3.1 . Ti n ja u a n U mu m Ba t u a n Pi r ok l a
stik
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik dan merupakan has
gunung api atau batuan beku yang oleh proses gunung api, dilemparkan (eksplosif) dengan
mate asal yang berbeda ( W .T.Hu a n g , 1 9 6 2 ) , selanjutnya material tersebut terendapkan
dan tertran W .T.G , 1 9 5 4 ) . Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun atas fragmenfragmen hasil e secara eksplosif. Hasil letusan gunung api umumnya berupa produk efusif,
yaitu berupa lava eksplosif yang dapat berbentuk padat atau fragmental, gas dan cair.
3.2 . M a t e r i a l Pe n yu s u n Ba t u a n Pi r ok l a s t i k
Komposisi atau material penyusun batuan piroklastik berupa :
Juvenil, merupakan material penyusun yang berasal dan langsung dikeluarkan dari
magma, padatan, cairan dan kristal (mineral).
b. Cognate, dimana material penyusunnya berupa material hablur (hasil kristalisasi magma)
da sebelumnya.
c. Accidentil, material penyusunnya berupa bahan hamburan dari batuan non gunung
berapi batuan dasar yang beragam komposisinya baik berupa batuan beku, sedimen atau
batuan
a.
3.3.
1.
E n d a p a n Pi r ok l a s
tik
Mekanisme pembentukan endapan fragmen piroklastik dapat dibedakan
atas:
Endapan piroklastik jatuhan (pyroclastic fall), merupakan endapan piroklastik yang diend
udara yang dikontrol oleh gravitasi. Penyebaran menutupi topografi dan umumnya
b bersortasi baik.
2.
Endapan piroklastik aliran (pyroclastic flow), merupakan endapan piroklastik hasil aliran
pusat erupsi berupa hot avalanche, glowing avalanche dan hot ash avalanche yang
bersuhu
C. Penyebaran dan bentuk endapan sangat dipengaruhi oleh morfologi, bagian bawahnya m
batas morfologi asalnya sedangkan atasnya umumnya datar.
3.
Endapan piroklastik surge (pyroclastic surge), merupakan endapan piroklastik hasil perc
bahan padat dan gas (uap air) yang mempunyai rapat massa rendah dan bergerak
deng tinggi secara turbulen
diatas
permukaan. Menunjukkan
perlapisan
yang
acak at stratification.
3.4. Te k s t u r Ba t u a n Pi r ok l a
stik
Dalam mendiskripsian batuan piroklastik kita harus melihat bagaimana cara
pembentukannya, maka kita dapat mengetahui tekstur batuan piroklastik yang terbagi atas :
Bentuk butir atau kebundaran, pemilahan, kemas.
1.
Ukuran butir, dapat berukuran bom,blok,lapilli atau
ash.
2.
Bentuk atau kebundaran, yaitu bentuk permukaan butir yang dibedakan
atas :
3.
:
4.
:
Menyudut (Angular)
Membundar (Rounded)
Sortasi buruk, bila ukuran butir penyusun batuan relatif tidak seragam.
3.5 .
S t r u k t u r Ba t u a n Pi r ok l a
stik
Struktur batuan piroklastik pada prinsipnya sama dengan struktur batuan beku, seperti strukt
vesikuler, massive maupun amikdoloidal maupun struktur batuan sedimen, yaitu struktur perlapi
bedding atau cross bedding.
3.6 .Ta h a p Pe n a ma a n Ba t u a n Pi r ok l
astik
Klasifikasi penamaan batuan piroklastik secara umum dibedakan atas
:
1. Klasifikasi berdasarkan fragmen piroklastiknya ( F i s h e r , 1 9 6 6 d a n S c h i mi d , 1 9 8 1
) yaitu :
~
Anglomerat, bila batuan disusun oleh fragmen piroklastik dominan berupa bom yang
ber mm.
Breksi piroklastik, bila batuan disusun oleh fragmen piroklastik dominan berupa blok yang
64 mm.
Breksi tufa, bila batuan disusun oleh percampuran fragmen piroklastik blok maupun ash.
Tufa, bila batuan disusun oleh fragmen piroklastik berupa ash dan lapilli dimana ash lebi
Tufa lapilli, bila batuan disusun oleh fragmen piroklastik berupa lapili dan ash dimana
lap dominan. Oleh S c h i mi d ( 1 9 8 1 ) , tufa lapili disebut juga lapilli.
Size
W e n t w or t h W i l l i a m
Tw e n Hof e l
Fisher
( mm)
1 9 32
1950
1961
256
128
64
Bombs
Coarse
Blocks
and
Bomb = anglomerat
Fine
Bomb
32
10
8
4
2
0.5
0.250
0.125
0.0825
Lapili
Lapili
Fine ash
Ta b e l 3.1 .
2.
a
K l a s i f i k a s i b a t u a n p i r ok l a s t i k ol e h W e n t w or t h , W l l i a m ( 1 9 32 ) ,
Tw e n Hof e l ( 1 ( 1 9 6 1 )
Klasifikasi untuk tufa, berdasarkan pada material penyusun tufa ( W .T.G , 1 9 5 4 ) dibedakan
~
Batuan Piroklastik yang terbentuk melalui ekstrusif mengalami pelapukan, kemudian tererosi
dan tertransportasi kedaerah cekungan dan terendapakan membentuk sedimen tufa yang
disebut Batuan Epiklastik .
Geologi institut (1975), Carrozzi mengatakan batuan epiklastik adalah : Batuan yang bahan
peny berasal dari pelapukan batuan Vulkanik, termasuk juga batuan piroklastik serta bahan hasil
jat piroklastik yang terangkat sebelum mengalami pelapukan.
G a mb a r 3.2 . K l a s i
f i k Pi r ok l a s t i k
B F r a g me n Pi r ok l a
stik(Fisher, 1966)
BA B IV
BA T U A N S ED
IMEN
4.1 . Ti n ja u a n U mu n Ba t u a n S e d i
me n
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi batuan dari hasil
romba atau dari hasil reaksi kimia maupun hasil dari kegiatan organisme. Batuan sedimen
terbentuk batuan yang telah ada sebelumnya (batuan beku, batuan metamorf, batuan
sedimen). Tetap gaya-gaya atau kekuatan dari luar bumi (pelapukan, pengikisan air, pengikisan
angin), maka b tersebut dihancurkan, diangkut (oleh madia air sungai dan angin) dan
kemudian diendapka tempat yang rendah letaknya (danau, laut, lautan, rawa-rawa, sungai).
Mula-mula batuan ter dalam keadaan lunak, akan tetapi oleh proses diagenesis (proses
pembatuan), maka enda tersebut akan menjadi keras.
G a mb a r 4.1 . G r a n d C a n yon
Batuan sedimen digolongkan terutama berdasarkan pada tekstur dan struktur
yang kenampakan lapangan. Komposisi fragmen dan komposisi butir lainnya akan dapat
memperinci batuan tersebut menjadi jenis-jenis batuan sedimen.
Material atau komponen penyusun batuan sedimen :
1.
Material detritus (Allogenik), sebagai hasil rombakan yang terbentuk dari luar daerah
sedim dari :
~ Fragmen mineral atau kristal, seperti mineral silikat, yaitu kwarsa felspar, mineral
lempun
~
2.
Material Autogenik, terbentuk didaerah sedimentasi atau cekungan sebagai hasil proses
biokimia, seperti kalsit, gipsum, halit, gloukonit, oksida besi, dll.
4.2 .
K l a s i f i k a s i Ba t u a n S e d i
me n
Proses pembentukan batuan sedimen akan tercermin dari tekstur atau struktur yang d
dengan kata lain dari tekstur akan dapat diinterpretasikan genesa atau proses pemben
sedimen. Berdasarkan tekstur (genesanya) batuan sedimen dapat dibedakan atas :
1. Batuan sedimen Klastik, umumnya terbentuk dari hasil rombakan secara fisika.
2. Batuan sedimen Kristalin atau batuan sedimen non klastik, dibedakan atas :
~
Batuan yang terbentuk oleh proses kimia, seperti endapan fosfat, rijang, dll.
Batuan yang terbentuk oleh proses organik atau biokimia, seperti batu gamping, batu ba
4.2 .1 . Ba t u a n S e d i me n K l a
stik
Merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali pecahan-pec
asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen, baik
pe dan pelapukan fisika, fragmen asal ini kemudian tererosi dan tertransportasi menuju
suatu kemudian diendapkan.
K on g l ome r a t
Br e k
si
G a mb a r 4.2 . Ba t u a n s e d i me n k l a s t i k
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mulai mengalami proses diagenesis,
perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah dalam suatu sedimen
setelah terjadi litifikasi W .T.Hu a n g ( 1 9 6 2 ) . Proses-proses diagenesa meliputi :
1.
Kompaksi sedimen, umumnya terjadi akibat beban sedimen yang ada di atasnya,
menyebab antar butir menjadi lebih lekat dan juga air yang dikanding dalam pori-pori
terperas keluar.
2.
Sementasi, yaitu proses dimana butiran-butiran sedimen direkat oleh material lain ya
kemudian, dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral dalam sedime
Material semennya dapat berupa karbonat, silika atau oksida besi.
3.
Rekristalisasi, timbul karena proses kompaksi yang tidak sempurna dimana air dalam
rongg diperas keluar seluruhnya oleh kompaksi, sehingga air yang tertinggal akan
mengalami rekristalisasi. Rekristalisasi umum terjadi pada batuan karbonat.
4.
Autogenik, yaitu Pembentukan mineral baru dilingkungan diagenetik sehingga adanya min
merupakan pertikel baru dalam suatu batuan sedimen. Mineral autogenik yang umum dik
karbonat, silika, klorit, gipsum.
5.
4.2 .1 .1 . Ta h a p -Ta h a p Pe n d i s k r i p
sian
Dalam mendiskripsian batuan sedimen kita harus melihat bagaimana cara
pembentukannya, maka kita dapat mengetahui tekstur batuan sedimen yang terbagi atas :
Bentuk atau kebundaran, pemilahan, kemas, porositas, kekompakan.
Te k s t u r Ba t u a n S e d i me n K l a s
tik :
1. Ukuran butir (Grain size)
Pemberian ukuran butir mengacu pada skala Wentworth dengan cara melihat ukuran butirdalam suatu batuan. Ukuran tersebut dapat berupa Gravel, Sand (pasir) dan Lempung atau lu
Tabel 4.1. Pembagian ukuran butir menurut skala
Wentwort.
2.
Menyudut (Angular)
~
Menyudut
Angular)
Tanggung
~
Membundar
Rounded)
3.
Tanggung
Membundar (Rounded)
Sangat Membundar (Well Rounded)
Pemilahan (sortasi)
Merupakan tingkat keseragaman ukuran butir penyusun batuan, dibedakan
atas:
~
Terpilah sangat
sorted)
baik
~
Terpilah baik
sorted)
(well
(Very well
~
Terpilah buruk
sorted)
~
Terpilah sangat
sorted)
5.
(Sub
4.
(Sub
(Poorly
buruk
( Very Poorly
Kemas
Menyatakan hubungan antar butir penyusun batuan, dimana hal ini dikontrol oleh tingkat
di dialami batuan, dan dibedakan atas :
~
Kemas
bersentuhan.
terbuka,
~
Kemas
bersentuhan.
tertutup,
bila
bila
kontak
kontak
antar butir
tidak
antar butiran
saling
Porositas
Dimaksudkan dalam tingkat atau kemampuan dalm menyerap air, dibedakan
atas:
Porositas baik, bila mampu menyerap
air.
Porositas buruk, bila tidak menyerap
air.
Porositas sedang, Bila diantara mampu dan tidak menyerap
air.
6.
Kekompakan
S t r u k t u r Pa d a Ba t u a n S e d i me n K l a s t i k :
1 . Pe r l a p i s a n ( Be
ds)
~
3m
~
Laminasi, ketebalan antara < 0,3cm - <
1cm
~
Cross Lamination
beds)
~
Graded bedding
~
Lamination
Convolute
(Cross
Convolute
lamination
Cross
lamination bedding
G a mb a r 4.3. S t r u k t u r p e r l a p i
san
2 . S t r u k t u r p e r mu k a
an
~
Massive (structureless)
Mud Cracks
Erosional Mark
3.
Struktur dala
m
~
Load Casts
Flute Casts
Groove Casts
Organic Structure
Loa d c a s t s
Flute casts
G a mb a r 4.5 . S t r u k t u r d a l
am
K omp os i s i Pe n yu s u n Ba t u
an
Berdasarkan proses pembentukan batuan sedimen klastik, maka komposisi
batuannya atas fragmen, matrik dan semen. Pemisahan tersebut semata-mata hanya
berdasarkan ukuran butiran penyusun suatu batuan, dimana:
1. Fragmen, ukuran butir penyusun yang paling besar, sebagai material detritus.
2. Matrik, ukuran butir penyusun sedang, sebagai material detritus.
3. Semen, terbentuk pada saat diagenesa atau sesudah proses diagenesa dan berperan
seb antar butiran. Yang umum berperan sebagai semen adalah silica, kalsit, oksida besi.
D a s a r -D a s a r Pe n a ma a n Ba t u a n S e d i me n K
lastik
Secara umum penamaan batuan sedimen didasarkan pada ukuran butir selain juga m
komposisi mineral penyusunnya, guna penentuan variasi masing-masing batuannya.
Untu
N a ma b a t u a n
Konglomerat(bila bentuk fragmen atau butiran
Gravel
menyudut) (sandstone)
Batupasir
Batulanau (siltstone)
Batulempung (claystone)
Mud
Batulumpur (mudstone)
Batuserpih (shalestone)
Untuk penamaan batuan sedimen yang lebih detail, digunakan diagram segitiga, oleh (
1971)
G a mb a r 4.6 . Pe n a ma a n b a t u a n s e d i me n b e r d a s a r k a n u k u r a n b u t i r s a n d -c l
a y-s i l t ( M
G a mb a r
mu d -
4.7 .
Pe n a ma a n
batuan
s e d i me n
berdasarkan
ukuran
butir
( C omp t on , 1 9 6
2).
Menurut W i l l i a m a t a l l ( 1 9 5 4) , Variasi batupasir diperoleh dengan menggunakan
diagr F, L, dimana Q berupa kuarsa, Chert dan fragmen kwarsit, F berupa feldspar dan L
berupa stabil dan fragmen batuan. Diagram Q, F, L, ini digunakan bila batupasirnya
tidak meng mengandung matrik berupa mineral lempung < 5%.
4.2 .2 . Ba t u a n S e d i me n N on K l a
stik
Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi ki
4.2 .2 .1 . Ba t u a n K a r b on
at
Batuan karbonat adalah batuan yang tersusun oleh garam-garam karbonat. Batuan
dari tiga cara, yaitu secara mekanik, kimia, maupun organik. Komposisi mineral penyusun uta
kalsit, aragonit, dolomit, kadang juga hadir siderit dan magnesit.
G a mb a r 4.8 . Ba t u a n k a r b on a t
Secara umum unsur tekstur atau material penyusun batu gamping dibedakan atas:
~
Semen
Massa dasar
Adanya massa dasar diantara butir-butir menunjukkan tingkat efektivitas energi mekanis
dalam memilah unsur-unsur gamping.
3.
Secara umum dari tekstur tersebut diatas, maka dalam pendiskripsian tekstur
bat diharapkan
dapat
digunakan
untuk
lingkungan
pengendapan, terutama e
atau gelombang yang bekerja dalam lingkungan pengendapannya.
4.2 .2 .1 .1 . Ta h a p -Ta h a p Pe n d i s k r i
psian
Pendiskripasian tekstur karbonat adalah sbb :
1. Butiran/kerangka
2.
cangkang-cangkang
binatang
yang
Semen
~
Terbentuk pada saat diagenesa pengisian rongga-rongga oleh larutan, yang mengen
sebagai hablur yang jelas.
Sukar dibedakan dengan kalsit hasil rekristalisasi yang biasanya lebih halus dan disebut
3. Massa Dasar
~
Merupakan butir-butir
terbentu sedimentasi.
halus
dari
karbonat
yang mengisi
rongga-rongga dan
Bisanya berukuran sangat halus, sehingga bentuk-bentuk kristal tidak dapat diidentifikas
menjadi kalsit.
Merupakan hasil abrasi dari gamping yang telah terbentuk. Misalnya koral, algae
diero kembali oleh pukulan-pukulan gelombang dan merupakan tepung
kalsit,
dimana tersebut membentuk lumpur ( lime mud ) dan umunya diendapkan di daerah
yang ten
4. Ukuran Butir
Untuk ukuran
.L. A .W .G r a b a u w .
butir
dapat
mengacu pada
klasifikasi
menurut
W e n t w or t ,
5.
Bentuk Butir
Untuk penentuan atau penafsiran energi dalam lingkungan pengendapan. Bentuk
masing jenis kerangka dibedakan atas :
a. Bioklastik, dibedakan atas :
b.
:
6.
Cangkang-cangkang yang utuh atau fragmen kerangka yang utuh atau bekas pecaha
speroidal
ooid, dsbnya.
Porositas
Kemampuan suatu mineral untuk menyerap air yang dibedakan atas :
a. Porositas baik
b.
Porositas
buruk
4.2 .2 .1 .2 . D a s a r -D a s a r Pe n a
ma a n
Dasar penamaan batuan ini dapat menggunakan beberapa klasifikasi yang ada, antar
a . Klasifikasi F ol k ( 1 9 5
9)
Dibedakan pada jenis butiran maupun lumpur karbonatnya dan secara umum dibedakan
at
Allocemical/butiran
dengan lumpur
karbonatnya
sparit/sparry.
Allochemical/butiran dengan lumpur karbonatnya
mikrit.
Batugamping yang disusun dominan kristal-kristal kalsit, disebut
mikrit.
Batugamping terumbu, disebut
biolitit.
b . Klasifikasi A .W .G r a b a u w ( 1 9
04)
1.
Batugamping organik atau biogenik, terutama terdiri dari fosil utuh yang
belum
be habitatnya.
2. Batugamping klastik, jenus batugamping ini dibedakan berdasarkan ukuran butirnya,
yaitu
~
Batuan yang didukung oleh butiran, yaitu packstone (butiran tidak saling kontak) d
(butiran saling kontak).
~
Batuan yang disusun
bountstone.
~
dominan
fosil
atau kerangka
organik,
disebut
d . Klasifikasi E b r i e d a n K l ov a n ( 1 9
71) :
~
Rud stone
Float stone
Frame stone
Bind stone
Baffe stone
4.2 .2 .2 . Ba t u a n S i l i
ka
Batuan silika terdiri dari silika (SiO2) yang dominan. Batuan ini berasal dari proses ki
biokimia, yaitu terbentuk dari hasil kumpulan organisme silika seperti diatom, radiolaria dan
sp silika dapat berasal dari batuan karbonat apabila berlaku tindak balas kimia silika
meng karbonat.
Contoh batuan:
o Diatom:
Kenampakannya seperti kapur. Terbentuk di danau dari organisme planktonik
mikrosko
Hampir menyerupai kaolinit. Porositasnya baik. Warnanya putih, sangat ringan (lebuh
ringan
o Rijang (chert):
Merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses luluhawa. Strukturny
berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap (war
sampai merah hati). Rijang terbentuk di laut dari hasil proses biologi (kumpulan organisme b
dapat juga terbentuk dari proses diagenesis batuan karbonat.
4.2 .2 .3. Ba t u b a r
a
Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk secara organik. Batubara merup
sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan,berwarna coklat sampai hita
pengendapannya
terkena
proses fisika
dan kimia
yang akan
mengakibatkan
pengkayaa karbonnya.
Sebelum terbentuk batubara, sebagai tahap awal atau batuan asalnya adalah gam
beberapa tahapan dalam pembentukannya dari gambut ke batubara dan dalam setiap
proses yang terjadi dan unik yang tergantung pada banyak faktor.
Gambut adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar, berasal dari tumpukan h
bagian dari tumbuhan yang terhumufikasi dan dalam keadaan tertutup udara (dibawah air)
kandungan air >75% dan kandungan mineral <50% dalam kondisi kering.
Komponen penyusun batubara didominasi oleh komponen organik (tumbuhan atau hewa
komponen lain, seperti mineral. Unsur penyusun batubara terdiri dari C, H, O, N, S, P, dan
unsu air, gas abu, bagian lain yang mudah terbakar. Komponen penyusun betubara tersebut
secar (petrografi) disebut maseral.
4.2 .2 .3.1 . Ta h a p -Ta h a p Pe n d i s k r i p
sian
1. Tekstur
Batubara hanya mempunyai tekstur amorf.
2.
Porositas
Kemampuan suatu batuan untuk menyerap air yang dibedakan atas porositas baik da
Struktur batuan
Struktur batuan pada batubara yaitu : Massive, Aliran dll.
4.2 .2 .3.2 . Pe mb a t u b a r a a n ( C oa l i f i c a t i on )
Proses pembentukan batu bara dari mulai gambut pada dasarnya dapat dibagi
ata yaitu proses biokimia dan thermodinamika (Suprapto, 1996) :
1.
Pr os e s a t a u t a h a p b i ok i mi a , adalah proses penghancuran oleh bakteri
anaerobic ter kayu-kayuan (sisa tumbuhan ) hingga terbentuk gel (seperti agar-agar
) yang disebut anaerobic adalah bakteri yang hidup pada tempat cair yang kurang
mengandung oksigen, air kotor pada daerah rawa-rawa. Bakteri ini akan membusukkan
atau memakan bahan (sisa tumbuhan).
2. Pr os e s a t a u Th e r mod i n a mi k a , yaitu proses perubahan dari gambut menjadi
lapisan b adanya panas dan tekanan juga adanya proses dari luar. Proses ini
disebut se pembatubaraan yaitu proses perkembangan gambut, lignit dan subbitominous coal me dan meta-antrasit. Secara normal pematangan bahan organik
akan menjadi semaki endapannya terdapat lebih dalam atau disebabkan juga oleh
adanya panas dari luar, s sirkulasi hidrotermal, panas gesekan atau komplikasi
tektonik, serta proses geologi sep atau lipatan. Tekanan mempunyai pengaruh yang
lebih kecil di banding temperatur dan w akan berfungsi untuk mendapatkan bahan
organik dan mengeluarkan kandungan air. berpengaruh terhadap proses
pembatubaraan. Waktu pemanasan yang lama, tingkat pe yang dihasilkan akan lebih
tinggi.
4.2 .2 .3.3. D a s a r -d a s a r Pe n a
ma a n
Penamaan batubara didasarkan pada proses pembatubaraan dengan lamanya wakt
Gambut (peat)
Merupakan hasil dari proses pengendapan, pemampatan, dan pemadatan dari
pembentuk lapisan batuan. Kadar airnya tinggi, warnanya abu-abu kecoklatan sampai ku
dibakar warna apinya merah. Gambut merupakan fase awal dari proses pembentukan
batuba memperlihatkan sifat asal dari bahan dasarnya (tumbuhan asal).
1.
2.
3.
Sub-Bituminous
Sisa bagian tumbuhan tinggal sedikit dan memperlihatkan perlapisan. Ringan, dap
sebagai bahan bakar dengan nilai kalori yang rendah.
4.
Bituminous
Dicirikan oleh warnanya yang hitam dengan sifat yang padat dan tidak memperlihatk
Ringan, dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan temperatur sedang sampai tinggi.
5. AntrasitBerwarna hitam, keras dengan kilap tinggi dan dicirikan oleh penurunan unsur H s
Pada proses pembakaran memperlihatkan warna biru (warna apinya biru), dapat dig
berbagai macam industri besar yang memerlukan temperatur tinggi. Ringan-sangat
ringan, concoidal (menyerupai pecahan kaca depan mobil).
BA B V
BA T U A N MET A
MORF
5 .1 . Ti n ja u a n U mu m Ba t u a n M e t a
mor f
Batuan metamorf ialah batuan yang sifatnya telah berubah selepas pembentukan
as proses yang bertindak didalam bumi atau oleh jasad-jasad dari planet lain.
Perubaha merangkumi perubahan didalam mineral yang membentuk batuan atau perubahan
dalam berk mineral tersebut, yaitu tekstur batuan.
Pembentukan batuan metamorf sangat kompleks, akibat bergerak lempeng-lempeng
tumbukan fragmen-fragmen kerak, batuan terkoyak, tertarik, terlipat, terpanaskan dan
beruba perubahannya dalam keadaan padat, umumnya jejak-jejak bentuk awalnya masih
dapat dike telah mengalami perubahan lebih dari sekali. Batuan metamorf paling menarik
diantara ba karena di dalamnya tersimpan cerita semua yang telah terjadi pada kerak
bumi. Saat lem bertumbukan, terbentuklah batuan metamorf tertentu sepanjang batas
lempeng. Sehi mempelajarinya, kita dapat mengetahui dimana batas benua sebelumnya, serta
telah berapa berlangsung.
Pr os e s M e t a mor f i s
me
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang sudah ada me
metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar. Batuan asal dari
batu tersebut dapat berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf sendiri
yang sud metamorf sendiri adalah perubahan bentuk. Agen atau media
yang
menyebabkan terja metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan kimia aktif.
Sedangkan perubahan yang batuan meliputi tekstur dan komposisi mineral.
Kadangkala proses metamorfisme tidak berlangsung sempurna, sehingga perubaha
pada batuan asal tidak terlalu besar, tapi hanya kekompakannya yang bertambah. Proses
yang sempurna menyebabkan karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi
per sangat ekstrim, peningkatan temperatur mendekati titik lebur batuan, padahal
perubahan b proses metamorfisme harus tetap dalam keadaan padat. Apabila
peningkatan temper meleburkan batuan, maka proses tersebut sudah tidak termasuk pada
proses metamorfism sudah menjadi proses aktivitas magma.
Proses metamorfisme terjadi apabila kondisi lingkungan batuan mengalami perubah
sama dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga batuan menjadi tidak
mendapatkan kestabilannya kembali pada kondisi yang baru maka batuan mengalami
perubaha tersebut terjadi pada kondisi tekanan dan temperatur tekanan dan temperatur
yang beber di bawah permukaan bumi. Karena pembentukannya yang sangat jauh di bawah
permukaan, pembentukan batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh geologiawan.
metamorf.
Proses metamorfisme sering terjadi pada salah satu dari tiga fenomena pemben
Pe r t a ma , pada proses pembentukan pegunungan, batuan yang menyusun suatu
luas, mengalami tekanan dan perubahan temperatur bersamaan dengan terjadinya deformasi
tersebut. Akibatnya terjadilah pembentuan batuan metamorf pada daerah yang sangat
lu disebut dengan proses me t a mor f i s me r e g i on a l .
K e d u a , ketika batuan bersentuhan atau dekat dengan aktivitas magma, akan
t me t a mor f i s me k on t a k . Pada proses ini perubahan disebabkan terutama oleh
peningkata yang sangat tinggi dari magma, sehingga terjadi efek pemanggangan (baking
effect) pada bat magma.
K e t i g a , merupakan proses metamorfime yang sangat jarang, terjadi perubahan
se sesar. Pada proses ini batuan di sepanjang zona tersebut mengalami penghancuran
menjadi sangat halus yang disebut milonat, atau material yang kasar yang disebut
breksi s kenampakannya seperti breksi pada batuan sedimen. Proses ini disebut proses me t
a mor f i s me
A g e n Pr os e s M e t a mor f i s
me
Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas,
tekana kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersama-sama pada batuan
yang meng metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap agen
tersebut berbed proses metamorfisme tingkat rendah, kondisi temperatur dan tekanan
hanya sedikit diatas k pembatuan pada batuan sedimen. Sedangkan pada proses
metamorfisme tingkat tinggi, kon dibawah kondisi proses peleburan batuan.
Pa n a s S e b a g a i A g e n M e t a mor f i
s me
Panas merupakan agen metamorfisme yang paling penting. Batuan yang ter
permukaan bumi akan mengalami perubahan kalau mengalami pemanasan yang tinggi pada
wa oleh magma dari dalam bumi. Akibat dari proses penerobosan ini tidak atau sedikit
terlihat a tersebut terjadi pada atau dekat permukaan bumi. Hal ini terjadi karena pada
tempat terseb magma sudah tidak terlalu berbeda dengan kondisi batuan disekitarnya. Pada
keadaan yang d akan terjadi proses pembakaran saja pada batuan yang disebut baking
efect.
konvergen, batuan dapat mengalami pemindahan tempat ke tempat yang lebih dalam yait
subduksi.
Pada pemindahan yang tidak begitu dalam, hanya beberapa kilometer, mineral
ter mineral lempung menjadi tidak stabil, dan akan mengalami rekristalisasi menjadi mineral
yan pada kondisi lingkungannya yang baru. Mineral lain yang umumnya dijumpai pada batuan
krista pada kondisi temperatur dan tekanan yang lebih tinggi, akan mengalami proses
metam kedalaman sekitar 30 kilometer.
Te k a n a n S e b a g a i A g e n M e t a mor f
i s me
Tekanan seperti halnya temperatur akan meningkat dengan meningkatnya
kedalama seperti tekanan gas, akan sama besarnya ke segala arah. Tekanan yang
terdapat di d merupakan tekanan tambahan dari tekanan pada batuan oleh
pembebanan batuan di ata akan mengalami tekanan juga pada waktu terjadinya proses
pembentukan pegunungan at Pada keadaan ini batuan akan mengalami penekanan yang
berarah, dan pemerasan.
Batuan pada tempat yang dalam akan menjadi plastis pada waktu mengalami
pros Sebaliknya pada tempat yang dekat permukaan bumi, batuan akan mengalami
keretakan mengalami deformasi. Hasilnya batuan yang bersifat rapuh (brittle) akan hancur
dan menjadi halus.
Pr os e s M e t a mor f i s me d a n A k t i v i t a s La r u t a n K i mi a
Larutan kimia aktif, umumnya air yang mengandung ion-ion terlarut, juga dapat
terjadinya proses metamorfisme. Pori-pori batuan pada umumnya terisi oleh air. Selain itu
bebe hidrat mengandung air dalam struktur kristalnya. Bila terjadi penimbunan yang dalam
pada ba terdapat di dalam mineral akan ditekan keluar dari struktur kristalnya, dan akan
memungkink reaksi kimia. Air yang terdapat disekitar kristal merupakan katalisator terjadinya
perpindahan
Mineral biasanya mengalami rekristalisasi untuk membentuk konfigurasi struktur
kris stabil. Pertukaran ion pada mineral akan membentuk mineral-mineral yang baru.
Perubahan dilakukan oleh air yang kaya mineral dan panas, telah banyak dipelajari di
beberapa daera seperti Yellowstone National Park, AS. Disepanjang pematang pegunungan
lantai dasar samu air laut pada batuan yang masih panas mengubah mineral pada batuan
beku basalt yang be menjadi mineral-mineral metamorfisme seperti serpentin dan talk.
5 .2 . K l a s i f i k a s i Ba t u a n M e t a
mor f
Berdasarkan proses pembentukannya batuan metamorf dibedakan atas :
1 . M e t a mor f os a Re g i on a l ( d i n a mo t h e r ma l )
Terjadi akibat adanya tekanan dan temperatur tetapi yang lebih dominannya adala
Meliputi daerah yang luas , jalur arogenesa ( Proses perubahan tekanan yang luas ).
3.
4.
M e t a mor f os a Th e r ma l / k on
tak
Tekstur yang dijumpai umumnya granoblastik dengan struktur non foliasi ( granulose
M e t a mor f os a K a t a k l a
stik
5 .3. Ta h a p Pe n a ma a n Ba t u a n M e t a mor f
5 .3.1 .
Te k s t u r Ba t u a n M e t a
mor f
Tekstur di batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antar
min dibedakan atas:
1. Tekstur Kristaloblastik
Yaitu tekstur yang terbentuk dari proses metamorfosa, yang dibedakan atas:
a. Lepidoblastik : Terdiri dari mineral-mineral tabular atau pipih yang relatif
terorie mineral mika grup (muskovit, biotit).
b. Nematoblastik : Terdiri dari mineral-mineral prismatik yang relatif terorientasi,
s plagioklas, k-feldspar, piroksen.
c. Granoblastik : Terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional) yang
relatif seperti mineral kuarsa. Biasanya memperlihatkan batasbatas teratur) dengan bentuk mineral yang anhedral.
202
212
2. Tekstur Palimset
Yaitu tekstur sisa atau tekstur yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya, yang
di a. Blastopsefitik : Tekstur yang memperlihatkan ukuran butir lebih besar dari pasir
(gravel). b. Blastopsamit : Tekstur dengan ukuran butir pasir (sand).
c. Blastopellitik : Tekstur dengan ukuran butir lempung (clay).
d. Blastoporfiritik : ekstur sisa dari batuan asal yang porfiritik.
5 .3.2 .
S t r u k t u r Ba t u a n M e t a
mor f
Stuktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran,
orientasi unit poli granular batuan tersebut, pembahasan struktur juga meliputi susunan
batuan termasuk hubungan geometrik antar bagian massa batuan serta bentuk dan kenamp
bagian-bagian tersebut. Secara umum batuan metamorf dibedakan menjadi dua bagian yaitu
s dan struktur non foliasi.
1.
Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan struktur terpenting dari batuan metamorf, yaitu s
memperlihatkan adanya orientasi dari mineral. Struktur foliasi dapat pula diartikan sebagai
struktur planar pada suatu batuan. Struktur foliasi umumnya terbentuk dari hasil
dinamotermal, metamorfosa beban dan metamorfosa kataklastik. Struktur ini dapat terjadi
ka penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
Struktur foliasi ini mencakup :
2.
a.
b.
c.
d.
Struktur non-Foliasi
Be n t u k In d i v i d u M i n e r a l Ba t u a n M e t a mor f
Bentuk mineral dari batuan metamorf yang terbentuk dalam fase padat dibedakan ata
1. Idioblastik, mineralnya berbentuk euhedral.
2. Hypidioblastik, Mineralnya berbentuk subhedral.
3. Xenoblastik atau Allotrioblastik, mineralnya berbentuk anhedral.
5 .4. D a s a r Pe n a ma a n Ba t u a n M e t a mor f
Penaman batuan metamorf dapat didasarkan pada
:
1. Berdasarkan pada tekstur atau struktur. Contoh : batu sabak (slate), Filit, Gneiss, Skiss, gran
2. Berdasarkan komposisi mineral penyusun yang dominan. Contoh : Kwarsit, Amphibolit, marme
3.
Berdasarkan jenis batuan asal dengan menambahkan kata Meta didepannya. Batuan ini a
yang baru mengalami metamorfosa sebagian. Contoh : Meta batu pasir, meta batu gamping,
BA B VI
K ES IMPU LA N D A N S A
RA N
6 .1 . K e s i mp u l
an
1. Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan, baik mengenal cara
terda terbentuknya di pemukaan bumi, komposisi mineral, asal mula batuan, dan
hubungannya de proses geologi serta sejarah geologi petrografi.
2. Batuan beku adalah merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma.
hubungan antara tekanan dan temperatur serta komposisi SiO2, maka dikenal beberapa
beku antara lain :
a.
*
Fanerik : Gabbro.
3.
Afanitik : Batuan beku ultra basa tidak mempunyai batuan yang bertekstur afanitik.
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang merupakan hasil
gunung api atau hasil erupsi gunung api, atau batuan beku yang oleh gunung api dilemp
dengan material penyusun dari batuan yang berbeda.
4.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan induk yaitu
batuan sedimen, dan batuan metamorf, yang tertransportasi, tererosi, dan terlitifikasi ke
lebih rendah.
Jenis-jenis batuan sedimen adalah :
a. Batuan sedimen klastik, contohnya:
*
b.
Batuan karbonat :
Biogenik limestone, kalsilutit, kalkarenit, kalsirudit (A.W.Grabauw,1904).
Mudstone, wackstone, packstone, grainstone, bounstone, kristalin granu
(R.J.Dunham,1962).
Mikrokristalin limestone, allochemical limestone, biolithite (F.L.Folk,1959).
Framestone, bindstone, baffestone, floatstone, rudstone (Ebrie,Klovan,1975).
5.
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batu induk, bisa batuan beku, ba
maupun batuan metamorf sendiri yang mengalami perubahan-perubahan mineral mau
akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.
Meta
5 .2 . S a r a
n
Supaya praktikum petrologi dapat berjalan dengan baik dimasa mendatang, penulis
agar fasilitas dilaboraturium petrologi diperlengkap lagi, misalnya dengan menambah contohc karena batuan-batuan yang ada kurang lengkap.
D A FT A R PU S T A
KA
Bates, R.L., Jackson, J.A. Dictionary of Geological Terms. Anchor
Books, New York : 1984.
Lismawaty, MT, Ir, Penuntun Praktikum Petrologi,ITM, Medan,
2004. Mohamed, Kamal Ruslan, Sedimentologi, Geologi UKM, 2005.
Santoso, Djoko, Prof, Dr, Ir, MSc, Batuan dan Peta Geologi, ITB, Bandung.
Publik as ik an
Google Accou
Pratinjau
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)