BATUAN BEKU
II-2
Magma terdiri dari unsur O,Si,Al,Fe,Mg,Na,Ca,K,senyawa berupa
H2O,CO2 dan gas berupa H2S,HCl,CH4, dan CO.
Tabel 2.1. Hubungan antara jenis magma dengan viskositas dan temperatur
Jenis Komposisi Kandungan
Magma Kimia Temperatur Viskositas Gas
45-55% SiO2, Tinggi akan Fe, 10 – 103
Basaltik Mg, Ca, rendah K,Na 1000o – 1200o C PaS Rendah
55 – 65% SiO2 Kandungan 103 – 105
Andesitik Fe,Mg, Ca,K dan Na sedang 800o – 1000o C PaS Sedang
65 – 75% SiO2, rendah akan 105 – 109
Rhyolitik Mg,Ca dan tinggi akan K,Na. 650o – 800o C PaS Tinggi
II-3
Batuan Intrusi (Plutonik)
Proses pembentukan ini sangat berbeda dengan proses pembentukan
batuan ekstrusi, dimana batuan ini sifatnya menerobos batuan yang telah
terbentuk sebelumnya. Ada tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan
beku berdasarkan bentuk dasar dari geometri, yaitu:
Batuan tidak beraturan, pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya
memiliki bentuk yang jelas di permukaan (batholith dan stock).
Intrusi bentuk tabular, mempunyai dua bentuk yang berbeda yaitu yang
mempunyai bentuk diskordan (dike) dan yang berbentuk konkordan (sill
dan laccolith).
Intrusi yang memiliki tubuh yang kecil, bentuk yang khas dari grup ini
adalah intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar dari sisa korok gunung api
(volcanic rock)
II-4
Tekstur adalah kenampakkan atau ciri batuan yang berkaitan dengan
hubungan antara komponen batuan baik yang kristalin maupun non kristalin dan
dapat mencerminkan cara terdapatnya ataupun cara pembentukan batuan. Hal
tersebut dikarenakan tekstur batuan beku menunjukkan derajat kristalisasi, ukuran
butir atau granularitas, dan fabrik (kemas).
Derajat Kristalisasi (Degree of Crystallinity).
Derajat kristalisasi mencerminkan keadaan proporsi antara komponen
kristalin dengan non kristalin (amorf) massa gelas dalam batuan beku, yang
dibedakan atas :
Holokristalin
Apabila batuan tersebut terdiri dari massa kristal seluruhnya. Kristal
biasanya berupa granular, mikrolit yaitu kristal yang berukuran halus yang
berbentuk tabular maupun prismatik dan bersifat anisotrof, serta berupa
kristalin, yaitu kristal yang berukuran sangat halus yang berbentuk sperikel,
seperti rambut atau tongkat dan bersifat anisotrof.
Hipokristalin
Apabila batuan disusun oleh massa gelas dan massa kristal, hal ini disebut
juga dengan istilah metocrystalin.
Holohialin
Apabila batuan tersebut disusun oleh massa gelas seluruhnya.
II-5
Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus,
sehingga tidak dapat dibedakan dengan kasat mata. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat disusun atas massa kristal, massa gelas, ataupun keduanya.
Selain itu juga dikenal istilah mikrokristalin dan kriptokristalin. Disebut
mikrokristalin apabila kristal individu dapat dikenal atau dilihat dengan
menggunakan mikroskop, sedangkan apabila kristal individu dapat dilihat
tanpa menggunakan mikroskop, maka disebut dengan kriptokristalin.
Granularitas dipengaruhi oleh komposisi kimia magma, dalam hal ini akan
mempengaruhi viskositas, kecepatan pendinginan, dan kedalaman sebagai fungsi
dari tekanan. Magma dengan viskositas rendah di bawah tekanan tinggi kristalnya
akan tumbuh dengan baik, sebaliknya untuk magma tekanan rendah viskositas
tinggi serta dekat dengan permukaan, dalam hal ini batuan holokristalin dengan
ukuran butir sedang – kasar merupakan ciri untuk batuan plutonik sedangkan
untuk batuan kristalin halus, afanitik, dengan gelas terbentuk akibat pendinginan
yang cepat dengan viskositas magma yang tinggi.
Fabrik (Kemas)
Merupakan tekstur yang memperlihatkan hubungan geometri antara
bentuk dan proporsi butir-butir penyusun batuan. Secara individu bentuk butir
mineral dibedakan atas :
Euhedral, bila mineral dibatasi oleh bidang atau bentuk kristal yang
sempurna.
II-6
Subhedral, bila mineral dibatasi oleh sebagian bidang atau bentuk
kristalnya.
II-7
Gambar 2.6.Bentuk butir mineral pada sayatan petrografi
II-8
Gambar 2.7. Kemas Batuan Beku
II-9
Gambar 2.9. Tekstur Sub-Ofitik
Diabasik, tekstur ofitik, dimana piroksin tidak terlihat jelas dan plagioklas
membentuk radier terhadap piroksin.
II-10
Intergranular, tekstur dimana butiran mineral – mineral mafik (olivin,
piroksin) berada diantara mineral-mineral plagioklas yang memanjang
dengan arah yang tidak teratur (random)
II-11
Gambar 2.14. Tekstur Grafik
Granofitik, tumbuh bersama antara kuarsa dan K-feldspar tidak pada titik
eutektik tetapi pada proses replacement. Kuarsa berbentuk anhedral dan
tidak teratur memperlihatkan kontinuitas warna (bias rangkap),misalnya
memperlihatkan BF kuning keseluruhan.
Mirmekitik, tekstur tumbuh bersama antara kuarsa dengan plagioklas
asam, dimana kuarsa membentuk menjari atau seperti jaring yang
membentuk radial terhadap plagioklas asam (kuarsa seperti inklusi di
dalam plagioklas asam). Ciri lain pemadaman kuarsa akan serentak pada
saat meja diputar.
Pertit, tekstur tumbuh bersama antara K-feldspar (mikroklin & orthoklas)
dengan plagioklas asam oleh proses inmixing atau exolution (pemisahan
terjadi karena penurunan temperatur). K-feldspar tumbuh lebih besar dan
plagioklas asam biasa tumbuh teratur pada bidang belah K-feldspar.
Antipertit, seperti tekstur pertit,namun plagioklas asam tumbuh lebih
besar.
2.4.2.Tekstur Aliran
Trakitik, tekstur menunjukkan kesan aliran, dimana fenokris ataupun
mikrolit-mikrolit sanidin (K-feldspar) bersama plagioklas menunjukkan
pola kesejajaran.
Pilotaksitik, fenokris dan massa dasar plagioklas menunjukkan
pensejajaran akibat pengaliran.
Hialopilitik, mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai bersama-sama dengan
arah tidak teratur dalam massa dasar gelas.
II-12
2.4.3. Tekstur Khusus Lain
Felted texture, tekstur dimana massa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit
yang tidak beraturan.
Felsoferik, tektur dimana massa dasar terdiri dari intergrowth antara
kuarsa dengan feldspar.
Corona atau Reaction Rim atau Kelfitic Rim, tekstur dimana mineral asal
(pertama terbentuk) dikelilingi atau dilingkupi oleh mineral yang terbentuk
berikutnya. Terjadi pada proses magmatik atau oleh proses metamorfosa
derajat rendah.
Ravakivi, tektur dimana K-Feldspar dilingkupi oleh plagioklas asam
(oligoklas).
Poikilitik, tekstur dimana terdapat inklusi-inklusi mineral secara random
dalam satu mineral besar.
Glamero pofiritik, tekstur ditunjukkan oleh adanya fenokris - fenokris
sejenis yang mengumpul dan tertanam dalam massa dasar.
Kumolo porfiritik, tekstur yang ditunjukkan oleh mengumpulnya fenokris-
fenokris yang tidak sejenis.
II-13
Tabel 2.2. Ciri – Ciri Kerabat Batuan
Ultramafik Gabro Gabro Kalk Diorit Granodiorit
Kerabat dan Alkali Alkali Mozonit Adamelit
Parameter Lamprofir Syenit Granit
Indeks >70 40 – 70 40 – 70 10 – 40 10
warna - - - <10 % >10 %
Kwarsa An 70 An 50 – 70 An 50 – 70 An 30–50 < An 30
Plagioklas Olivin, Olivin, Olivin, Olivin, Px, Biotit,
Mineralogi Piroksin, Piroksin, Piroksin Hrb, Plg, Kwarsa,
Hrb, Plg Hrb, Plg KF > 10 % Biotit, Muskovit,
basa basa Hrb, Plg Kwarsa KF >> plg,
KF < 10 % basa KF< 10 % asam
Grafik
Tekstur Ofitik, Subofitik, Poiklitik, Corona, Trakhitik Mirmekitik
Kellipitik rim, Intergranular, Intersertal, Granofirik
Khusus Afirik, Pilotaksitik pilotaks Pertit
Anti pertit
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kesamaan komposisi mineralogi dan
kimia dikemukakan oleh Weels dan Daly yang dikenal dengan nama “Clan
Concept”, klasifikasi ini tidak mempersoalkan apakah mereka terbentuk pada
permukaan atau pada kedalaman bumi, juga tanpa mempersoalkan apa teksturnya
dan apakah berasal dari proses magmatik atau metasomatik. Suatu clan dari
batuan-batuan dibatasi oleh persamaan komposisinya, dalam perbedaan setiap
clan akan ditentukan berdasarkan tekstur antara komposisi-komposisi batuan yang
berbutir halus dan kelompok batuan yang berbutir kasar.
Didasarkan pada kesamaan komposisi mineral dan tekstur, batuan beku
dibagi atas lima kerabat (clan), yaitu : kerabat batuan Ultramafik dan Lamprofir,
kerabat batuan Gabro Kalk-Alkali, kerabat batuan Gabro Alkali, kerabat batuan
Diorit Monzonit Syenit, kerabat batuan Granodiorit Adamelit dan Granit
II-14
Batuan ini tidak mengandung feldspar atau kurang dari 10 %, batuan ini
banyak ditemukan pada bagian bawah dari sill tebal, aliran-aliran lapolik dimana
semakin keatas berangsur kebatuan basa. Kejadian pada posisi demikian
merupakan gejala akhir dari pembentukan kristal sebelumnya. Batuan ultramafik
lainnya kemungkinan berasal dari diferensiasi kristal dan beberapa diantaranya
dihasilkan oleh alterasi metasomatik sebelumnya.
Variasi Batuan
1. Tipe Berbutir Halus
a. Picrite dan Ankaramite
Pada picrite ultramafik mengandung olivin antara setengah sampai tiga
perempat bagian dari seluruh volume batuan, persentase Ca-Plagioklas berkisar
antara 10 – 25 %. Jenis piroksen yang terdapat pada picrite yang berasosiasi
dengan batuan kalk-alkali basalt dan diabas adalah augit, pigeonit yang
bercampur dengan sedikit hornblende pada picrite yang berasosiasi dengan
alkali basalt dan diabas biasanya mengandung piroksen dari jenis titanugit dan
paling banyak dari jenis negirin augit. Amfibol yang terdapat adalah barkevite
atau arvecson.
Kadang kala pada alkali picrit dijumpai variasi sedikit kalium feldspar. Sisa-
sisa yang dibentuk oleh olivin yang terbanyak berupa fenokris labradorit atau
biotit, bijih besi, apatit, karbonat deuterik dan kadang kala sedikit felspar serta
gelas.
II-15
b. Limburgite
Biasa berbentuk aliran, dike, sill, plug (sumbat lava) dan selalu berasosisasi
dengan batuan alkali basa terutama adalsit, basanit dan monchiquit,
kebanyakan berwarna gelap kaya akan gelas, feldspar tetapi sedikit plagioklas
atau nefelin atau kedua-duanya.
II-16
Mafurit
Berbentuk aliran serta bongkah, bersifat kurang asam dengan kandungan K
lebih tinggi daripada ugandit, kalsilit, mineral jarangnya adalah polimorf
KAlSiO4 yang menjadi penyusun utama dalam massa dasar gelas.
Melilit dan Nefelinit
Batuan-batuan ini umumnya kekurangan plagioklas, dari sini nama asalnya
“basalt melilite” dan “basalt nefeline”, diantaranya ada yang mengandung
silika cukup banyak dan memiliki indeks warna cukup rendah sehingga
berubah menjadi kerabat alkali gabro. Nefelinit tersusun oleh nefelin dan
augit serta kekurangan mineral melilit, dengan massa dasar nefelin, olivin
yang terserpentinasikan dan biotit.
II-17
kecil. Harzburgite terdiri dari mineral olivin dan orthopiroksen (enstatite,
bronzite atau hiprestine), mineral tambahan chromite, besi, diopside dan
diallage. Lherzolite adalah pertengahan Antara wherlite dan harzburgite
mengandung diallage dan orthopiroksen dijumpai dalam jumlah yang
seimbang.
c. Serpentinit
Sill yang sangat besar yang tersusun oleh serpentnit ditemukan dibeberapa
sabuk orogen, dimana batuan ini mengintrusi sedimen geosinklial dan
berasosiasi dengan aliran-aliran dan sill spilit. Dominan tersusun oleh mineral
serpentinit hasil serpentinisasi oleh olivin dan piroksen. Umumnya hasil
ubahan dari dunit atau peridotit, olivin terubah menjadi serpentinit membentuk
tekstur mesh (jala), piroksen (enstatit) terubah menjadi serpentinit membentuk
tekstur bastit
II-18
Gambar 2.19 Serpentinit
d. Piroksinit
Piroksinit adalah batuan beku yang dominan disusun oleh piroksen (90 %),
mineral lain hornblende, biotit dan plagioklas (sedikit), umumnya bertekstur
kasar, allotriomorfik granular, garnet, spinel, opak, apatit, olivin, mineral
sulfida, cromit, klinopiroksinit sangat jarang dijumpai dibandingkan
orthopiroksen.
II-19
Websterit, mineral ortopiroksin dan klinopiroksin hadir dalam jumlah yang
sama dan tumbuh bersama.
Piroksinit yang kaya akan feldspartoid seperti unchompagrite turjait dan okait
(dominan foid yang hadir melilite), sedangkan melteigite, jakupiringte dan
missaurite (foid yang hadir adalah nefelin dan leucit).
Variasi Batuan
1. Berbutir Halus
a. Basalt dan Diabas
Umumnya basalt merupakan batuan yang berbutir halus dan diabas
merupakan batuan yang berbutir sedang. Tekstur holohialin sampai
holokristalin. Perubahan komposisi yang secara keseluruhan terdiri dari gelas
terutama dijumpai dibagian tepi intrusi-intrusi dangkal karena pendinginan
secara cepat, dalam inti-inti aliran lava dan dalam lava-lava yang mendingin
secara cepat karena mengalir kedalam air atau dibawah es. Tekstur-tekstur
porfiritik tersebar luas baik dalam batuan basalt maupun diabas dan fenokris-
fenokrisnya mungkin terdiri dari olivine, piroksen atau feldspar.
II-20
Gambar 2.22. Diabas
II-21
Thoelitic Diabase, umumnya merupakan batuan aluminous, saturated,
sedikit oversaturated dengan silika, tetapi dekat dengan dasar sill yang tebal,
batuan ini dapat meningkat menjadi batuan diabas yang kaya akan olivin.
Mempunyai tekstur intergranular yang halus maupun intersal.
2. Berbutir Kasar
Pada sebagian besar batuan gabro, yang berbutir kasar dan yang berbutir
medium, mikro gabro, mineral utamanya adalah plagioklas yang lebih kalsit
dari Ab1An1 mineral mafik yang hadir adalah augit, hipersten dan olivine.
Jarang mengandung hornblende dan biotit, mempunyai indeks warna yang
berkisar dari 40 – 70, sedangkan sebagian besar batuan diorit mempunyai
indeks warna sekitar 10-40, untuk batuan yang mendekati indeks warna 40
komposisi dari plagioklas dapat digunakan dalam penentuan nama batuan itu.
Normal gabro, bila komposisi terutama terdiri dari labradorit dan augit atau
diallage. Norite, batuan gabro dimana mineral hiperstennya lebih banyak dari
pada mineral klinopiroksinnya.
Dan bila suatu batuan dimana kedua macam mineral piroksen terdapat tetapi
mineral plagioklasnya lebih kalsit dari labradorit disebut eucrite. Dengan
penambahan pada kandungan olivinnya, maka batuan ini dapat meningkat
menjadi olivin gabro, olivin norit, dan olivin eucrit. Perubahan selanjutnya
akan meningkat menjadi Troctolit yang komposisinya hampir semuanya terdiri
dari olivin dan labradorit atau bitownit, dan akan meningkat menjadi allivalit,
dipihak lain batuan piroksen gabro menjadi batuan anorthosit dengan
pengurangan indeks warnanya menjadi 10.
II-22
Variasi Batuan
1. Tekstur halus
a. Tracybasalt
Sebagian besar batuan tracybasalt berasosiasi erat dengan batuan trachit dan
phonolit atau dengan batuan olivin basalt dan oligoklas basalt. Mineral mafik
yang umum olivin dan augit yang lain hornblende dan biotit (kadang), felspar
potasik >10% (ortho, sanidin), terdapat dalam masa dasar atau melingkupi
plagioklas.
II-23
Gambar 2.25 Spilit
c. Basanite dan Tephrite
Mengandung mineral plagioklas, dimana mineral ini menempati lebih dari
10 % volumenya. Batuan tephrite baik yang mengandung olivin maupun
sedikit mineral olivin. Sedangkan basanit mengandung mineral olivin dalam
jumlah yang tertentu meskipun jarang tak dijumpai piroksen. Batuan-batuan
dengan komposisi yang sama, tetapi mengandung gelas yang kaya akan soda
sebagai ganti mineral feldspathoidnya, disebut “Basanitoids”.
II-24
Gambar 2.27 Leucicates
2. Tekstur Kasar
a. Sutallenit
Batuan ini mempunyai ukuran butir sama dengan batuan tracybasalt yaitu
sedang sampai kasar. Batuan ini dibedakan dari batuan monzonite dengan
banyaknya mineral olivin, indeks warna lebih dari 60 dan persentasi silikonnya
lebih rendah.
b. Takanite
Batuan ini membentuk suatu kelompok yang heteronius yang khusus.
Mengandung cukup sedikit silica dan cukup kaya akan mineral mafik untuk
memasukkan kedalam kelompok alkali gabro. Mineralnya yang khas adalah
orthoklas atau sanidin.
c. Malignit
Batuan malignit dijumpai diantara batuan-batuan alkali. Dimana augit
sebagai mineral mafiknya yang paling dominan disertai dengan banyak sekali
mineral hastingsite yang kaya akan besi dan mineral mikroklin yang
menggantikan mineral plagioklas, mempunyai tekstur forfiritik dan mineral
yang khas adalah aegerin – augit (50%).
II-25
Gambar 2.28 Malignit
d. Shonkinit
Plagioklas tidak hadir tetapi mineral orthoklas atau sanidin hadir (20-25 %),
mineral lain sedikit seperti nefelin, leucit, apatit.
II-26
berdsasarkan kehadiran Feldspatoid dan rasio atau perbandingan antara K –
feldspar dengan total feldspar, mempunyai tekstur khusus trakhitik, pilotaksitik.
Tabel 2.3. Klasifikasi kerabat Diorit Monzonit Syenit berdasarkan rasio KF dengan TF dan
kehadiran mineral felspatoid
Variasi Batuan
1. Tekstur Halus
a. Andesit
Kebanyakan andesit adalah batuan porfiritik dengan masa dasar pilotaxitic
atau bylopitic. Walaupun banyak yang vitrophyritic. Intergranular, intersal dan
tekstur ofitik. Mineral mafik yang dominan adalah olivin, hypersten, augit,
hornblende dan biotit andesit. Mineral felsik yang dominan adalah plagioklas
An40. banyak andesit mempunyai komposisi campuran antara kwarsa dan alkali
feldspar. Andesit ini dapat dibedakan menjadi andesit mengandung olivin,
piroksen andesit, hornblende andesit dan andesit biotit.
II-27
meneralnya hampir sama dengan andesit. Mineral mafik yang hadir umumnya
hornblende hadir > pirokssen.
II-28
d. Fonolit
Ini merupakan trakhit undersaturated dengan feldpatoid yang dikandung
lebih besar dari 10 %. Yang dapat dipisahkan dalam bentuk umum atau soda.
Phonolit dan subordinat potas atau leucit, phonolites.
2. Tekstur Kasar
a. Diorit
Diorit merupakan batuan yang berbutir sedang dan batuan yang berbutir kasar
yang mengandung oligoklas atau andesine, dalam felspar dasar dan hornblende
dan biotit merupakan mineral mafik yang utama.Mempunyai tekstur
equigranular dan terkadang porfiritik. Diorit ini mempunyai variasi yaitu bila
kwarsa hadir lebih besar dari 10 % maka disebut diorit kwarsa dan bila mineral
oligoklas, biotit dan kwarsa yang dominan, maka disebut trandjenit tetapi K-F
tidak hadir.
II-29
Mempunyai tekstur equigranular dengan tekstur khusus pikilitik, pertit,
antipertit, mirmiketik.
Gambar 2.34.Monzonit
c. Syenite
Berbutir menengah sampai kasar, alkali feldspar lebih besar 2/3 total feldspar,
kwarsa hadir lebih kecil dari 10 %, indeks warna dibawah 40. Variasinya adalah
alkali syenite dan alkali lime syenite atau orthosyenite. Alkali syenit biasanya
berasosiasi dengan granit atau dengan batuan plutonik feldspatoid, alkali lime
syenit biasanya berkelompok dengan monzonit, seperti pada batas tepi facies
granit.
II-30
Gambar 2.36. Syenit Feldspatoid
Tabel 2.4 Klasifikasi kerabat Granit Granodiorit Adamelit berdasarkan rasio antara KF dan TF
Variasi Batuan
1. Tekstur Halus
a. Dasit
Dasit adalah granodiorit yang mempunyai ukuran butir halus, meskipun
batas antara dasit dan andesit sedikit lebih tinggi kadar silikanya dari pada
antara granodiorit dan diorit. Kebanyakan dasit mengandung fenokris,
plagioklas, kwarsa, orthoklas atau sanidin, dan pada umumnya sedikit
piroksen, hornblende atau biotit. Masa dasar biasanya gelas. Kwarsa hadir
lebih besar dari 10%, sering dijumpai tekstur embayment pada mineral kwarsa
dan feldspar yaitu proses korosi pada larutan sisa.
II-31
Gambar 2.37. Dasite
b. Rhyodasit
Pada hakekatnya rhyodasit disamakan dengan “quartza latite” adanya variasi
kandungan gelas tidak dapat untuk membedakan dengan rhyolit. Batuan ini
dapat dibedakan dari kandungan mineral mafiknya yang dominan hadir adalah
hornblende, biotit dan dapat juga piroksen.
II-32
Gambar 2.39. Ryholit
2. Tekstur Kasar
a. Granodiorit
Granodiorit kebanyakan penyusun batholit, dimana kwarsa hadir lebih besar
dari 10%, mineral mafik yang utama adalah piroksen dan hornblende, mungkin
augit bias hadir dalam jumlah banyak kristal plagioklas dalam granodiorit
umumnya berbentuk euhedral atau subhedral kecuali orthoklas sangat jarang.
Tekstur khusus yang biasa hadir inequigranular, equigranular atau pegmatite.
II-33
Kebanyakan membentuk kulit yang konsentris bergantian antara yang kaya
akan mineral gelap dan terang. Bila mineral hornblende hadir lebih besar dari
10% disebut hornblende granit. Gejala lain dalam granit adalah basic segration,
dimana magma asam kontak sehingga mafik mineral mengumpul atau
mengelompok (tidak merata) dalam grafik.
II-34