GEOFISIKA
Aplikasi Geolistrik Dalam
Geologi Dengan
Konfigurasi Dipole-Dipole
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
SYEH MAULANA
16307006
TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI
MEDAN
Metode Geolistrik
Metode geolistrik terdiri dari dua jenis yaitu dengan sumber alami dan
sumber buatan, untuk sumber alami contohnya seperti SP, MT, AMT,
sedangkan untuk sumber buatan seperti resistivity (tahanan jenis), IP,
CSAMT. Metode geolistrik tahanan jenis adalah satu metode geofisika
aktif yang menggunakan sumber buatan dengan menginjeksikan listrik
melalui elektroda kedalam bumi, untuk mengetahui persebaran resistivitas
bawah permukaan yang akan di interpretasi untuk menentukan informasi
geologi bawah permukaan. Dalam eksplorasi metode geolistrik terdapat
berbagai jenis konfigurasi elektroda, seperti konfigurasi Schlumberger,
konfigurasi Wenner, konfigurasi Wenner-Schlumberger, konfigurasi
Dipole-dipole, konfigurasi Pole-dipole, konfigurasi Pole-pole dan
konfigurasi Square. Dari berbagai jenis konfigurasi ini menentukan faktor
geometri (k) dan dari konfigurasi inilah yang menentukan hasil untuk
interpretasi penentuan nilai resistivitas bawah permukaan. Kegunaan dari
metode geolistrik amatlah penting terhadap eksplorasi air tanah dan bijih
besi serta lingkungan lingkungan. Sebagai seorang mahasiswa Teknik
Geofisika, metode geolistrik merupakan dasar untuk metode potensial, oleh
sebab itu praktikan dituntuk untuk mampu memahami, mengerti dan
menerapkan prinsip-prinsip metode tanahan jenis, khusunya pada
konfigurasi elektroda metode goelistrik tahanan jenis yang sangat
berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan pengolahan data serta untuk
interpretasi dalam menentukan informasi geologi bawah permukaan,
khusunya eksplorasi air tanah dan bijih besi.
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger
pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan
tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini
menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam
tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan
menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan
tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2
buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada
jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih
besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah
sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada
kedalaman yang lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh
arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2
(bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari
injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2.
Konfigurasi Dipole-Dipole
Konfigurasi Dipole-Dipole yaitu konfigurasi dimana sepasang elektroda
antara arus dan potensial terpisah, jarak spasi antar elektroda C1-C2 dan
P1-P2 adalah a, sedangkan untuk jarak C1 dan P1 adalah na, atau lebih
singkat dinyatakan jarak antar dipole harus lebih besar.Keunggulan dari
konfigurasi ini sangat baik untuk penetrasi kedalaman, dan CST. Untuk
kesensitifan yang tinggi untuk arah horizontal dan sedang untuk arah
vertikal, untuk memperoleh adata maksimal maka harus lebih banyak
elektroda namun ini juga menyebabkan sinyal yang ditangkap rendah,
sehingga konfigurasi ini sangat baik untuk survey mapping horizontal.
Konfigurasi Pole-pole adalah konfigurasi dengan salah satu elektroda
potensial dan elektroda arusnya dibentangkan dengan jarak tak hingga, atau
C1 dan P2 tak hingga, dimana jarak antara B-M atau C2-P1 adalah a.
Konfigurasi Pole-dipole adalah konfigurasi elektrodanya slah satu dari
elektroda potensial atau P2 dibentangkan pada jarak tak hingga, sedangkan
untuk jarak spasi C1-C2 yaitu a dan jarak spasi C2 dan P1 adalah na.
Konfigurasi Square adalah konfigurasi yang menggunakan bentuk kotak
dimana jarak spasi C1-C2, C1-P1 dan P1-P2 adalah a, sedangkan untuk C2-
P1 dan C1-P2 adalah . Kesensitifan konfigurasi ini yaitu dalam sounding
dan mapping, sangat sensitif untuk medan anisotropis dibawah permukaan,
seperti dip atau strike.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui masing-masing jenis konfigurasi
memiliki keunggulan dan kelemahan, serta kesensitifan yang berbeda-beda.
Seperti di atas, konfigurasi Schlumberger sensitif untuk arah vertikal dapat
berupa mapping dan sounding namun sangat baik untuk VES. Untuk
Wenner baik untuk resolusi vertikal dan CST, dan Wenner-Schlumberger,
Dipole-dipole, pole-pole, pole-dipole sensitivitasnya terhadap vertikal dan
horizontal.
Kegunaan Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai
kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan
adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan
pembawa air. Umumnya yang dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan
akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung)
pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai
‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik
bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang
mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan
bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’
untuk fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal)
di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda
bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti
keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.