Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair liat,
pijar, bersifat mudah bergerak yang kita kenal dengan nama magma.
Penggolongan batuan beku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu 1.
Berdasarkan genetik batuan, Berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan 3.
Berdasarkan susunan mineraloginya. Batuan beku dapat dibagi menjadi:
A. Batuan Beku Ekstrusi
Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas
permukaan bumi baik di darat maupun di bawah muka air laut. Pada saat
mengalir di permukaan masa tersebut membeku relatif cepat dengan
melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan
struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler). Magma yang keluar
di permukaan atau lava setidaknya ada 2 jenis: Lava Aa dan Lava
Pahoehoe. Lava Aa terbentuk dari, masa yang kental sedangkan (Lava
yang biasanya terdapat pada gunung api di Indonesia) lava Pahoehoe
terbentuk oleh masa yang encer (Lava yang biasanya terdapat pada gunung
api di Kepulauan Hawaii)
1. Berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak diketahui
batas bawahnya. Yang memiliki penyebaran > 100 km2 disebut batolith,
yang kurang dari 100 km2 dikenal dengan stock sedangkan yang lebih
kecil dan relatif membulat disebut boss. Ketiganya merupakan peristilahan
dalam batuan plutonik.
2. Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan)
disebut dyke/korok sedangkan yang konkordan disebut sill atan lakolit
kalau cembung ke atas.
3. Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan intrusi
silinder atau pipa.
1.1 SERI REAKSI BOWEN DARI MINERAL UTAMA PEMBENTUK
BATUAN BEKU
Seri Reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan
kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar
yaitu:
1. Golongan mineral berwarna gelap atau mafik mineral.
2. Golongan mineral berwarna terang atau felsik mineral.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak
langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur
secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan tamperatur ini disertai
mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang
sesuai dengan temperaturnya Pembentukan mineral dalam magma karena
penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen.
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali
terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika
magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk
pertama kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent
Melting”; dimana setelah pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan
larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan
pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral
yang terakhir arbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang
rendah.
Mineral disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok
Plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas.
Anortite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang
tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau
Basalt. Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat batuan beku
Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah
adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan asam seperti granit
atau Riolite Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan
deret : “Solid Solution” yang merupakan reaksi menerus, artinya
kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan
berjalan menerus. Dalam hal ini Anortite adalah jenis Plagioklas yang
kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic Plagioklas", sedangkan Albit
adalah Plagioklas kaya Na
( "Sodic Plagioklas / Alkali Plagioklas" ).
Skema yang menunjukan seri reaksi Bowen
Garis putus merupakan batasan golongan batuan yang ditandai dengan
komposisi Mineral yang dominan dalam pembatasannya. Misalnya Kuarsa,
Muskovit, Biotit, Kalium Felspar tergolong ke dalam Batuan Asam. Selanjutnya
amati apakah batuan tersebut Plutonik atau Vulkanik, lalu perhatikan antara
perbandingan Plagioklas dengan Kalium Felspar.
KOMPOSISI MINERAL
Menurut Walker T. Huang (1962), komposisi mineral dikelompokkan menjadi
tiga kelompok mineral yaitu :
A. Mineral Utama
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan
kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan.
1. Mineral felsic (mineral berwarna terang)
- Kuarsa (SiO2)
- Kelompok felspar, terdiri dari seri felspar alkali ( K, Na), AlSi3O8.
Seri feldspar alkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas,
adularia dan mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas,
andesin, labradorit, biwtonit dan anortit.
- Kelompok felspatoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin,
sodalit, leusit.
2. Mineral Mafik (Mineral Berwarna Gelap)
- Kelompok olivin, terdiri dari fayalite dan forsterite
- Kelompok piroksen, terdiri dari enstatite, hiperstein, augit, pigeonit
dipsoid
- Kelompok mika, terdiri dari biotit, muskovit, plogopit.
- Kelompok Amphibole, terdiri dari antofilit, cumingtonit,
hornblende, rieberkit, tremolit, aktinolite, glaukofan, dll.
B. Mineral Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari
hasil pelapukan, hidrotermal maupun metamorfisma terhadap mineral-
mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tidak ada
hubungannya dengan pembekuan magma (non pirogenetik).
Mineral sekunder terdiri dari :
- Kelompok kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit), dapat terbentuk
dari hasil ubahan mineral plagioklas.
- Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk
dari hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivin dan
piroksen).
- Kelompok klorit (proktor, penin, talk), umumnya terbentuk dari
hasil ubahan mineral kelompok plagioklas.
- Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas
- Kelompok kaolin (kaolin, hallosit), umumnya ditemukan sebagai
hasil pelapukan batuan beku.
C. Mineral Tambahan
Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma,
umumnya dalam jumlah sedikit. Termasuk dalam golongan ini antara
lain :
- Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit dan
lain-lain.
Tabel. Pengenalan Mineral dan Sifatnya
Warna : Putih keabu-abuan
Jenis Batuan : Masive
Struktur : Xenolite
Tekstur : - Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Bentuk kristal : Subhedral
- Relasi : Inequigranular
Komposisi Mineral : Felsik
Kuarsa = 60 % dan Piroksin = 40 %
Nama Batuan : Diorite
Genesa Batuan : Batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat
cepat
Warna : Abu-abu Kehitaman
Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
Struktur : Masif
Tekstur : - Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Bentuk kristal : Subhedral
- Relasi : Inquigranular
Komposisi Mineral : Mafik
Piroksin = 10% dan Plagioklas = 90%
Nama Batuan : Andesit
Genesa Batuan : Mineral-mineral penyusun Andesite yang utama terdiri dari
plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene dan
hornblende dalam jumlah yang kecil.
Warna : Coklat Kehijauan
Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
Struktur : Masif
Tekstur : - Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Bentuk kristal : Subhedral
- Relasi : Inquigranular
Komposisi Mineral : Amegdaloidal
Kuarsa = 30% dan Hornblend = 70%
Nama Batuan : Dasit
Genesa Batuan : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi)
yang terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang
bersifat mafic. batuan ini terbentuk karena proses
pembekuan magma yang bersifat cepat
Warna : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
Struktur : Skoria
Tekstur : - Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Bentuk kristal : Anhedral
- Relasi : Inquigranular
Komposisi Mineral : Mafik
Plagioklas = 70% Piroksin= 30%
Nama Batuan : Skoria
Genesa Batuan : Batuan ini terbentuk sangat cepat, lubang lubang ditubuhnya
adalah akibat dari letusan dan tekanan gunung berapi
Warna : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
Struktur : Skoria
Tekstur : - Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Bentuk kristal : Anhedral
- Relasi : Inquigranular
Komposisi Mineral : Mafik
Plagioklas = 70% Piroksine= 30%
Nama Batuan : Skoria
Genesa Batuan : Batuan ini terbentuk sangat cepat, lubang lubang ditubuhnya
adalah akibat dari letusan dan tekanan gunung berapi
Warna : Abu-abu kehitaman
Jenis Batuan : Batuan Beku Basa
Struktur : Masif
Tekstur : - Kristalinitas : Holohyalin
- Granularitas : Afanitik
- Bentuk kristal : Euhedral
- Relasi : Equigranular
Komposisi : Mafik
Mineral Biotite = 99 % dan Kuarsa = 1 %
Nama Batuan : Obsidian
Genesa Batuan : Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil
kegiatan erupsi gunung, pembekuannya sangat cepat
sehingga akan terbentuk gelas atau kaca. Obsidian
adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari
kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam
dan kuarsa.
Warna : Coklat muda keputihan
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Struktur : Felsik
Tekstur : - Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Feneritik
- Bentuk kristal : Euhedral
- Relasi : Equigranular
Komposisi : Felsik
Mineral Kuarsa = 80% , Piroksine = 10%, Biotit = 10%
Nama Batuan : Granit
Genesa Batuan : Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari
hasil pembekuan magma berkomposisi asam pada
kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Umumnya
bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri
atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan
hornblende. Merupakan batuan beku dalam yang
mempunyai kristal-kristal kasar.