Anda di halaman 1dari 8

PETROLOGI

DESKRIPSI BATUAN BEKU


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Petrologi
FETRA SARI PANDIANGAN
270110130075
GEOLOGI C

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

DESKRIPSI BATUAN BEKU


Batuan beku merupakan batuan penyusun kerak bumi yang berasal dari pembekuan
magma, Magma merupakan cairan silikat panas dan pijar bersidat obile dengan suhu
sekitar 1500 - 2500 C yang terdiri dari unsur O, Si, Al, Fe, Mg, Ca, Na, K. Magma
adalah cairan silikat yang sangat panas dengan suhu berkisar 600 C sampai 1250 C yang
bersifat mobile dan terbentuk secara alamiah (Larsen, 1938). Klasifikasi, penamaan dan
pengenalan untuk batuan beku sangat erat hubungannya dengan cara pembentukan
mineral yang dikandung batuan beku tersebut.
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan
instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku dalam bahasa
latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api.

1. Tekstur Batuan
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas,
Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting tersebut satu
persatu.
1. Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi,yaitu:
1. Holokristalin, adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah

membeku di dekat permukaan.


2. Hipokristalin, adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
3. Holohialin, adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies
yang lebih kecil dari tubuh batuan.
2. Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan
satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini
dapat dibedakan menjadi:
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata
telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dibedakan
menjadi tiga yaitu :
Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan
mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati
meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm.
Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

2. Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan
secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, :
2

1. Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
2. Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
3. Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
4. Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
5. Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
6. Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
7. Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang
3. Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal
atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kritak
dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
1. Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular
dibagi menjadi tiga, yaitu:
2. Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang euhedral.
3. Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang subhedral.
4. Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang anhedral.
5. Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak
sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau
matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
4. Struktur Batuan Beku
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku
dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:
a.Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang
dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 60 cm dan

biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik,
terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.
b. Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga
yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga
terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah
mengalami penurunan tekanan.
c. Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan
homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi,
kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan
adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
d. Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis
batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh
gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur
perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan
struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar
meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan
penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan
membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.

KLASIFIKASI BATUAN BEKU


1. Berdasarkan genetik ( tempat terjadinya)
Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :

Batuan beku intrusif,


Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam
atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,
pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan tahun),memungkinkan tumbuhnya
kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.
Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi
selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi
permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan
dan diskordan.
Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava
tersebut.
2. Berdasarkan komposisi kimia
Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti
SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari
persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan
pembentukan meineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal,
pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi
kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya.
Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi
kimia yang berbeda. Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat
pada tabel di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari
setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak

dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa).
Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya
kearah batuan peridotit (ultra basa).
3. Berdasarkan mineralogi
Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan
beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya
dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk
mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen
dan olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencerminkan
sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku
menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri.

KESIMPULAN

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku.Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan
instrusi.Batuan beku berdasarkan komposisi kimianya yaitu Salah satu klasifikasi
batuan beku dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO,
MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5.Batuan beku berdasarkan mineraloginya,
biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid
untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol,
piroksen dan olovin.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur
aliran, struktur kekar.Deskripsi batuan beku dikelompokkan menjadi 5, yaitu kelompok
granit, kelompok synit, kelompok diorit, kelompok gabro dan kelompok utra basa.

DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-batuan-beku-berdasarkan.html
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/batuan-beku-sedimenmetamorf.html#axzz3G6tcJwKs
http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-batuan-beku-jenis-batuan-beku-strukurbatuan-beku-tekstur-batuan-beku/
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/batuan-beku-sedimenmetamorf.html#ixzz3G76bAAQy

Anda mungkin juga menyukai