Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Pada
pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan
pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada pengukuran
dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi
Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar daripada jarak antar
elektrode potensial).
a.
Konfigurasi wenner
Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1=
P1P2 = P2C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial.
Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titik datumharus membentuk satu garis.
Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap
titik datum yang diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode
diperbesar secara bertahap, mulai dari harga a kecil sampai harga a besar, untuk satu titik sounding.
Batas pembesaran spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai. Makin sensitif
dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi
elektrode tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati.
Metode ini dikembangkan di Amerika. Jarak MN selalu 1/3 dari jarak AB. Jika jarak AB
diperlebar maka, jarak MN juga harus diubah, sehingga jarak MN tetap 1/3 jarak AB.
Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1)
2)
b.
k : faktor geometri
: Beda Potensial
I : Arus Listrik
2.
Pembacaan tegangan pada elektroda MN, lebih kecil, terutama ketika jarak AB jauh.
c.
Konfigurasi dipole-dipole
Selain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger, konfigurasi yang dapat digunakan
adalah Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya digunakan satu
elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1 terhadap lintasan
pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu elektrode arus dan dua
elektrode potensial. Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak
minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1. Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang mungkin
digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole.
sehingga berdasarkan gambar, maka faktor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah :
Sehingga berlaku hubungan sebagai berikut :
Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran dilakukan
dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode arus tetap,
kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode
2)
a.
1)
2)
potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di
lintasan itu.
Tidak segaris dan simetri terhadap titik pusat pada kedua sisi.
Konfigurasi Dipole
Mempunyai dua bagian utama Current Dipole (AB) dan Potential Dipole (MN), yang letaknya
tidak segaris dan simetris. Untuk menambah kedalaman penetrasi, jarak CD dan PD diperpanjang,
sedangkan jarak AB dan MN tetap.
Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :
Kemampuan penetrasi yang lebih dalam sehingga mampu medeteksi batuan lebih dalam.
Tidak praktis dibandingkan konfigurasi Wenner atau Schlumberger.
Gambar Teknik pengukuran metode resistivitas mapping dan sounding
Berdasarkan pada tujuan penyelidikan metode resistivitas, teknik pengukurannya dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu metode resistivity mapping dan sounding.
Gambar. Resistivitas mapping
Metode resistivity mapping merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk
mempelajari variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara lateral.
Gambar. Resistivitas sounding
Metode resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resisitivitas batuan di bawah
permukaan bumi secara vertikal. Selain itu juga terdapat teknikimaging/topografi, yaitu
teknik pengukuran untuk memperoleh informasi baik secara lateral maupun vertical (2D dan 3D).
http://yunirwangeography.blogspot.com/2013/04/nirwan-geolistrik.html