Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA 2: PENGENALAN BATUAN BEKU

OLEH:
VIRGINIA MEITIANA SONDA
D061231019

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair

dan pijar yang dikenal dengan magma. Ada dua macam batuan beku, yaitu batuan

beku dalam (contohnya granit), dan batuan beku luar (contohnya andesit). Untuk

mengetahui ketepatan jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan

meng- gunakan mikroskop untuk melihat bentuk kristal dari mineral penyusun

batuan. Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma keluar di permukaan

bumi antara lain melalui puncak gunungapi. Gunung api ada yang di daratan ada

pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan

membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku

di muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai terkena

panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan

tersebut terangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan.

Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen.

Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat

lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah

bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf. ( Amin,2014)


1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan dilaksanakannya praktikum adalah untuk dapat

mengetauhu dan mengeksplor pembelajrana sehingga dapat mengidentifikasi serta

mendeskripsikan batuan Beku mengenai proses pembentukannya, penamaanya,

terkhusus pada laporan ini dapat mengidentifikasi karakteristik, serta jenisnya.

1.3 ALAT DAN BAHAN

Adapun Alat dan Bahan yang digunakan saat praktikum adalah sebagai

berikut:

1. Sampel Batuan

2. Alat Tulis Menulis

3. LKP (Lembar Kerja Praktikum)

4. Lup

5. Kamera

6. Klasifikasi Fenton 1940 dan Travis 1955

7. Komparator Batuan Beku

8. Buku Rocks and Mineral


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN BATUAN BEKU

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan

suatu agregat atau kumpulan dari mineral mineral yang telah menghablur. Tidak

termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil

pelapukan kimia maupun pelapukan mekanis serta proses erosi batuan. Sampai

disini berarti batuan adalah kumpulan mineral yang telah mengeras dan

merupakan bahan penyusun kerak bumi. Genesa batuan dapat dibagi dalam 3 jenis

yakni, Igneous rock, Sedimentary rock, Metamorphic rock.

Batuan Beku atau Igneous rock adalah Kumpulan interlocking agregat

mineral mineral silikat hasil pendinginan magma . Batuan Sedimen atau

Sedimentary rock adalah batuan hasil litifikasi bahan rombakan batuan hasil

denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan. Source rock (batuan asal)

dari batuan sedimen dapat berupa batuan beku, batuan metamorf atau batuan

sedimen yang telah ada sebelumnya dan telah mengalami rombakan sehingga

menjadi batuan sedimen. Batuan Metamorf atau Metamorphic rock adalah batuan

yang berasal dari suatu batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan

komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat adanya perubahan fisika yakni

tekanan, temperatur atau akibat keduanya yaitu tekanan dan temperatur.

(Amin,2014)
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan.

Diawali denganmengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian

bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan,

dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut.

Kemanapun kita pergi, maka akan selalu akan bertemu dengan benda yang

dinamakan batu atau batuan. Batu atau batuan, ada yang sama warna dan jenisnya,

tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan apabila batuan merupakan

bagian utama dari Bumi kita ini.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap

batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok batu yakni, Igneous rock,

Sedimentary rock, Metamorphic rock tersebut terdapat hubungan yang erat satu

dengan lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai nenek moyang dari batuan

lainnya. Dari Sejarah pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada

awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan

perjalanan waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan

yang disertai dengan pembentukan kelompok-kelompok batuan yang lainnya.

Proses perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan

suatusiklus yang dinamakan daur batuan.

(Noor, 2012)

2.2 STRUKTUR BATUAN BEKU

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi

batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan

perbedaan pada tekstur masing masing batuan. Batuan beku ekstrusif adalah
batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan

beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi

petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.

Struktur ini diantaranya yakni Massive, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu

masa batuan yang terlihat seragam. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang

terlihat sebagai lapisan. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan

batuan terpisah poligonal seperti batang pensil. Pillow lava, yaitu struktur yang

menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses

pembekuan terjadi pada lingkungan air. Vesicular, yaitu struktur yang

memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat

pelepasan gas pada saat pembekuan. Amygdaloidal, yaitu struktur vesicular yang

kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolite. Struktur aliran,

yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu

akibat aliran. (Noor, 2009).

Batuan beku intrusif adalah batuan terbentuk dalam lingkungan yang jauh

di dalam perut bumi dalam kondisi tekanan tinggi. Bentuk intrusi secara garis

besar dapat dibagi menjadi dua. Pertama, bentuk konkordan adalah tubuh batuan

yang mempunyai hubungan struktur batuan intrusi dengan batuan sekelilingnya

sedemikian rupa sehingga batas/bidang kontaknya sejajar dengan bidang

perlapisan batuan sekelilingnya contohnya yaitu sill, laccolith, phacolith, lopolith.

Kedua, bentuk diskordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur

yang memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya contohnya

yaitu dike, batolith, stock. ( Zikri,2018)


2.3 TEKSTUR BATUAN BEKU

Batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi

di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral

penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan

ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan

temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun

batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga

terbentuklah obsidian yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang

terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan

beku dapat dibedakan berdasarkan. Pertama, tingkat kristalisasi. Holokristalin,

yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal. Hipokristalin,

yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas. Holohyalin, yaitu batuan

beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas. Kedua, ukuran butir.

Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-

mineralyang berukuran kasar. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir

seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus. Ketiga, bentuk kristal Ketika

pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya

berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang

yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Melalui pengamatan mikroskop

yaitu: Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna. Subhedral, yaitu bentuk

kristal yang kurang sempurna. Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak

sempurna. Keempat, berdasarkan keseragaman antar butirnya. Equigranular,

yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama. Inequigranular, yaitu ukuran
butir penyusun batuannya tidak sama. Selain itu, batuan beku juga pastinya dapat

diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan

mineraloginya. (Noor, 2009)

2.4 KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna,

kimia, tekstur, dan mineraloginya.

2.4.1 BERDASARKAN TEMPAT TERBENTUKNYA

1. Batuan Beku Plutonik

Batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.

2. Batuan Beku Hypabisal

Batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi

3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan

bumi. Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua

yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit,

dan mineral felsic (terang) seperti feldspar, muskovit, kuarsa dan

feldspatoid.

2.4.2 BERDASARKAN KANDUNGAN KIMIA

1. Batuan beku asam, kandungan SiO2 > 65%

Contohnya Granit, Ryolit.

2. Batuan beku menengah, kandungan SiO2 65% - 52%

Contohnya Diorit, Andesit

3. Batuan beku basa, kandungan SiO2 52% - 45%

Contohnya Gabbro, Basalt.


BAB III
METODOLOGI

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

yang mempunyai sifat deskriptif, Penelitian ini lebih cenderung menggunakan

analisis. Dalam penelitian ini, proses lebih banyak ditonjolkan dengan

menggunakan landasan teori sebagai panduan untuk fokus pada penelitian

berdasarkan fakta.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

1. Tempat : Laboratorium Sedimentologi, Departemen Teknik Geologi,

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

2. Waktu : Selasa, 19 September 2023, Pukul 15.15-17.00 WITA.

3.3 TAHAPAN PENELITIAN

Adapun tahapan pada praktikum kali ini terdiri dari :

Tabel 3.1 Diagram Alir

PERSIAPAN

PRAKTIKU

ANALISA DATA

LAPORAN
3.2.1 Tahap Pendahuluan

1. Asistensi acara

2. Tugas Pendahuluan

3. Responsi

3.2.2 Tahap Praktikum

1. Mengambil foto sampel menggunakan kamera hp

2. Mebuat sketsa sampel

3. Mengisi LKP

4. Ulangi hingga sampel ketiga

3.2.3 Analisis Data

1. Melengkapi isi LKP yang kurang dan memperbaiki yang keliru

2. Membuat laporan

3. Asistensi minimal tiga kali

3.2.4 Laporan

1. Asiten membimbing praktikan untuk membuat laporan

2. Asisten memperbaiki laporan praktikan hingga ACC

3. Melakukan kembali asitensi hingga laporan disetujui.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI SAMPEL

Batuan yang kami praktikumkan merupakah batuan beku dengan

deskripsi sampel sebagai berikut:

4.1.1 Batuan Peraga Nomor 11

Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Abu-Abu

Kristalinitas : Holokristalin

Granularitas : Phaneritic

Bentuk : Anhedral

Relasi : Inquigranular

Struktur : Masif

Nama Mineral : Biotite, Plagioclase, Quartz

Bentuk : Anhedral

Warna : Abu-Abu, Putih, Colorless

Komposisi Kimia : Biotite K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(F,OH)2, Quartz SiO2


Plagioclase CaAl2Si2O8
Nama Batuan : Diorite

Gambar 4.1 Batuan Diorite


4.1.2 Batuan Peraga Nomor 12

Jenis Batuan : Batuan Beku Basa

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Abu-Abu

Kristalinitas : Holokristalin

Granularitas : Phaneritic

Bentuk : Anhedral

Relasi : Inquigranular

Struktur : Masif

Nama Mineral : Plagioclase, Pyroxene, Quartz

Bentuk : Anhedral

Warna : Putih, Hitam, Colorless


Komposisi Kimia : Plagioclase CaAl2Si2O8, Pyroxene (Si,Al) 2 O 6,

Quartz SiO2
Nama Batuan : Diorite

Gambar 4.2 Batuan Diorite


4.1.3 Batuan Peraga Nomor 4

Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Abu-Abu

Kristalinitas : Hipokristalin

Granularitas : Phorphyroaphanitic

Bentuk : Subhedral

Relasi : Inquigranular

Struktur : Masif

Nama Mineral : Hornblende, Phyroxene, Plagioclase


Bentuk : Subhedral

Warna : Hitam, Abu-Abu, Putih

Komposisi Kimia : Hornblende (Ca,Na) 2-3 (Mg,Fe,Al) 5 (Al,Si) 8 O 22 (OH,F)2


Phyroxene (Si,Al) 2 O 6 , Plagioclase CaAl2Si2O8

Nama Batuan : Basalt Porphyri

Gambar 4.3 Batuan Basalt Porphyri


4.2 GANESHA

Batuan merupakan kumpulan mineral yang telah membeku. Batuan juga

merupakan elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik

melalui proses pelapukan dan menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi

mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang bermacam-macam.

Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau

mengalami pembekuan. Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun oleh

batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun di kerak

bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada salah satu proses dari

kenaikantemperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan komposisi.

Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung

pada jenis batuan bekunya masing- masing. Magma yang membekunya setelah

sampai di permukaa bumi akan membentuk batuan beku yang jenisnya ekstrusif.

Sementara magma yang membeku namun belum sampai ke permukaan bumi ini

membentuk sebuah batuan jenis intrusif.

Jenis Batuan Beku berdasarkan silika dapat dibedakan menjadi 4 bagian.

Pertama, Batuan Beku Asam, merupakan jenis batuan beku yang

kandungansilikatnya lebih dari 66%. Kedua, Batuan Beku Intermediate,

merupakan jenis batuan beku yang kandungansilikatnya antara 52-66%. Ketiga,

Batuan Beku Basa, merupakan jenis batuan beku yang kandungan silikatnya

antara 45% sampai 52%. Keempat, Batuan Beku Ultrabasa, merupakan jenis

batuan beku yang kandungan silikatnya kurang dari 45%.


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan berbagai Ganesha yang

didapatkan sehingga dapat mengetauhu dan mengeksplor pembelajaran guna

dapat mengidentifikasi serta mendeskripsikan batuan beku terkhusus pada laporan

ini dapat mengidentifikasi karakteristik, serta jenis dengan melihat warna, tekstur,

bentuk, relasi, struktur, dan komposisi mineral, pembentukannya, penamaanya.

5.2 SARAN

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Adapun saran yang saya sampaikan untuk proses laboratorium yaitu

sebaiknya pendingin udara dalam lab diperbaiki, dikarenakan suhu yang panas

Ketika proses baik itu pemberian materi ataupun asistensi

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Adapun saran yang saya sampaikan untuk proses asisten yaitu tetap

semangat dalam melakukan asistensi kepada kami sebagai praktikan.

5.2.3 Saran Untuk Praktikan

Adapun saran yang saya sampaikan untuk proses praktikan yaitu

diharapkan kepada praktikan untuk tepat waktu dalam praktikum dan dalam

melaksanakan pengumpulan tugas tekhusus laporan.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustaghfirin (2013) Ebook Batuan . Jakarta : Kemendikbud

Noor, Djauhari (2009) Ebook Pengantar Geologi Batuan dan Mineral. Bogor:

Universitas Pakuan

Noor, Djauhari (2012) Ebook Pengantar Geologi Batuan dan Mineral . Edisi

Kedua. Bogor : Universitas Pakuan

Zikri, Khairul (2018) Ebook Geologi Umum. Padang : GEOGRAFI UNP


Amin, 2013 Noor, (2009)

Noor, (2012) Zikri, (2018)

Anda mungkin juga menyukai