PENDAHULUAN
Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya (saafroedin bahar, 1998). “mengintegrasikan berarti membuat
atau menyempurnakan dengan jalan terpusah-pisah. Menurut howard wrigins (1996),
integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak
menjadi suatu bangsa. Jadi menurutnya, integrasi bangsa dilihatnya sebagai peralihan dari
banyak masyarakat kecil menjadi suatu masyarakat yang besar.
Tentang integrasi, myron weiner (1971) memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu :
a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
suatu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan
dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang yang lebih sempit.
b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas
unit-unit sosial yang lebih kecil yang betanggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok
elit dan massa.
d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.
e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi
mencapai tujuan bersama.
Sejalan dengan definisi tersebut, myron weiner membedakan lima tipe integrasi
nasional, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit massa, dan integrasi tingkah laku
(tindakan integratif). Integrasi merupakan upaya menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi satu bangsa.
Howard Wriggins (1996) menyebut adanya pendekatan atau cara bagaimana para
pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya
disebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu bangsa yaitu :
1) Adanya ancaman dari luar
2) Gaya politik kepemimpinan
3) Kekuatan lembaga-lembaga politik
4) Ideologi nasional
5) Kesempatan pembangunan ekonomi
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi
apabila :
1. Masyarakat dapat menentukan dan menyepapakati nilai-nilai fundamental yang dapat
dijadikan rujukan bersama
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus memiliki “croos cutting loyality”
3. Masyarakat berada saling ketergantungan diantara unit-unit sosial yang terhimpun di
dalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
2.2 Pentingnya Integrasi Nasional
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat
suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian
yang diderita, baik kerugian berupa fisik materill seperti kerusakan sarana dan prasarana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan
kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan
untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di
dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk
bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan
adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola
dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara,
dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi
masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.
Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku
bangsa menjadi sebuah bangsa. Ada semacam proses konvergensi, baik yang desengaja
maupun tidak disengaja, ke arah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan
negara dan bangsa. (sumartana dkk, 2001:100)
Kenyataan bahawa masyarakat indonesia merupakan suatu hal yang sudah sama-sama
dimengerti. Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh clifford geertz, masyarakat
majemuk adalah merupakan masyarakat yang terbagi-bagi kedalam sub-sub sistem yang
kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, dalam mana masing-masing sub sistem terikat ke dalam
oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial. (geertz,1963: 105 dst). Apa yang dikatakan
sebagai ikatan primordial disini adalah ikatan yang muncul dari perasaan yang lahir dari apa
yang ada dalam kehidupan sosial, yang sebagian besar berasal dari hubungan kelurga, ikatan
kesukuan tertentu, keangootaan dalam keagamaan tertentu, yang membawakan ikatan yang
sangat kuat dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut pierre L. Van den berghe masyarakat majemuk memiliki karakteristik
(nasikun, 1993:33) :
a. Terjadinya segementasi kedalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki sub-
kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer,
c. Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar,
d. Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompom yang satu dengan yang
lainnya,
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi,
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Walaupun karakteristik masyarakat majemuk sebagaimana dikemukakan olehn pierre
L. Van berghe sebagaimana diatas tidak sepenuhnya mewakili kenyataan yang ada dalam
mayarakat dalam masyarakat indonesia, akan tetapi pendapat tersebut setidak-tidaknya dapat
digunakan sebagai acuan berfikir dalam menganalisis keadaan masyarakat indonesia.
Struktur masyarakat indonesia ditandai oleh dua cirinya yang unik. Secara horizontal
masyarakat indonesia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan. Secara vertikal struktur masyarakat indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. (nasikun,
1993:28).
Dalam dimensi horizontal kemajemukan masyarakat indonesia dapat dilihat dari
adanya berbagai macam suku bangsa seperti suku bangsa jawa, suku bangsa sunda, suku
bangsa batak, suku bangsa minangkabau, suku bangsa dayak, dll. Tentang berapa jumlah
suku bangsa yang ada di indonesia, ternyata terdapat perbedaan yang cukup signifikan
diantara para ahli tentang indonesia. Hildred geertz misalnya menyebutkan adanya lebih dari
300 suku bangsa di indonesia dengan bahasa dan identitas kulturalnya masing-masing.
Sedangkan skinner menyebutkan lebih dari 35 suku bangsa di indonesia dengan bahasa dan
adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Perbedaan yang mencolok dari jumlah suku bangsa
yang disebutkan oleh masing-masing, dapat dikatakan bahwa masyarakat indonesia adalah
masyarakat yang majemuk.
Suku-suku bangsa ini biasa dinamakan bangsa, seperti bangsa melayu, bangsa jawa,
bangsa bugius dan sebagainya. Masing-masing suku bangsa memiliki wilayah kediaman
sendiri, daerah tempat kediaman nenek moyang suku bangsa yang bersangkutan yang pada
umumnya dinyatakan melalui mitos yang meriwayatkan asal-usul suku bangsa yang
bersangkutan. Anggota masing-masing suku bangsa cenderung memiliki identitas tersendiri
sebagai anggota suku bangsa yang bersangkutan, sehingga dalam keadaan tertentu mereka
mewujudkan rasa setiakawan, solidaritas dengan sesama suku bangsa asal. (bachtiar, 1992:
12).
Berkaitan erat dengan keragaman suku sebagaimana dikemukakan diatas adalah
keragaman adat istiadat, budaya, dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa yang ada di
indonesia masing-masing memiliki adat istiadat, budaya, dan bahasanya yang berbeda satu
sama lain, yang sekarang dikenal sebagai adat istiadat, budaya, dan bahasa daerah.
Kebudayaan suku selain terdiri atas nilai-nilai dan aturan-aturan tertentu, juga terdiri atas
kepercayaan-kepercayaan tertentu, pengetahuan tertentu, serta sastra dan seni yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebanyak suku
bangsa yang ada di indonesia, setidak-tidaknya sebanyak itu pula dapat dijumpai keragaman
adat istiadat, budaya serta bahasa daerah indonesia.
Disamping suku-suku bangsa tersebut, yang bisa dikatakan sebagai suku bangsa asli,
di indonesia juga terdapat kelompok-kelompok warga mayarakat yang lain yang sering
dikatakan sebagai warga peranakan. Mereka itu seperti warga cina, arab, dan india.
Kelompok warga masyarakat tersebut juga memiliki kebudayaanya sendiri, yang tidak mesti
sama dengan budaya suku-suku alsi di indonesia, sehingga muncul budaya orang-orang
china, budaya orang-orang arab, budaya orang-orang india. Dan lain-lain. Kadang-kadang
mereka juga menampakkan diri dalam kesatuan tempat tinggal, sehingga dikota-kota besar di
indonesia dijumpai adanya sebutan kampung pecinan, kampung arab, dan lain-lain.
Keberagaman suku bangsa di indonesia sebagaimana diuraikan diatas terutama
disebabkan oleh keadaan geografis indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan
jumlah pulau yang sangat banyak dan letaknya yang saling berjauhan. Dalam kondisi yang
demikian nenek moyang bangsa indonesia yang kira-kira 2000 tahun SM secara
bergelombang datang dari daerah yang sekarang dikenal sebagai daerah tiongkok selatan,
mereka harus tinggal menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Karena ionisasi
geografis antara satu pulau dengan pulau yang lain, mengakibatkan masing-masing penghuni
pulau itu dalam waktu yang cukup lama mengembangkan kebudayaannya sendiri-sendiri
terpisah satu sama lain. Disitulah secara perlahan-lahan identitas kesukuan itu terbentuk, atas
keyakinan bahwa mereka masing-masing berasal dari satu nenek moyang, dan memiliki
kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan suku yang lain.
3.1 Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
3.2 Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional
dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya
konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini
berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu
yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina, gramedia,
Jakarta.
Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Bumi aksara,
jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.