Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah
pembauran atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Integrasi diartikandengan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan
mengenaiberapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka yang berbeda atau
bertentangan,agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras
(harmonis). Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan
baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan
unsur kebudayaan tradisional tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah
melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur - unsur kebudayaan baru dan lama.
Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson & Theodorson, 1979 dalam
Danandjaja, 1999).
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan -
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara
yang terpisah-pisah dari segi lingkungan geogarfisnya yang terdiri dari pulau-pulau
dari yang terbesar sampai ke pulau yang terkecil. Dari segi wilayah Indonesia dapat
dibagi dua yaitu Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Kenyataan semacam ini yang
menyebabkan NKRI terdiri dari berbagai aspek budaya yang berbeda. Baik dari suku,
ras, bahasa dan agama yang berbeda-beda. Dari hal ini tergambar jelas tentang
bagaimana upaya yang akan kita lakukan untuk mempersatukan perbedaan ini
menjadi suatu kesatuan yang utuh tanpa mengilangkan keasliannya. Suatu negara
tidak mungkin bisa mempertahankan integrasinya jika kelompok yang ada di
dalamnya tidak bersatu.
Suatu negara membutuhkan persatuan untuk membangun bangsanya yang
dinamakan integrasi nasional. Dengan membangun integrasi, negara dapat
memperkokoh persatuan dan kesatuannya. Dapat dikatakan integrasi sebagai salah
satu tolak ukur pembentukan suatu bangsa yang majemuk atau plural. Jika hal
semacam ini tidak dilakukan, dengan sendiri kita akan mudah goyah dan rutuh seiring
perkembangan zaman. Setiap individu dituntut untuk bekerja sama tanpa melihat
perbedaan dari segi suku, bahasa, dan budaya. Individu juga harus mengedepankan
kepetingan umum  sebelum kepentingan pribadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?

2. Apa Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional ?

3. Bagaimana Peran Masyarakat Dalam Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Integrasi Nasional

2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi

Nasional

3. Untuk mengetahui Peran Masyarakat Dalam Mengatasi Ancaman Integrasi

Nasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Integrasi Nasional

Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional.

Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan sehingga menjadi

kesatuan yang utuh / bulat. Sedangkan istilah nasional mempunyai pengertian

kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional,

tarian nasional, perusahaan nasional.

Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka interasi nasional

mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial

budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa

yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan

dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.

Nazaruddin  berpendapat istilah integrasi nasional merujuk kepada  seluruh

unsur dalam rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya

ekonomi, maka pada intinya integrasi nasional lebih menekankan persatuan persepsi

dan prilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan  bagian-bagian

yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau

memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu

bangsa.

Proses Integrasi Nasional biasanya akan dipengaruhi oleh aspek-aspek

sosiologis dan antropologis. Dalam prosesnya, integrasi dituntut adanya kesepakatan

terhadap nilai-nilai umum yang ada didalam masyarakat melalui proses :


a. Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan

bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang

terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkenbangan menjadi pribadi yang

dapat diterima oleh kelompoknya.

b. Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu

kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari

suatu kebudayaan asing.

c. Asimilasi

Asimilasi adalah pebauran dua kebudayaan yang disertai dengan

hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.

d. Enkulturasi

Enkulturasi merupakan proses mempelajari dan menyesuaikan alam

pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan

yang hidup dalam kebudayaannya.

Contoh bentuk integrasi nasional adalah sumpah pemuda yang

menghasilkan nasionalisme dan menyatukan rakyat Indonesia secara sosial

dan politik, melalui semboyan “satu tanah air, satu bahasa, satu bangsa”.

Proses Integrasi Nasional harus melalui fase-fase sosial dan politik :

1. Melakukan pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara banyak

perbedaan keinginan, dan ukuran penilaian.

  2. Mengembangkan sikap toleransi didalam kelompok sosial.

3. Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus.

4. Mengidentifikasi akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang ada.

5. Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-

sama dalam kehidupan busaya dan politik.


6. Mengakomodasi timbulnya etnis.

7. Adanya upaya kuat dalam melawan prasangka dan diskiriminasi.

8. Menghilangkan pengkotak-kotak kebudayaan.

Dalam konteks Indonesia, maka proses Integrasi Nasional haruslah berjalan

alamiah sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni

pengaruh kekuasaan suatu nefara atas negara-negara lain dan ominasi peran politik

etnik tertentu.

2.2  Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional

1) Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:

a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan

dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan

perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.

d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana

dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.

e. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,

Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,

bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

f. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan

Bhinneka Tunggal Ika.

2) Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:

a. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor

kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,

agama yang dianut, ras dan sebagainya.

b. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh

lautan luas.
c. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang

merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam

maupun luar negeri.

d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil

pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah

SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan

kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan

kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

f.  Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang

tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun

kontak tidak langsung.

g. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak

tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media

elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau

fasilitas lengkap).

2.3     Peran Masyarakat Dalam Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional

 Problematika

Masalah integrasi nasional di Indonesia  sangat kompleks  dan

multidimensional. Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal

dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, konflik antara elite

politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan

pelaksanaan Otonomi Daerah.

Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :

1. Geografi

Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri


adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya

dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh

global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan

alam yang berlimpah.

2. Demografi.

Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran

penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa,

selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

3. Kekayaan Alam.

Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan

penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya

disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian

hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan  akibat dari pengelolaan.

4. Ideologi.

Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya

konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap

agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan

bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi

bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama

mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat

beragama secara berkesinambungan.

5. Politik.

Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut

berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat  dan 

sering   mengakibatkan  konflik   antar  masyarakat  yang berbeda faham apabila

tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam

masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat


yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan

kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan

didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan

pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan

bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang

melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat

ketidak pastian hukum.

6. Ekonomi.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar

penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat

Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin

dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu

melalui KKN.
7. Sosial Budaya.

Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik


apabila tidak ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah yang
satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.

Contoh Ancaman Sosial Budaya:


Klaim kebudayaan ini ternyata tidak sekali terjadi. Di tahun-tahun
sebelumnya, Malaysia pernah mengklaim sejumlah budaya Indonesia menjadi
miliknya.
Berikut daftar produk kebudayaan Indonesia yang pernah diklaim Malaysia.

1. Batik
Indonesia memiliki ragam batik yang berbeda antara satu daerah dengan
daerah lainnya. Perbedaan ragam tersebut membuat koleksi batik seluruh Indonesia
begitu beragam.
Sayangnya, batik pernah diklaim sebagai bagian dari kebudayaan Malaysia.
Dasarnya, teknik batik juga ada di sebagian masyarakat Negeri Jiran itu.
Beruntung, United Nations Education Social and Cultural Organization
(UNESCO) menyatakan batik adalah warisan kebudayaan tak bentuk dari Indonesia
pada 2 Oktober 2009.

2. Keris
Keris merupakan senjata yang kerap digunakan masyarakat di beberapa daerah
di Indonesia. Keris paling banyak ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara
Barat.
Malaysia pun mengklaim keris merupakan senjata hasil kebudayaan mereka.
Alasannya, Malaysia dan Indonesia masih dalam satu rumpun bangsa, sehingga
terdapat kemiripan budaya antara dua negara tersebut.

3. Wayang Kulit
Masyarakat Jawa dan Bali memiliki seni pertunjukkan yang cukup kaya. Salah
satunya adalah pertunjukan wayang kulit.Wayang kulit tergolong boneka dua dimensi
yang dibuat dari kulit hewan. Pertunjukan ini dibawakan oleh dalang yang bertindak
sebagai pengatur jalannya cerita sekaligus penata gerak wayang.

Produk kebudayaan ini tidak luput dari klaim Malaysia. Alasannya, ada
sejumlah masyarakat keturunan Jawa yang kerap menggelar pertunjukan wayang kulit
di beberapa daerah di Malaysia.

UNESCO pun mengakui wayang kulit sebagai warisan budaya Indonesia pada
7 November 2003. Wayang kulit mendapat julukan sebagai Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity (Cerita narasi dan Warisan Indah dan Berharga).

8. Pertahanan Keamanan. 

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini

menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun

dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan

prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat


multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya.Solusi

Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan

yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama,

bahasa, gender, dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan,

kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan

membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya

keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme

parlemen.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi

nasional adalah sebagai berikut :

a)   Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa

persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat

Indonesia.

b)     Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.

c)      Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha

pemecahbelahan dari ancaman luar.

d)     Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi

butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan

kepada ideologi bangsa.

e)      Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.

f)      Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan

Polri dalam memerangi separatis.


BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan
nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan sehingga
menjadi kesatuan yang utuh / bulat. Sedangkan istilah nasional mempunyai
pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti
cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional.
Proses Integrasi Nasional biasanya akan dipengaruhi oleh aspek-aspek
sosiologis dan antropologis. Dalam prosesnya, integrasi dituntut adanya
kesepakatan terhadap nilai-nilai umum yang ada didalam masyarakat melalui
proses :
1. Sosialisasi
2. Akulturasi
3. Asimilasi
4. Enkulturasi
1.2 Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari
integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di
indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan
perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbeda-beda suku, ras, agama,
dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai
satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.

Anda mungkin juga menyukai