Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Integrasi berasal dari bahasa Inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang
batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Di Indonesia
istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau asimilasi,
padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan integrasi
kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat berarti
penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan
(cultural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi
suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang
berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif
bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan
bangsa Indonesia. Agar penulis tidak menyimpang jauh dari materi yang dibahas,
maka penulis ingin menyusun makalah ini secara sistematis. Dalam hal ini penulis
ingin membahas mengenai integrasi nasional. Agar masyarakat khususnya pelajar
maupun mahasiswa dapat mengetahui betapa pentingnya integrasi nasional bagi bangsa
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
1.2.2 Apa Pentingnya Integrasi Nasional ?
1.2.3 Apa Maksud dari Pluralitas Masyarakat Indonesia ?
1.2.4 Bagaimana Mewujudkan Integrasi Nasional di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui Pengertian Integrasi Nasional.
1.3.2 Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional.
1.3.3 Mengetahui Maksud dari Pluralitas Masyarakat Indonesia.
1.3.4 Mengetahui Mewujudkan Integrasi Nasional di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar
baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif
bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

3.2 Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara Indonesia karena dari integrasi nasional
dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia,sehingga tidak adanya
konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini
berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap Indonesia adalah negara yang satu
yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.

A. Integrasi Nasional dan Pluralitas Masyarakat Indonesia

Integrasi merupakan upaya menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu


masyarakat menjadi satu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat kecil
yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa.
Myron Weiner membedakan 5 tipe integrasi yaitu,
 Integrasi nasional
 Integrasi wilayah
 Integrasi nilai
 Integrasi elit-massa
 Integrasi tingkah laku (tindakan integratif)

1. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional merupakan usaha serta proses mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang terdapat pada suatu negara hingga tercipta keserasian serta keselarasan
secara nasional.
“Mengintegrasikan” berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan
menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah-pisah.
Faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah :
1) Adanya ancaman dari luar
2) Gaya politik kepemimpinan
3) Kekuatan lembaga-lembaga politik
4) Ideologi nasional
5) Kesempatan pembangunan ekonomi

2. Pentingnya Integrasi Nasional


Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat di samping membawakan potensi integrasi juga menyimpan
potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk
bekerjasama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasikan.
Sebaliknya, perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti, perbedaan
suku, agama, budaya, dan perbedaan kepentingan merupakan potensi konflik, terlebih
lagi apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap
yang tepat.
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
 Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional sejak dikumandangkannya
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Adanya semangat para pemuda saat itu
membuat bahasa Indonesia disepakati sebagai bahasa pemersatu tanpa
memandang perbedaan di dalamnya.
 Semangat persatuan serta kesatuan dalam bangsa
Persatuan dan kesatuan dibutuhkan untuk menjalin rasa kekeluargaan,
persahabatan serta sikap saling tolong menolong antar sesama dan nasionalisme.
Selain itu, untuk dapat hidup secara berdampingan diperlukan toleransi serta rasa
kemanusiaan.
 Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yakni
Pancasila
Pancasila merupakan landasan ideal yang memiliki kedudukan tinggi serta
berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seseorang yang memiliki
jiwa patriotisme tinggi akan menerapkan butir-butir Pancasila dalam aspek
kehidupannya.
 Adanya rasa serta semangat gotong royong
Sikap gotong-royong merupakan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan
pekerjaan secara bersama serta menikmati hasil pekerjaan secara adil. Sistem
gotong-royong dilakukan tanpa pamrih dan suka rela oleh masyarakat merurut
batas kemampuan masing-masing.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional


 Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Budaya di Indonesia sangatlah majemuk, namun kemajemukan dalam sektor
budaya ini terkadang kurang dihargai oleh sekelompok masyarakat. Hal ini
menyebabkan kebudayaan tersebut menjadi terkikis secara perlahan-lahan.
 Kurangnya toleransi antar sesama golongan
Konflik sosial merupakan salah satu hal yang perlu dihindari karena dapat
mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik sosial sendiri dapat
muncul karena kurangnya toleransi. Minimnya toleransi akhirnya membuat
negara menjadi hancur dan integrasi nasional tidak terwujud.
 Kurangnya kesadaran dalam diri masing-masing rakyat Indonesia
Globalisasi memicu munculnya sikap individualis dan tidak memperdulikan
kondisi serta situasi yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat memicu minimnya
kesadaran dalam diri masyarakat guna menjaga persatuan serta kesatuan untuk
mewujudkan integrasi nasional. Karena itulah, diperlukan kiat untuk
menumbuhkan karakter bangsa di era globalisasi agar meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan demi terwujudnya
integrasi nasional bangsa.
 Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia membuat sebagian wewenang serta
tanggung jawab pemerintah pusat dilimpahkan ke pemerintah daerah. Hal ini
memicu munculnya ketimpangan dalam bidang sosial hingga ekonomi. Perlu
adanya kesadaran diri agar keadilan sosial dapat dirasakan oleh masyarakat di
semua daerah di Indonesia.

3. Pluralitas Masyarakat Indonesia


Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat pluralis atau
masyarakat majemuk merupakan suatu hal yang sudah sama- sama dimengerti.
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi- bagi ke dalam sub-sub sistem
yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, dalam masing-masing sub sistem terikat ke
dalam ikatan-ikatan yang bersifat primordial. Menurut Pierre L. van den Berghe
masyarakat majemuk memiliki karakteristik :
a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali
memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain;
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga- lembaga yang
bersifat non-komplementer;
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai
yang bersifat dasar;
d. Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain;
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan coercion dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi;
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok- kelompok yang
lain
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang unik, yaitu :
 Secara horizontal masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan adanya
kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,
perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Dalam dimensi
horizontal kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari adanya berbagai
macam suku bangsa seperti suku bangsa Jawa, suku bangsa Sunda, suku bangsa
Batak, suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Dayak, dan masih banyak yang
lain.
 Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Berkaitan erat dengan keragaman suku di atas adalah keragaman adat- istiadat,
budaya, dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia masing masing
memiliki adat-istiadat, budaya, dan bahasanya yang berbeda satu sama lain, yang
sekarang dikenal sebagai adat-istiadat, budaya, dan bahasa daerah.
Kebudayaan suku selain terdiri atas nilai-nilai dan aturan-aturan tertentu, juga terdiri
atas kepercayaan-kepercayaan tertentu, pengetahuan tertentu, serta sastra dan seni yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Keberagaman suku bangsa di Indonesia disebabkan
oleh karena isolasi geografis antara satu pulau dengan pulau yang lain, mengakibatkan
masing-masing penghuni pulau itu dalam waktu yang cukup lama mengembangkan
kebudayaannya sendiri-sendiri terpisah satu sama lain. Di situlah secara perlahan-lahan
identitas kesukuan itu terbentuk, atas keyakinan bahwa mereka masing-masing berasal
dari satu nenek moyang, dan memiliki kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan suku
yang lain.
Kemajemukan lainnya dalam masyarakat Indonesia ditampilkan dalam wujud
keberagaman agama. Di Indonesia hidup bermacam-macam agama yang secara resmi
diakui sah oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu
Chu. Di samping itu masih dijumpai adanya berbagai aliran kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat. Keragaman agama di Indonesia terutama merupakan hasil pengaruh
letak Indonesia di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang menempatkan
Indonesia di tengah-tengah lalu lintas perdagangan laut melalui kedua samudera tersebut.
Dengan posisi yang demikian Indonesia sejak lama mendapatkan pengaruh dari bangsa
lain melalui kegiatan para pedagang, di antaranya adalah pengaruh agama.
Kondisi perbedaan dalam masyarakat Indonesia sebagaimana dimaksud terkait
dengan beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut
secara garis besar meliputi:
 Faktor historis merupakan faktor yang berkaitan dengan sejarah asal mula
terbentuknya masyarakat Indonesia
 Faktor ekologis merupakan faktor yang terkait dengan kondisi fisik geografis
Indonesia,
 Faktor perubahan sosial yang terjadi seiring dengan perjalanan waktu masyarakat
membangun kehidupan bersama.

4. Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia


Masyarakat Indonesia menyimpan potensi konflik yang cukup besar, baik konflik
yang bersifat vertikal maupun bersifat horizontal. Konflik vertikal di sini dimaksudkan
sebagai konflik antara pemerintah dengan rakyat, termasuk didalamnya adalah konflik
antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Sedangkan konflik horizontal adalah
konflik antarwarga masyarakat atau antarkelompok yang terdapat dalam masyarakat.
Dalam dimensi vertikal, sepanjang sejarah sejak proklamsi Indonesia hamper
tidak pernah lepas dari gejolak kedaerahan berupa tuntutan untuk memisahkan diri.
Konflik tersebut merupakan ekspresi ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah ousat
yang diberlakukan di daerah.
Konflik horizontal juga sering muncul, baik konflik yang berlatarbelakang
keagamaan, kesukuan, antarkelompok atau golongan, dan semacamnya yang muncul
dalam bentuk kerusuhan, perang antarsuku, pembakaran rumah-rumah ibadah, dan
sebagainya.
Kondisi negara kepulauan membentuk pola pemilahan social (Social Cleavage) yang
akan ikut berpengaruh pada upaya mewujudkan integrasi nasional.
Pola pemilahan sosial dapat dibedakan atas pemilahan sosial yang bersifat consolidated
dan pemilahan sosial yang bercorak intersected.
 Pola pemilahan sosial yang bersifat consolidated merupakan pola pemilahan
sosial di mana dua atau lebih kelompok masyarakat sekaligus membawakan
beberapa aspek perbedaan di antara mereka.
 Pola pemilahan sosial yang bercorak intersected merupakan pemilahan social
di mana beberapa aspek perbedaan jatuh pada pengelompokan masyarakat secara
tidak bersamaan melainkan saling berpotongan atau interseksi. Pemilahan sosial
yang lebih mendukung upaya mewujudkan integrasi nasional adalah pemilahan
sosial yang bercorak intersected.

Sumber Informasi :
Modul Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2021
https://tirto.id/pengertian-integrasi-nasional-faktor-pendorong-dan-penghambat-f96a
https://text-id.123dok.com/document/ky6jjkn7q-pluralitas-masyarakat-indonesia-integrasi-
nasional-dan-pluralitas-masyarakat-indonesia-1-pengertian-integrasi-nasional.html

Anda mungkin juga menyukai