Oleh Kelompok 2
Dosen pengampu :
Hendrikus Otniel Harefa, S.H., M.H
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Integrasi nasional adalah sebuah konsep yang mengacu pada upaya mempersatukan
seluruh elemen bangsa, baik itu dalam aspek politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Integrasi nasional memiliki tujuan untuk menciptakan kesatuan, solidaritas, dan
persatuan dalam sebuah negara.
Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beranekaragam budaya,
suku, ras, agama dan kepercayaan, bahasa daerah, dankeberagaman lainnya.
Keragaman ini tidak dapat dipungkirikeberadaannya. Hubungan-hubungan kebudayaan
tersebut terjalin dalam bingkai persatuan Bhinneka Tunggal Ika.
Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaantermasuk pengetahuan akan hak dan
kewajiban sebagai warga negaraakan menyebabkan lunturnya rasa persatuan dan
kesatuan sebagaiwarga negara. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus,
Indonesia menghadapi salah satu masalah serius yaitu ancaman disintegrasi bangsa.
Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya kerukunan antaragama, suku, ras, dan
budaya harus selalu diwujudkan melaluipemahaman mengenai integrasi nasional.
Dalam materi ini akan dibahas mengenai
Pengembangan Integrasi
Integrasi Nasional
Nasional
a. Integrasi Asimilasi
Asimilasi adalah proses pencampuran antara dua kebudayaan
atau lebih untuk menjadi satu kebudayaan baru yang sifatnya
melebur atau menghilangkan ciri-ciri khusus dari kebudayaan
pembentuknya. Integrasi ini penting karena memiliki tujuan untuk
membuat kebudayaan baru tersebut menjadi lebih mudah diterima
oleh semua pihak. Hal ini disebabkan karena integrasi ini cukup
efektif dalam mencegah adanya saling klaim kebudayaan
b. Integrasi Akulturasi
Integrasi akulturasi adalah upaya untuk memadukan unsur-unsur budaya
yang berbeda, dan memperkuat hubungan antar-kelompok yang berbeda
dengan menghormati keberagaman. Integrasi akulturasi lebih menekankan
pada pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan budaya, dan upaya
untuk memadukan atau menyintesis unsur-unsur budaya yang berbeda. Dalam
integrasi akulturasi, kelompok-kelompok tersebut tetap mempertahankan
identitas dan budaya mereka, sambil juga berpartisipasi dalam kehidupan
politik, ekonomi, dan sosial negara secara umum.
c. Integrasi Normatif
Integrasi normatif adalah proses di mana individu atau kelompok secara
sukarela dan sadar mengadopsi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat atau kelompok tertentu sebagai bagian dari identitas dan perilaku
mereka.
Integrasi normatif sering dikaitkan dengan proses akulturasi atau asimilasi,
di mana individu atau kelompok menyerap nilai-nilai dan norma-norma dari
masyarakat atau kelompok yang berbeda dengan mereka. Namun, integrasi
normatif juga dapat terjadi di dalam kelompok atau masyarakat yang sama,
ketika individu atau kelompok yang sebelumnya tidak mengikuti atau mematuhi
norma-norma tertentu memutuskan untuk mengikuti norma-norma tersebut.
d. Integrasi Instrumental
Secara umum, integrasi instrumental mencakup kemampuan untuk mengenali dan
memahami bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku saling berinteraksi, serta
bagaimana mereka mempengaruhi hasil atau tujuan yang diinginkan. Kemampuan
untuk mengintegrasikan berbagai aspek ini dapat membantu seseorang untuk
mencapai keseimbangan emosional yang lebih baik, meningkatkan kemampuan untuk
mengatasi stres dan masalah, serta memperbaiki hubungan sosial dan interpersonal.
Integrasi instrumental adalah proses integrasi antara dua kebudayaan atau
lebih yang terlihat sangat nyata karena adanya keseragaman antar individu atau
kelompok dalam lingkungan masyarakat
e. Integrasi Ideologis
Integrasi ideologis mengacu pada proses penggabungan atau
penyatuan ideologi yang berbeda atau berseberangan menjadi satu
ideologi yang terpadu dan saling mendukung. Integrasi ideologis
dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu hingga
kelompok atau negara. Integrasi ideologis dapat menjadi penting
dalam situasi di mana ideologi yang berbeda atau bertentangan
berusaha untuk mencapai tujuan yang sama atau bekerja sama dalam
proyek atau kegiatan tertentu. Dalam konteks politik, integrasi
ideologis dapat menjadi penting dalam membentuk koalisi atau aliansi
politik yang stabil dan efektif.
f. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional adalah proses integrasi antara dua kebudayaan atau
lebih yang terbentuk karena adanya kesamaan fungsi dalam masyarakat. Dua
pihak yang berbeda namun memiliki kesamaan fungsi memang akan lebih
mudah untuk bersatu. Integrasi fungsional mengacu pada proses
menggabungkan fungsi atau bagian-bagian yang berbeda dalam suatu sistem
atau organisasi menjadi satu kesatuan yang terintegrasi secara baik.
Integrasi fungsional memungkinkan suatu sistem atau organisasi untuk
berfungsi dengan lebih efisien dan efektif, dan menghasilkan sinergi atau
hasil yang lebih besar daripada jika setiap bagian bekerja secara terpisah.
3. DIMENSI INTEGRASI NASIONAL