PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
INTEGRASI NASIONAL
DOSEN PENGAJAR
ERNAWATI
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Erlian S ( 20190101323 )
Ridwan Naibaho ( 20190101351 )
Reta Tata Pratiwi ( 20190101035 )
Rosandinie Taracita ( 20190101015 )
Ridho Falah ( 20190801044 )
Faisal Ahmad S ( 20190801064 )
BAB II
PEMBAHASAN
2 Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan sebagainya.
Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian
dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya
keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a)Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar
tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c)Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari
ancaman luar.
d)Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka mele starikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e)Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan atas unsur-
unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat.Strategi asimilasi, akulturasi, dan pluralisme
masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dari yang paling
kurang, yang lebih, dan yang paling besar penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan
dalam masyarakat, di dalam upaya mewujudkan integrasi nasional tersebut.
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi
identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi
integrasi nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur
menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasinasional dilakukan
tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal dalam masyarakat negara
yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi
dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun bisa juga hal itu
merupakan bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya,
yaitu dengan cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat diwujudkan.
Dilihat dari perspektif demokrasi, apabila upaya yang demikian itu dilakukan dapat dikatakan
sebagai cara yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru
yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini
menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara
mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya bersama
namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal. Dengan
strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional dilakukan dengan
tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal, walaupun penghargaan
tersebut dalam kadaryang tidak terlalu besar. Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga
bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga
akulturasi menjadi bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan
masyarakatnya. Dihat dari perspektif demokrasi, strategi integrasi nasional melalui upaya
akulturasi dapat dikatakan sebagai cara yang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional
karena masih menunjukan pengharhaan terhadap unsur kelompok budaya lokal
3.Strategi Pluralis
Paham Pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam masyarakat.
Paham Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi kesempatran
pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang. Ini
berarti bahwa dnegan strategi pluralis dalam mewujudkan integrasi nasional negara memberi
kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara. Baik suku, agama, buaya daerah,
dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang serta hidup berdampingan
secara damai. Jadi Integrasi nasional diwujudkan dengan tetap ,menghargai terdapatnya
perbvedaan-perbedaan dalam msyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme
bahwa setiap unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga masing-
masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
2.7 Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Kata toleransi dalam bahasa Belanda adalah “tolerantie” dan kata kerjanya
adalah “toleran”. Dalam bahasa Latin, “tolerare” artinya menahan diri, bersikap sabar
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-or ang yang memiliki
pendapat berbeda.
Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, adapun toleransi adalah suatu sikap
tenggang rasa kepada sesamanya. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku yang
mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, memeluk agama dan menganut kepercayaan yang
berbeda-beda akan tetapi mereka tetap satu bangsa memiliki satu tanah air dan memiliki bahasa
persatuan. Semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat-sifat kekeluargaan, musyawarah,
percaya dan taat beriba dah kepada Tuhan, sifat ramah tamah, gotong royong, suka menolong,
dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki
Macam-macam Toleransi
Kebahagiaan dalam kehidupan manusia akan tercapai apabila didasarkan atas keselarasan dan
keseimbangan. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sikap hormat menghormati
antarpemeluk agama perlu dikembangkan sehingga keruku nan antarumat beragama dapat
terjalin dengan baik
Macam-macam toleransi, antara lain sebagai berikut :
1.1 Toleransi dalam pluralisme beragama
Agama merupakan suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, diperuntukkan bagi
kemaslahatan, kebaikan, dan kesejahteraan umat beragama. Pluralitas adalah kenyataan yang
diciptakan oleh Tuhan. Namun demikian, umat manusia harus menyadari dan menerima
kenyataan ini untuk saling melengkapi dan memperkaya pengalaman kehidupan bagi umat
manusia. Oleh karena itu, hidup rukun adalah tidak bertengkar namun saling mengho rmati.
Suasana seperti ini sangat kita butuhkan dalam masyarakat dan menghindari sikap menang
sendiri
1.2 Toleransi dalam pluralisme budaya
Kebudayaan menunjuk kepada sederetan sistem pengetahuan yang dimiliki bersama,
kebiasaan, nilai-nilai, peraturan, dan simbol yang berkaitan dengan tujuan seluruh anggota
masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Interaksi antara
seni dan agama sudah lama menjadi kenyataan. Agama merupakan sumber etika dan moralitas,
seni adalah salah satu wahana yang paling tepat untuk mempromosikan kehidupan beragama
1.3 Toleransi dalam pluralisme suku
Pluralisme dapat dikatakan merupakan pengejewantahan moto Bhinneka Tunggal Ika.
Mengembangkan pluralisme terbantahkan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku,
banyak pula subsuku pedalaman. Pluralisme akan tumbuh subur dan mewarnai kehidupan
bangsa Indonesia jika kedepannya prinsip-prinsip toleransi, persamaan di muka hukum dan
lain-lain ditetapkan seksama tanpa perduli asal dan warna terutama solidarita s terhadap mereka
yang lemah.
1.4 Toleransi mayoritas melindungi minoritas
Masyarakat kita sejak dulu biasa hidup dalam alam yang memiliki aneka ragam kepercayaan.
Sejak awal perkembangan peradabannya sudah tumbuh kepercayaan kepada Tuhan, secara
berturut-turut datanglah agama-agama yang sekarang banyak kita kenal. Kedatangan agama
tersebut tidak berarti kepercayaan dan agama yang sudah ada sebelumnya hilang, tapi masih
terus hidup dan berkembang. Semua agama dan kepercayaan mengajark an kebaikan supaya
mereka saling menghormati dan mencintai.
1.5 Toleransi manusia dalam hidup bermasyarakat
Manusia hanya akan mempunyai arti apabila bersama-sama dengan manusia lainnya di dalam
masyarakat. Tidak dapat dibayangkan jika manusia hidup sendiri tanpa orang lain. Secara
kodrati manusia disamping mempunyai kekuatan juga dilengkapi dengan kelemahan manusia
juga memiliki sifat yang baik dan kurang baik. Demi kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya
manusia perlu mendapat bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Oleh sebab itu, manusia
perlu hidup bermasyarakat.
2. Perilaku Toleran Sebagai Bentuk Nilai (Jati Diri) Kebangsaan
Perilaku toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan
kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan
orang lain. Sikap toleransi dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia multikultural. Dengan pengembangan sikap toleransi dan
empati sosial, maka masalah-masalah yang berkaitan dengan keberagaman sosial budaya akan
dapat dikendalikan, sehingga tidak mengarah pada pertentangan sosial yang dapat mengancam
disintegrasi n asional
Adapun cara untuk menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain yang berbeda
latar belakang budaya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa
Indonesia
2.Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk pribadi
dan makhluk sosial c iptaan Tuhan Yang Maha Esa
3.Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
4.Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki persamaan kedudukan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan kewajiban asasi.
5.Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai pemilihan dan
penghuni tanah air Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
6.Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang
memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku bangsa, bahasa, adat
istiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya
2.Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa.
Bentuk ancaman nonmiliter :
1. penyalahgunaan narkoba
2. korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
3. perusakan lingkungan
4. kemiskinan
5. kebodohan
6. lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa
3.Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri dan dari
luar negeri
Ancaman dari dalam negeri berupa
1. kerusuhan
2. pemaksaan kehendak
3. pemberontakan bersenjata
4. keinginan untuk mengubah ideologi
2.15 Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Peran serta rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai lingkungan kehidupan,
baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah dengan cara berbacam-macam dari
yang paling mudah diterapkan hingga yang paling sulit untuk diterapkan.
1. Di lingkungan keluarga
Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
b)Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
c)Ikut menjaga harta benda keluarga
d)Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
2. Di lingkungan masyarakat
Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a)Melaksanakan kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
b)Melaksanakan kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
c)Membuang sampah pada tempatnya
d)Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
3.Di lingkungan sekolah
Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a)Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
b)Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan
golongan
c)Hidup rukun dengan warga sekolah
d)Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama
negara-negara yang usianya masih relatifmuda, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena
mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan yang ada menjadi
satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara tersebut. Begitu juga negara
Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang
negara Indonesia masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia
yang didalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda,
berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang
berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan bernegara ini, kita
masih sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar kelompok dalam masyarakat,
baik konflik yangberlatarbelakang kesukuan, konflik antar pemeluk agama, konflik
karenakesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bahwa persoalan
integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum tuntas perlu terus dilakukan pembinaan.
Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin
diwujudkan, dan konflik di antara sesama warga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali.
Tulisan ini akan memaparkan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai
macam perbedaan dan upaya mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai
terdapatnya perbedaan- perbedaan tersebut.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa
Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah
masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga
diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme
3.2 Saran
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai faktor
yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia. Dengan
mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., diharapkan kita bisa
menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan
perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik
dalam negara ini
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina,
gramedia, Jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.
Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-penteingnya-
integrasi-nasional.org/wiki)
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina,
gramedia, Jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.