KEWARGANEGARAAN “INTEGRASI
NASIONAL”
Dosen Pembimbing
PRAYETNO, S.IP., M.Si.
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
CINDI CHAIRANI LUBIS ( 6173510005 )
SILVIA FAUZIAH NASUTION ( 6173510025 )
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidika
Kewarganegaraan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Integrasi Nasional, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan makalah di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
2. Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa,
gender, dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan
persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas
politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam
menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional
adalah sebagai berikut :
a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat
Indonesia.
b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha
pemecahbelahan dari ancaman luar.
d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-
butir Pancasila, dalam rangka mele starikan dan menanamkan kesetiaan kepada
ideologi bangsa.
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri
dalam memerangi separatis.
2.5 Strategi Integrasi
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami oleh
semuanegara, terutama adalah negara-negara berkembang. Dalam usianya yang masih
relatif muda dalam membangun negara bangsa (nation state), ikatan antara kelompok-
kelompok yang berbeda dalam negara masih rentan dan mudah tersulut untuk terjadinya
pertentangan antar kelompok. Di samping itu masyarakat di negara berkembang
umumnya memiliki ikatan primordial yang masih kuat. Kuatnya ikatan primordial
menjadikan masyarakat lebih terpancang pada ikatan-ikatan primer yang lebih sempit
seperti ikatan keluarga, ikatan kesukuan, ikatan sesama pemeluk agama, dan
sebagainya. Dengan demikian upaya mewujudkan integrasi nasional yang notabene
mendasarkan pada ikatan yang lebih luas dan melawati batas-batas kekelua rgaan,
kesukuan, dan keagamaan menjadi sulit untuk diwujudkan.
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap ada
beberapa strategi yang mungkin ditempuh,yaitu:
1. Stategi Asilmilasi
2. Strategi Akulturasi
3. Strategi Pluralis
Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang
diberikan atas unsur-unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat.Strategi asimilasi,
akulturasi, dan pluralisme masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara
gradual berbeda dari yang paling kurang, yang lebih, dan yang paling besar
penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan dalam masyarakat, di dalam upaya
mewujudkan integrasi nasional tersebut.
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka
masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam kebudayaan yang
baru itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika
asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti bahwa negara
mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang
ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan
identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan
integrasinasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau
budaya lokal dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan
budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi
tertentu dalam masyarakat. Namun bisa juga hal itu merupakan bagian dari strategi
pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya, yaitu dengan cara
melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat diwujudkan. Dilihat dari
perspektif demokrasi, apabila upaya yang demikian itu dilakukan dapat dikatakan
sebagai cara yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian berarti
bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya
pembentuknya. Apabila akulturasi ini menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh
pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan
mengupayakan adanya identitas budaya bersama namun tidak menghilangkan seluruh
unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi
nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya
lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadaryang tidak terlalu besar.
Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa
sengaja dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari
strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya. Dihat dari
perspektif demokrasi, strategi integrasi nasional melalui upaya akulturasi dapat
dikatakan sebagai cara yang demokratis dalam mewujudkan integrasi nasional karena
masih menunjukan pengharhaan terhadap unsur kelompok budaya lokal.
3. Strategi Pluralis
Paham Pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan
dalam masyarakat. Paham Pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional
dengan memberi kesempatran pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat
untuk hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa dnegan strategi pluralis dalam
mewujudkan integrasi nasional negara memberi kesempatan kepada semua unsur
keragaman dalam negara. Baik suku, agama, buaya daerah, dan perbedaan-perbedaan
lainnya untuk tumbuh dan berkembang serta hidup berdampingan secara damai. Jadi
Integrasi nasional diwujudkan dengan tetap ,menghargai terdapatnya perbvedaan-
perbedaan dalam msyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme bahwa
setiap unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga masing-
masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
2.7 Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Kata toleransi dalam bahasa Belanda adalah “tolerantie” dan kata kerjanya
adalah “toleran”. Dalam bahasa Latin, “tolerare” artinya menahan diri, bersikap sabar
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-or ang yang
memiliki pendapat berbeda.
Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, adapun toleransi adalah
suatu sikap tenggang rasa kepada sesamanya. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-
macam suku yang mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, memeluk agama dan
menganut kepercayaan yang berbeda-beda akan tetapi mereka tetap satu bangsa
memiliki satu tanah air dan memiliki bahasa persatuan. Semboyan kita yaitu Bhinneka
Tunggal Ika. Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat-sifat
kekeluargaan, musyawarah, percaya dan taat beriba dah kepada Tuhan, sifat ramah
tamah, gotong royong, suka menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki
macam-macam Toleransi.
Kebahagiaan dalam kehidupan manusia akan tercapai apabila didasarkan atas
keselarasan dan keseimbangan. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sikap hormat
menghormati antarpemeluk agama perlu dikembangkan sehingga keruku nan antarumat
beragama dapat terjalin dengan baik. Macam-macam toleransi, antara lain sebagai
berikut :
1.1 Toleransi dalam pluralisme beragama
Agama merupakan suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, diperuntukkan
bagi kemaslahatan, kebaikan, dan kesejahteraan umat beragama. Pluralitas adalah
kenyataan yang diciptakan oleh Tuhan. Namun demikian, umat manusia harus
menyadari dan menerima kenyataan ini untuk saling melengkapi dan memperkaya
pengalaman kehidupan bagi umat manusia. Oleh karena itu, hidup rukun adalah tidak
bertengkar namun saling mengho rmati. Suasana seperti ini sangat kita butuhkan dalam
masyarakat dan menghindari sikap menang sendiri.
1.2 Toleransi dalam pluralisme budaya
Kebudayaan menunjuk kepada sederetan sistem pengetahuan yang dimiliki
bersama, kebiasaan, nilai-nilai, peraturan, dan simbol yang berkaitan dengan tujuan
seluruh anggota masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan
fisik. Interaksi antara seni dan agama sudah lama menjadi kenyataan. Agama
merupakan sumber etika dan moralitas, seni adalah salah satu wahana yang paling tepat
untuk mempromosikan kehidupan beragama
1.3 Toleransi dalam pluralisme suku
Pluralisme dapat dikatakan merupakan pengejewantahan moto Bhinneka
Tunggal Ika. Mengembangkan pluralisme terbantahkan bahwa bangsa Indonesia terdiri
dari banyak suku, banyak pula subsuku pedalaman. Pluralisme akan tumbuh subur dan
mewarnai kehidupan bangsa Indonesia jika kedepannya prinsip-prinsip toleransi,
persamaan di muka hukum dan lain-lain ditetapkan seksama tanpa perduli asal dan
warna terutama solidarita s terhadap mereka yang lemah.
1.4 Toleransi mayoritas melindungi minoritas
Masyarakat kita sejak dulu biasa hidup dalam alam yang memiliki aneka ragam
kepercayaan. Sejak awal perkembangan peradabannya sudah tumbuh kepercayaan
kepada Tuhan, secara berturut-turut datanglah agama-agama yang sekarang banyak kita
kenal. Kedatangan agama tersebut tidak berarti kepercayaan dan agama yang sudah ada
sebelumnya hilang, tapi masih terus hidup dan berkembang. Semua agama dan
kepercayaan mengajark an kebaikan supaya mereka saling menghormati dan mencintai.
1.5 Toleransi manusia dalam hidup bermasyarakat
Manusia hanya akan mempunyai arti apabila bersama-sama dengan manusia
lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan jika manusia hidup sendiri tanpa
orang lain. Secara kodrati manusia disamping mempunyai kekuatan juga dilengkapi
dengan kelemahan manusia juga memiliki sifat yang baik dan kurang baik. Demi
kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya manusia perlu mendapat bantuan atau
kerjasama dengan orang lain. Oleh sebab itu, manusia perlu hidup bermasyarakat.
2.15 Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Peran serta rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai
lingkungan kehidupan, baik lingkungan keluarga , masyarakat dan juga sekolah dengan
cara berbacam-macam dari yang paling mudah diterapkan hingga yang paling sulit
untuk diterapkan.
1. Di lingkungan keluarga
Contoh partisipasi di lingkungan keluarga antara lain sebagai berikut:
a) Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
b) Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekolah
c) Ikut menjaga harta benda keluarga
d) Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
2. Di lingkungan masyarakat
Contoh partisipasi di lingkungan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a) Melaksanakan kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai kemampuan
b) Melaksanakan kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan keluarga
3. Di lingkungan sekolah
Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a) Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
b) Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar belakang agama,
suku, ras dan golongan
c) Hidup rukun dengan warga sekolah
d) Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua
negara, terutama negara-negara yang usianya masih relatifmuda, termasuk Indonesia.
Hal ini disebabkan karena mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan
segala perbedaan yang ada menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai
berdirinya negara tersebut. Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif
muda. Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih
menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang didalamnya
terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda, berbahasa
dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang
berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa
Indonesia.
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan
bernegara ini, kita masih sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar
kelompok dalam masyarakat, baik konflik yangberlatarbelakang kesukuan, konflik antar
pemeluk agama, konflik karenakesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu
menunjukkan bahwa persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum
tuntas perlu terus dilakukan pembinaan. Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi
nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, dan konflik di antara
sesama warga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali. Tulisan ini akan memaparkan
kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam perbedaan dan upaya
mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-
perbedaan tersebut.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap
bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi
nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa
yang multikulturalisme
3.2 Saran
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta
berbagai faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa
Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia.,
diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses
pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya
keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat
Cina, gramedia, Jakarta.
Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.
Bumi aksara, jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.
Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-
penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat
Cina, gramedia, Jakarta.
Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.
Bumi aksara, jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.
Bohlan, (2005). Integrasi nasional. (http://www.basic-integrasi-nasional.org)
Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-
penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)