Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH STUDI MASYARAKAT INDONESIA

INTEGRASI DAN IDENTITAS

DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Arif

Disusun Oleh :
Winda Setiaman Zai
Evi Oktaviana
Jesica Novita Barus

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan RahmatNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pemahaman mahasiswa tentang “INTEGRASI DAN
IDENTAS“ dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pratikum geologi
fisik.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu, kami harapkan kepada pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Integrasi Dalam Masyarakat ....................................................................................

B. Dari Identitas Etnis Menuju Ke Identitas Bangsa Indonesia ................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................

B. Saran............................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang dari dulu memiliki banyak suku, adat, ras, agama yang
dimana semuanya itu harus tetap dibudayakan dan dijaga. Kebudayaan Inonesia tumbuh dan
berkembang dalam kalangan masyarakat yang dimana itu terus berkembang dan terus berlanjut
dari generasi ke generasi. Integrasi atau untuk menyatukan masyarakat Inonesia menunjuk pada
proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam suatu kesatuan wilayah dan pada
pembentukan identitas nasional. Disini integrasi bangsa menunjuk pada masalah pembangunan
rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan-kesetiaan pada ikatan yang lebih sempit.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan integrasi dalam masyarakat majemuk

2. Jelaskan proses identitas etnis menuju ke identitas bangsa Indonesia

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca. Semoga ini dapat menjadi bahan
dalam proses pembelajaran di dalam perkuliahan maupun dalam proses belajar mengajar di
sekolah.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Integrasi Dalam Masyarakat

Primordialisme merupakan pengikat asli masyarakat Indonesia, dan atas dasar ikatan ini
pengelompokkan masyarakat Indonesia tumbuh dan berkembang, baik dalama organisasi
pemerintah, masa maupun kepemudaan. Dilihat dari Sumpah Pemuda 1928, sebuah tekad dari
beberapa organisasi pemuda berdasarkan ikatan primordial, bersatu untuk berikrar Indonesia
yang satu. Bukti sejarah ini menunjukkan bahwa pluralitas masyarakat tidak hanya dipandang
mempunyai potensi konflik, tetapi lebih dari pluralitas masyarakat dapt dijadikan sebagai
modal pembangunan kebudayaan nasional. Dikemukaan dalam Amandemen UUD 1945 pasal
32 (1) menyatakan : Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah
pembangunan dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budaya. Dengan demikian masalah sekarang adalah bagaimana
pembangunan nasional dapat mengolah pluralism itu dan menjauhkan dampak negatifnya.

Berghe dalam Setiadi dan kolip (2011:550) menyatakan karakteristik masyarakat


multikultural sebagai berikut:

a. Terjadi segmentasi dalam bentuk-bentuk kelompok sub kebudayaan yang berbeda satu
sama lain
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi dalam lembaga-lembaga yang bersifat non
komplementer
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar
d. Secara relative seringkalai mengalami konflik diantara kelompok satu dengan yang
lainnya
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan dalam
bidang ekonomi
f. Adanya dominasi politik oleh satu kelompok atas kelompok lainnya
Peursen (1989:5) menjelaskan: disadari bahwa karena didalam masyarakat yang pluralistis
itu,baik dilihat dari sudut suku bangsa golongan agama dan daerah,dimana golongan-golongan

5
ynag tidak sama dengan kemampuan dan kesempatan-kesempatan untuk membela diri terhadap
aspek negatif,masaslah persatuan bangsa merupakan suatu masalah yang terus menerus
memerlukan perhatian dan usaha yang efektif.Segala aspek ini bertemu dalam usaha untuk
merumuskan strategi yang mampu membimbing integrasi.

Usman (2003:78) menguraikan bahwa : integrasi lazim dikonsepsikan sebagai proses


ketika kelompok sosial dalam masyarakat menjaga keseimbangan untuk menwujudkan kedekatan
hubungan sosial ekonomi dan politik.Integrasi tidak selamanya menghilangkan diferensiasi karena
terpenting adalah memelihara kesadaran untuk menjaga keseimbangan hubungan.Lebih luas
lagi,Howard Wringgins mengemukakan bahwa istilah integrasi merangkup hubungan dan sikap
manusia yang sangat luas yakni : integrasi berbagai kultur dan penciptaaan rasa kebangsaan,
intgerasi unit politik kerangka wilayah bersama dengan satu pemerintah penguasaan, integrasi
antara pemerintah dan diperintah,integrasi warga kedalam proses yang dijalankan bersama serta
integrasi individu dalam organisasi dengan kegiatan yang berguna.

Usman dan wriggins mencerminkan pluralitas masyarakat Indonesia dan


mengelompokkkan masyarakat yang dikat oleh primordial attachement menyatu menjadi satu
masyarakat dan bangsa yang lebih besar yaitu bangsa Indonesia. Weiner (muhaimin,1991 :44)
menyatakan luas strategi kebijakan pemerintah untuk mencapai integrasi nasional yaitu :

1. Penghapusan sifat-sifat kultur utama dari komunitas yang berbeda menjadi kebudayaan
nasional atau disebut “ policy assimilations”.
2. Penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan yang kecil disebut “ policy
bhineka tunggal ika ( integrated pluralism).

Masalah asimilasi adalah masalah indentifikasi diri.Berguna mengupayakan terwujudnya


asimilsai dalam rangka integrasi masyarakat,asimilasi structural nampaknya menjadi alternative
terbaik dalam membangun integrasi diindonesia.Oleh Marger (1945:72),asimilasi structural
disebut juga dengan istilah integrasi. Dalam konteks ini integrasi diartikansebagai situasi yang
memberikan peluang berpartisipasi dengan bebas didalam semua bentuk interaksi sosial (baik pada
tingkat primer/informal maupun dalam tingkat sekunder/formal), tanpa mempermasalahkan
etnisitas seseorang

6
Sementara bentuk pluralisme yang menjadi pilihan adalah kulturalism,yang mempunyai
implikasi dipertahankannya berbagai sistem budaya didalam kerangka politik dan ekonomi yang
umum (Gordon,1964). Horace kellen (pelly,1983) dalam kontek ini menyatakan bahwa kelompok
etnis yang berbeda satu sama lain jusru harus di dorong untuk kebersamaan , agar dengan demikian
dapat memperkaya kehidupan masyarakat.

B. Dari Identitas Etnis Menuju Ke Identitas Bangsa Indonesia

Castells dalam Tilaar (2007:172) menyatakan bahwa identitas bangsa dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu legitimasi, resistance (perlawanan), proyek. Dalam kategori letimilasi yaitu mencari
pengakuan fari kelompok atau negara.,dalam kategori perlawanan berarti membuat benteng-
benteng pertahanan bahkan perlawanan terhadap kelompok yang berlawanan.

Bermula dari kebangkitan nasional 1908 sebagai tumbuhnya nation Indonesia yang
merupakan suatu kesatuan solidaritas kebangsaan, yang oleh Ernest Renant (1882)dikatakan
dengan le desir de vivre ensamble, ternyata kesatuan solidaritas ini berasal dari nation-nation yang
sudah lama ada di kepulaauan Nusantara. Kesatuan solidaritas sebagai wujud kehendak untuk
hidup bersama, berlanjut pada sumpah pemuda 1928, untuk berikrar bangsa yang satu yaitu bangsa
Indonesia.

BAB III
PENUTUP

7
A. Kesimpulan
Primordialisme merupakan pengikat asli masyarakat Indonesia, dan atas dasar ikatan ini
pengelompokkan masyarakat Indonesia tumbuh dan berkembang, baik dalama organisasi
pemerintah, masa maupun kepemudaan. Dilihat dari Sumpah Pemuda 1928, sebuah tekad dari
beberapa organisasi pemuda berdasarkan ikatan primordial, bersatu untuk berikrar Indonesia yang
satu. Bukti sejarah ini menunjukkan bahwa pluralitas masyarakat tidak hanya dipandang
mempunyai potensi konflik, tetapi lebih dari pluralitas masyarakat dapt dijadikan sebagai modal
pembangunan kebudayaan nasional.

Bermula dari kebangkitan nasional 1908 sebagai tumbuhnya nation Indonesia yang
merupakan suatu kesatuan solidaritas kebangsaan, yang oleh Ernest Renant (1882)dikatakan
dengan le desir de vivre ensamble, ternyata kesatuan solidaritas ini berasal dari nation-nation yang
sudah lama ada di kepulaauan Nusantara. Kesatuan solidaritas sebagai wujud kehendak untuk
hidup bersama, berlanjut pada sumpah pemuda 1928, untuk berikrar bangsa yang satu yaitu bangsa
Indonesia.

B. Saran
Dalam penulisam makalah ini diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan si
penbaca . dan kami sadar bahwa masih banyak kesalahan kami pengharapan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini

Anda mungkin juga menyukai