Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REPORT

“Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Talang Siring di


Kabupaten Pamekasan”

Dosen Pengampu :
Dra. Flores Tanjung, MA
Pulung Sumantri , M.Pd

Disusun Oleh: A REGULER 2017


Ngolu Simatupang
[3173121025]
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DATA JURNAL

 Judul Jurnal : Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Talang Siring di


Kabupaten Pamekasan
 Penulis Jurnal : Alifiana Hafidian Rizkiyani dan Rimadewi Supriharjo
(Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FTSP Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya)
 Vol, Tahun Terbit : Jurnal Teknik POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ISSN :
2337-3539 (2301-9271 Print)
 Jumlah Halaman : 6 lembar

RINGKASAN DAN PENJELASAN MATERI

Kepulauan Madura merupakan pulau dengan garis pantai yang cukup


panjang. Salah satu wisata pesisir yang menjadi objek wisata di Madura yaitu
wisata pesisir Talang Siring yang terletak di Desa Montok dan Kaduara Barat
Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan. Wisata pantai Talang Siring ini
memiliki banyak potensi didalamnya, mulai dari potensi aspek lingkungan,
ekonomi, budaya, religi dan kearifan lokal dengan bentuk kegiatan wisata yang
berbeda–beda. Kegiatan wisata tersebut diantaranya pantai Talang Siring, Makam
Joko Tarub, perahu nelayan, kesenian Saronen, pusat oleh –oleh, petik laut dan
hutan mangrove. Selain itu kawasan wisata tersebut juga memiliki potensi letak
yang strategis yaitu berada di jalan arteri. Namun permasalahan yang terjadi yaitu
potensi – potensi yang ada belum dikembangkan secara maksimal.
Belum adanya sistem pengelolaan yang baik, mengakibatkan banyak objek
-objek wisata yang seharusnya dapat dikembangkan menjadi terabaikan dan tidak
terpelihara. Permasalahan tersebut membuat kawasan wisata pantai Talang Siring
semakin banyak ditinggalkan pengunjung. Berdasarkan informasi dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan terjadi penurunan
pengunjung dari tahun 2010 dengan jumlah pengunjung 17785 menjadi 17325
pada tahun 2012. Untuk menemukan solusi dalam upaya mengembangkan dan
memanfaatkan potensi wisata yang ada di pesisir Talang Siring maka dilakukan
beberapa tahapan, pertama mengidentifikasikan semua potensi wisata, kemudian
menganalisa keterkaitan masing-masing potensi, menentukan faktor pendukung
beserta kriteria pengembangan wisata hingga dapat ditentukan konsep
pengembangan wisata.
Dari berbagai kegiatan yang ada di kawasan wisata Talang Siring
dilakukan proses pembobotan potensi wisata yang lebih berpotensi untuk
dikembangkan. Selain sebagai arahan pengembangan objek wisata, metode
pembobotan juga dilakukan dalam penentuan zona yang ada di kawasan wisata
pesisir Talang Siring. Zona tersebut meliputi zona inti, zona pendukung dan zona
konsevasi. Pada pembobotan tersebut dipakai analisa skoring dengan
menggunakan pembobotan skala likert. Berikut ini merupakan hasil kuisioner
untuk pembobotan terhadap masing-masing objek wisata.
Dari data tabel diatas, dapat diketahui bahwa potensi objek wisata dengan
nilai paling tinggi yaitu pantai Talang Siring dan makam Joko Tarub. Sehingga
wisata pantai Talang Siring menjadi kegiatan utama, kegiatan lainnya sebagai
wisata pendukung dan keberadaan hutan mangrove difungsikan sebagai daerah
konservasi.
Berdasarkan tipologi perjalanan wisata yang diamati oleh peneliti, umumnya
pengunjung objek wisata Talang Siring menjadikan pantai Talang Siring atau
makam Joko Tarub sebagai tujuan utama. Setelah itu barulah pengunjung akan
mengarah ke objek – objek wisata pendukung lainnya. Berdasarkan analisa yang
dilakukan, dihasilkan beberapa faktor penting dalam pengembangan kawasan
wisata pesisir Talang Siring antara lain : Peningkatan jenis atraksi yang unik dan
khas di setiap wisata, Peningkatan kesadaran masyarakat untuk tertib membuang
sampah pada tempatnya, tidak merusak bangunan wisata. Ketersediaan
aksesibiltas tinggi seperti diadakannya angkutan umum khusus untuk wisatawan
menuju ke obyek wisata. Ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung serta
utilitas di setiap wisata sebagai kebutuhan terhadap pengembangan kawasan
wisata pesisir. Peningkatan (daya tarik wisata utama, pusat fasilitas pelayanan
pendukung industri parawisata, aksesibilitas (jalur penghubung antar obyek
wisata) sebagai faktor spasial dalam pengembangan pariwisata di kawasan wisata
pesisir Talang Siring.
Dari faktor yang telah diketahui, kemudian ditentukan kriteria-kriteria

4
pengembangan kawasan wisata Pesisir Talang Siring yaitu masing-masing wisata
harus memiliki jenis atraksi sebagai daya tarik wisata alam dan budaya, terjaganya
kelestarian lingkungan pesisir, peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas
pendukung pariwisata, dan dalam suatu pariwisata spasial harus terdapat daya
tarik utama, dimana daya tarik utama ini dijadikan zona inti dalam pengembangan
kawasan wisata pesisir Talang Siring. Kemudian dengan menggunakan teknik
triagulasi dihasilkan beberapa konsep pengembangan yang disarankan. Konsep
tersebut antara lain: Perlu adanya penambhan jenis atraksi wisata untuk
meningkatkan daya tarik wisatawan, Menciptakan kondisi lingkungan yang
bersih, asrih, nyaman dan ramah dengan cara melakukan rehabilitasi, Penyediaan
moda transportasi untuk menuju objek wisata yang belum bisa dijangkau dan
perbaikan kondisi jalan demi kenyamanan perjalanan wisatawan, Adanya
pembagian zona kegiatan, meliput zuna inti yang menjadi wisata utama yaitu
pantai Talang Siring dan makam Joko Tarub, zuna pendukung yang menjadi
wisata pendukung yaitu perahu nelayan, oleh-oleh khas Madura, kesenian saronen
dan petik laut, dan zona kensevasi yaitu kawasan hutan mangrove.
ANALISIS

Dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir


Talang Siring di Kabupaten Pamekasan” telah dijabarkan mengenai permasalahan
yang sedang terjadi, yaitu kurang adanya upaya pengembangan dan pemanfaatan
potensi wisata yang dimiliki secara maksimal sehingga menyebabkan semakin
banyaknya tempat-tempat wisata yang tidak dipelihara dengan baik. Untuk
menentukan strategi pengembangan potensi wisata tersebut dilakukan dengan
beberapa tahapan yang meliputi mengidentifikasi potensi wisata, menganalisa
keterkaitan antar potensi, kemudian menentukan faktor pendukung pengembangan
wisata, menentukan kriteria-kriteria apa saja yang berpengaruh terhadap
pengembangan wisata dan tahapan yang terakhir adalah menentukan konsep
pengembangan wisata sesuai dengan kondisi yang ada di kawasan pesisir Talang
Siring. Namun, dalam penjelasan yang diberikan dari masing-masing tahapan
kurang mendetail, sehingga pembaca belum bisa menangkap inti dari penjelasan
yang telah diberikan. Dilengkapinya peta linkage beserta peta zonasi kawasan

5
wisata pesisir Talang Siring di Kabupaten Pamekasan dapat mempermudah
pembaca dalam memahami isi dan memberikan gambaran visual kepada pembaca
secara langsung.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan rasionalistik dengan
teknik analisa deskriptif theoretical, analisa scoring (pembobotan dengan skala k
likert), empirical analytic, analisa delphi, dan analisis triangulasi. Dimana dalam
merumuskan solusi terhadap suatu studi kasus seperti yang dijelaskan dalam
jurnal dengan menggunakan kelima teknik analisa tersebut kurang efektif, dilihat
dari hasil penelitian yang telah dilakukan juga belum sepenuhnya menjawab
permasalahan. Dan setelah dilakukan komparasi dengan jurnal berjudul “Strategi
Pengembangan Wisata di Pesisir Danau Poso Kecamatan Pamona Puselemba
Kabupaten Poso” oleh Arifin Balingki dimana kedua jurnal sama-sama membahas
mengenai strategi pengembangan wisata di kawasan pesisir, dapat dilihat
beberapa perbedaan terhadap teknik analisa dan output yang dihasilkan.
Dalam jurnal pembanding dirasa metode yang digunakan lebih efektif dan
pembahasan juga lebih mendalam, karena peneliti menggunakan metode analisis
deskriptif yang hasilnya ditabulasikan dalam bentuk tabel dan gambar kemudian
di analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternalnya
(peluang dan ancaman) yang ada dengan menggunakan analisis SWOT. Hal
tersebut bisa menjadi pertimbangan dalam penelitian strategi pengembangan
wisata kawasan pesisir Talang Siring di Kabupaten Pamekasan. Sehingga apabila
dilakukan penelitian terkait topik tersebut akan menghasilkan solusi yang lebih
baik dari penelitian sebelumnya karena faktor-faktor yang ditinjau tidak hanya
faktor yang bersifat internal tapi juga bersifat eksternal.

6
Dalam jurnal ini pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan pendekatan rasionalistik. Pengumpulan data dilakukan melalui
survei primer dan sekunder, tinjauan media dan studi literatur. Dalam
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
untuk mendapatkan responden berkompeten atau berpengaruh dalam pencapaian
sasaran yang diperoleh dengan menggunakan analisa stakeholder.
Teknik analisa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran
antara lain dengan menggunakan metode analisa deskriptif theoretical dan Analisa
Scoring (Pembobotan dengan skala k likert), empirical analytic, analisa delphi
bertujuan untuk menentukan konsensus group untuk faktor pendukung, analisis
deskriptif theoretical, analisis triangulasi.
Hasil yang dicapai dari penggunaan pendekatan diatas dapat memberikan
suatu masukkan mengenai perumusan kebijakan yang dapat digunakan dalam
mengembangkan pariwisata di pesisir. Dalam penerapannya pendekatan di atas
untuk di wilayah pesisir lainnya kemungkinan besar dapat digunakan karena
beberapa faktor:
Teknik analisa yang digunakan menggunakan data yang mudah untuk di
dapatkan saat di lapangan maupun dari studi literatur yang di gunakan. Data yang
paling sering di gunakan berupa data primer yang di dapatkan dari observasi
lingkungan secara real dan hasil wawancara ke responden kunci. Responden kunci
yang dapat di gunakan diharuskan mengetahui dan berperan penting dalam
rencana pengembangan potensi wisata di wilayah studi.
Tingkat keberhasilan analisa di atas di tentukan oleh kemampuan
penganalisa. Oleh karna itu pemilihan SDM sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang optimal agar tidak terjadi Human Error.
Walaupun pendekatan dan analisa yang diatas dapat di gunakan untuk wilayah
lain dikarenakan fleksibelitas dalam mendapatkan sumber data, namun masih
adanya beberapa kekurangan yang dapat menghambat hasil akhir dari analisis.
faktor yang dapat penghambat adalah kebanyakan analisa tersebut memerlukan
hasil pemikiran dari tim analisa saja. Oleh karna itu hasil akhir analisis dapat
berbeda jika dilakukan oleh tim lain nya.

7
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan konsep pendekatan dan analisa di
atas dapat digunakan di wilayah lain dengan persyaratan yakni harus
menggunakan SDM peneliti yang sangat memadai dikarenakan hasil olah analisa
di tentukan pemikiran dari tim analisa.

SARAN

Setelah melakukan kajian kritis terhadap Jurnal Pengembangan Kawasan


Wisata Pesisir Talang Siring di Kabupaten Pamekasan bisa didapat beberapa
pelajaran. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kajian yang
telah dilakukan : Tahapan yang dilakukan untuk penentuan strategi
pengembangan kawasan wisata pesisir yaitu mengidentifikasi potensi wisata,
menganalisa keterkaitan antar potensi, menentukan faktor pendukung
pengembangan wisata, menentukan kriteria-kriteria apa saja yang berpengaruh
terhadap pengembangan wisata dan yang terakhir adalah menentukan konsep
pengembangan wisata sesuai dengan kondisi yang ada di kawasan pesisir Talang
Siring. Metode yang digunakan sebagai alat penelitian meliputi pendekatan
rasionalistik dengan teknik analisa deskriptif theoretical, analisa scoring
(pembobotan dengan skala k likert), empirical analytic, analisa delphi, dan analisis
triangulasi. Kelima teknik analisa tersebut kurang efektif untuk merumuskan
solusi dan hasil yang didapat belum sepenuhnya menjawab permasalahan. Selain
itu, dengan metode tersebut dapat dihasilkan pemikiran yang berbeda-beda karena
ditentukan oleh kemampuan penganalisa. Analisa SWOT diperlukan untuk
menggali strategi yang tepat sasaran dan mendetail dalam menentukan arahan
pengembangan kawasan pesisir terutama untuk tujuan wisata. Analisa tersebut
mempertimbangkan semua faktor yang berpengaruh terhadap kondisi wilayah
yang dijadikan sebagai penelitian, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Karena hasil kedua faktor tersebut dapat memecahkan permasalahan yang ada
sehingga dijadikan sebagai solusi penyelesainnya.

Anda mungkin juga menyukai