Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mini
Riset.Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis akui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu akhir kata
penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya
makalah yang sempurna.
Penulis
1
ABSTRAK
2
DAFTAR ISI
3
BAGIAN ISI
A. PENDAHULUAN
4
Kesatuan Republik Indonesia atau Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Keempat, Mengkonsolidasikan perkembangan pembelajar di dimensi:
pengetahuan sipil, sikap sipil, keterampilan sipil, keteguhan sipil, komitmen sipil,
dan gagasan kewarganegaraan. Kelima, kembangkan dan penerapan berbagai
model pembelajaran di sesuai dengan karakteristik PPKnoriented karakter
pengembangan pelajar sebagai warga negara yang cerdas dan utuh yang baik.
Keenam, kembangkan dan terapkan berbagai model pembelajaran proses
pembelajaran dan pembelajaran hasil-hasil PPKn (Nurdin, 2015; dan Suyahman et
al., 2017).
5
instrumentasi, dan keseluruhan praksis pendidikan pada gilirannya dapat
menumbuhkan "kewarganegaraan" intelijen "," partisipasi masyarakat ", dan"
kewarganegaraan tanggung jawab ”sebagai anak bangsa dan warga negara
Indonesia (Affandi, 2013). Historis-epistemologis dan pedagogis, Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai program kurikuler di Indonesia dimulai dengan
perkenalan mata pelajaran PKn di 1962 Kurikulum SMA berisi materi tentang
pemerintahan Indonesia di bawah UUD 1945 (Departemen P & K, 1962). Saat itu,
subjek Civic atau Civics pada dasarnya terdiri dari pengalaman belajar digali dan
dipilih dari berbagai disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato
presiden, hak asasi manusia deklarasi, dan pengetahuan tentang United Bangsa
(Somantri, 1967: 7). Istilah PKn tidak ditemukan secara resmi dalam Kurikulum
1957 serta pada tahun 1964 Kurikulum. Namun, material pada tahun 1957
Kurikulum SMP dan SMA adalah subjek perintah konstitusional dan hukum, dan
dalam Kurikulum 1964, ada subyek pengetahuan umum yang termasuk
pengetahuan pemerintah (Nurdin, 2015; dan Suyahman et al., 2017).
6
(Sekolah Dasar) 8 tahun di PPSP menggunakan istilah Kewarganegaraan
Pendidikan, yang terintegrasi dengan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial atau Ilmu
Sosial) subjek dan seperti Studi Sosial terpadu di Amerika. istilah
Kewarganegaraan Pendidikan nampaknya sama dengan IPS Pendidikan.
7
meski sering membingungkan. Dari fakta ini, tampak bahwa untuk menjangkau
warga yang melek politik banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru dan kesiapan
peserta didik. Oleh karena itu, untuk membangun sebuah melek politik
membutuhkan pembelajaran yang tepat strategi (Stassen, Doherty & Poe, 2001;
dan Leithwood et al., 2004). Model wacana publik alternatif, direkomendasikan
oleh Ian Davies & Sylvia Hogarth (2004), dapat diterapkan pada variasi R.J.
Strategi Marzano (1992) atau teori pembelajaran yang disebut "Dimension of
Belajar ”(Marzano, 1992; dan Davies & Hogarth, 2004). Menurut teori ini, the
proses belajar akan berhasil jika guru dimulai dengan memberikan persepsi dan
positif sikap (persepsi dan sikap positif) kepada para siswa. Pada tahap ini, sang
guru memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya literasi politik bagi
warga Negara (bandingkan Marzano, 1992; Davies & Hogarth, 2004; dan Print &
Lange eds., 2012). Dengan implementasi strategi ini, maka tahap selanjutnya akan
terjadi, yaitu siswa secara alami akan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan
dan berusahalah untuk mengintegrasikan dengan pengetahuan itu sudah ada pada
dirinya (mengakuisisi dan mengintegrasikan pengetahuan). Ketika proses ini telah
terjadi, para siswa tidak perlu lagi didorong untuk mengeksplorasi pengetahuan
karena dengan sendirinya, dan mereka akan mencoba untuk memperluas dan
meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya (memperluas dan menyempurnakan
pengetahuan). Dia akan, kemudian, digunakan pengetahuan yang bermakna,
sehingga dia akhirnya akan menggunakan / nya pengetahuannya sebagai
kebiasaan produktif pikiran (Stassen, Doherty & Poe, 2001; dan Leithwood et al.,
2004).
8
BAGIAN AKHIR
A. KESIMPULAN
9
keragaman masyarakat, bangsa, dan menyatakan dalam keragaman yang kohesif
dan utuh; dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia atau NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) sebagai bentuk negara Indonesia. Ruang lingkup
Pendidikan Kewarganegaraan mencakup semua program sekolah; Pendidikan
Kewarganegaraan termasuk berbagai pengajaran dan pembelajaran kegiatan yang
dapat menumbuhkan kehidupan yang lebih baik dan perilaku dalam masyarakat
demokratis; dan di Civic Pendidikan mencakup hal - hal yang berkaitan dengan
pengalaman, kepentingan publik, pribadi, dan persyaratan obyektif untuk
menghidupi negara. Melalui pembelajaran PKn, siswa diharapkan, pertama, untuk
memahami dan menguasai logika konsep dan norma Pancasila sebagai filosofi,
basis ideologis, dan pandangan hidup Republik Indonesia. Kedua, itu literasi
konstitusi, yaitu UUD (Undang- Undang Dasar atau Konstitusi) tahun 1945, dan
hukum yang berlaku di Republik Indonesia. Ketiga, hidup dan percaya pada
tatanan moralterkandung di atas. Keempat, berlatih dan standarisasi hal-hal di atas
sebagai perilaku diri Sikap dan hidup dengan penuh keyakinan dan alasan.
10
DAFTAR PUSTAKA