SEJARAH PARIWISATA
Disusun Oleh:
Brenfo Mahendra Tarigan
3173121006
Pendidikan Sejarah
2017
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical Jurnall
Review dengan judul Keterkaitan Materi Sejarah Pariwista Dalam Pengembangan Kurikulum
Sejarah di Sekolah. Critical jurnal review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada
mata kuliah Sejarah Pariwisata, semoga critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan
pengatahuan bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan
kedepannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam critical
jurnal review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.
Penulis
BAB I
Siska B.Kairupan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kebutuhan dan karakteristik
kurikulum muatan lokal pariwisata untuk siswa SLTP di Kabupaten Minahasa dan
memperoleh data bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa
SLTP di kabupaten Minahasa. Hal ini mengingat pembelajaran Pariwisata Sulawesi
Utara di Kabupaten Minahasa pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama belum
dilaksanakan disebabkan belum adanya bahan pembelajaran. Salah satu usaha untuk
melestarikan potensi wisata pada generasi yang akan datang adalah memperkenalkan
kepada para siswa melalui sekolah mengenai keanekaragaman potensi wisata Sulawesi
Utara sebagai kebanggaan daerah dalam kurikulum muatan lokal. Pengembangan bahan
pembelajaran melalui penelitian ini didorong oleh adanya kebutuhan untuk
memperkenalkan, melestarikan dan mengembangkan potensi pariwisata sebagai
kebanggaan daerah kepada para siswa. Rancangan penelitian menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan metode survey. Subyek penelitian sebanyak 90 guru. Data
yang diperoleh melalui angket dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis
kebutuhan menunjukkan bahwa kurikulum muatan lokal pariwisata Sulawesi utara,
kedudukan bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa di
Kabupaten Minahasa serta pengembangan bahan pembelajaran pariwisata dalam bentuk
buku sangat dibutuhkan. Mengenai isi bahan pembelajaran sebanyak 50% responden
memilih bahan pembelajaran yang memiliki persyaratan: (1) Pariwisata Kabupaten
Minahasa, meliputi: Taman Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort, Bentenan
Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema Batu Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit
Kasih Kanonang, Danau Tondano, Taman Purbakala (Waruga) sawangan, Watu
Pinabetengan, Monumen Samratulangi, Monumen Ibu Walanda Maramis, Makam Kiay
Modjo, Makam Imam Bonjol, Goa Jepang Kiawa, Pemandian Air Panas Rano Paso
Tondano, Air Terjun Tonsea Lama, Air Terjun Tincep Sonder dan Air Terjun Kali. (2)
Pariwisata Kota Manado, meliputi: Taman Laut Nasional Bunaken, Klenteng Ban Hin
Kong, Taman Budaya, Monumen Perang Dunia II, Monumen Wolter Mongisidi,
Museum Sulut, Taman Anggrek dan Pemandian Pantai Malalayang.(c) Pariwisata Kota
Bitung, meliputi: Hutan Suaka Alam Tangkoko, Hutan Wisata Danowudu, Monumen
Trikora, Tugu Jepang, Pemandian Pantai Tanjung Merah, Taman Laut Batu Kapal dan
Air Prang Tandurusa. (d) Pariwisata Kabupaten Bolaang Mongondow, meliputi: Taman
Nasional Nani Wartabone, Pulau Molosing, Danau Moaat, Pemandian Air Anjing,
Bendungan Kasinggolan, dan Pantai Molosing. (e) Pariwisata Kabupaten Sangihe
Talaut, meliputi: Taman Makam Pahlawan Santiago, Rumah Raja Manganitu, Taman
Laut Tabukan Tengah, Gunung Awu di Laut (Pulau Mahagetang), Rumah Adat Patung
di Desa Moronge, Tempat Suci Agama Adat dan Gua Jepang di Desa Musi serta
Tugu/Makam Raja Tagulandang.
Abstract: This study aimed to obtain data on the needs and characteristics of the local
curriculum for junior high school students tourism in Minahasa and obtain data on
North Sulawesi tourism learning materials for students of secondary school in Minahasa
district. This is because learning Tourism North Sulawesi in Minahasa in junior high
school students have not been implemented due to lack of local curriculum and learning
materials. One attempt to preserve the tourism potential in the coming generation is
introduced to students through school on the diversity of the tourism potential of North
Sulawesi as local pride in the local curriculum. Development of local curriculum that
will be developed through this research is driven by the need to introduce, preserve and
develop the potential of tourism as regional pride to the students. The research design
uses descriptive research with survey method. The subjects of the study as many as 90
teachers. The data obtained through the questionnaires were analyzed using descriptive
statistics. Results of the analysis showed that the curriculum needs of local pariwi-sata
northern Sulawesi, the position of North Sulawesi tourism learning materials for
students in Minahasa and the development of learning materials Sulawe tourism-North
in the form of the book is needed. Regarding the content of learning materials as much
as 50% of respondents choosing instructional materials that have requirements: (1)
Tourism Minahasa, include: Marine Park Bangka Island, Island Ganges Ressort,
Bentenan Ressort, Beach Tasik Ria Beach Kema Stone Mem, Sumaru Endo Romboken,
Hill love Kanonang, Lake Tondano, the Archaeological Park (Waruga) Sawangan,
Watu Pinabetengan, Monument Samratulangi, Monument Mother Walanda Maramis,
Tomb Kiay Modjo, the Tomb of Imam Bonjol, Goa Japan Kiawa, Thermal Baths Rano
Paso Tondano, Niagara Tonsea Lama, Niagara Tincep Sonder and Niagara Kali. (2)
Tourism Manado, include: Bunaken National Marine Park, Shrine Ban Hin Kong,
Cultural Park, Monument World War II, monuments Wolter Monginsidi, Museum of
North Sulawesi, Taman Anggrek and Baths Beach Malalayang. (C) Tourism Bitung,
include: Tangkoko Forest Nature Reserve, Forest Tourism Danowudu, Trikora
Monument, Monument Japan, Baths Cape Coast Red Sea Garden Prang Stone Boat and
Water Tandurusa. (d) Tourism Bolaang Mongondow, include: National Parks Nani
Wartabone, Molosing Island, Lake Moaat, Baths Dogs, Dams Kasinggolan and
Molosing Beach. (e) Tourism Sangihe Talaut, include: Heroes Cemetery of Santiago,
the King's House Manganitu, Marine Park Tabukan Central, Mount Awu at Sea (Island
Mahagetang), Traditional House Sculpture in the Village Moronge, the Holy Place of
Religion Indigenous and Japanese Caves in the village of Musi and Monument/Tomb of
King Tagulandang.
Sulawesi Utara merupakan salah satu propinsi terlaksana dengan baik karena belum adanya
yang ditetapkan pemerintah sebagai tujuan wisata kuriku-lum dan bahan ajar yang dapat digunakan
di Indonesia, karena memiliki berbagai obyek oleh para guru. Para guru mengembangkan sendiri
wisata yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap
seperti: taman laut, pantai dengan pasir putih, pariwisata.
pulau karang, suaka alam, taman nasional, hutan
lindung, gunung berapi, danau dan tempat-tempat Penelitian ini ialah untuk menghasi-lkan
bersejarah. kurikulum muatan lokal dan bahan pembelajaran
pariwisata Sulawesi Utara untuk siswa SLTP di
Salah satu usaha untuk melestarikan potensi Kabupaten Minahasa. Untuk melengkapi kara-
wisata pada generasi yang akan datang adalah kteristik bahan pembelajaran tersebut, akan
memperkenalkan kepada para siswa melalui dikembangkan buku pedoman strategi pembela-
sekolah mengenai keanekaragaman potensi wisata jaran yang harus dilakukan oleh guru. Disamping
Sulawesi Utara sebagai kebanggaan daerah dalam itu akan dikembangkan pula Instrumen Evaluasi
kurikulum muatan lokal. Pengembangan kuri- Keberhasilan Pembelajaran Pariwisata.
kulum muatan lokal yang ingin dikembangkan
melalui penelitian ini didorong oleh adanya Untuk mencapai target tersebut, penelitian ini
kebutuhan untuk memperkenalkan, melestarikan dirancang melalui tiga tahap kegiatan. Tahap
dan meng-embangkan potensi pariwisata sebagai pertama, survey untuk mengumpulkan data dari
kebanggaan daerah pada siswa. subyek penelitian, yaitu guru-guru SLTP yang
mengajar mata pelajaran muatan lokal, pakar
Beberapa penelitian pendahuluan yang telah (dosen) di bidang kepariwisataan, dan masyarakat
dilakukan selama ini, belum memasukkan yang tinggal di sekitar lokasi (obyek) wisata dan
pariwisata dalam kurtikulum muatan lokal, oleh yang mengetahui tetang seluk-beluk obyek
karena itu perlu dikembangkan. Dari sejumlah tersebut, dengan tujuan untuk mem-peroleh data
SLTP di Kabupaten Minahasa para guru memper- kebutuhan kurikulum muatan lokal pariwisata
kenalkan topik pariwista sebagai pengisi waktu Sulawesi Utara untuk dijadikan bahan pembe-
luang. Pembelajaran pariwisata ini belum
lajaran pariwisata Sulawesi Utara. Pengumpulan menghasilkan produk berupa bahan
data dilakukan di Kabupaten Minahasa. Tahap pembelajaran muatan lokal pariwisata Sulawesi
kedua, penelitian pengembangan bertujuan untuk Utara dan buku pedoman pembelajaran bagi
guru. Setelah produk tersebut selesai,
melaksanakan kurikulum yang berlaku secara
diseminarkan dengan melibatkan para guru SLTP,
nasional juga harus melaksanakan kurikulum yang
dosen (pakar) di bidang kepari- wisataan, Dinas
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
Pariwisata dan Dinas Pendidikan Nasional.
lingkungannya. Untuk mengiplementasikan ama-
Langkah terakhir pada tahap ini adalah revisi
nat undang-undang tersebut, maka terbitlah be-
produk. Tahap ketiga, penelitian eksperimental
berapa peraturan pelaksanaannya antara lain: (1)
bertujuan untuk memperoleh data keefektifan dan
PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Da-
kemenarikan bahan pembelajaran pariwi-sata bagi
sar dimana pasal 14 ayat 3 menyebutkan bahwa:
siswa SLTP. Pengembangan kurikulum muatan
“Satuan Pendidikan dasar dapat menambah mata
lokal dan bahan pembelajaran pariwisata ini
pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungannya
didasarkan pada permasalahan pokok sebagai
dan ciri khas satuan pendidikan yang bersang-
berikut: “Pembelajaran Pariwisata Sulawesi Utara
kutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang
di Kabupaten Minahasa pada siswa Sekolah
berlaku secara nasional dan tidak menyimpang
Lanjutan Tingkat Pertama belum dilaksanakan
dari tujuan pendidikan nasional. (2) Keputusan
disebabkan belum adanya kurikulum muatan lokal
Menteri Pendi-dikan dan Kebudayaan Republik
dan bahan pembelajaran”.
Indonesia No. 060/U/1993 tentang kurikulum
TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar menyebutkan bahwa muatan
lokal dapat berupa: bahasa daerah dan pengeta-
Kurikulum Muatan Lokal. huan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam
Salah satu kritik yang sering dilontarkan para sekitar, serta hal-hal lain yang dianggap perlu oleh
kritisi pendidikan di Indonesia adalah kebijakan sekolah atau daerah yang bersangkutan. (3)
pendidikan nasional yang bersifat sentralistik. Ke- Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bijakan pendidikan yang demikian dapat dilihat Republik Indonesia No.054/U/1993 tentang Se-
dari perencanaan dan pengem-bangan kurikulum kolah Lanjutan Tingkat Pertama pasal 19 ayat 3
yang selama hampir setengah abad disusun oleh dan 4, tertulis bahwa SLTP dapat menambah mata
para pengambil keputusan yang berada di pusat pelajaran tertentu sesuai dengan keadaan
kekuasaan. Konsekuensinya adalah terjadinya lingkungan dan ciri khas SLPT yang bersangkutan
kesen-jangan dalam mutu, pemerataan, motivasi, dengan tidak mengurangi kurikulum yang berla-
keterbatasan sumber daya, dan sumber pendidikan ku secara nasional dan tidak menyimpang dari
(Ardhana, 1992), kesenjangan kultural (Buchori, tujuan Pendidikan nasional (Depdiknas Sulut,
1995), serta kurangnya kreativitas sekolah 2000).
(Degeng, 1997), terutama yang berada di daerah.
Jika dianalisis secara mendalam maka kebi-
Upaya untuk mengatasi permasalahan pen- jakan dan ruang lingkup pengembangan kuriku-
didikan tersebut telah dilakukan, terutama pada lum muatan lokal ini didasarkan pada asumsi
saat berlakunya SK Mendikbud No. 0461 tanggal bahwa penyelenggaraan pendidikan disetiap dae-
23 Oktober 1983, yang memungkinkan setiap rah memiliki karakteristik potensial yang perlu
lembaga pendidikan formal, khususnya Sekolah dilestarikan melalui pendidikan. Bahkan Un-dang-
Lanjutan Tingkat Pertama untuk menge- Undang No.30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendi-
mbangkan diri melalui kurikulum muatan lokal. dikan Nasional khususnya pasal 37 ayat 1 secara
Dalam SK tersebut, disarankan agar kurikulum tegas mewajibkan muatan lokal sebagai mata
muatan lokal dikembangkan berdasarkan pelajaran inti dan disetarakan dengan mata
lingkungan alam sosial maupun kultural setiap pelajaran lainnya seperti pendidikan agama, pen-
daerah. didikan kewarga-negaraan, bahasa, matematika,
IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani
Pengembangkan kurikulum muatan lokal dan olahraga dan ketrampilan/kejuruan.
secara terus menerus dilakukan sebagaimana
diamanatkan pasal 38 Undang-Undang No 2 tahun Menanggapi hal tersebut, maka sejak tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana 1994 sejumlah SLTP di Sulawesi Utara telah
pasal tersebut pada intinya menegaskan bahwa mencoba menerapkan mata pelajaran pariwisata
setiap satuan pendidikan selain harus sebagai kurikulum muatan lokal. Penerapan mua-
tan lokal pariwisata dalam kurikulum muatan lo-
kal didorong oleh adanya kebutuhan untuk me-
lestarikan potensi daerah dari keterasingan. Geja-
la mengenai keterasingan pariwisata Sulawesi
Utara,
dapat dilihat dari semakin kurangnya ge-nerasi rintah dengan berbagai kebijakannya dalam
muda mengenal potensi daerah pariwisata. rang- ka meningkatkan penerimaan devisa
negara yang lebih besar. Namun kebijakan yang
Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor ditempuh oleh pemerintah dalam operasionalnya
pembangunan terus dipromosikan oleh peme-
terutama di daerah-daerah yang mempunyai
lain adalah agar lebih banyak wisatawan datang,
potensi obyek wisata masih sering menghadapi
lebih lama tinggal dan lebih banyak mengeluarkan
berbagai ken- dala. Pada satu sisi, pemerintah
dolarnya untuk berkunjung di Indonesia. Untuk itu
ingin memajukan sektor pariwisata yang dalam
telah dikeluarkan seperangkat kebi-jakan, baik
pengelolaannya memerlukan keterlibatan dari para
berupa Instruksi Presiden, Instruksi Menteri
pemilik modal, namun disisi lain pemerintah juga
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Par-postel).
masih mempunyai keinginan untuk mengelolah
Kebijakan yang diambil itu mulai dari Kampanye
sendiri.
Nasional Sadar Wisata (KNSW) yang tema
Kurikulum muatan lokal Pendidikan Dasar sentralnya Sapta Pesona (1989), Tahun Kunjungan
yang dilaksakan dilaksanakan di daerah Sulawesi Wisata (Visit Indonesian Year) tahun 1991 dan
Utara pada dasarnya diarahkan untuk memberi Visit Asean Year 1992.
pedoman dan kemampuan kepada para guru di
Menurut Oka (1997) pada dasarnya kebi-
daerah untuk dapat mengembangkan peranan-nya
jakan tersebut lebih banyak diarahkan dan dite-
secara fleksibel dan optimal dalam memilih dan
kankan dalam rangka untuk mengambil langkah-
menetapkan materi pelajaran dan bahan ajar yang
langkah penyelengga-raan beberapa kegiatan an-
lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan
tara lain meliputi: (1) meningkatkan pemahaman
lingkungan, serta tujuan pendidikan tertentu yang
seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat pari-
telah ditetapkan.
wisata dalam pembangunan, (2) meningkatkan
citra dan mutu layanan pariwisata nasional, (3)
Kebijakan Pembangunan Pariwisata. meningkatkan penyelenggaraan promosi pariwi-
Dalam GBHN (1998) ditegaskan bahwa sata Indonesia di luar negeri, (4) memberi penga-
“sektor pariwisata dapat menjadi salah satu rahan dan petunjuk pengembangan kepariwi-
penghasil devisa, mendorong pertumbuhan sataan dalam ruang lingkup nasional, dan (5)
ekonomi, me-ningkatkan pendapatan daerah, mengadakan koordinasi dengan departemen ter-
memberdaya-kan perekonomian masyarakat, kait, lembaga-lembaga pemerintah, pemerintah
memperluas lapangan kerja dan kesempatan daerah, pihak swasta nasional dan organisasi
berusaha serta meningkatkan pengenalan masyarakat untuk menyerasikan langkah dalam
pemasaran produk nasional dalam rangka perencanaan dan pengembangan pariwisata di
meningkatkan kesejah-teraan masyarakat”. Indonesia.
Berbagai upaya dan usaha yang telah dila- a. Mengusahakan lahan dengan luas
kukan pemerintah untuk meningkatkan pengem- sekurang- kurangnya 100Ha untuk
bangan pariwisata di Indonesia. Tujuannya tidak keperluan pemba- ngunan usaha
pariwisata dan menata serta membagi
lebih lanjut dalam satuan-satuan simpul
(lingkungan tertentu)
1. Jenis kelamin
Laki-laki 27 30
Perempuan 63 70
2. Pendidikan
Diploma 1 (D1)/ PGSLP 31 34,44
Diploma 2 (D2) 16 17,78
Diploma 3 (D3) 22 24,2423,33
Sarjana (S1) 21
3. Pengalaman Kerja
6-10 Tahun 17 18,89
11-15 Tahun 48 53,33
16-20 Tahun 15 16,67
21-25 Tahun 10 11,11
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan jika kurikulum DAFTAR PUSTAKA
muatan local pariwisata Sulawesi utara, kedu- Ardhana, W. 1992. Sistem pendidikan Nasional:
dukan bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Relevansi Permasalahan dan Pemecahannya.
Utara bagi siswa-siswa di Kabupaten Minahasa Makalah pada Konvensi Nasional Pendidikan
serta pengembangan bahan pembelajaran pari- II di Medan.
wisata Sulawesi Utara dalam bentuk buku sangat
dibutuhkan. Mengenai isi bahan pembelajaran Briggs, L.J. 1985. Instruktional Design Principles
sebanyak 50% responden memilih bahan and Application. Englewood Cliffs, New
pembelajaran yang memiliki persyaratan: (1) Jersey: Educational Technology Publication.
Pariwisata Kabupaten Minahasa, meliputi: Taman
Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort, Ben- Baker,R. dan Schuts, R.E. (Ed). 1971.
tenan Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema Instructional Product Development. New
Batu Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit York: Van Noerstrand Reinehart.
Kasih Kanonang, Danau Tondano, Taman
Purbakala (Waruga) sawangan, Watu Burton, J.K. dan Merril, P.F. 1977. Need
Pinabetengan, Monumen Samratulangi, Assessment: Goal Need and Priorities, In
Monumen Ibu Walanda Maramis, Makam Kiay Briggs,L.J.(Ed). 1977. Instructional Design:
Modjo, Makam Imam Bonjol, Goa Jepang Kiawa, Principles and Education, Englewood Cliffs,
Pemandian Air Panas Rano Paso Tondano, Air New Jersey: Educational Technology
Terjun Tonsea Lama, Air Terjun Tincep Sonder Publications.
dan Air Terjun Kali. (2) Pariwisata Kota Manado,
meliputi: Taman Laut Nasional Bunaken, Buchori, M.1995. Transformasi Pendidikan.
Klenteng Ban Hin Kong, Ta- man Budaya, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Monumen Perang Dunia II, Monu- men Wolter
Mongisidi, Museum Sulut, Taman Anggrek dan Gray Matthew, 1998. Economic Reform,
Pemandian Pantai Malalayang. Privatization and Tourism in Egyp. Middle
(c) Pariwisata Kota Bitung, meliputi: Hutan Easterm Studies, Vol 34 No. 2. Frank Cass,
Suaka Alam Tangkoko, Hutan Wisata Danowudu, London.
Monu- men Trikora, Tugu Jepang, Pemandian
Pantai Tanjung Merah, Taman Laut Batu Kapal Hall, Michael Colinc, Willey John dan Son
dan Air Prang Tandurusa. (d) Pariwisata (Reviewer: Geoffery Wall), 1994. Tourism
Kabupaten Bola- ang Mongondow, meliputi: and Politics: Policy, Power and Place.
Taman Nasional Nani Wartabone, Pulau University of Waterloo.
Molosing, Danau Moaat, Pemandian Air Anjing,
Bendungan Kasinggolan, dan Pantai Molosing. Henry John, 1996. Kunjungan Wisata Indonesia,
(e) Pariwisata Kabupaten Sangi-he Talaut, Antara Jakarta dan Pulau Bali. Buletin
meliputi: Taman Makam Pahlawan Santiago, Ekonomi, No.1 Tahun XXI.
Rumah Raja Manganitu, Taman Laut Ta-bukan
Tengah, Gunung Awu di Laut (Pulau Hitchcock, Michael, et. Al, 1993. Tourism
Mahagetang), Rumah Adat Patung di inSouth-East Asia (Riviewer: Jonathan Rigg).
Routtedge, London.
Hutabarat Elly, 1998. Strategi Pemberdayaan Sektor Pariwisata Melalui PR. Usahawan No.
11 Tahun XXVII November.
IKIP Manado dan Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tngkat I Sulawesi Utara. 1999. Evaluasi
dan Penyuluhan Site Plan Kawasan Pariwisata Propinsi Sulawesi Utara.
McIntosh, Robert dan Shashikant Gupta, (1980). Tourism, Principles, Practices, Philosophies,
Third editin, Grid Publishing Inc. Ohio
Merril, M.D.,Kelety, J.C. and Wilson, B. 1981. Elaboration Theory and Cognitive Psychology.
Instructional Science. (10) pp. 217 – 235.
Pendit, Nyoman.S, 1994. Ilmu Pariwisata. Sebuah Pengantar Perdana. PT.Pradnya Paramita,
Jakarta.
Qamaruzzaman, 1998. Prospek Pengembangan Pariwisata Pantai dan Bahari. Usahawan No.
11 Tahun XXVII November.
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design: What is it and Why is it? C.C. Reigeluth (Ed.).
Instructional Design Theory and Models: An Overview of their Current Status. New York:
Lawrence Erlbaum Associates.
Salmun, Jusupadi, 1996. Yang Jelek Yang Nampak Dalam Pariwisata. Buletin Ekonomi, No. 3
Tahun XXI.
Soekadijo, R.G, 1997. Anatomi Pariwisata. Memahami Pariwisata Sebagai Systemic Linkage.
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Spillane, James J, 1994. Pariwisata Indonesia. Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Kanisius, Yogyakarta.
Spillane, James J, 1997. Ekonomi Pariwisata. Sejarah dan Prospeknya. Kanisius, Yogyakarta.
Suwantoro, Gamal, 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. ANDI, Yogyakarta.
Wibisono Christianto, 1996. Proyeksi Wisatawan Tahun 2000. Seminar dan Konferensi Pemuda
Pariwisata PATA Indonesia I, Jakarta.
Wuryastuti Sunario, 1998. Paradigma Baru Dalam Promosi Pariwisata. Usahawan No. 11
Tahun XXVII November.
Yoety, Oka A.H, 1997. Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta
D. JURNAL PEMBANDING
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322
Vol. 5, No. 1, September 2018, Hal. 86-99 E-ISSN 2503-2933 86
PengembanganVirtual Reality Untuk Mendigitalisasi Situs Peninggalan
Sejarah Masjid Agung Banten
Abstrak
Pada masa modern ini hampir semua kegiatan kita tidak lepas dari yang namanya
teknologi, perkembangan teknologi merupakan faktor utama yang mempengaruhi setiap elemen
manusia. Salah satunya pada sektor arsitektur dan pariwisata yang sudah memanfaatkan
teknologi digital untuk melakukan berbagai kegiatan. Virtual Reality merupakan teknologi
terbaru yang dapat menghasilkan suasana realistis tiga dimensi, dan dapat membuat pengguna
berinteraksi dengan lingkungan virtual. Virtual Reality merupakan sebuah teknologi yang
menarik, yang dapat mengubah secara mendasar bagaimana kita berinteraksi dengan
informasi.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknologi Virtual Reality untuk membuat suatu
tempat bersejarah yang ada di Banten yaitu Masjid Agung Banten yang akan dijalankan pada
PC. Penulis menggunakan aplikasi SketchUp dan Unity untuk membangun objek bangunan 3D
dan merealisasikannya menjadi sebuah aplikasi Virtual Reality.
Abstract
In this modern period almost all of our activities can not be separated from the name of
technology, technological development is a major factor that affects every human element. One
of them in the field of architecture and tourism that has been utilizing digital technology to
perform various activities. Virtual Reality is the latest technology that can generate realistic
three- dimensional atmosphere, and can make users interact with the virtual envi- ronment.
Virtual Reality is an exciting technology that can fundamentally change how we interact with
information.
In this writing, the author uses Virtual Reality technology to create a place that is in
Banten, Banten Grand Mosque that will run on the PC.The author uses SketchUp and Unity
applications to build 3D building objects and make them into Virtual Reality applications.
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting di Indonesia. Salah satu
pariwisata yang banyak dikunjungi yaitu tempat-tempat bersejarah karena memiliki nilai dan
peran penting. Di Indonesia ada begitu banyak tempat pariwisata bersejarah yang dapat
dikunjungi, salah satunya yaitu Masjid Agung Banten yang terletak di Desa Banten Lama,
tepatnya di desa Banten, sekitar 10 km sebelah Utara Kota Serang.
Masjid Agung Banten merupakan masjid yang dibangun pada saat kejayaan Kesultanan
Banten, Kesultanan yang akhirnya hancur dengan hanya menyisakan Masjid Agung Banten ini.
Masjid Agung Banten merupakan objek wisata ziarah menarik karena memiliki arsitektur
gayabangunan yang unik. Setiap harinya Masjid Agung Banten banyak dikunjungi para
peziarah yang datang tidak hanya dari Banten saja, tetapi juga dari berbagai daerah pulau Jawa.
Hal menarik pertama adalah dari bangunan utama Masjid, yang dibangun pertama kali
oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak yang juga
putra pertama Sunan Gunung Jati, itu adalah atapnya yang tumpuk lima. Menurut tradisi,
rancangan bangunan utama masjid yang beratap tumpuk lima ini dipercayakan kepada arsitek
Cina bernama Cek Ban Cut. Selain jumlah tumpukan, bentuk dan ekspresinya juga
menampilkan keunikan yang tidak ditemui kesamaannya dengan masjid-masjid di sepanjang
Pulau Jawa, bahkan di seluruh Indonesia.
Virtual reality adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa
berada di dalam lingkungan tersebut. Virtual Reality merupakan inovasi untuk pengenalan
lingkungan secara virtual dengan teknologi yang dapat menghasilkan suasana realistis tiga
dimensi. Virtual Reality merupakan sebuah teknologi yang menarik, yang dapat mengubah
secara mendasar bagaimana kita mengenal dan berinteraksi dengan informasi. [1]
Virtual Reality dapat dimanfaatkan sebagai objek pembelajaran, informasi, dan juga
promosi periklanan. Manfaat Virtual Reality pada informasi dapat menampilkan informasi
secara virtual seperti menampilkan bangunan bersejarah, dan tempat wisata, dan bangunan.
Pemanfaatan teknologi Virtual Reality saat ini memang belum banyak diterapkan, terutama
dalam informasi tempat wisata ziarah.[4]
Banten merupakan gugusan beberapa situs bangunan bersejarah masa Kesultanan Banten.
Masjid Agung Banten adalah tempat utama pusat persebaran Islam di Banten, Masjid ini utuh
dan kokoh hingga sekarang.[7] Karena itu penulis bertujuan merancang aplikasi Virtual Reality
Masjid Agung Banten ini guna menambah informasi, dan pengetahuan serta menjadi
dokumentasi digital warisan budaya Banten. Pengembangan aplikasi ini merupakan wujud tri
dharma Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Teknik Cendekia bekerja sama dengan Pemprov
Banten.[3]
2. METODE PENELITIAN
2.3. Implementasi
Setelah model 3D selesai selanjutnya diimpementasikan menjadi aplikasi Virtual
Reality dengan software Unity serta software pendukung lain untuk membangun fitur-fitur
aplikasi.
2.4. Ujicoba
Tahap ini dilakukan untuk melihat sejauh mana aplikasi yang telah dirancang dan
kemudian dibangun berfungsi dengan semestinya, sesuai dengan tujuan.
3. PERANCANGAN
Aplikasi yang dibuat oleh penulis merupakan sebuah program sederhana dimana user
dapat melihat gambaran sebuah bangunan Masjid Agung Banten dan masuk ke dalamnya di
dunia virtual tiga dimensi dengan panorama 360 derajat.[5] Pada program ini penulis
menggunakan kontrol keyboard dan mouse untuk menggerakan kamera sehingga user dapat
melihat seisi bangunan. Desain pemodelantiga dimensi dibuat dengan menggunakan
software SketchUp selanjutnya diolah menggunakan software Unity.[6] Dengan fitur Unity
dapat mengontrol objek sehingga memberikan respon dari suatu kondisi dan kejadian
tertentu, seperti dapat berjalan serta menoleh ke kanan dan kiri sesuai dengan keinginan
user.
Pada langkah awal, user memulai aplikasi Virtual Reality Masjid AgungBanten
dengan cara klik file executable untuk menjalankan aplikasi.
Aplikasi akan menampilkan splash screen kurang lebih selama empatdetik yaitu
menampillkan logo Provinsi Banten.
Selanjutnya aplikasi akan menampilkan beberapa pilihan “Menu” dimana user
dapat memilih tombol “Mulai”, tombol “Sejarah”, tombol “Tentang Aplikasi”, dan
tombol “Keluar”.
Jika user menekan tombol “Mulai” maka aplikasi menampilkan VirtualReality Masjid
Agung Banten dengan sudut kamera 360 derajat yang dapat melihat ke seluruh
bangunan, jika user tidak menekan tombol apapun maka masih pada tampilan
“Menu Aplikasi”. Saat di klik tombol “Mulai” user dapat memilih kembali ke “Menu
Aplikasi” dengan menekan tombol “Kembali”.
Jika user menekan tombol “Sejarah” maka aplikasi menampilkan tekssejarah Masjid
Agung Banten, jika user tidak menekan tombol apapun maka masih pada tampilan
“Menu Aplikasi”. Saat di klik tombol “Sejarah” akan menampilkan teks sejarah dan
user dapat memilih kembali ke “Menu Aplikasi” dengan menekan tombol “Kembali”.
Jika user menekan tombol “Tentang Aplikasi” maka aplikasi menam-pilkan teks
tentang perancang aplikasi, sumber background, dan background instrumental
aplikasi, jika user tidak menekan tombol apapun maka masih pada tampilan “Menu
Aplikasi”. Saat di klik tombol “Tentang Aplikasi” akan menampilkan sejarah dan user
dapat memilih kembali ke “Menu Aplikasi” dengan menekan tombol “Kembali”.
Jika user menekan tombol “Keluar” maka aplikasi akan keluar dari aplikasi.
4. IMPLEMENTASI
Pada bagian sub bab ini akan dibahas tentang pembuatan objek Masjid Agung Banten
beserta objek lainnya. Untuk pembuatan objek 3D menggunakan software SketchUp.
Untuk proses pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bagian, mulai dari mengambil lokasi
peta Masjid Agung Banten, pembuatan lantai, dinding, pintu, jendela, mimbar, dan segala objek
yang ada di dalam Masjid, menara masjid, hingga yang terakhir adalah pembuatan atap Masjid
1. Penyatuan Objek dan Proses Eksport Setelah semua model 3D dibuat,
selanjutnya yaitu tahap penyatuan objek menjadi satu, tata letak dan desain dibuat
semirip mungkin seperti aslinya, lihat pada gambar 3.
Selanjutnya proses export, File > Export > 3D Models, lalu pilih Options > ikuti pengaturan
seperti pada gambar 4, lalu pilih export.
Gambar 4. Proses Export
Setelah proses export selesai selanjutnya proses convert file agar file .fbx yang telah di
export ukurannya menjadi lebih kecil. Jalankan software Autodesk FBX Converter x64 2013
selanjutnya Add > pilih file fbx yang telah di export > Convert.
2. Perancangan Aplikasi
a. Import Project
Tahap selanjutnya, buka aplikasi Unity lalu untuk membuat project baru baru berikut ini
adalah langkah-langkahnya, buka Unity, lalu pada Unity > clik New beri nama project. Lihat
gambar 6.
Gambar 6. Pembuatan Projek Baru
Kemudian di tahap ini adalah proses building menjadi aplikasi, caranya klik build
kemudian akan muncul file yang telah selesai di build lihat gambar 9.
Jika kriteria pada Tabel 1 sudah terpenuhi maka pengguna dapat menjalankan aplikasi
Virtual Reality ini dengan lancar. Berikut merupakan konfigurasi awal sebelum aplikasi
berjalan. Lihat Gambar 10.
Gambar 10. Konfigurasi Awal
Pada Gambar 10 di atas terdapat pengaturan Graphics & Input. Pengaturan Graphics
berguna untuk mengatur resolusi layar aplikasi dan kualitas grafik yang di inginkan. Sedangkan
pada bagian Input terdapat keterangan tombol navigasi yang digunakan agar Controller dapat
bergerak sesuai dengan keinginan pengguna.
Tekan tombol Play untuk memulai aplikasi. Lihat Gambar 6 yang menampilkan aplikasi saat
sedang berjalan. Saat tombol Play ditekan maka user akan ke aplikasi Virtual Reality, dan user
akan menggunakan dengan tombol navigasi W, A, S, D, untuk bergerak ke depan, kiri,
belakang, dan kanan.
Gambar 11. Implementasi Aplikasi
e. Persentase Responden
Untuk menunjang penulisan, penulis melakukan survei hasil penelitian aplikasi terhadap 10
responden. Lihat tabel 2 dan gambar 12.
5. KESIMPULAN
Virtual reality adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang menampilkan tampilan 360
derajat. Dengan adanya aplikasi Virtual Reality Masjid Agung Banten ini dapat bermanfaat dan
mempermudah sebagai media pengenalan lingkungan, pembelajaran peninggalan bangunan
bersejarah, serta menambah pustaka digital di Banten. Modeling tiga dimensi menggunkan
aplikasi SketchUp ini pada dasarnya adalah pembuatan objek dari sebuah rectangle, push/pull,
cube, circle,dan tools lainnya seperti scale, extrude, dan rotate dapat dibentuk sebuah objek
seperti yang diinginkan. Kemudian Unity digunakan untuk membangun aplikasi Virtual yang
atraktif dan interaktif, dengan fitur yang terdapat pada Unity objek yang dibuat di SketchUp
dapat diolah menjadi sebuah aplikasi Virtual Reality yang dapat digunakan oleh pengguna.
6. SARAN
Untuk menjadikan suatu objek nyata atau sebuah konsep menjadi sebuah aplikasi Virtual
Reality dibutuhkan ketelitian dalam pembuatannya agar objek yang dibuat dapat menyerupai
dengan bentuk aslinya, perlu pemahaman akan pemrosesan objek realitas tiga dimensi yang
mendalam serta diperlukan untuk observasi langsung guna mempermudah dalam mendesain tata
letak dan perancangan bangunannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
terutama kepada kemenristek dikti yang telah membiayai penelitian ini, kepada bapak-bapak
dosen yang ikut terlibat dalam menelitian ini, atas waktu tenaga dan materi yang dikeluarkan
dalam prosesnya, semoga Allah SWT membalas usaha dan kerja keras kita semua dan
sebuah lading amal untuk kita semua, aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
[3] Claude Guillot, Hasan Muarif Ambary, and Jacques Dumarçay. 1990, Gramedia
Book Publishing Division, Banten.
[5] Baskara Arya Pranata, AK Pamoedji, and Ridwan Sanjaya. 2015, Mudah
Membuat Game dan Potensi Finansialnya dengan Unity 3d, PT. ELEX MEDIA
KOMPUTINDO, Jakarta.
[8] Wahyudin Wahyudin, Subandi Wahyudi, and M Isnaeni Agus Robbi. Visualisasi
Masjid Agung Rangkasbitung Berbasis 3d dengan Menggunakan Google
Sketchup & After Effect.
BAB III
A. ANALISIS MAHASISWA