Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL JOURNAL REVIEW

SEJARAH PARIWISATA

Dosen Pengampu : Dra. Flores Tanjung, M.A/ Pulung Sumantri, M.Si

Disusun Oleh:
Brenfo Mahendra Tarigan
3173121006
Pendidikan Sejarah
2017

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya  sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical Jurnall
Review dengan judul Keterkaitan Materi Sejarah Pariwista Dalam Pengembangan Kurikulum
Sejarah di Sekolah. Critical jurnal review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada
mata kuliah Sejarah Pariwisata, semoga critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan
pengatahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan
kedepannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam critical
jurnal review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

                                                                                                                       Penulis

Medan, April 2020

BAB I

INFORMASI UMUM JURNAL

A. Identitas Jurnal Utama


1. Judul Jurnal :
2. Penulis :
3. Penerbit :
4. Tahun Terbit :
5. Kota Terbit :
6. ISSN :-
B. Identitas Jurnal Pembanding
1. Judul Jurnal :
2. Penulis :
3. Penerbit :
4. Tahun :
5. Kota Terbit :
6. ISSN :
C. Jurnal Utama

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN PARIWISATA SEBAGAI MULOK


PADA SISWA SLTP DI KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA

Siska B.Kairupan

Program Pascasarjana Universitas Negeri


Manado Fakultas Ilmu Sosial

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kebutuhan dan karakteristik
kurikulum muatan lokal pariwisata untuk siswa SLTP di Kabupaten Minahasa dan
memperoleh data bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa
SLTP di kabupaten Minahasa. Hal ini mengingat pembelajaran Pariwisata Sulawesi
Utara di Kabupaten Minahasa pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama belum
dilaksanakan disebabkan belum adanya bahan pembelajaran. Salah satu usaha untuk
melestarikan potensi wisata pada generasi yang akan datang adalah memperkenalkan
kepada para siswa melalui sekolah mengenai keanekaragaman potensi wisata Sulawesi
Utara sebagai kebanggaan daerah dalam kurikulum muatan lokal. Pengembangan bahan
pembelajaran melalui penelitian ini didorong oleh adanya kebutuhan untuk
memperkenalkan, melestarikan dan mengembangkan potensi pariwisata sebagai
kebanggaan daerah kepada para siswa. Rancangan penelitian menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan metode survey. Subyek penelitian sebanyak 90 guru. Data
yang diperoleh melalui angket dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis
kebutuhan menunjukkan bahwa kurikulum muatan lokal pariwisata Sulawesi utara,
kedudukan bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa di
Kabupaten Minahasa serta pengembangan bahan pembelajaran pariwisata dalam bentuk
buku sangat dibutuhkan. Mengenai isi bahan pembelajaran sebanyak 50% responden
memilih bahan pembelajaran yang memiliki persyaratan: (1) Pariwisata Kabupaten
Minahasa, meliputi: Taman Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort, Bentenan
Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema Batu Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit
Kasih Kanonang, Danau Tondano, Taman Purbakala (Waruga) sawangan, Watu
Pinabetengan, Monumen Samratulangi, Monumen Ibu Walanda Maramis, Makam Kiay
Modjo, Makam Imam Bonjol, Goa Jepang Kiawa, Pemandian Air Panas Rano Paso
Tondano, Air Terjun Tonsea Lama, Air Terjun Tincep Sonder dan Air Terjun Kali. (2)
Pariwisata Kota Manado, meliputi: Taman Laut Nasional Bunaken, Klenteng Ban Hin
Kong, Taman Budaya, Monumen Perang Dunia II, Monumen Wolter Mongisidi,
Museum Sulut, Taman Anggrek dan Pemandian Pantai Malalayang.(c) Pariwisata Kota
Bitung, meliputi: Hutan Suaka Alam Tangkoko, Hutan Wisata Danowudu, Monumen
Trikora, Tugu Jepang, Pemandian Pantai Tanjung Merah, Taman Laut Batu Kapal dan
Air Prang Tandurusa. (d) Pariwisata Kabupaten Bolaang Mongondow, meliputi: Taman
Nasional Nani Wartabone, Pulau Molosing, Danau Moaat, Pemandian Air Anjing,
Bendungan Kasinggolan, dan Pantai Molosing. (e) Pariwisata Kabupaten Sangihe
Talaut, meliputi: Taman Makam Pahlawan Santiago, Rumah Raja Manganitu, Taman
Laut Tabukan Tengah, Gunung Awu di Laut (Pulau Mahagetang), Rumah Adat Patung
di Desa Moronge, Tempat Suci Agama Adat dan Gua Jepang di Desa Musi serta
Tugu/Makam Raja Tagulandang.

Kata Kunci: Pembelajaran pariwisasta, kurikulum muatan lokal, siswa SLTP.

Abstract: This study aimed to obtain data on the needs and characteristics of the local
curriculum for junior high school students tourism in Minahasa and obtain data on
North Sulawesi tourism learning materials for students of secondary school in Minahasa
district. This is because learning Tourism North Sulawesi in Minahasa in junior high
school students have not been implemented due to lack of local curriculum and learning
materials. One attempt to preserve the tourism potential in the coming generation is
introduced to students through school on the diversity of the tourism potential of North
Sulawesi as local pride in the local curriculum. Development of local curriculum that
will be developed through this research is driven by the need to introduce, preserve and
develop the potential of tourism as regional pride to the students. The research design
uses descriptive research with survey method. The subjects of the study as many as 90
teachers. The data obtained through the questionnaires were analyzed using descriptive
statistics. Results of the analysis showed that the curriculum needs of local pariwi-sata
northern Sulawesi, the position of North Sulawesi tourism learning materials for
students in Minahasa and the development of learning materials Sulawe tourism-North
in the form of the book is needed. Regarding the content of learning materials as much
as 50% of respondents choosing instructional materials that have requirements: (1)
Tourism Minahasa, include: Marine Park Bangka Island, Island Ganges Ressort,
Bentenan Ressort, Beach Tasik Ria Beach Kema Stone Mem, Sumaru Endo Romboken,
Hill love Kanonang, Lake Tondano, the Archaeological Park (Waruga) Sawangan,
Watu Pinabetengan, Monument Samratulangi, Monument Mother Walanda Maramis,
Tomb Kiay Modjo, the Tomb of Imam Bonjol, Goa Japan Kiawa, Thermal Baths Rano
Paso Tondano, Niagara Tonsea Lama, Niagara Tincep Sonder and Niagara Kali. (2)
Tourism Manado, include: Bunaken National Marine Park, Shrine Ban Hin Kong,
Cultural Park, Monument World War II, monuments Wolter Monginsidi, Museum of
North Sulawesi, Taman Anggrek and Baths Beach Malalayang. (C) Tourism Bitung,
include: Tangkoko Forest Nature Reserve, Forest Tourism Danowudu, Trikora
Monument, Monument Japan, Baths Cape Coast Red Sea Garden Prang Stone Boat and
Water Tandurusa. (d) Tourism Bolaang Mongondow, include: National Parks Nani
Wartabone, Molosing Island, Lake Moaat, Baths Dogs, Dams Kasinggolan and
Molosing Beach. (e) Tourism Sangihe Talaut, include: Heroes Cemetery of Santiago,
the King's House Manganitu, Marine Park Tabukan Central, Mount Awu at Sea (Island
Mahagetang), Traditional House Sculpture in the Village Moronge, the Holy Place of
Religion Indigenous and Japanese Caves in the village of Musi and Monument/Tomb of
King Tagulandang.

Sulawesi Utara merupakan salah satu propinsi terlaksana dengan baik karena belum adanya
yang ditetapkan pemerintah sebagai tujuan wisata kuriku-lum dan bahan ajar yang dapat digunakan
di Indonesia, karena memiliki berbagai obyek oleh para guru. Para guru mengembangkan sendiri
wisata yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap
seperti: taman laut, pantai dengan pasir putih, pariwisata.
pulau karang, suaka alam, taman nasional, hutan
lindung, gunung berapi, danau dan tempat-tempat Penelitian ini ialah untuk menghasi-lkan
bersejarah. kurikulum muatan lokal dan bahan pembelajaran
pariwisata Sulawesi Utara untuk siswa SLTP di
Salah satu usaha untuk melestarikan potensi Kabupaten Minahasa. Untuk melengkapi kara-
wisata pada generasi yang akan datang adalah kteristik bahan pembelajaran tersebut, akan
memperkenalkan kepada para siswa melalui dikembangkan buku pedoman strategi pembela-
sekolah mengenai keanekaragaman potensi wisata jaran yang harus dilakukan oleh guru. Disamping
Sulawesi Utara sebagai kebanggaan daerah dalam itu akan dikembangkan pula Instrumen Evaluasi
kurikulum muatan lokal. Pengembangan kuri- Keberhasilan Pembelajaran Pariwisata.
kulum muatan lokal yang ingin dikembangkan
melalui penelitian ini didorong oleh adanya Untuk mencapai target tersebut, penelitian ini
kebutuhan untuk memperkenalkan, melestarikan dirancang melalui tiga tahap kegiatan. Tahap
dan meng-embangkan potensi pariwisata sebagai pertama, survey untuk mengumpulkan data dari
kebanggaan daerah pada siswa. subyek penelitian, yaitu guru-guru SLTP yang
mengajar mata pelajaran muatan lokal, pakar
Beberapa penelitian pendahuluan yang telah (dosen) di bidang kepariwisataan, dan masyarakat
dilakukan selama ini, belum memasukkan yang tinggal di sekitar lokasi (obyek) wisata dan
pariwisata dalam kurtikulum muatan lokal, oleh yang mengetahui tetang seluk-beluk obyek
karena itu perlu dikembangkan. Dari sejumlah tersebut, dengan tujuan untuk mem-peroleh data
SLTP di Kabupaten Minahasa para guru memper- kebutuhan kurikulum muatan lokal pariwisata
kenalkan topik pariwista sebagai pengisi waktu Sulawesi Utara untuk dijadikan bahan pembe-
luang. Pembelajaran pariwisata ini belum
lajaran pariwisata Sulawesi Utara. Pengumpulan menghasilkan produk berupa bahan
data dilakukan di Kabupaten Minahasa. Tahap pembelajaran muatan lokal pariwisata Sulawesi
kedua, penelitian pengembangan bertujuan untuk Utara dan buku pedoman pembelajaran bagi
guru. Setelah produk tersebut selesai,
melaksanakan kurikulum yang berlaku secara
diseminarkan dengan melibatkan para guru SLTP,
nasional juga harus melaksanakan kurikulum yang
dosen (pakar) di bidang kepari- wisataan, Dinas
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
Pariwisata dan Dinas Pendidikan Nasional.
lingkungannya. Untuk mengiplementasikan ama-
Langkah terakhir pada tahap ini adalah revisi
nat undang-undang tersebut, maka terbitlah be-
produk. Tahap ketiga, penelitian eksperimental
berapa peraturan pelaksanaannya antara lain: (1)
bertujuan untuk memperoleh data keefektifan dan
PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Da-
kemenarikan bahan pembelajaran pariwi-sata bagi
sar dimana pasal 14 ayat 3 menyebutkan bahwa:
siswa SLTP. Pengembangan kurikulum muatan
“Satuan Pendidikan dasar dapat menambah mata
lokal dan bahan pembelajaran pariwisata ini
pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungannya
didasarkan pada permasalahan pokok sebagai
dan ciri khas satuan pendidikan yang bersang-
berikut: “Pembelajaran Pariwisata Sulawesi Utara
kutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang
di Kabupaten Minahasa pada siswa Sekolah
berlaku secara nasional dan tidak menyimpang
Lanjutan Tingkat Pertama belum dilaksanakan
dari tujuan pendidikan nasional. (2) Keputusan
disebabkan belum adanya kurikulum muatan lokal
Menteri Pendi-dikan dan Kebudayaan Republik
dan bahan pembelajaran”.
Indonesia No. 060/U/1993 tentang kurikulum
TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar menyebutkan bahwa muatan
lokal dapat berupa: bahasa daerah dan pengeta-
Kurikulum Muatan Lokal. huan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam
Salah satu kritik yang sering dilontarkan para sekitar, serta hal-hal lain yang dianggap perlu oleh
kritisi pendidikan di Indonesia adalah kebijakan sekolah atau daerah yang bersangkutan. (3)
pendidikan nasional yang bersifat sentralistik. Ke- Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bijakan pendidikan yang demikian dapat dilihat Republik Indonesia No.054/U/1993 tentang Se-
dari perencanaan dan pengem-bangan kurikulum kolah Lanjutan Tingkat Pertama pasal 19 ayat 3
yang selama hampir setengah abad disusun oleh dan 4, tertulis bahwa SLTP dapat menambah mata
para pengambil keputusan yang berada di pusat pelajaran tertentu sesuai dengan keadaan
kekuasaan. Konsekuensinya adalah terjadinya lingkungan dan ciri khas SLPT yang bersangkutan
kesen-jangan dalam mutu, pemerataan, motivasi, dengan tidak mengurangi kurikulum yang berla-
keterbatasan sumber daya, dan sumber pendidikan ku secara nasional dan tidak menyimpang dari
(Ardhana, 1992), kesenjangan kultural (Buchori, tujuan Pendidikan nasional (Depdiknas Sulut,
1995), serta kurangnya kreativitas sekolah 2000).
(Degeng, 1997), terutama yang berada di daerah.
Jika dianalisis secara mendalam maka kebi-
Upaya untuk mengatasi permasalahan pen- jakan dan ruang lingkup pengembangan kuriku-
didikan tersebut telah dilakukan, terutama pada lum muatan lokal ini didasarkan pada asumsi
saat berlakunya SK Mendikbud No. 0461 tanggal bahwa penyelenggaraan pendidikan disetiap dae-
23 Oktober 1983, yang memungkinkan setiap rah memiliki karakteristik potensial yang perlu
lembaga pendidikan formal, khususnya Sekolah dilestarikan melalui pendidikan. Bahkan Un-dang-
Lanjutan Tingkat Pertama untuk menge- Undang No.30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendi-
mbangkan diri melalui kurikulum muatan lokal. dikan Nasional khususnya pasal 37 ayat 1 secara
Dalam SK tersebut, disarankan agar kurikulum tegas mewajibkan muatan lokal sebagai mata
muatan lokal dikembangkan berdasarkan pelajaran inti dan disetarakan dengan mata
lingkungan alam sosial maupun kultural setiap pelajaran lainnya seperti pendidikan agama, pen-
daerah. didikan kewarga-negaraan, bahasa, matematika,
IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani
Pengembangkan kurikulum muatan lokal dan olahraga dan ketrampilan/kejuruan.
secara terus menerus dilakukan sebagaimana
diamanatkan pasal 38 Undang-Undang No 2 tahun Menanggapi hal tersebut, maka sejak tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana 1994 sejumlah SLTP di Sulawesi Utara telah
pasal tersebut pada intinya menegaskan bahwa mencoba menerapkan mata pelajaran pariwisata
setiap satuan pendidikan selain harus sebagai kurikulum muatan lokal. Penerapan mua-
tan lokal pariwisata dalam kurikulum muatan lo-
kal didorong oleh adanya kebutuhan untuk me-
lestarikan potensi daerah dari keterasingan. Geja-
la mengenai keterasingan pariwisata Sulawesi
Utara,
dapat dilihat dari semakin kurangnya ge-nerasi rintah dengan berbagai kebijakannya dalam
muda mengenal potensi daerah pariwisata. rang- ka meningkatkan penerimaan devisa
negara yang lebih besar. Namun kebijakan yang
Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor ditempuh oleh pemerintah dalam operasionalnya
pembangunan terus dipromosikan oleh peme-
terutama di daerah-daerah yang mempunyai
lain adalah agar lebih banyak wisatawan datang,
potensi obyek wisata masih sering menghadapi
lebih lama tinggal dan lebih banyak mengeluarkan
berbagai ken- dala. Pada satu sisi, pemerintah
dolarnya untuk berkunjung di Indonesia. Untuk itu
ingin memajukan sektor pariwisata yang dalam
telah dikeluarkan seperangkat kebi-jakan, baik
pengelolaannya memerlukan keterlibatan dari para
berupa Instruksi Presiden, Instruksi Menteri
pemilik modal, namun disisi lain pemerintah juga
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Par-postel).
masih mempunyai keinginan untuk mengelolah
Kebijakan yang diambil itu mulai dari Kampanye
sendiri.
Nasional Sadar Wisata (KNSW) yang tema
Kurikulum muatan lokal Pendidikan Dasar sentralnya Sapta Pesona (1989), Tahun Kunjungan
yang dilaksakan dilaksanakan di daerah Sulawesi Wisata (Visit Indonesian Year) tahun 1991 dan
Utara pada dasarnya diarahkan untuk memberi Visit Asean Year 1992.
pedoman dan kemampuan kepada para guru di
Menurut Oka (1997) pada dasarnya kebi-
daerah untuk dapat mengembangkan peranan-nya
jakan tersebut lebih banyak diarahkan dan dite-
secara fleksibel dan optimal dalam memilih dan
kankan dalam rangka untuk mengambil langkah-
menetapkan materi pelajaran dan bahan ajar yang
langkah penyelengga-raan beberapa kegiatan an-
lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan
tara lain meliputi: (1) meningkatkan pemahaman
lingkungan, serta tujuan pendidikan tertentu yang
seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat pari-
telah ditetapkan.
wisata dalam pembangunan, (2) meningkatkan
citra dan mutu layanan pariwisata nasional, (3)
Kebijakan Pembangunan Pariwisata. meningkatkan penyelenggaraan promosi pariwi-
Dalam GBHN (1998) ditegaskan bahwa sata Indonesia di luar negeri, (4) memberi penga-
“sektor pariwisata dapat menjadi salah satu rahan dan petunjuk pengembangan kepariwi-
penghasil devisa, mendorong pertumbuhan sataan dalam ruang lingkup nasional, dan (5)
ekonomi, me-ningkatkan pendapatan daerah, mengadakan koordinasi dengan departemen ter-
memberdaya-kan perekonomian masyarakat, kait, lembaga-lembaga pemerintah, pemerintah
memperluas lapangan kerja dan kesempatan daerah, pihak swasta nasional dan organisasi
berusaha serta meningkatkan pengenalan masyarakat untuk menyerasikan langkah dalam
pemasaran produk nasional dalam rangka perencanaan dan pengembangan pariwisata di
meningkatkan kesejah-teraan masyarakat”. Indonesia.

Kebijakan pengembangan sektor pariwisata Selain itu dengan semakin berkembangnya


merupakan salah satu bagian perekonomian yang pembangunan pariwisata di Indonesia yang da-pat
sangat penting, karena tidak hanya berhubungan kita lihat dari meningkatnya jumlah wisata-wan
dengan kegiatan ekonomi yang langsung berkait- yang datang sebelum krisis yang melanda
an dengan pariwisata seperti perhotelan, resto-ran Indonesia, meningkatkan jumlah devisa yang
dan penyelenggaraan paket wisata, tetapi juga diraih sektor pariwisata dan semakin banyak
berhubungan dengan kegiatan ekonomi lain-nya Daerah Tujuan Wisata (DTW), maka untuk tertib-
seperti transportasi, telekomunikasi, bisnis eceran, nya pembangunan kawasan pariwisata dimaksud,
industri kecil, kesenian dan budaya daerah. Oleh Menteri Parpostel mengeluarkan Surat Keputusa
karena itu, dibutuhkan peran aktif dan kerja sama No. KM.59/PW.002/MPPT/85 tanggal 23 Juli
yang saling menguntungkan antara berbagai pihak 1985 tentang kegiatan usaha kawasan wisata yang
(pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta). isinya antara lain:

Berbagai upaya dan usaha yang telah dila- a. Mengusahakan lahan dengan luas
kukan pemerintah untuk meningkatkan pengem- sekurang- kurangnya 100Ha untuk
bangan pariwisata di Indonesia. Tujuannya tidak keperluan pemba- ngunan usaha
pariwisata dan menata serta membagi
lebih lanjut dalam satuan-satuan simpul
(lingkungan tertentu)

b. Membangun atau menyewakan satuan-


satuan simpul itu untuk membangun usaha
pari-wisata meliputi hotel atau jenis
penginapan lainnya, rumah makan, tempat
rekreasi dan hiburan umum, serta usaha
pariwisata lainnya.
c. Melaksanakan pembangunan d. Menentukan syarat-syarat di dalam
jalan, menyediakan air bersih dan listrik kawasan pariwisata berkenaan dengan
sesuai gambar rencana. penyediaan prasarana dan sarana,
lingkungan hidup tata bangunan,
kesehatan umum, pencegahan kebakaran,
perjalanan yang dilakukan hanya ber-langsung
dan lain-lain sepanjang persya-ratan
antara 7 hari sampai dengan 10 hari saja. Sebab
tersebut tidak bertentangan dengan
secara sosiologis perjalanan tersebut hanya
peraturan perundangan yang berlaku.
dilakukan oleh orang yang tidak dapat mengambil
e. Melaksanakan dan atau mengawasi liburan panjang. Sedangakan pariwisata yang
pembangunan usaha pariwisata agar bersifat ekskursi atau excursionist biasanya
sesuai dengan persyaratan yang perjalanannya tidak melebihi 24 jam (1 hari) dan
ditetapkan di dalam kawasan pariwisata tidak menggunakan fasilitas akomodasi.
serta peraturan perund- angan yang
Bentuk pariwisata dengan alat angkutan mi-
berlaku di dalam usaha masing- masing.
salnya dengan menggunakan kereta api, kapal
f. Membangun bangunan yang dipandang laut, pesawat terbang, bus wisata dan kendaraan
perlu untuk keperluan administrasi usaha umum lainnya. Sedangkan bentuk pariwisata yang
kawasan pariwisata. terakhir adalah pariwisata aktif dan pasif.
Kedatangan wisatawan asing yang membawa de-
Bentuk dan Jenis-jenis Wisata. visa untuk suatu negara merupakan bentuk pari-
wisata aktif (active tourism), Sedangkan pendu-
Bentuk pariwisata menurut Spellane duk suatu negara yang pergi ke luar negeri dan
(1987:31) meliputi empat bentuk, yaitu: (1) pari- membawa uang ke luar negeri dan mempunyai
wisata individu dan kolektif, (2) pariwisata jangka pengaruh negatif terhadap neraca pembayaran
panjang jangka pendek dan ekskursi, (3) disebut sebagai pariwisata pasif (passive tourism).
pariwisata dengan alat angkutan, (4) pariwisata
aktif dan pasif. Sedangkan menurut Pendit (1994), jenis-jenis
pariwisata dapat dibagi menurut kategori sebagai
Bentuk pariwisata individu dan kolektif baik berikut:
yang dilakukan wisatawan mancanegara (wisman)
maupun wisatawan domestik (lokal) biasa-nya 1. Wisata Budaya
dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok. Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang
Kelompok pertama, meliputi seseorang atau dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
kelompok orang (teman atau keluarga) yang pandangan hidup seseorang dengan jalan meng-
mengadakan perjalanan wisata dengan melaku- adakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain
kan sendiri pilihan daerah tujuan wisata secara atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
bebas. Seseorang atau kelompok dapat juga kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup
menentukan dan mengurus sendiri perlengkapan mereka, budaya dan seni mereka. Jenis wisata
(sarana dan prasarana) yang diperlukan. budaya ini adalah jenis paling populer bagi Tanah
Kelompok kedua, meliputi kelompok organisasi Air kita. Bukti-bukti telah menun-jukkan bahwa
secara kolektif yang dilakukan oleh sebuah biro jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan luar
perjalanan yang menjual suatu jasa perjalanan negeri yang datang ke negeri ini di mana mereka
menurut program dan jadwal waktu yang telah ingin mengetahui kebudayaan kita, kesenian kita
ditentukan terlebih dahulu. Biro perjalanan dan segala sesuatu yang dihubungkan dengan adat
biasanya menawarkan ke- pada siapa saja yang istiadat dan kehidupan seni budaya kita.
berminat dengan keharusan membayar sejumlah 2. Wisata Kesehatan
uang yang telah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seo-
Bentuk pariwisata jangka panjang biasanya rang wisatawan dengan tujuan untuk menukar
perjalanannya berlangsung beberapa minggu atau keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di
beberapa bulan di suatu tempat wisata. Pari-wisata mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat
jangka pendek atau short term tourism biasanya baginya dalam arti jasmani dan rohani dengan
mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata
air panas mengandung mineral yang dapat
menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim
udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
3. Wisata Olahraga 4. Wisata Komersial
Ini dimaksudkan dengan wisatawan yang Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk
melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya
atau memang sengaja bermaksud mengambil yang bersifat komersial, seperti pameran Indus-
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat tri, pameran dagang dan sebagainya.
atau negara seperti Asian Games, Olympiade,
Thomas cup, Uber cup dan lain-lain. 5. Wisata Industri
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan
pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam
mampuan terbatas dari segi finansial untuk mem-
ke suatu kompleks atau daerah perindustrian di
pergunakan kesempatan libur atau cuti mereka
mana terdapat pabrik atau bengkel besar dengan
dengan mengadakan perjalanan yang dapat me-
maksud dan tujuan untuk mengadakan penin-
nambah pengalaman serta pengetahuan mereka,
jauan atau penelitian. Hal ini banyak dilakukan di
dan sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan
negeri- negeri yang telah maju perindustriannya di
jasmaniah dan mental mereka.
mana masyarakat berkesempatan mengadakan
kunju- ngan ke daerah-daerah atau kompleks 9. Wisata Pertanian
pabrik industri berbagai jenis barang yang Wisata Pertanian ini adalah pengorganisa-
dihasilkan secara masal di negeri itu. sian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan
6. Wisata Politik
sebagainya di mana wisata rombongan dapat
Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk
untuk mengunjungi atau mengambil bagian de-
tujuan studi maupun melihat sekeliling sambil
ngan aktif dalam peristiwa kegiatan politik seper-
menikmati segarnya tanaman dan suburnya
ti misalnya ulang tahun perayaan 17 Agustus di
pembibitan berbagai jenis sayuran dan palawija
Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow,
disekitar perkebunan yang dikunjungi.
penobatan Ratu Inggris di London, dan
sebagainya di mana fasilitas akomodasi, sarana 10. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari
angkutan dan atraksi beraneka warna diadakan Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan ke-
secara megah dan meriah bagi para pengunjung, giatan olah raga air, lebih-lebih di danau, benga-
baik dari dalam maupun luar negeri. wan, pantai, teluk atau laut seperti memancing,
berlayar, menyelam sambil melakukan pemo-
7. Wisata Konvensi
tretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
Berbagai negara pada dewasa ini memba-
berkeliling melihat-lihat taman laut dengan
ngun wisata konvensi ini dengan menyediakan
pemandangan indah di bawah permukaan air serta
fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tem-
berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan
pat bersidang bagi para peserta suatu konferensi,
di daerah-daerah atau negara-negara maritim di
musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya
lautan Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan
baik bersifat nasional maupun internasional.
sebagainya. Di tanah air kita banyak tempat dan
8. Wisata Sosial daerah yang memiliki potensi, seperti misalnya
Yang dimaksud dengan jenis wisata ini Pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, Pantai
adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah Pulau Bali, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya,
serta mudah untuk memberi kesempatan kepada taman laut dikepu- lauan Maluku dan sebagainya.
golongan masyarakat ekonomi lemah untuk
11. Wisata Cagar Alam
mengadakan perjalanan, seperti misalanya bagi
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak dise-
kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa,
lenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
petani dan sebagainya. Organisasi ini berusaha
mengkhususkan usaha-uasha dengan jalan meng-
untuk membantu mereka yang mempunyai ke-
atur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,
taman lindung, hutan daerah pegunungan yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

12. Wisata Buru


Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri
yang memiliki daerah atau hutan tempat ber-buru
yang dibenarkan oleh pemerintah dan diga-lakan
oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata
buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah
atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri
di Afrika untuk berburuh Gajah, Singa. Ziraf dan
sebagainya.
13. Wisata Pilgrim keramat, tempat pemakaman tokoh atau
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
dengan agama, sejarah, adat istiadat dan keper- Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan
cayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. niat atau hasrat sang wisatawan untuk
Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh pero- memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan
rangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke iman dan tidak jarang pula untuk tujuan
makam- makam orang besar atau pemimpin yang memperoleh ber-kah dan kekayaan melimpah.
diagungkan, ke bukit atau gunung yang di-anggap
14. Wisata Bulan Madu
1. Kota Manado
Yaitu, suatu penyalengaraan perjalanan bagi
Alam: Taman Laut Bunaken
pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang
berbulan madu dengan fasilitas khusus dise- Budaya: Klenteng Ban Hin Kiong, Museum Ne-
diakan dengan peralatan yang serba istimewa geri Sulut, Festival Bunaken dan Danau Ton-dano,
seperti tempat tidur yang yahut, dekorasi dinding dan Festival Figura.
dengan selera tinggi, cermin besar diberbagai
sudut dan sebagainya. Minat khusus : Diving/snorkling di Taman Laut
Bunaken, Lapangan Golf Kayuwatu, dan Fishing
Pariwisata Sulawesi Utara di Teluk Manado.
Sebagai salah satu sektor andalan di Sula-
wesi Utara, pariwisata akan terus ditingkatkan
pengembangannya. Tujuan pembangunannya se-
jalan dengan tujuan pembangunan pariwisata 2. Kota Bitung
nasional. Dalam rangka menggali dan meman- Alam:Hutan suaka alam Tangkoko Batu Angus,
faatkan seluruh potensi pariwisata yang ada, ma- Hutan Wisata Danowudu, dan Taman Laut Batu
ka propinsi Sulawesi Utara dibagi dalam 5 Wila- Kapal.
yah Pengembangan Pariwisata (WPP), yaitu:
Budaya: MonumenTrikora dan Tugu Jepang.
1. WPP Daerah Perbatasan/Daerah Khusus
(WPPK) dengan Pusat Pengembangan Minat khusus: Diving Selat Lembe, Taman Laut
Wila- yah (PPW) Miangas. Batu Kapal, Jungle Tracking CA Tangkoko Batu
Angus, dan Fishing perairan P.Lembe.
2. WPP Kabupaten Sangihe dan Talaud
(WPPS) dengan Pusat Pengembangan 3. Kabupaten Minahasa
Wilayah (PPW) Tahuna. Alam: Taman Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga
Ressort, Bentenan Ressort, Pantai Tasik Ria, dan
3. WPP Manado-Minahasa-Bitung (WPPM) Sumaru Endo Remboken.
de- ngan Pusat Pengembangan Wilayah
(PPW) Kotamobagu. Budaya: Waruga Sawangan, Watu Pinabeteng-an,
Festival Bunaken & Danau Tondano, Goa Jepang
4. WPP Kabupaten Bolaang Mongondow Kiawa, Pacuan Kuda Tompaso, Pacuan Roda Sapi
(WPPB) dengan Pusat Pengembangan Air Madidi.
Wilayah (PPW) Kotamobagu.
Minat khusus: Arung Jeram Sungai Nimanga
5. WPP Kotamadya/Kabupaten Gorontalo Sonder, Pendakian Klabat, Lokon, Mahawu dan
(WPPG) dengan Pusat Pengembangan Soputan, Panjat Tebing di Amurang, Diving di P.
Wila- yah (PPW) Gorontalo-Limboto. Bangka, dan Fishing di Teluk Amurang.

Obyek-obyek Pariwisata di Sulawesi Utara terse- 4. Kabupaten Bolaang Mongondow


bar pada 7 Kabupaten dan Kotamadya, yaitu: Alam: Taman Nasional Dumoga Bone, Danau
Moat, Pantai Lolan,Pulau Molosing, Cagar Alam
Gunung ambang.

Budaya: Festival Budaya Bol-Mong.

Minat khusus:Park Tracking Bogani Wartabone.

5. Kabupaten Sangihe dan Talaud

Alam: Gunung Api (bawah laut) Mahangetang,


Taman Buru Pulau Karakelang, Obyek wisata
Pantai Koongan.

Budaya: Festival Matulude, Upacara Adat Ma-


nee,Istana Raja Mokodompit/Makam Raja San-
tiago di Manganitu.
Minat khusus: Diving Gunung Api Bawah Laut penelitian deskriptif yang dila-kukan dengan
Mahangetang, Fishing di Pulau Biaro, dan
Berburu di Pulau Karakelang. Hasil Penelitian.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian menggunakan jenis
metode survey. Subyek penelitian melibatkan dan bahan pembelajaran pariwisata bagi siswa
sebanyak 90 guru, terdiri 27 laki-laki dan 63 SLTP di Kabupaten Minahasa, Diana-lisis
perempuan. Data yang diperoleh melalui angket menggunakan statistik deskriptif.
tentang analisis kebutuhan kurikulum muatan lokal
No Variabel Jumlah %

1. Jenis kelamin
Laki-laki 27 30
Perempuan 63 70
2. Pendidikan
Diploma 1 (D1)/ PGSLP 31 34,44
Diploma 2 (D2) 16 17,78
Diploma 3 (D3) 22 24,2423,33
Sarjana (S1) 21
3. Pengalaman Kerja
6-10 Tahun 17 18,89
11-15 Tahun 48 53,33
16-20 Tahun 15 16,67
21-25 Tahun 10 11,11

Hasil penelitian diketahui karakteristik respon-


den yaitu sebagian besar perempuan (70%) yang muatan lokal. (3) Pengembangan bahan
mengajar mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok), pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara dalam
menggambarkan bahwa mata pelajaran Muatan bentuk buku sangat dibutuhkan (91,11%)
Lokal lebih banyak diminati oleh para guru menunjukkan bah-wa seluruh responden
perempuan. Untuk pendidikan responden relatif menghendaki adanya pe-ngembangan bahan
bervariasi, dimana pendidikan Diploma I lebih pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara dalam
dominan, yaitu 34,44%. Hal ini menunjukkan bentuk buku ajar. (4) Isi bahan pembelajaran
bahwa tingkat pendidikan responden relatif ma- pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa SLTP
sih perlu ditingkatkan ke jenjang lebih tinggi. di Kabupaten Minahasa jika 50% responden
Sedangkan pengalaman kerja responden dapat memilih materi tersebut. Bahan pembelajaran
dikatakan telah memadai sebab pengalaman ker- yang memiliki persyaratan tersebut, yaitu: (a)
janya mayoritas telah melebihi 10 tahun sekitar Pariwisata Kabupaten Minahasa, meliputi:
81,12%. Taman Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga
Ressort, Bentenan Ressort, Pantai Tasik Ria,
Hasil Analisis Kebutuhan (Need Assesment) Pantai Kema Batu Nona, Sumaru Endo
Berdasarkan analisis kebutuhan diketahui Romboken, Bukit Kasih Kanonang, Danau Ton-
bahwa dano, Taman Purbakala (Waruga) sawa-ngan,
(1) Kurikulum Muatan Lokal Watu Pinabetengan, Monumen Samra-tulangi,
Pariwisata Sula- wesi Utara Monumen Ibu Walanda Maramis, Makam Kiay
sangat dibutuhkan (78,89%), Modjo, Makam Imam Bonjol, Goa Jepang Kiawa,
menu- njukkan jika seluruh Pemandian Air Panas Rano Paso Tondano, Air
responden menghendaki adanya Terjun Tonsea Lama, Air Terjun Tincep Sonder
Kurikulum Muatan Lokal dan Air Terjun Kali. (b) Pariwisata Kota
Pariwisata untuk siswa-siswa Manado, meliputi: Taman Laut Nasional
SLTP di Kabupaten Minahasa. Bunaken, Klenteng Ban Hin Kong, Taman
(2). Kedu-dukan Bahan Budaya, Monumen Perang Dunia II, Monumen
pembelajaran pariwisata Wolter Mongisidi, Museum Sulut, Taman
Sulawesi Utara bagi siswa-siswa Anggrek dan Pemandian Pantai Malalayang. (c)
SLTP di Kabupaten Minahasa Pariwisata Kota Bitung, meliputi: Hutan Suaka
sangat dibutuhkan (86,67%), Alam Tangkoko, Hutan
menunjukkan jika seluruh
responden menghendaki bahwa
ke-dudukan bahan pembelajaran
pariwisata Sula-wesi Utara untuk
siswa-siswa SLTP di Kabupaten
Minahasa di masukan dalam
kurikulum
Wisata Danowudu, Monumen Trikora, Tugu Taman Laut Batu Kapal dan Air Prang
Jepang, Pemandian Pantai Tanjung Merah, Tandurusa. (d) Pariwisata Kabupaten Bolaang
Mongondow, meliputi: Taman Nasional Nani
Desa Moro-nge, Tempat Suci Agama Adat dan
Wartabone, Pulau Molosing, Danau Moaat,
Gua Jepang di Desa Musi serta Tugu/Makam Raja
Pemandian Bukaka, Pemandian Air Anjing,
Tagulandang. Berdasarkan hasil analisis kebu-
Bendungan Kasinggolan, dan Pantai Molosing.
tuhan tentang Kurikulum Muatan Lokal Bahan
(e) Pariwisata Kabupaten Sangihe Talaut,
Pembelajaran Pariwisata Sulawesi Utara untuk
meliputi: Taman Makam Pahlawan Santiago,
SLTP di Kabupatan Minahasa sangat dibutu-
Rumah Raja Manganitu, Taman Laut Tabukan
hkan, maka diharapkan penelitian ini dapat
Tengah, Gunung Awu di Laut (Pulau
ditindak lanjuti dengan mengembangkan kuri-
Mahagetang), Rumah Adat Patung di Desa
kulum muatan lokal pariwisata, bahan
Moronge, Tempat Suci Agama Adat dean Gua
pembelajaran (buku ajar) dan buku pedoman
Jepang di Desa Musi serta Tugu/Makam Raja
untuk guru tentang pariwisata Sulawesi Utara.
Tagulandang.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan jika kurikulum DAFTAR PUSTAKA
muatan local pariwisata Sulawesi utara, kedu- Ardhana, W. 1992. Sistem pendidikan Nasional:
dukan bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Relevansi Permasalahan dan Pemecahannya.
Utara bagi siswa-siswa di Kabupaten Minahasa Makalah pada Konvensi Nasional Pendidikan
serta pengembangan bahan pembelajaran pari- II di Medan.
wisata Sulawesi Utara dalam bentuk buku sangat
dibutuhkan. Mengenai isi bahan pembelajaran Briggs, L.J. 1985. Instruktional Design Principles
sebanyak 50% responden memilih bahan and Application. Englewood Cliffs, New
pembelajaran yang memiliki persyaratan: (1) Jersey: Educational Technology Publication.
Pariwisata Kabupaten Minahasa, meliputi: Taman
Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort, Ben- Baker,R. dan Schuts, R.E. (Ed). 1971.
tenan Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema Instructional Product Development. New
Batu Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit York: Van Noerstrand Reinehart.
Kasih Kanonang, Danau Tondano, Taman
Purbakala (Waruga) sawangan, Watu Burton, J.K. dan Merril, P.F. 1977. Need
Pinabetengan, Monumen Samratulangi, Assessment: Goal Need and Priorities, In
Monumen Ibu Walanda Maramis, Makam Kiay Briggs,L.J.(Ed). 1977. Instructional Design:
Modjo, Makam Imam Bonjol, Goa Jepang Kiawa, Principles and Education, Englewood Cliffs,
Pemandian Air Panas Rano Paso Tondano, Air New Jersey: Educational Technology
Terjun Tonsea Lama, Air Terjun Tincep Sonder Publications.
dan Air Terjun Kali. (2) Pariwisata Kota Manado,
meliputi: Taman Laut Nasional Bunaken, Buchori, M.1995. Transformasi Pendidikan.
Klenteng Ban Hin Kong, Ta- man Budaya, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Monumen Perang Dunia II, Monu- men Wolter
Mongisidi, Museum Sulut, Taman Anggrek dan Gray Matthew, 1998. Economic Reform,
Pemandian Pantai Malalayang. Privatization and Tourism in Egyp. Middle
(c) Pariwisata Kota Bitung, meliputi: Hutan Easterm Studies, Vol 34 No. 2. Frank Cass,
Suaka Alam Tangkoko, Hutan Wisata Danowudu, London.
Monu- men Trikora, Tugu Jepang, Pemandian
Pantai Tanjung Merah, Taman Laut Batu Kapal Hall, Michael Colinc, Willey John dan Son
dan Air Prang Tandurusa. (d) Pariwisata (Reviewer: Geoffery Wall), 1994. Tourism
Kabupaten Bola- ang Mongondow, meliputi: and Politics: Policy, Power and Place.
Taman Nasional Nani Wartabone, Pulau University of Waterloo.
Molosing, Danau Moaat, Pemandian Air Anjing,
Bendungan Kasinggolan, dan Pantai Molosing. Henry John, 1996. Kunjungan Wisata Indonesia,
(e) Pariwisata Kabupaten Sangi-he Talaut, Antara Jakarta dan Pulau Bali. Buletin
meliputi: Taman Makam Pahlawan Santiago, Ekonomi, No.1 Tahun XXI.
Rumah Raja Manganitu, Taman Laut Ta-bukan
Tengah, Gunung Awu di Laut (Pulau Hitchcock, Michael, et. Al, 1993. Tourism
Mahagetang), Rumah Adat Patung di inSouth-East Asia (Riviewer: Jonathan Rigg).
Routtedge, London.
Hutabarat Elly, 1998. Strategi Pemberdayaan Sektor Pariwisata Melalui PR. Usahawan No.
11 Tahun XXVII November.

IKIP Manado dan Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tngkat I Sulawesi Utara. 1999. Evaluasi
dan Penyuluhan Site Plan Kawasan Pariwisata Propinsi Sulawesi Utara.

Kairupan,S.B.2001. Privatisasi Sektor Pariwisata (Studi Kasus Implementasi Kebijakan


Privatisasi pada Obyek Wisata Bahari Taman Nasional Laut Bunaken di Kota Manado
Propinsi Sulawesi Utara). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.

McIntosh, Robert dan Shashikant Gupta, (1980). Tourism, Principles, Practices, Philosophies,
Third editin, Grid Publishing Inc. Ohio

Merril, M.D.,Kelety, J.C. and Wilson, B. 1981. Elaboration Theory and Cognitive Psychology.
Instructional Science. (10) pp. 217 – 235.

Pendit, Nyoman.S, 1994. Ilmu Pariwisata. Sebuah Pengantar Perdana. PT.Pradnya Paramita,
Jakarta.

Qamaruzzaman, 1998. Prospek Pengembangan Pariwisata Pantai dan Bahari. Usahawan No.
11 Tahun XXVII November.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design: What is it and Why is it? C.C. Reigeluth (Ed.).
Instructional Design Theory and Models: An Overview of their Current Status. New York:
Lawrence Erlbaum Associates.

Salmun, Jusupadi, 1996. Yang Jelek Yang Nampak Dalam Pariwisata. Buletin Ekonomi, No. 3
Tahun XXI.

Soekadijo, R.G, 1997. Anatomi Pariwisata. Memahami Pariwisata Sebagai Systemic Linkage.
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Spillane, James J, 1994. Pariwisata Indonesia. Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Kanisius, Yogyakarta.

Spillane, James J, 1997. Ekonomi Pariwisata. Sejarah dan Prospeknya. Kanisius, Yogyakarta.
Suwantoro, Gamal, 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. ANDI, Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.

Wibisono Christianto, 1996. Proyeksi Wisatawan Tahun 2000. Seminar dan Konferensi Pemuda
Pariwisata PATA Indonesia I, Jakarta.

Wuryastuti Sunario, 1998. Paradigma Baru Dalam Promosi Pariwisata. Usahawan No. 11
Tahun XXVII November.

Yoety, Oka A.H, 1997. Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta
D. JURNAL PEMBANDING
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322
Vol. 5, No. 1, September 2018, Hal. 86-99 E-ISSN 2503-2933 86
PengembanganVirtual Reality Untuk Mendigitalisasi Situs Peninggalan
Sejarah Masjid Agung Banten

Muhammad Subali1,Hadi Rahmadi2


Miftah Andriansyah3,Imam Purwanto4
Edi Junaedi5,Antonius Irianto6, Debyo Saptono7
1
Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia Abditama
2
Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia
Abditama 3 Teknik Informatika, sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia
Abditama 4 Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Multimedia
Cendekia Abditama 5 Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik
Multimedia Cendekia Abditama 6 Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik
Multimedia Cendekia Abditama
7
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia Abditama
e-mail: 1subali@cendekia.ac.id, 2hadi@cendekia.ac.id, 3miftahandriansyah@gmail.com,
4
Imampur2002@yahoo.com, 5edi@cendekia.ac.id, 6Antonius.irianto@gmail.com

Abstrak
Pada masa modern ini hampir semua kegiatan kita tidak lepas dari yang namanya
teknologi, perkembangan teknologi merupakan faktor utama yang mempengaruhi setiap elemen
manusia. Salah satunya pada sektor arsitektur dan pariwisata yang sudah memanfaatkan
teknologi digital untuk melakukan berbagai kegiatan. Virtual Reality merupakan teknologi
terbaru yang dapat menghasilkan suasana realistis tiga dimensi, dan dapat membuat pengguna
berinteraksi dengan lingkungan virtual. Virtual Reality merupakan sebuah teknologi yang
menarik, yang dapat mengubah secara mendasar bagaimana kita berinteraksi dengan
informasi.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknologi Virtual Reality untuk membuat suatu
tempat bersejarah yang ada di Banten yaitu Masjid Agung Banten yang akan dijalankan pada
PC. Penulis menggunakan aplikasi SketchUp dan Unity untuk membangun objek bangunan 3D
dan merealisasikannya menjadi sebuah aplikasi Virtual Reality.

Kata kunci: Aplikasi, Banten, Masjid Agung Banten,Virtual Reality

Abstract
In this modern period almost all of our activities can not be separated from the name of
technology, technological development is a major factor that affects every human element. One
of them in the field of architecture and tourism that has been utilizing digital technology to
perform various activities. Virtual Reality is the latest technology that can generate realistic
three- dimensional atmosphere, and can make users interact with the virtual envi- ronment.
Virtual Reality is an exciting technology that can fundamentally change how we interact with
information.
In this writing, the author uses Virtual Reality technology to create a place that is in
Banten, Banten Grand Mosque that will run on the PC.The author uses SketchUp and Unity
applications to build 3D building objects and make them into Virtual Reality applications.

Keywords: Applications, Banten, Banten Great Mosque, Virtual Reality


Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 5, No. 1, September 2018, Hal. 86- E-ISSN 2503-2933
99
1. PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting di Indonesia. Salah satu
pariwisata yang banyak dikunjungi yaitu tempat-tempat bersejarah karena memiliki nilai dan
peran penting. Di Indonesia ada begitu banyak tempat pariwisata bersejarah yang dapat
dikunjungi, salah satunya yaitu Masjid Agung Banten yang terletak di Desa Banten Lama,
tepatnya di desa Banten, sekitar 10 km sebelah Utara Kota Serang.
Masjid Agung Banten merupakan masjid yang dibangun pada saat kejayaan Kesultanan
Banten, Kesultanan yang akhirnya hancur dengan hanya menyisakan Masjid Agung Banten ini.
Masjid Agung Banten merupakan objek wisata ziarah menarik karena memiliki arsitektur
gayabangunan yang unik. Setiap harinya Masjid Agung Banten banyak dikunjungi para
peziarah yang datang tidak hanya dari Banten saja, tetapi juga dari berbagai daerah pulau Jawa.
Hal menarik pertama adalah dari bangunan utama Masjid, yang dibangun pertama kali
oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak yang juga
putra pertama Sunan Gunung Jati, itu adalah atapnya yang tumpuk lima. Menurut tradisi,
rancangan bangunan utama masjid yang beratap tumpuk lima ini dipercayakan kepada arsitek
Cina bernama Cek Ban Cut. Selain jumlah tumpukan, bentuk dan ekspresinya juga
menampilkan keunikan yang tidak ditemui kesamaannya dengan masjid-masjid di sepanjang
Pulau Jawa, bahkan di seluruh Indonesia.
Virtual reality adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa
berada di dalam lingkungan tersebut. Virtual Reality merupakan inovasi untuk pengenalan
lingkungan secara virtual dengan teknologi yang dapat menghasilkan suasana realistis tiga
dimensi. Virtual Reality merupakan sebuah teknologi yang menarik, yang dapat mengubah
secara mendasar bagaimana kita mengenal dan berinteraksi dengan informasi. [1]
Virtual Reality dapat dimanfaatkan sebagai objek pembelajaran, informasi, dan juga
promosi periklanan. Manfaat Virtual Reality pada informasi dapat menampilkan informasi
secara virtual seperti menampilkan bangunan bersejarah, dan tempat wisata, dan bangunan.
Pemanfaatan teknologi Virtual Reality saat ini memang belum banyak diterapkan, terutama
dalam informasi tempat wisata ziarah.[4]
Banten merupakan gugusan beberapa situs bangunan bersejarah masa Kesultanan Banten.
Masjid Agung Banten adalah tempat utama pusat persebaran Islam di Banten, Masjid ini utuh
dan kokoh hingga sekarang.[7] Karena itu penulis bertujuan merancang aplikasi Virtual Reality
Masjid Agung Banten ini guna menambah informasi, dan pengetahuan serta menjadi
dokumentasi digital warisan budaya Banten. Pengembangan aplikasi ini merupakan wujud tri
dharma Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Teknik Cendekia bekerja sama dengan Pemprov
Banten.[3]

2. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penulis menggunakan serangkaian metode untuk memudahkan


pembuatan aplikasi. Tahapan yang digunakan adalah sebagai berikut:[2]

2.1. Studi Pustaka


Pada tahap ini, penulis mencari literatur yang berkaitan dengan Masjid Agung
Banten, pembuatan model bangunan, dan teknologi Virtual Reality yang didapat dari buku-buku
dan internet.
2.2. Perencanaan
Pada tahap ini, merupakan tahap pembangunan model-model tiga dimensi seperti
modeling, texturing, serta exporting perancangan model 3D menggunakan software SketchUp
2017.[8]

2.3. Implementasi
Setelah model 3D selesai selanjutnya diimpementasikan menjadi aplikasi Virtual
Reality dengan software Unity serta software pendukung lain untuk membangun fitur-fitur
aplikasi.

2.4. Ujicoba
Tahap ini dilakukan untuk melihat sejauh mana aplikasi yang telah dirancang dan
kemudian dibangun berfungsi dengan semestinya, sesuai dengan tujuan.

3. PERANCANGAN

Aplikasi yang dibuat oleh penulis merupakan sebuah program sederhana dimana user
dapat melihat gambaran sebuah bangunan Masjid Agung Banten dan masuk ke dalamnya di
dunia virtual tiga dimensi dengan panorama 360 derajat.[5] Pada program ini penulis
menggunakan kontrol keyboard dan mouse untuk menggerakan kamera sehingga user dapat
melihat seisi bangunan. Desain pemodelantiga dimensi dibuat dengan menggunakan
software SketchUp selanjutnya diolah menggunakan software Unity.[6] Dengan fitur Unity
dapat mengontrol objek sehingga memberikan respon dari suatu kondisi dan kejadian
tertentu, seperti dapat berjalan serta menoleh ke kanan dan kiri sesuai dengan keinginan
user.

3.1. Spesifikasi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras yang digunakan


a. Spesifikasi Perangkat Keras yang Digunakan:
 PC All in One - HP
 Prosesor Intel ® Core ™ i5 4460T @1,9 GHz
 RAM 4 GB
 Hard disk 1 Tera
b. Spesifikasi Perangkat Lunak yang digunakan
 SketchUp 2017
 Unity versi 5.6.2p2 (64-bit)

3.2. Tahapan Pembuatan Virtual Reality


Dalam pembuatan program Virtual Reality Masjid Agung Banten ini ada beberapa
tahapan yaitu:
Gambar1. Alur Pembuatan Virtual Reality

 Pengumpulan Informasi dan Data


Pengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan tahap
awal pembuatan Masjid Agung Banten ini adalah mengumpulkan informasi dan data mulai dari
sejarah, peta Masjid, bentuk Masjid, Tempat Wudhu, Menara, Pagar, hingga Gerbang, yang
didokumentasi dalam bentuk foto dan video.
 Pembuatan Model Tiga Dimensi dengan SketchUp
Pada tahap ini dilakukan pembuatan model tiga dimensi Masjid Agung Banten dengan
menggunakan aplikasi SketchUp 2017. Model yang dibuat meliputi Masjid, Tempat Wudhu,
Menara, Pagar, Gerbang, serta objek lain didalamnya.
 Pemberian Warna dan Tekstur pada Model
Setelah semua pembuatan model Masjid Agung selesai, kemudian pemberian warna dan
tekstur pada masing – masing model dari bangunan di SketchUp. Warna diberikan sesuai
aslinya, agar terlihat sama antara model tiga dimensi dengan aslinya. Sketchup menyediakan
beberapa material yang dapat diaplikasikan dalam model Sketchup namun ada beberapa
material yang belum ada sehingga penulis menggunakan foto yang telah didokumentasi sebagai
tekstur material agar bangunan terlihat seperti aslinya.
 Eksport dari SketchUp
Pada tahap ini model yang telah selesai dibuat di SketchUp selanjutnya di eksport dalam
bentuk format file .fbx karena .fbx untuk objek yang memiliki texture, animasi, dan 3D agar
model 3D dapat dibaca oleh Unity dalam bentuk file 3D. File yang telah di eskport dari
SketchUp ada dalam bentuk file .fbx dan folder material yang berisi tekstur dan selanjutnya
akan di import ke Unity.
 Import Model ke Unity
Pada tahap ini merupakan tahap pemindahan file .fbx dan folder material yang telah di
eksport dari SketchUp kedalam Game Engine Unity 3D. Pada tahap ini penulis menambahkan
beberapa fitur agar aplikasi virtual reality ini terlihat lebih nyata dan menarik, salah
satunya menambahkan sky box yang berfungsi sebagai langit, serta penambahan character
controller yang berfungsi sebagai gerak saat aplikasi dijalankan, karena pada aplikasi ini arah
kamera dapat berputar 360 derajat, lalu penambahan objek seperti pohon dan juga directional
light atau bisa disebut juga sebagai arah sinar matahari.
 Tahap Pengujian Aplikasi
Tahap uji coba aplikasi ini dilakukan guna untuk menguji debug and error aplikasi Virtual
Reality Masjid Agung Banten yang telah dibuat.
 Pembuatan File Extensi Exe
Tahap ini untuk memastikan sudah tidak ada error dalam aplikasi yang dibuat, jika sudah
tidak ada error maka aplikasi di build menjadi file ekstensi.exe.
 Implementasi Aplikasi
Ini merupakan tahap akhir dari pembuatan aplikasi Virtual Reality. Dari file berekstensi.exe
yang telah dibuat akan di implementasikan untuk membantu user melihat desain Masjid Agung
Banten secara langsung dalam bentuk model tiga dimensi.
1. Flowchart Alur Aplikasi
Pada tahap ini merupakan proses tahapan alur jalannya aplikasi Virtual Reality yang akan
dibuat dan menghasilkan tujuan seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Flowchat Alur Aplikasi

 Pada langkah awal, user memulai aplikasi Virtual Reality Masjid AgungBanten
dengan cara klik file executable untuk menjalankan aplikasi.
 Aplikasi akan menampilkan splash screen kurang lebih selama empatdetik yaitu
menampillkan logo Provinsi Banten.
 Selanjutnya aplikasi akan menampilkan beberapa pilihan “Menu” dimana user
dapat memilih tombol “Mulai”, tombol “Sejarah”, tombol “Tentang Aplikasi”, dan
tombol “Keluar”.
 Jika user menekan tombol “Mulai” maka aplikasi menampilkan VirtualReality Masjid
Agung Banten dengan sudut kamera 360 derajat yang dapat melihat ke seluruh
bangunan, jika user tidak menekan tombol apapun maka masih pada tampilan
“Menu Aplikasi”. Saat di klik tombol “Mulai” user dapat memilih kembali ke “Menu
Aplikasi” dengan menekan tombol “Kembali”.
 Jika user menekan tombol “Sejarah” maka aplikasi menampilkan tekssejarah Masjid
Agung Banten, jika user tidak menekan tombol apapun maka masih pada tampilan
“Menu Aplikasi”. Saat di klik tombol “Sejarah” akan menampilkan teks sejarah dan
user dapat memilih kembali ke “Menu Aplikasi” dengan menekan tombol “Kembali”.
 Jika user menekan tombol “Tentang Aplikasi” maka aplikasi menam-pilkan teks
tentang perancang aplikasi, sumber background, dan background instrumental
aplikasi, jika user tidak menekan tombol apapun maka masih pada tampilan “Menu
Aplikasi”. Saat di klik tombol “Tentang Aplikasi” akan menampilkan sejarah dan user
dapat memilih kembali ke “Menu Aplikasi” dengan menekan tombol “Kembali”.
 Jika user menekan tombol “Keluar” maka aplikasi akan keluar dari aplikasi.

4. IMPLEMENTASI

Pada bagian sub bab ini akan dibahas tentang pembuatan objek Masjid Agung Banten
beserta objek lainnya. Untuk pembuatan objek 3D menggunakan software SketchUp.
Untuk proses pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bagian, mulai dari mengambil lokasi
peta Masjid Agung Banten, pembuatan lantai, dinding, pintu, jendela, mimbar, dan segala objek
yang ada di dalam Masjid, menara masjid, hingga yang terakhir adalah pembuatan atap Masjid
1. Penyatuan Objek dan Proses Eksport Setelah semua model 3D dibuat,
selanjutnya yaitu tahap penyatuan objek menjadi satu, tata letak dan desain dibuat
semirip mungkin seperti aslinya, lihat pada gambar 3.

Gambar 3. Menyatukan Objek

Selanjutnya proses export, File > Export > 3D Models, lalu pilih Options > ikuti pengaturan
seperti pada gambar 4, lalu pilih export.
Gambar 4. Proses Export

Setelah proses export selesai selanjutnya proses convert file agar file .fbx yang telah di
export ukurannya menjadi lebih kecil. Jalankan software Autodesk FBX Converter x64 2013
selanjutnya Add > pilih file fbx yang telah di export > Convert.

Gambar 5. Proses Convert

2. Perancangan Aplikasi
a. Import Project
Tahap selanjutnya, buka aplikasi Unity lalu untuk membuat project baru baru berikut ini
adalah langkah-langkahnya, buka Unity, lalu pada Unity > clik New beri nama project. Lihat
gambar 6.
Gambar 6. Pembuatan Projek Baru

b. Uji Coba Aplikasi


Setelah semua selesai maka tahap akhir adalah untuk uji coba aplikasi. Saat tombol play
ditekan maka user akan ke mode game, dan user akan menggunakan fitur First Person
Controller yang telah dimasukkan ke dalam project sebelumnya, dengan tombol navigasi W, A,
S, D, untuk bergerak ke depan, kiri, belakang, dan kanan.

Gambar 7. Uji Coba


c. Pembuatan File Ekstensi Exe
Pada tahap selanjutnya yaitu pembuatan file executable tahap dimana telah memastikan
bahwa aplikasi yang dibuat sudah tidak ada error dan sudah layak untuk digunakan. Untuk
membuat file executable caranya klik File > Build Setting > Masukkan (drag) semua scene ke
dalam secara berurutan ke Scenes In Build > Pilih Platform PC, Mac & Linux
Standalone.Kemudian klik build, kemudian akan muncul tampilan seperti gambar 8.

Gambar 8. Pembuatan File exe

Kemudian di tahap ini adalah proses building menjadi aplikasi, caranya klik build
kemudian akan muncul file yang telah selesai di build lihat gambar 9.

Gambar 9. Pemberian Nama Aplikasi Ekstensi exe


d. Implementasi Aplikasi
Tahap akhir dalam pembuatan aplikasi Virtual Reality ini adalah tahap implementasi yang
berbentuk executable file. Pada bagian ini aplikasi sudah dapat digunakan oleh user secara
personal. Pengguna dapat melihat bentuk bangunan Masjid Agung Banten melalui aplikasi ini
dan juga dapat menilai serta memberikan pendapat terhadap bangunan Masjid Agung Banten
yang telah dibuat secara Virtual ini.
Hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi ini adalah spesifikasi komputer yang
digunakan harus memenuhi kriteria minimal seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Minimum untuk Menjalankan Aplikasi

Jika kriteria pada Tabel 1 sudah terpenuhi maka pengguna dapat menjalankan aplikasi
Virtual Reality ini dengan lancar. Berikut merupakan konfigurasi awal sebelum aplikasi
berjalan. Lihat Gambar 10.
Gambar 10. Konfigurasi Awal

Pada Gambar 10 di atas terdapat pengaturan Graphics & Input. Pengaturan Graphics
berguna untuk mengatur resolusi layar aplikasi dan kualitas grafik yang di inginkan. Sedangkan
pada bagian Input terdapat keterangan tombol navigasi yang digunakan agar Controller dapat
bergerak sesuai dengan keinginan pengguna.
Tekan tombol Play untuk memulai aplikasi. Lihat Gambar 6 yang menampilkan aplikasi saat
sedang berjalan. Saat tombol Play ditekan maka user akan ke aplikasi Virtual Reality, dan user
akan menggunakan dengan tombol navigasi W, A, S, D, untuk bergerak ke depan, kiri,
belakang, dan kanan.
Gambar 11. Implementasi Aplikasi

e. Persentase Responden
Untuk menunjang penulisan, penulis melakukan survei hasil penelitian aplikasi terhadap 10
responden. Lihat tabel 2 dan gambar 12.

Tabel 2. Persentase Responden


Gambar 12. Grafik Persentase Responden

5. KESIMPULAN

Virtual reality adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang menampilkan tampilan 360
derajat. Dengan adanya aplikasi Virtual Reality Masjid Agung Banten ini dapat bermanfaat dan
mempermudah sebagai media pengenalan lingkungan, pembelajaran peninggalan bangunan
bersejarah, serta menambah pustaka digital di Banten. Modeling tiga dimensi menggunkan
aplikasi SketchUp ini pada dasarnya adalah pembuatan objek dari sebuah rectangle, push/pull,
cube, circle,dan tools lainnya seperti scale, extrude, dan rotate dapat dibentuk sebuah objek
seperti yang diinginkan. Kemudian Unity digunakan untuk membangun aplikasi Virtual yang
atraktif dan interaktif, dengan fitur yang terdapat pada Unity objek yang dibuat di SketchUp
dapat diolah menjadi sebuah aplikasi Virtual Reality yang dapat digunakan oleh pengguna.

6. SARAN

Untuk menjadikan suatu objek nyata atau sebuah konsep menjadi sebuah aplikasi Virtual
Reality dibutuhkan ketelitian dalam pembuatannya agar objek yang dibuat dapat menyerupai
dengan bentuk aslinya, perlu pemahaman akan pemrosesan objek realitas tiga dimensi yang
mendalam serta diperlukan untuk observasi langsung guna mempermudah dalam mendesain tata
letak dan perancangan bangunannya.
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
terutama kepada kemenristek dikti yang telah membiayai penelitian ini, kepada bapak-bapak
dosen yang ikut terlibat dalam menelitian ini, atas waktu tenaga dan materi yang dikeluarkan
dalam prosesnya, semoga Allah SWT membalas usaha dan kerja keras kita semua dan
sebuah lading amal untuk kita semua, aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kresna Galuh D. 2016, Virtual Reality dan


Perkembangannya, https://www.codepolitan.com/virtual-reality-dan-
perkembangannya.

[2] Fernandaguns. 2016, System Development Lyfe Cycle


(sdlc.2016. http://fernandaguns.ilearning.me/2016/03/08/sdlc-sistem-
informasimanajemen/.

[3] Claude Guillot, Hasan Muarif Ambary, and Jacques Dumarçay. 1990, Gramedia
Book Publishing Division, Banten.

[4] Pkpt. Provinsi Banten. 2017, http://pdpt.gaismamedia.com/provinsi/banten/.

[5] Baskara Arya Pranata, AK Pamoedji, and Ridwan Sanjaya. 2015, Mudah
Membuat Game dan Potensi Finansialnya dengan Unity 3d, PT. ELEX MEDIA
KOMPUTINDO, Jakarta.

[6] Rickman Roedavan. 2014, Unity Tutorial Game Engine.

[7] Simas.kemenag.go.id. Sejarah Masjid Agung Banten.


2014, http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/537/.

[8] Wahyudin Wahyudin, Subandi Wahyudi, and M Isnaeni Agus Robbi. Visualisasi
Masjid Agung Rangkasbitung Berbasis 3d dengan Menggunakan Google
Sketchup & After Effect.
BAB III

A. ANALISIS MAHASISWA

Anda mungkin juga menyukai