Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RESUME

Keterpaduan Islam dan Sains

(Konstribusi Islam dalam Dunia Intelektual Barat)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah: Keterpaduan Islam dan Iptek


Dosen : Edy Candra, M.Si. M,Pd

Disusun oleh:

Isnaniyah (59461241)

Biologi C / Semester VII

JURUSAN BIOLOGI - FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

2012
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buku-buku yang menguraikan ihwal konstribusi islam atas pengetahuan barat,
kiranya sudah banyak ditulis. Baik oleh para penulis islam sendiri maupun para sarjana
barat. Akan tetapi hampir selalu saja terkesan adanya beberapa aspek yang terasa
“kurang”. Bahkan tidak jarang dengan memuat daftar panjang istilah-istilah sains dan
teknologi modern yang kiota m,enggarai sebagai berasal dari bahasa Arab. Dengan
ulasan yang kurang memadai dan ini salah satu indikasi yang cukup sebagai bukti
bahwa tidak sedikit sumbangan islam terhadap peradaban dan ilmu pengetahuan eropa
atau barat.

Tidak banyak kita jumpai, buku buku terjemahan dalam bahasa Indonesia yang
memaparkan secara konprehensif dengan kajian2 analisis, sehingga mampu
menyajikan gambaran dengan cukup jelas peta peradaban islam di tengah konstelasi
peradaban dunia. Seberapa besar peranandan pengaruh islam terhadap dunia ilmu
pengetahuan terutama pada era abad pertengahan yang di sebut-sebut sebagai abad
kegelapan bagi eropa dan abad keemasan islam? Sejauh mana adap tasi, penguranga
dan penambahan serta modifikasi yang di lakukan secarakreatif oleh orang-orang
muslim terhadap ilmu pengetahuan dan pearadaban(warisan) yunani-romawi-
termasuk cina,jepang,india dan seterusnya serta dengan cara bagaimana pula mereka
menyebarkannya hingga mampu mengantar eropa(barat) kepada abad renaisans. Di
antara beberapa pertimbangan itulah, kami menganggap buku karya Mehdi
Nakosteen ini, layak dan amat relevan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta
dapat dibaca khususnya oleh para ulama, cendekiawan, peminat dan pemerhati ilmu
pengetahuan pada umumnya.

Di dalam penerjemahan buku ini, sengaja digunakan transliterasi terhadap teks,


kosa kata dan nama-nama yang berasal dari bahasa arab yang sudah ditransliterasikan
menurut ejaan bahasa inggris kedalam literasi bahasa Indonesia
1.2 Identitas Buku

Judul :Kostrisbusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat:

Judul Asli : History Of Islamic Origins Of Western Education A.D. 800-1350


With An Introduction To Medieval Muslim Education (Colorado:
University Of Colorado Press, Boulder,1964)

Sub Judul :Perpustakaan Sebagai Pendidikan Dalam Islam

Pengarang : NAKOSTEEN,Mehdi

Penerjemah : Joko S.Kahhar,Supriyanto Abdullah

Penyunting : Magnastria Adityawan

Hak Penerbitan : Pada Risalah Gusti

Desain Sampul : Ed-Adesign

Termasuk Indeks : ISBN 979-556-094-8

Halaman : 525 Halaman

Tebal : 23 Cm

Cetakan :1995

Cetakan Kedua : ,Februari 2003

Penerbiit : Risalah Gusti

Jl. Ikan Mungsing XIII/1

Telp. (031) 3539440;Fax. (031) 3529800

Surabaya- 60177.

e-mail : risalahgusti@telkom.net

1.3 Pengantar Penulis


Dalam setiap penelitian sejarah pendidikan Barat kita sering mengabaikan
peradaban Cina-Jepang dan hanya sesekali merujuk kepada kebudayaan Hindu. Yang
sesungguhnya sangat penting bagi pengetahuan dan pemahaman kita, atas evolusi,
teori dan praktik, pendidikan di Eropa dan Amerika Serikat.

Satu hal yang hendaknya benar-benar deicamkan oleh para pembaca sejak awal,
adalah digunakan kata-kata Muslim, kata –kata ini tidaklah sinonim dengan kata Arab
maupun Persia. Kata-kata tersebut juga tidaklah saling ditukar. Tidak semua orang
Arab adalah Muslim. Ada orang-orang Arab Kristen, Arab Ibrani, Arab Syiria dan
seterusnya. Sekali lagi, tidka semua yang berasal dari kebudayaan Persia adalah
Muslim. Jelsnya, kebudayaan Persia mendahului Islam.

1.4 Tujuan Kajian Dalam Buku Ini

Secara khusus, tujua studi dalam buku ini adalah untuk menentukan ruang lingkup
dan tingkat ilmu pengetahuan muslim antara tahun 750-1350 M, dan untuk
menunjukan pengaruh serta dampak ilmu pengetahuan ini pada sekolah-sekolah
Kristen latin di eropa barat. Studi ini di batasi dan diupayakan untuk memberikan
jawaban terhada empat pertanyaan dasar.

1. Melalui saluran-saluara manakah dan seberpa luasilmu pengetahuan klasik


Greco-Helenistik, Syria-Alexandrian,Zoroatrian dan india kepada orang-orang
muslim?
2. Tabahan-tambahan, modifikasi, atau adaptasi kumulatif dan kreatif apakah yang
telah dilakuakan terhadap pengetahuan klasik ini di tangan para cendekiawan
muslim semenjak abad ke delapan sampai abad ke sebelas?
3. Melalui saluran-saluran apakah dan sampai sejauh manakah hasil-hasil dari ilmu
klasik yang dipelihara, diperkaya, dan diperluas oleh cendekiawaan tersebut
mencapai dunia barat, terutama selama abad ke duabelas dan abad ke tigabelas?
4. Akhirnya,kontribusi-kontribusiv dasar apakah dari penyebaran ilmu pengetahuan
ini terhadap ekpransi dan rekonsrtuksi kurikulum eropa barat, terutama di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dan professional?
BAB II
RINGKASAN BUKU

(Perpustakaan Sebagai Pusat Pendidikan Dalam Islam)


2.1 Pembahasan perpustakaan sebagai pusat pendidikan dalam Islam

Semua Muslim, baik kaya maupun miskin, penguasa atau rakyat biasa, Persia atau
Arab dan tua atau muda, telah menunjukan penghormatan yang besar kepada
cindekiawan. Namun tetap lebih besar penghprmatan mereska terhadap karya-karya
ilmu pengetahuan atau masterpies yang berkenaan dengan kesustraan. Kepadanya
sekaligus, ketika buku-buku disalin dengan tulisan tangan oleh para penyalin kuhusus,
kesetiaan kepada buku-buku terkenal, nyaris sama dengan kesetiaaannya terhadap
religiusitas, hal-hal yang bersifat mistik.

Cintanya Muhjyiddin ibnu Arabi menyatakan dalam Mahadurat al-Abrar, bahwa


sebuah buku terkenal tentang sejarah atau bersifat ilmiah, mengungkapkan kebijakan
pemikira yang sangat bagus, ditopang oleh tradisi maalalu dan menunjukkan hasil-
hasil pikiran yang logis dari banyak negeri yang jauh, adalah sungguh sesuatu yang
berharga, namun dengan mudah dan denga murah dapat di peroleh jika dibandingkan
dengan barang-barang lainnya.

` Al-Arabi, dalam sumber yang di kutip tersebut di atas,membandingkan sebuah


buku dengan sebuah kebun buah-buahandan kebun raya,sebuah(penymbung) lidah
bagi orang yang mati,juru bicara bagi orang yang hidup-“Seorang tamu sore hari
yangtidak pernah tidur hingga anda tidur dan tidak pernah mengucapkan kata-kata
kecuali apa yang menyenangkan Anda, dan tidak pernah membuka rahasia. Ia adalah
tetangga yang paling setia, teman yang pantas(adil), rekan yang patuh,guru yang
rendah hati, teman yang ahli dan bermanfaat, tidak suka membantah atau
menjenuhkan”

Hingga masa itu, tidak mengherankan bahwa dengan sikap takzim kepada buku-
bukutersebut, maka perpustakaan-perpustakaan muslim dan sebelumnya oleh orang
persiamenjadi pusat-pusat ilmu pengetahuan dimanapun perpustakaan-perpustakaan
tesebut didirikan, sebenarnya beberapa sekolah tinggi Muslim awal, seperti
Akademi Baitul Hikmah,di baghdat semula adalah perpustakaan yang pada masa itu
berkembang menjadi perguruan tinggi. Syalaby melaporkan, bahwa perpustakaan-
perpustakaansemacam Khazanah al-hikmah (Gudang kebijaksanaan) al-munajjin
(888;275H.) dan lain-lain di mosul dan basrah, telah didirikan oleh pelanggannya
sebagai pusat atau digabung dengan ousat-pusat belajar, terbuka untuk masyarakat
dari jauh dan dekat.

Perpustakaan Adud ad-Dawlah di shiraz, ‘tediri dari sebuah galeri yang


panjang, dengan kamar-kamar penyimpanan(gudang) di sebelahnya. Sepanjang
dinding galeri dan kamar-kamar penyimpanan, terletak lemari-lemari buku yang
berisi banyak rak-rak buku. Buku-buku tersusun di rak-rak buku, dan untuk masing-
masing cabang ilmu pengetahuan dikelompokan secara terpisah;

Tiga jenis pwerpstakaan pada abad permulaan islam, Umum,semi umum dan
pribadi. Perpustakaan-perpustakaan umum biasanya berhubungan dengan sekolah-
sekolah tinggi atau masjid, tetapi terbuka juka untuk umum, perpustakaan semi
umum, di sisi lain terbuka untuk satu kelompok yang terpilih. Perpustakaan pribadi.
Sebagaimana sebutannya, dimiliki oleh para cendekiwan untuk kebutuha pribadi.
Tiga jenis perpustakaan tersebut banyak terdapat di seluruh penjuru dunia islam,
Berapa banyak sebetulnya perpustakaan-perpustakaan pribadi yang ada dalam dunia
islam dan nasib apa yang terbanyak menimpanya. Tidak diketahui.

History of Muslim Education. Karya syalaby. Memberikan suatu daftar


sebagian dengan deskripsi-deskripsi yang memenuhi ketiga jenis perpustakaan
muslim tersebut, yang amat berguna dalam perhatian kita ini. Perpustakaan umum
yang yang didaftar ialah Baitul Hikmah, perpustakaan Haidar di Najaf, perpustakaan
ibnu Sawwa di Basrah, yang terkenal perpustakaan Khazanah Sabur Darul Ilmi, di
Baghdad, Darul Ilm milik asy-syarif ar-Rdi, perpustakaan Masjid dari az-Zaid, Darul
ilmi (darul hikmah), perpustakaan kairo dan perpustakaan-perpustakaan sekolah
terkenal. Diantara perpustakaan-perpustakaan semi pribadi terdaftar,
Annasiruddinullah, Al-Mu’tashimbillah, dan perpustakaan Khalifah-khalifah
fatimiyyah.
Khalifah-khalifah dan perdana menteri (wasir) Muslim mendorong ilmu
pengetahuan diseluruh kota-kota penting islam dan menyediakan perpustakaan-
perpustakaan yang ada bagi siapa saja yang perduli untuk menggunakannya. Bahkan
monarki-monarki tersebut membuka perpustakaan-perpustakaan pribadi mereka
untuk umum, terutama Samaniyyah di Bukhara dan Hamdaniyyah di Syria dan
Buyyiyyah (Buwaihiyyah) di Shiraz. Avicenna (980-1037).

Ahli geografi Yaqut al-Hamawai (1178-1229) menyatakan bahwa selama


tiga tahun ia tinggal di Marv, bermaca-macam perpustakaan amat banyak
meminjamkan buku-buku. Ia sendiri menyatakan bahwa “Rumahku tidak pernah
kosong dari 200 volume buku-buku yang saya pinjam, atau lebih dan saya tidak
perdnah member uang tanggungan walaupun buku-buku tersebut bernilai 200 dinar”
lagi pula, “ sudah barang tentu saya tidak akan meninggalkan kota itu sampai mati
karena banyak orang- orang, kesbaikan hati, kederwanan dan kesetiaaan orang-
orangnya serta banyak buku-buku penting disana. Karena apabila saya
meninggalkannya, sama dengan saya meninggalkan sepuluh perpustakaan.

Khalifah al-Hikam II mendirikan sebuah perpustakaan besar di Cordova pada


decade akhir abad kesepulug, diperkaya dengan buku-buku terbaik di mana Khalifah
yang murah hati dan mewah ini dapat membelinya melalui agen-agen penyalur
buku-buku di semua pasar-pasar buku dunia Muslim. Perpustakaan terbuka untuk
semua orang suka menggunakannya.

2.2 Perpustakaan-Perpustakaan Penting Islam

1. Perpustakaan-perpustakaan di timur
Dari Baghdad sampai Nishopur. Baghdad didalam kemuliaannya, yakni pada
peralihan abad ketigabelas dan decade-dekade sebelum bangsa Mongol
menghancurdkan kota besar itu, dibandingkan oleh tigapuluh enam buah
perpustakaan, di antaranya:
a. Perpustakaan Umar al- Waqidi (736-811), diperkirakan memiliki sebanyak
seratus duapuluh ekor onta beban buku-buku.
b. Perpustakaan Baitul Hikmah dari al-ma’mun, didirikan kira-kira tahun 318
c. Perpustakaan Darul Ilmi (rumah pengetahuan) dari Ardhesir (perdana
menteri), sekitar tahun 991.
d. Perpustakaan Sekolah Tinggi Nazamiyyah menggunakan nama
pendirinya(1064)
e. Perpustakaan sekolah Mustasiriyyah (Madrasah), tahun 1233.
f. Perpustakaan Al-Baiqani berisi “ demikian banyak buku-buku hingga
membutuhkan enampuluh tiga keranjang dan dua kopor untuk
mengangkutnya.
g. Perpustakaan Muhammad Ibnu Husain dari Hadista berisi koleksi Manuskrip-
Manuskrip langka disimpan ditempat terkunci.
h. Perpustakaan Ibnu Kamil dengan 10.000 buah buku.disamping itu lebih dari
100 penyalur buku di Baghdad.
2. Perpustakaan-perpustakaan di Persia.
a. Perpustakaan Ibnu Mansur dirinya sendiri bangga sesbagai seorang diantara
pemilik perpustakaan terbaik. Meminta Ibnu Abbad untu menjadi penanggung
jawabnya. Kemudian ia menolak pegawai kerajaan karesna harus
membutuhkan 400 ekor unta untuk mengangkut buku-bukunya tersebut ke
ibukota.
b. Perpustakaan Ibnu Hamid (wafat 971) di Rayy. Seperti digambarkan oleh ibnu
Miskawaih, poengelola perpustakaannya, setelah rumah ibnu Hamid dijarah
oleh beberapa orang jemaah yang menyimpang.
c. Perpustakaan penyair ibnu Hamdan (wafat 935) di Mosul, telah member
kepada sekolah tinggi yang ia dirikan dikota itu, buku-buku dari semua
cabang ilmu pengetahuan.
d. Perpustakaan Adud Ad-Dawlah (wafat 982) memiliki dua cabang, dasamping
itu perpustakaan yang dimilikinya di Basrah, ia membangun sebuah
perpustakaan yang luas di pekarangn istananya di Shiraz.

Pada Abad ketigabelas pada saat itu pula terjadi invasi bangsa Mongol paling
tidak ada sepuluh perpustakaan terkenal diberbagai sekolah tinggi dan dua di
Masjid. Perpustakaan lain yang masih di Persia yaitu di Isfahan,Marv,
Mosul,Basrah, Ghazna dan Nishapur.

3. Perpustakaan-Perpustakaan di Afrika Utara


Di Kairosatu diantara tiga pusat intelektusl islam, disamping “ House of
Seceince” terdapt sejumlah perpustakaan terkenal, diantaranya empat nama
masing0-masing:
a. Perpustakaan Baitul Hikmah “Rumah pengetahuan” didirikan pada tahun
998, oleh khalifah Fatimiyyah, al-Aziz (975-996). Berisi tidak kurang dari
100.000 volume, boleh jadi sebanyaknya 600.000 jilid buku, termasuk
2.400 buah Al-Quran berhiaskan emasdan perak disimpan diruang
terpisah. Menurut Cyrill Elgood.
b. Perpustakaan Al-Fadhil, telah dirampas oleh menteri Abul Faraj pada
tahun 1068, buku-buku berharga diangkut oleh 25 ekor unta beban, buku-
buku tersebut semuanya telah dibakar oleh tentara Turki, beberapa bulan
kemudian. Memerlukan waktu satu Abad lebih untuk merestorasi akibat
dari kebakaran tersebut. Pada tahun 1171, ketika sultan saladin memasuki
Kairo. “ia telah mendirikan sebuah perpustakaan dengan 120.000 volume
didalam istana” dan menyerahkannya kepada “ seorang penanggungjawab
terpelajar,al-Quran Fadhil”.
c. Perpustakaan Pangeran Ben Fatiq, seorang cendekiawan dan penulis
terpelajar, didaftar oleh ibnu abi Usaibiyyah dalam buku sejarahnya. Ahli
kedokteran Yunani dan Arab diantara perpustakaan-perpustakaan pribadi
Yahudi dan Muslim di Kairo.
d. Perpustakaan Ma’arif berisi ribuan buku-buku dari setiap buku-buku ilmu
pengetahuan dengan kalimat-kalimat indah tertulis disampul belakang
tiap-tiap tentang keadaan isinya dan pada setiap volume buku-buku ilmu
kedokteran serta pengetahuan ilmiah, ditulias “komentar yang bagus dan
penjelasan myang bermanfaat “ oleh al-Ma’arif sendiri.

4. Perpustakaan-Perpustakaan di Spanyol dan Sisilia


Lebih dari tujuhpuluh perpustakaan Muslim Spanyol, dua diantara yang mungkin
perlu diperhatikan disini yaitu:
a. Perpustakaan Khalifah Al-Hakim (wafat 976) di Cordova, berisi mungkin
sekitar 600.000 volume secara hati-hati diseleksi oleh para penyalur buku
yang ahli dari semua pasar buku islam. Dipimpin oleh sebuah staf yang cukup
besar, terdiri dari beberapa pustakawan, penyalin dan penjilid di dalam
Scriptorium.
b. Perpustakaan Abul Mu7fteif, seorang hakim Cordova kebanyakan berisi
buku-buku langka. “meterpies-meterpies kaligrafi” perpustakaan ini terjual
dengan lelang, sebesar 40.000 dinar setelah ia wafat tahun 1011.

5. Perpustakaan-perpustakaan Yahudi yang berhubungan dengan islam.


Diantaranya perpustakaan-perpustakaan yahudi, ada beberapa yang signifikan
bagi kebudaan islam.
a. Yaqub Ben Yusuf ben killis atas jasa khalifah di Kairo tahun 979. Didorong
oleh cendekiawan Muslim,ia memperkerdjakan banyak penyalin buku untuk
membuat salinan buku-buku tentang undang-undang kedokteran dan
pengetahuan ilmiah. Menghabiskan 1.000 dinar emas lebih setiap bulannya
untuk dana bagi cendekiawan dan gaji para penyalin serta tukang jilid.
b. Ahli kedokteran abada kesebelas,Elpharim memiliki koleksi besar buku-buku
ilmu kedokteran. Sepuluh volume dari koleksinya akhirnya diangkut ke
perpustakaan Afdad. Putra Amir al-Juyusy tetapi sebanyak 20.000 volume
masih tersisa dalam koleksi miliknya.
c. Ahli kedokteran Abraham ben Hillel (Abul izz) memiliki sebuah perpustakaan
yang sangat luas, berisi karaya-karya Maimonides,galen,Hippocrates dan
Averroes yang mana belakangan terjual dalam suatu lelang.
d. Ahli kedokeran Yahudi lainnya, Leo Mosconi dari Majorea (permulaan abad
empatbelas) memiliki sebuah perpustakaan buku-buku kedokteran dan buku-
buku lainnya.juga terjual belakangan dalam suatu lelang yang mana termasuk
buku-buku Avicenna dan Averreos demikian pula karya-karya penulis Yunani.
e. Perpustakaan milik ahli kedokteran David d’Estella di Prancis (akhir abad
keempatbelas)berisi karya-karya Aristoteles.

2.3 Kehacuran Perpustakaan-Perpustakaan Muslim


Keadaan yang menyertai keruntuhan perpustakaan-perpustakaan Muslim
bervriasi, sebagaimana kejadian-kejadian yang ditunjukan sebagai berikut:
1. Perpustakaan Muslim di Tropoli telah dihancurkan oleh tentara perang Salib, atas
komando seorang Rahib yang tak senang saat menemukan demikian banyak al-
Aquran disana.
2. Perpustakaan besar Aultan Nuh ibnu Mansur digambarkan oleh Avicenna di
tempat lain dalam bagian ini telah seleuruhnya terbakar segera setelah filosof
besar itu berhasil menyelesaikan penelitiannya disana. Kenyataan ini yang
belakang menimbulkan tuduhan bahwa cendikiawan tersebut telah membakar
perpustakaan ini setelah menguasai (memahami) banyak isinya dalam
perpustakaan tersebut.terutama dalam ilmu pengobatan, biasanya mengklaim
informasi bidang-bidang tersebut sebagai miliknya. Ketika sekelompok bangsa
Mongol dan Tarta menjarah kota Baghdad, tahun 1258, mereka membakar semua
perpustakaan. Menemui takdirnya yang serupa dengan itu, terjadi atas
perpustakaan di Samarkand dan Bukhara samapi Baghdad.
3. Perdana menteri Abul Faraj membawa dari perpustakaan al-Hakim di Kairo
tahun 1068 enamppuluh tahun setelah perpustakaan tersebut berdiri. Buku-buku
sebanyak duapuluh lima ekor onta beban dan menjualnya 1.000.000 dinar untuk
membayar tentaranya. Beberapa bulan kemudian, buku-buku tersebut jatuh ke
tangan-tangan tentara Turki yang setelah menaklukkan Khalifah dan menjarah
istananya. Merobek sampul buku-buku dari kulit yang indah itu dsan dibuat
sepatu oleh tentara mereka.
4. Di Spanyol semua perpustakaan pribadi dan umum mengalami suatu akhir
ketidakberuntungannya, ketika bangsa Moor diusir Oleh Pangeran Kristen tahun
1492 dan Ribuan buku-buuku berbahasa Arab dibakar.
Tingkat keruskan, permanen atau sebaliknya, terhadap ilmu pengetahuan dan
pendidikan yang mungkin telah ditimbulkan oleh perusakan terhadap
perpustakaan-perpustakaan utama islam di Mongol, tentara perang Salib, orang-
orang Kristen Barat, Turki, Jemaah yang fanatic terhadap satu aliran tertentu itu
karena kebakaran, boleh jadi karena dilebih-lebihkan oleh para ahli sejarah.
Kita juga ingat bahwa banyak hal-hal yang bermanfaat dalam ilmu pengetahuan
islam telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa Eropa lainnya
menjelang pertengahan abad ketigabelas. Lagipula lama setelah keshancuran
terhadap banyak perpustakaan-perpustakaan cendekiawan Muslim Barat
menghabiskan bertahun-tahun didalam perpustakaan cendekiawan mesir. Hal
mana menimbulkan teka-teki tentang telah dihancurkan perpustakaan-
perpustakaan Timur.
Banyak buku-buku islam tentang filsafat dan ilmu pengetahuan yang ada dalam
perpustakaan-perpustakaan “abad pertengahan” islam telah disalin dari karya-
karya yang sam itu. Sehingga kehilangan bebearapa darinya. Berarti betapa
buruknya adalah kehilangan dari beberapa salinan karya yang sama. Lagipula
banyak dari karya-karya filsafat dan ilmu pengetahuan terutama ilmu pengobatan
tersebut telah diterjemahkan kedalam bahasa Hebrew dan terpelihara dalam
perpustakaan-perpustakaan Yahudi abad pertengahan. Belakangan, ratusan yang
terbaik darinya diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa lainnya
serta tersimpan melalui cara itu.
Untungnya banyak karya-karya baku (asli) dari para cendekiawan Islam terbesar
sepeprti Averroes, ibnu Khaldun,Rhazes, Hafiz, Sa’di,Firdausi, dan lain-lainnya.
Telah selamat dari penghancuran perpustakaan-perpustakaan itu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kelemahan

Banyak perpustakaan yang diperjual belikan, tingkat kerusakan permanen atau


sebaliknya terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan yang mungkin telah ditimbulkan
oleh perusakan terhadap perpustakaan-perpustakaan utama Islam. Dan bahasa yang
digunakan dlam buku ini sulit dipahami.

3.2 Kelebihan

Buku ini sebagai pedoman bagi pembaca yang dalam tahapan zaman modern.
Buku ini juga sangat sistematika. Buku ini dapat dijadikan rujukan penting bagi para
pembaca awam yang berkehendak memahami dengan cukup lengkap tentang figur,
pemikiran, pertentangan gagasan, serta kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu
pengetahuan di sepanjang perjalanannya. Dan didalam buku ini banyak terdapat Ilmu
pengetahuan islam yang mengalami kemajuan yang mengesankan selama periode abad
pertengahan melalui orang-orang kreatif.

Anda mungkin juga menyukai