Disusun oleh:
Isnaniyah (59461241)
CIREBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak banyak kita jumpai, buku buku terjemahan dalam bahasa Indonesia yang
memaparkan secara konprehensif dengan kajian2 analisis, sehingga mampu
menyajikan gambaran dengan cukup jelas peta peradaban islam di tengah konstelasi
peradaban dunia. Seberapa besar peranandan pengaruh islam terhadap dunia ilmu
pengetahuan terutama pada era abad pertengahan yang di sebut-sebut sebagai abad
kegelapan bagi eropa dan abad keemasan islam? Sejauh mana adap tasi, penguranga
dan penambahan serta modifikasi yang di lakukan secarakreatif oleh orang-orang
muslim terhadap ilmu pengetahuan dan pearadaban(warisan) yunani-romawi-
termasuk cina,jepang,india dan seterusnya serta dengan cara bagaimana pula mereka
menyebarkannya hingga mampu mengantar eropa(barat) kepada abad renaisans. Di
antara beberapa pertimbangan itulah, kami menganggap buku karya Mehdi
Nakosteen ini, layak dan amat relevan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta
dapat dibaca khususnya oleh para ulama, cendekiawan, peminat dan pemerhati ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Pengarang : NAKOSTEEN,Mehdi
Tebal : 23 Cm
Cetakan :1995
Surabaya- 60177.
e-mail : risalahgusti@telkom.net
Satu hal yang hendaknya benar-benar deicamkan oleh para pembaca sejak awal,
adalah digunakan kata-kata Muslim, kata –kata ini tidaklah sinonim dengan kata Arab
maupun Persia. Kata-kata tersebut juga tidaklah saling ditukar. Tidak semua orang
Arab adalah Muslim. Ada orang-orang Arab Kristen, Arab Ibrani, Arab Syiria dan
seterusnya. Sekali lagi, tidka semua yang berasal dari kebudayaan Persia adalah
Muslim. Jelsnya, kebudayaan Persia mendahului Islam.
Secara khusus, tujua studi dalam buku ini adalah untuk menentukan ruang lingkup
dan tingkat ilmu pengetahuan muslim antara tahun 750-1350 M, dan untuk
menunjukan pengaruh serta dampak ilmu pengetahuan ini pada sekolah-sekolah
Kristen latin di eropa barat. Studi ini di batasi dan diupayakan untuk memberikan
jawaban terhada empat pertanyaan dasar.
Semua Muslim, baik kaya maupun miskin, penguasa atau rakyat biasa, Persia atau
Arab dan tua atau muda, telah menunjukan penghormatan yang besar kepada
cindekiawan. Namun tetap lebih besar penghprmatan mereska terhadap karya-karya
ilmu pengetahuan atau masterpies yang berkenaan dengan kesustraan. Kepadanya
sekaligus, ketika buku-buku disalin dengan tulisan tangan oleh para penyalin kuhusus,
kesetiaan kepada buku-buku terkenal, nyaris sama dengan kesetiaaannya terhadap
religiusitas, hal-hal yang bersifat mistik.
Hingga masa itu, tidak mengherankan bahwa dengan sikap takzim kepada buku-
bukutersebut, maka perpustakaan-perpustakaan muslim dan sebelumnya oleh orang
persiamenjadi pusat-pusat ilmu pengetahuan dimanapun perpustakaan-perpustakaan
tesebut didirikan, sebenarnya beberapa sekolah tinggi Muslim awal, seperti
Akademi Baitul Hikmah,di baghdat semula adalah perpustakaan yang pada masa itu
berkembang menjadi perguruan tinggi. Syalaby melaporkan, bahwa perpustakaan-
perpustakaansemacam Khazanah al-hikmah (Gudang kebijaksanaan) al-munajjin
(888;275H.) dan lain-lain di mosul dan basrah, telah didirikan oleh pelanggannya
sebagai pusat atau digabung dengan ousat-pusat belajar, terbuka untuk masyarakat
dari jauh dan dekat.
Tiga jenis pwerpstakaan pada abad permulaan islam, Umum,semi umum dan
pribadi. Perpustakaan-perpustakaan umum biasanya berhubungan dengan sekolah-
sekolah tinggi atau masjid, tetapi terbuka juka untuk umum, perpustakaan semi
umum, di sisi lain terbuka untuk satu kelompok yang terpilih. Perpustakaan pribadi.
Sebagaimana sebutannya, dimiliki oleh para cendekiwan untuk kebutuha pribadi.
Tiga jenis perpustakaan tersebut banyak terdapat di seluruh penjuru dunia islam,
Berapa banyak sebetulnya perpustakaan-perpustakaan pribadi yang ada dalam dunia
islam dan nasib apa yang terbanyak menimpanya. Tidak diketahui.
1. Perpustakaan-perpustakaan di timur
Dari Baghdad sampai Nishopur. Baghdad didalam kemuliaannya, yakni pada
peralihan abad ketigabelas dan decade-dekade sebelum bangsa Mongol
menghancurdkan kota besar itu, dibandingkan oleh tigapuluh enam buah
perpustakaan, di antaranya:
a. Perpustakaan Umar al- Waqidi (736-811), diperkirakan memiliki sebanyak
seratus duapuluh ekor onta beban buku-buku.
b. Perpustakaan Baitul Hikmah dari al-ma’mun, didirikan kira-kira tahun 318
c. Perpustakaan Darul Ilmi (rumah pengetahuan) dari Ardhesir (perdana
menteri), sekitar tahun 991.
d. Perpustakaan Sekolah Tinggi Nazamiyyah menggunakan nama
pendirinya(1064)
e. Perpustakaan sekolah Mustasiriyyah (Madrasah), tahun 1233.
f. Perpustakaan Al-Baiqani berisi “ demikian banyak buku-buku hingga
membutuhkan enampuluh tiga keranjang dan dua kopor untuk
mengangkutnya.
g. Perpustakaan Muhammad Ibnu Husain dari Hadista berisi koleksi Manuskrip-
Manuskrip langka disimpan ditempat terkunci.
h. Perpustakaan Ibnu Kamil dengan 10.000 buah buku.disamping itu lebih dari
100 penyalur buku di Baghdad.
2. Perpustakaan-perpustakaan di Persia.
a. Perpustakaan Ibnu Mansur dirinya sendiri bangga sesbagai seorang diantara
pemilik perpustakaan terbaik. Meminta Ibnu Abbad untu menjadi penanggung
jawabnya. Kemudian ia menolak pegawai kerajaan karesna harus
membutuhkan 400 ekor unta untuk mengangkut buku-bukunya tersebut ke
ibukota.
b. Perpustakaan Ibnu Hamid (wafat 971) di Rayy. Seperti digambarkan oleh ibnu
Miskawaih, poengelola perpustakaannya, setelah rumah ibnu Hamid dijarah
oleh beberapa orang jemaah yang menyimpang.
c. Perpustakaan penyair ibnu Hamdan (wafat 935) di Mosul, telah member
kepada sekolah tinggi yang ia dirikan dikota itu, buku-buku dari semua
cabang ilmu pengetahuan.
d. Perpustakaan Adud Ad-Dawlah (wafat 982) memiliki dua cabang, dasamping
itu perpustakaan yang dimilikinya di Basrah, ia membangun sebuah
perpustakaan yang luas di pekarangn istananya di Shiraz.
Pada Abad ketigabelas pada saat itu pula terjadi invasi bangsa Mongol paling
tidak ada sepuluh perpustakaan terkenal diberbagai sekolah tinggi dan dua di
Masjid. Perpustakaan lain yang masih di Persia yaitu di Isfahan,Marv,
Mosul,Basrah, Ghazna dan Nishapur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kelemahan
3.2 Kelebihan
Buku ini sebagai pedoman bagi pembaca yang dalam tahapan zaman modern.
Buku ini juga sangat sistematika. Buku ini dapat dijadikan rujukan penting bagi para
pembaca awam yang berkehendak memahami dengan cukup lengkap tentang figur,
pemikiran, pertentangan gagasan, serta kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu
pengetahuan di sepanjang perjalanannya. Dan didalam buku ini banyak terdapat Ilmu
pengetahuan islam yang mengalami kemajuan yang mengesankan selama periode abad
pertengahan melalui orang-orang kreatif.