Anda di halaman 1dari 28

STRATEGI PENGEMBANGAN CURUG SEWU DI

KABUPATEN KENDAL PASCA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Disusun Oleh:

Nama : Shania Yanma

NIM : 194824

Program Studi : Pariwisata

Jenjang : Strata-Satu/S-1

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM)


YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL ARTIKEL ILMIAH

STRATEGI PENGEMBANGAN CURUG SEWU DI


KABUPATEN KENDAL PASCA PANDEMI COVID-19

Diajukan Oleh :
Shania Yanma
194824

Telah Diterima dan Disetujui Oleh :

Pembimbing I Tanda Tangan Tanggal

Dr. Dra. Damiasih, MM.,M.Par., CHE.,CGSP …………………… …………………….


NIDN : 0504086902

Pembimbing II Tanda Tangan Tanggal

Moch. Nur Syamsu, S.Pt.,M.Par.,CHE.,CGSP ………………… …………………...


NIDN : 0506036302

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal Artikel Ilmiah yang berjudul :
“STRATEGI PENGEMBANGAN CURUG SEWU DI KABUPATEN
KENDAL PASCA PANDEMI COVID-19’’. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih banyak kekurangan baik penulisan
maupun penyusunan laporan ini. Akan tetapi, berkat bantuan berbagai pihak,
penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan lancer. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Suhendroyono SH.,MM.,M.Par., CHE., CGSP selaku ketua Sekolah


Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
2. Dr. Dra. Damiasih., MM., M.Par., CHE., CGSP selaku wakil ketua
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
3. Moch. Nur Syamsu, S.Pt.,M.Par., CHE., CGSP selaku kaprodi S1 yang
telah mengesahkan laporan ini sekaligus memberkan arahan dan saran.
4. Semua pihak dan teman-teman yang membantu tersusunnya laporan ini.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkannya. Penulis juga menyadari ada banyak kekurangan
dalam penyusunan jurnal ilmiah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan jurnal ilmiah ini.

Yogyakarta, 13 Juni 2022

Penulis,

Shania Yanma

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................7
F. Linieritas Penelitian......................................................................................7
G. Sistematika Penulisan...................................................................................8
BAB II KAJIAN LITERATUR DAN KAJIAN TEORI....................................9
A. Kajian Literatur.............................................................................................9
B. Kajian Teori................................................................................................12
BAB III METODOLOGI DAN DATA..............................................................16
A. Metodologi..................................................................................................16
B. Data Penelitian............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata berasal dari dua kata yaitu Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan

sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan Wisata

dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian. ‘‘Pariwisata” dapat juga

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari

suatu tempat ketempat yang lain. Kepariwisataan merupakan sebuah kegiatan

usaha dalam melayani kebutuhan atau memenuhi keinginan seorang wisatawan

yang akan memulai atau sedang dalam melakukan sebuah perjalanan wisata.

Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai sumber daya alam

yang merupakan modal utama untuk meningkatkan taraf hidup bangsa melalui

pendayagunaan kekayaan yang dimiliki. Salah satu kekayaan yang dimiliki

Indonesia adalah ditemukannya berbagai macam destinasi wisata dengan daya

tarik dan ciri khas tersendiri, sehingga dapat menarik perhatian wisatawan baik

domestik maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

Melimpahnya kekayaan budaya dan alam Indonesia berupa keadaan alam, flora,

dan fauna yang sangat banyak memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan

domestik maupun wisatawan mancanegara dan apabila hal tersebut dikembangkan

dapat menjadi modal bagi pengembangan dan peningkatan sektor pariwisata

Indonesia. Modal akan potensi alam yang melimpah tersebut perlu di manfaatkan

secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang di tujukan untuk

1
meningkatkan pendapatan daerah, dan memiliki berbagai keuntungan misalnya

dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat, memperluas

kesempatan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan

mendayagunakan potensi alam tersebut.

Dunia pariwisata mulai disadari sebagai peluang baru di sekitar bisnis dan

perdagangan industri pariwisata yang mempunyai potensi cukup besar karena

mendatangkan devisa yang besar bagi Negara Indonesia. Hal tersebut sangat dapat

menunjang tingkat kesejahteraan hidup rakyat. Pada saat ini pariwisata sudah

berkembang menjadi salah satu penunjang perekonomian bagi Sebagian negara-

negara yang sudah sadar akan wisata atau kepariwisataan Disadari bahwa

kemajuan pariwisata akan membawa dampak, baik yang positif maupun negatif

dari terkikisnya budaya lokal sampai degradası lingkungan karena pembangunan

pariwisata yang tidak memperhatikan keberlanjutan. Masing-masing daerah

memiliki berbagai aset yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata yang

menarik minat wisatawan. (Moch. Nur Syamsu, 2016).

Jawa Tengah yang merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang

memiliki beragam tempat wisata yang menarik dan banyak dikunjungi oleh

wisatawan. Provinsi ini memiliki banyak potensi wisata seperti: keanekaragaman

budaya, panorama dan keindahan alam di daerah tujuan wisata yang tersebar di

berbagai daerah kabupaten. Dilihat dari obyek dan daya tarik, wisata alam

memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan dan dapat berperan

penting dalam meningkatkan pariwisata di Jawa Tengah.

2
Dari banyaknya wilayah yang ada di Jawa Tengah penulis memilih daerah

Kabupaten Kendal yang terkenal dengan wisata alam dan budayanya. Kabupaten

Kendal merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki

berbagai ragam potensi yang berupa kuliner, wisata alam, seni dan budaya,

sebagai daya tarik wisata.

Kabupaten Kendal memiliki potensi pariwisata yang cukup besar sehingga

diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan untuk meningkatkan pendapatan

daerah. Salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kendal yaitu Curug

Sewu. Wisata curug yang ada di Kabupaten Kendal memiliki keindahan alam

sekitar curug yang indah dan masing masing mempunyai keunikan tersendiri yang

membuat pengalaman tak terlupakan ketika berwisata di curug ini.

Penelitian akan berfokus pada pengembangan destinasi wisata Curug

Sewu di masa pandemi Covid-19. Destinasi wisata Curug Sewu menjadi salah

satu wisata unggulan yang ada di Kabupaten Kendal, dengan adanya

perkembangan yang terjadi diharapkan dapat menarik wisatan untuk berkunjung.

Hampir seluruh negara di dunia saat ini sedang berlomba-loba untuk

mengembangkan destinasi wisata menjadi lebih baik dan dapat bersaing dengan

yang lain, dengan ada persaingan pemerintah harus gencar dalam mempromosikan

pariwisata yang mereka miliki untuk menarik minat wisatawan sebanyak mungkin

agar dapat berkunjung ke negaranya.

Destinasi liburan ini menawarkan pemandangan alam yang sangat bagus.

Pariwisata melakukan aktivitas, pelayanan produk dan hasil industri pariwisata

3
yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan. Untuk

pembentuk pengalaman perjalanan bagi wisatawan yang utama adalah adanya

daya tarik dari suatu tempat atau lokasi (Damiasih, 2017).

Tahun ini merupakan tahun berduka bagi Negara Indonesia, karena dari

tahun 2020 ini Indonesia terkena virus yang mulai muncul pertama kali dari

Wuhan, China. Virus ini bernama Corona atau Covid-19, pemerintah sudah

mewanti-wanti dan bergerak cepat sejak awal virus ini muncul, pemerintah sudah

perlahan menutup segala fasilitas umum, transportasi umum, atau apapun yang

dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan. Dan salah satu yang terkena

dampak adalah sektor pariwisata.

Masyarakat diwajibkan untuk tetap berada dalam rumah selama 14 hari,

selama masa pandemi seluruh aktifitas dilakukan dari rumah, mulai dari sekolah

hingga bekerja. Sehingga sektor pariwisata diseluruh dunia menjadi tidak

berjalan, terjadinya penurunan wisatawan secara drastis sehingga banyak destinasi

wisata yang tutup dan hal ini sangat mempengaruhi perekonomian.

Dalam proposal jurnal ilmiah ini penulis memilih judul “STRATEGI

PENGEMBANGAN CURUG SEWU DI KABUPATEN KENDAL PASCA

PANDEMI COVID-19” sebagai judul artikel ilmiah dikarenakan penulis merasa

bahwa sektor pariwisata perlu bangkit kembali, salah satunya obyek wisata Curug

Sewu setelah memasuki masa Pasca Pandemi Covid-19.

4
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis jelaskan diatas, terdapat beberapa

hal yang perlu dikaji dalam rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan obyek wisata Curug Sewu di Kabupaten Kendal?

2. Bagaimana strategi pengembangan Curug Sewu pasca pandemi covid-19.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara pengelolaan yang diterapkan untuk obyek wisata

Curug Sewu di Kabupaten Kendal.

2. Untuk mengetahui strategi pengembangan Curug Sewu pasca pandemi

Covid-19.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu untuk memberikan

manfaat kepada :

1. Manfaat Bagi Penulis

a. Menambah pengalaman dan wawasan penulis mengenai bagaimana

cara untuk mengembangkan dan mempromosikan destinasi wisata di

suatu daerah.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai upaya

pengelolaan promosi dalam mengembangkan suatu obyek wisata.

c. Sebagai syarat kelulusan dalam menyelesaikan program S1 Pariwisata

Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta.

5
2. Manfaat Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

a. Mampu menjadi salah satu referensi dan tambahan literature pustaka

di bidang pariwisata, terutama bagi mahasiswa.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat membentuk

mahasiswa yang profesional di bidang pariwisata, yang nantinya

sebagai bekal memasuki dunia kerja.

c. Untuk membentuk mahasiswa yang cerdas, profesional, dan mampu

bekerja keras dalam mengelola pariwisata di Indonesia.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

a. Untuk mengenalkan masyarakat tentang potensi pariwisata yang ada

di sekitar Kabupaten Kendal.

b. Untuk mengajak masyarakat ikut dalam mempromosikan obyek

wisata Curug Sewu.

c. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang lebih terhadap semua

masyarakat luas mengenai cara pengembangan dan pelestarian

pariwisata secara berkelanjutan.

4. Manfaaat Bagi Pemerintah

a. Dapat dijadikan sebagai sumber referensi kebijakan bagi pemerintah

dalam mempromosikan obyek wisata Curug Sewu.

b. Dapat mengetahui bagaimana pengelolaan destinasi wisata di Curug

Sewu pasca Pandemi Covid-19.

c. Untuk membantu pemerintah dalam menentukan upaya apa yang akan

dilakukan dalam pengembangan obyek wisata Curug Sewu.

6
E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertempat di Kabupaten Kendal,

Provinsi Jawa Tengah, dan dalam penelitian ini permasalahan yang akan dibatasi

adalah ‘‘Strategi Pengembangan Curug Sewu di Kabupaten Kendal Pasca

Pandemi Covid-19”. Dengan batasan masalah ini menjadikan destinasi wisata

yang akan dikenal kembali dan diminati oleh wisatawan setelah Pandemi Covid-

19 selesai.

F. Linieritas Penelitian

Dalam penyusunan Artikel Ilmiah, penulis memfokuskan pada

pembahasan di bidang destinasi agar linier antara jurnal Domestic Case Study

yang berjudul ‘‘Pesona Klenteng Sam Poo Kong Sebagai Daya Tarik Wisata

di Kota Semarang”, Jurnal Foreign Case Study yang berjudul ‘‘Wisata Virtual

Sebagai Alternatif Berwisata di Millenium Monument Malaysia dan Local

Market Barcelona Pada Masa Pandemi Covid-19”. Maka dalam penulisan

Artikel Ilmiah ini penulis mengambil tema yang sama, yaitu tentang destinasi

yang mana dalam Artikel Ilmiah penulis mengambil judul ‘‘Strategi

Pengembangan Curug Sewu di Kabupaten Kendal Pasca Pandemi Covid-

19”.

G. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

7
Di dalam BAB I ini membahas Pendahuluan, Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Linieritas Tema

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II KAJIAN LITERATUR DAN KAJIAN TEORI

Di dalam bab ini membahas tentang Kajian Literatur dan Kajian Teori

3. BAB III

Di dalam bab ini membahas tentang metodologi dan data

4. BAB IV

Membahas Hasil dan Pembahasan

5. BAB V

Membahas Kesimpulan dan Saran

8
BAB II

KAJIAN LITERATUR DAN KAJIAN TEORI

A. Kajian Literatur

Kajian literatur adalah sebuah proses yang umum berupa deskripsi untuk

memperkokoh gagasan peneliti. Kajian literatur berupa tinjauan dari penelitian

terdahulu atau penelitian sebelumnya. Penelitian yang sudah dilakukan tersebut

menjadi acuan untuk melakukan penelitian ini, penelitian yang berfokus pada

strategi pengembangan destinasi sudah banyak yang dilakukan. Penelitian ini

berfokus pada strategi pengembangan dan peningkatan kunjungan wisatawan di

sebuah destinasi. Penelitian yang sudah dilakukan dapat menjadi hasil

perbandingan dengan penelitian yang sedang dilakukan sehingga hasil yang di

dapat tidak menjadi rancu.

Kajian literatur adalah hal yang penting sebagai contact review, karena

akan sangat berguna dan sangat membantu dalam konteks penulisan yang sedang

dilakukan dan dengan kajian ini peneliti dapat menyatakan secara rinci agar

pembaca dapat mengetahui, mengapa masalah ini ingin diteliti, baik dari segi

subjek yang akan diteliti penulis maupun lingkungan manapun dari sisi hubungan

penelitian yang relevan. (Afifuddin, 2014).

Pengembangan kawasan wisata baik lokal, regional maupun nasional

sebuah negara erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi daerah, dengan kata

9
lain pengembangan kepariwisataan pada suatu kawasan wisata selalu akan

diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.

Pengembangan kawasan wisata dimana industri pariwisatanya akan berkembang

dengan baik serta memberi dampak positif bagi daerah itu, menciptakan lapangan

kerja, bahkan akan terjadi permintaan baru dari hasil-hasil pertanian, kerajinan

tangan, dan pendidikan dalam melayani wisatawan. Pengembangan pariwisata

dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk mengembangkan destinasi, kawasan

wisata dan daya tarik wisata menjadi lebih baik dan memberikan dampak

masyarakat, pemerintah, industri pariwisata dan wisatawan.

Masyarakat berperan aktif dalam mendukung setiap kegiatan atau program

kerja dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) seperti membersihkan desa,

inovatif dalam berkarya dan penggalangan dana swadaya untuk kegiatan

Pokdarwis. Promosi lebih banyak dilakukan oleh Pemerintah Desa dan

Pemerintah Kabupaten, selain itu juga melalui media cetak dan elektronik.

(Triyono, 2020).

Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi

Jawa Tengah dengan segala keunikan dan keindahan alamnya yang dimiliki.

Curug Sewu menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang dapat diandalkan

sebagai sumber pendapatan yang dapat meningkatkan pendapatan pemerintah

setempat dan masyarakat lokal.

Curug Sewu adalah air terjun yang memiiki keistimewaan dan keunikan

tersendiri dibandingkan air terjun lainnya, dengan ketinggian 70 meter yang

10
terdiri dari 3 terjunan, masing masing memiliki ketinggian 45 meter, 15 meter dan

20 meter. Diantara deburan air pada ketiga tingkatan tersebut terkadang muncul

Pelangi dengan puspa warna yang beraneka rupa sehingga pemandangan di

sekitarnya semakin terlihat indah, menawan dan elok di pandang mata sehingga

banyak dikunjungi wisatawan lokal dari dalam maupun luar Kabupaten Kendal.

Pengembangan kegiatan pariwisata secara umum bertumpu pada keunikan,

kekhasan serta daya tarik wisata alam dan budaya. Oleh karena itu, untuk

melanjutkan kelangsungan kegiatan pariwisata perlu adanya pengelolaan dan

pelestarian pada potensi pariwisata. Pengelolaan kebudayaan dilaksanakan

melalui perencanaan, penyelenggaran dan pelestarian yang bertujuan untuk

memajukan kehidupan masyarakat sekitar serta meningkatkan perekonomian

Untuk mempertahankan kebudayaan yang semakin hari semakin luntur,

budaya harus memberikan image baru yang dapat memberikan pengalaman bagi

wisatawan. Rekomendasi yang perlu disampaikan adalah sosialisasi pada

masyarakat dan koordinasi dengan para pelaku pariwisata tentang aspek strategis

keberadaan desa wisata dengan analisis SWOT sehingga masyarakat bersama-

sama sadar dan bersemangat untuk berpartisipasi akti dengan langkah-langkah

program pegembangan desa wisata demi kesejahteraan masyarakat dan pariwisata.

(Isdarmanto, 2020). Kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi telah

menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup

manusia, dan menggerakan jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya ke

belahan atau kawasan-kawasan dunia lainnya.

11
B. Kajian Teori

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata memiliki pengertian yang terdapat dalam Undang-

Undang No. 10 Tahun 2009 yaitu pariwisata merupakan berbagai macam

kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata seperti sektor

perdagangan, hotel, restoran, dan kunjungan wisatawan. Pariwisata juga

salah satu sektor andalan yang diharapkan mampu memberikan sumbangan

bagi ekonomi masyarakat. (Alvionita dan Pertiwi, 2020).

2. Pengertian Wisatawan

Wisatawan memiliki pengertian yang terdapat dalam Undang-

Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan yaitu orang yang

melakukan perjalanan dan kegiatan wisata dengan mengunjungi tempat

tertentu untuk bertujuan berekreasi mulai dari yang umum maupun sampai

dengan teknis dan spesifik. (Bonita, 2016). Dalam buku dasar dasar

pariwisata, pengertian wisatawan adalah seseorang atau kelompok orang

yang melakukan suatu perjalanan wisata di sebut dengan wisatawan

(tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah

12
atau negara yang di kunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara

yang di kunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut

pelancong (excursionist).

3. Pengertian Destinasi Wisata

Destinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu

yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat

yang lain dilalui selama perjalanan, suatu tempat pasti memiliki batas-batas,

baik secara actual maupun hukum. Destinasi wisata merupakan suatu

tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan

seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan.

Destinasi wisata dapat digolongkan atau dikelompokkan berdasarkan ciri-

ciri destinasi, yaitu sebagai berikut :

a. Destinasi sumber daya alam, seperti iklim, pantai, hutan.

b. Destinasi sumber daya budaya, seperti tempat bersejarah, museum,

teater, dan masyarakat lokal.

c. Fasilitas rekreasi, seperti wisata belanja.

d. Event seperti pasar malam.

e. Aktifitas spesifik, seperti wisata belanja.

f. Daya tarik psikologis, seperti petualangan, dan perjalanan romantic.

4. Pengertian Daya Tarik Wisata

Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, daya

tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan

13
nilai yang berupa kekayaan alam dan budaya. (Susanto dan Syaifulah,

2018), daya tarik wisata dikelompokan menjadi 3 jenis, diantaranya yaitu :

a. Daya tarik wisata alam, daya tarik wisata yang dikembangkan dengan

berbasis pada keindahan dan keunikan yang ada di alam, seperti pantai

dengan keindahan pasir putihnya, laut dengan aneka kekayaan

terumbu karang maupun ikannya, danau dengan keindahan

panoramanya, gunung dengan daya tarik hutan yang sejuk dan masih

segar.

b. Daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata yang dikembangkan pada

hasil karya manusia, baik yang berupa peninggalan sejarah maupun

nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan di suatu masyarakat,

dapat berupa ritual, adat-istiadat, seni pertunjukan, maupun keunikan

yang dimiliki oleh suatu masyarakat.

c. Daya tarik wisata minat khusus, daya tarik wisata yang dikembangkan

berdasarkan pada aktivitas untuk memenuhi kegiatan wisatawan

secara spesifik, seperti memancing, berbelanja, kesehatan dan

penyegaran badan, arung jeram, wisata egro, menghadiri pertemuan,

dan pameran atau yang dikenal sebagai wisata MICE (Meeting,

Incentive. Conference and Exhibition) dan aktivitas-aktivitas wisata

minat khusus lainnya.

5. Pengertian Wisata Alam

Alam bebas atau terbuka selalu menyuguhkan keindahannya dan

kesegaran udaranya yang akan dimanfaatkan oleh setiap orang yang ingin

14
menikmatinya secara langsung. Potensi sumber daya alam dengan berbagai

macam keindahan akan floranya, bahwa potensi alam Indonesia yang terdiri

dari gugusan pulau-pulau diseputar daerah khatulistiwa, diibaratkan dengan

untaian mutiara yang melingkari khatulistiwa, sehingga juga dijuluki

sebagai zamrud khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan belakangan ini

selalu di lirik oleh wisatawan dari berbagai negara di dunia.

Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara,

menjadikan wilayah kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia

memiliki peluang yang sangat luas untuk dikembangkan sebagai kawasan

industri pariwisata. Potensi tersebut dapat meningkatkan pendapatan

perkapita masyarakat dan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah. (Juniar

Bornanta, 2013).

15
BAB III

METODOLOGI DAN DATA

A. Metodologi

1. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif.

Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang

meliputi prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu

penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut

diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang

mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan

secara benar, dibentuk oleh kata kata berdasarkan teknik pengumpulan dan

analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik dengan mendeskripsikan suatu

keadaan yang sebenarnya, tetapi laporannya bukan sekedar bentuk laporan

suatu kejadian tanpa suatu interpretasi ilmiah (Satori dan Komariah, 2017).

2. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan beragam faktor yang telah diidentifikasi sebagai

hal yang penting, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerangka

berpikir ialah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman

yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi

16
pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan

dari penelitian yang akan dilakukan. (Uma Sekaran, 2006).

Dalam kerangka berpikir ini menjelaskan dari awal proses

pengambilan data menggunakan cara observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang berisi faktor-faktor eksternal dan internal, yang mana

internal berisi aksebilitas, fasilitas, potensi atau daya tarik, pelayanan,

keamanan dan kebersihan. Dan untuk fakor eksternal yang berisi

transportasi, wisatawan, promosi, insfrastruktur, dan juga protokol

kesehatan. Setelah itu akan dilakukan analisis data menggunakan SWOT

sehingga diperolehnya hasil.

Obyek Wisata Curug Sewu

Pengambilan Data

Observasi, Wawancara,
Dokumentasi

Faktor Internal :
Faktor Eksternal :
 Aksesibilitas
 Transportasi
 Fasilitas
 Wisatawan
 Potensi/
 Promosi
Daya Tarik
 Infrastruktur
 Pelayanan

Pengolahan Data

Kekuatan (Strenght)
Peluang (Opportunity)
dan Kelemahan Menggunakan Analisis SWOT
dan Ancaman (Threats)
(Weakness)

17
Hasil
B. Data Penelitian

1. Lokasi, Waktu, dan Obyek Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh penulis tepatnya di Desa

Wisata Curugsewu, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Penelitian ini akan dilakukan setelah Sidang Seminar Proposal. Obyek

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Curug Sewu.

2. Penetapan Populasi dan Sample

Populasi merupakan obyek yang bertempat pada wilayah yang akan

diteliti agar terpenuhnya syarat penelitian yang penulis jalankan. Populasi

penelitian ini meliputi strategi pengembangan, pengelolaan, dan promosi

yang ada dalam obyek tersebut. (Satori dan Komariah, 2017:89).

Sample adalah tahap pemilihan yang akan dilakukan untuk

mendapatkan data berupa keadaan, narasumber, aktivitas, dan dokumentasi

yang akan diteliti. Kriteria sample yang akan dipilih oleh penulis adalah

berada dii lokasi yang penulis ambil, memiliki informasi yang dapat

mendukung penelitian penulis, dan terlibat dalam kegiatan pengelolaan dan

pengembangan. (Satori dan Komariah, 2017:95).

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau

18
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi

yang dicari.

b. Data Sekunder

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh

oleh peneliti dari subjek penelitinya. Data sekunder biasanya berwujud

data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. (Saifuddin,

2015:91).

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Obeservasi adalah pengamatan empirik di lapangan meliputi

pengamatan fisik dan non fisik. Pengamatan fisik meliputi kondisi

lingkungan, kondisi bangunan, keadaan atraksi, amenitas dan

aksesibilitas. Sedangkan pengamatan non fisik meliputi pengamatan

aktivitas dana, peran serta masyarakat, kunjungan wisatawan, dan

kendala umum yang dihadapi. (Deskarina, 2017). Peneliti juga akan

mengamati secara langsung bagaimana perkembangan obyek wisata

Curug Sewu pasca pandemic Covid-19.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi dengan

cara berdialog langsung dengan narasumber. Dalam pengambilan data

yang menggunakan metode ini perlu diperhatikan beberapa hal yang

19
berhubungan dengan responden atau narasumber. Seperti waktu proses

wawancara, lokasi wawancara, profesi dari responden dan jabatan

responden. Dalam penelitian ini juga akan menggunakan teknik

wawancara, dimana peneliti akan menyiapkan beberapa pertanyaan yang

akan langsung mewawancarai responden atau narasumber secara

langsung. Peneliti menggunakan teknik wawancara ini dengan tujuan

agar informasi yang didapat diharapkan dapat membantu jalannya

penelitian dan peneliti juga mudah untuk mengsinkronkan dengan data

lain yang sudah di kumpulkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi

melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumen-dokumen yang

dikumpulkan akan membantu peneliti dalam memahami fenomena yang

terjadi di lokasi penelitian dan membantu dalam membuat interpretasi

data (Sugiyono, 2017: 82). Dan penulis akan mengumpulkan

dokumentasi berupa foto yang berkaitan dengan obyek wisata di Curug

Sewu.

5. Teknik Analisa Data

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah berupa merangkum, memilih dan memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

20
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2017:135).

b. Penyajian data (Display)

Tahap kedua adalah display atau penyajian data. Menurut

Sugiyono dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan

dengan uraian singkat dalam bentuk table, grafik, phie chart, pictogram,

dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data

teroganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah dipahami. (Sugiyono, 2019: 373).

c. Verifikasi

Tahap ketiga dalam penelitian kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Menurut Sugiyono kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti ke lapangan mengumpulkan data maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

(Sugiyono 2019. 374).

d. Gabungan (Triangulasi)

Dalam teknik ini pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

21
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data. (Sugiyono, 2017:125).

22
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Saifuddin. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Afifuddin. (2014). Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.

Alvionita, A., & Pertiwi, E. D. (2020). Pengembangan Obyek Wisata Waduk

Kubangkangkung Sebagai Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten

Cilacap Jawa Tengah. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 14(3), 175-184.

Bonita, N. (2016). Peran Dinas kebudayaan dan Pariwisata dalam Meningkatkan

Kunjungan Wisatawan Labuan Cermin di Kabupaten Berau. E-Journal

Ilmu Pemerintahan, 4(4), 1499-1510.

Deskarina, R. (2017). Pengembangan Kampung Wisata Batik Kauffman Surakarta

dengan Penguatan Karakter sebagai Kampung Konservas. Jurnal

Kepariwisataan, 11(3), 39-52.

Damiasih, D., & Yunita, R. E. (2017). Pengelolaan Goa Tanding sebagai

Ekowisata di Kabupaten Gunungkidul Yogyakart. Jurnal

Kepariwisataan, 11(3), 25-38.

Fajar, N. A. (2016). Tehnik Analisis SWOT Pedoman Menyusun Strategi yang

Efektif dan Efisien serta Cara Mengelola Kekuatan dan

Ancaman. Yogyakarta: Quadrant.

23
Isdarmanto, I. (2020). Strategi Branding Pengembangan Industri Pariwisata 4.0

melalui Kompetitif Multimedia di Era Digital. Journal of Tourism and

Creativity, 4(1), 1-20.

Juniar Bornanta. 2013. Arung Jeram Batangtoru Sebagai Daya Tarik Wisata Alam

Di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal

Kepariwisataan, 7(3).

Satori & Komariah. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Syamsu, M. N. (2016). Pengembangan Desa Wisata Nganggring Kabupaten

Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi. Jurnal

Kepariwisataan, 10(3), 29-38.

Susanto, D. R., & Syaifulloh, M. (2018). Pengembangan Obyek Wisata Berbasis

Community Based Tourism (CBT) di Hutan Payau,

Cilacap. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 12(2), 45-56.

Sugiyono, M. (2019). Penelitian dan pengembangan Research and development.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Triyono, J. (2021). Strategi Pengembangan Desa Wisata Tenun Ikat Troso Di

Jepara, Jawa Tengah. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 14(2), 84-92.

Uma, S. (2006). Metodologi penelitian untuk bisnis. Jakarta: Salemba Empat,

159.

24

Anda mungkin juga menyukai