Anda di halaman 1dari 32

Jurnal Ilmiah Domestic Case Study

Disiapkan Sebagai Standard Kualifikasi

PESONA PANTAI SRAU SEBAGAI OBYEK WISATA

DI KABUPATEN PACITAN

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Wahyudi

NIM : 184440

Semester : III

Jurusan : Pariwisata

Jenjang : S-1

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO


(STiPRAM) YOGYAKARTA
2019
Jurnal Ilmiah Domestic Case Study

Disiapkan Sebagai Standard Kualifikasi

LEMBAR PERSETUJUAN

PESONA PANTAI SRAU SEBAGAI OBYEK WISATA


DI KABUPATEN PACITAN

Oleh :

Muhammad Wahyudi

184440

Yogyakarta, .................................2019

Telah disetujui dan diterima oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. Dra.Damiasih, MM., M.Par, CHE.


NIDN: 0504086902

i
Jurnal Ilmiah Domestic case study

Disiapkan Sebagai Standard Kualifikasi

LEMBAR PENGESAHAN

PESONA PANTAI SRAU SEBAGAI OBYEK WISATA


DI KABUPATEN PACITAN

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Wahyudi
NIM : 184440
Jurusan : S-1 Pariwisata

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal………………………,


Bertempat di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Strata - Satu Jurusan
Pariwisata.
Susunan Tim Penguji :
Ketua :…………………………………….(……………………..)
Penguji I :…………………………………….(……………………..)
Penguji II :…………………………………….(……………………..)

Mengesahkan :
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

Dr. Suhendroyono, SH., MM, M.Par., CHE.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

ABSTRACT...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 6

1.1.................................................................................Latar Belakang
......................................................................................................6
1.2..............................................Seminar Domestic Case Study (DCS)
......................................................................................................9
1.3...........................................................................Kabupaten Pacitan
....................................................................................................10

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 13

2.1...........................................................................Daya Tarik Wisata


....................................................................................................13
2.2.......................................................................................Pantai Srau
....................................................................................................14
2.3..........................................................................Potensi Pantai Srau
....................................................................................................16
2.4................................................Tiga Pilar Pembangunan Pariwisata
....................................................................................................18
2.5...........................Korelasi Tema Seminar Dengan Hasil Observasi
....................................................................................................22

BAB III : PENUTUP...................................................................................... 24

3.1..........................................................................................Simpulan
....................................................................................................24
3.2................................................................................................Saran
....................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27

iii
LAMPIRAN.................................................................................................... 28

Jurnal Ilmiah Domestic Case Study

Disiapkan Sebagai Standard Kualifikasi

PESONA PANTAI SRAU SEBAGAI OBYEK WISATA


DI KABUPATEN PACITAN

Oleh :

Muhammad Wahyudi

184440

ABSTRACT

Srau beach is one of the tourist destinations in Pacitan district. This beach has
a huge potential to become a superior destination, because it has a beautiful view,
the atmosphere is comfortable and calm. but the development of tourism has not
been maximized so that the lack of level of tourist visits on the coast of Srau,
that's why the government, industry, and the community are very important to the
development of this destination so that it becomes a favorite tourism in Pacitan
district.

Keyword: Destination, Potency, Tourism, Srau Beach, Pacitan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas jurnal Domestic Case Study
yang berjudul “PESONA PANTAI SRAU SEBAGAI OBYEK WISATA DI
KABUPATEN PACITAN.” Ucapan terima juga penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Suhendroyono, S.H., MM., M.Par., CHE. Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta;
2. Dr. Dra. Damiasih, M.M., M.Par., CHE. Selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan dalam penyusunan jurnal ilmiah Domestic Case
Study;
3. Moch. Nur Syamsu, S.Pt., M.Par., CHE. Selaku Ketua Program Studi S1
Pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta;
4. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung penulis;
5. Serta semua pihak yang berpartisipasi membantu penulis, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan jurnal ini.

Jurnal ini disusun guna memaparkan pesona keindahan yang ada di Pantai
Srau, agar kedepannya semua orang dapat berkunjung untuk menikmati suasana
nyata yang ada di Pantai Srau, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Akhir kata,
penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan jurnal ini, termasuk
topik yang terlewatkan dan belum sempat dimasukan dalam jurnal ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar jurnal ini
bisa lebih baik lagi. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Yogyakarta, 11 Agustus 2019

v
Muhammad Wahyudi

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Domestic Case Study (DCS) adalah program peninjauan serta pengamatan

secara langsung yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata

Ambarrukmo (STiPRAM) Yogyakarta pada jenjang semester ke III, dimana para

mahasiswa diharuskan mampu menggambarkan, mencatat dan menganalisa segala

kegiatan yang telah dikunjungi. Para siswa juga dibekali dengan seminar tentang

Kepariwisataan dan Perhotelan, yang mana hasil penelitian tersebut ditulis

didalam bentuk karya tulis dengan jurnal Domestic Case Study (DCS).

Penulis merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

Yogyakarta semester tiga yang telah melaksanakan Domestic Case Study di Patai

Srau yang teretak di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 29 juni 2019.

Domestic Case Study ini adalah salah satu standar bagi mahasiswa/i Sekolah

Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STiPRAM) untuk memenuhi tugas akademik.

Judul dari jurnal ini ialah PESONA PANTAI SRAU SEBAGAI OBYEK

WISATA DI KABUPATEN PACITAN.

Alasan penulis memilih Pantai Srau sebagai pembahasan pada jurnal ini karena

obyek wisata Pantai Srau menarik perhatian banyak orang, jika pengelolaan dan

promosi yang dilakukan secara maksimal. Pada penulisan Jurnal Ilmiah ini,

penulis memilih mengambil tema Tourism Destination yang akan dikaitkan

dengan materi yang ada dalam seminar DCS tahun ini.

7
Penulis tertarik untuk memilih dan membahas tema Tourism Destination ini

dengan tujuan agar pembaca jurnal ini bisa mengetahui tentang bagaimana

Destinasi wisata Pantai Srau, apa saja daya tarik wisata yang ada, serta peran tiga

pilar yang ada di destinasi tersebut.

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki

banyak potensi hampir disegala sektor, salah satunya adalah pariwisata. Dimana

pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari

seseoarang atau lebih menuju tempat lain.

Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik politik,

ekonomi, sosial, kebudayaan, agama, kesehatan, maupun kepentingan lainnya

seperti ingin belajar. Namun dalam perkembangannya pariwisata pasti akan

menimbulkan beberapa dampak. Menurut Sabda Elisa Priyanto, (2016,

http://ejournal.stipram.net) Dalam Penelitiannya Menganai Dampak

Perkembangan Pariwisata Minat Khusus Snorkeling Terhadap Lingkungan: Kasus

Destinasi Wisata Karimunjawa.“Dari kegiatan atauaktifitas pariwisata dengan

unsur ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, selanjutnya munculah dampak

positif dan dampak negatif didalamnya”.

Menurut Moch. Nur Syamsu, (2016, http://ejournal.stipram.net) dalam

Pengembangan Desa Wisata Nganggiring Kabupaten Sleman Yogyakarta Pasca

Erupsi Gunung Merapi, mengemukakan : “Indonesia memiliki beragam kekayaan

yang dapat menjadi aset pariwisata seperti keragaman budaya, adat kebiasaan,

keragaman etnis dan suku, serta kekayaan alam yang melimpah mempunyai

peluang yang luar biasa untuk dikembangkan”.

8
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya akan

sumber daya alam, memiliki prospek besar untuk mengembangkan berbagai usaha

berbasiskan alam, termasuk pariwisata. Menurut Suyitno, (2013,

http://ejournal.stipram.net) dalam Pengembangan Potensi Kepariwisataan di

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, mengemukakan :

Kepariwisataan merupakan salah satu industri strategis di dunia. Hal ini

disebabkan sebagian negara-negara yang ada di dunia mendapatkan devisa dari

sektor kepariwisataan.

Kepariwisataan juga merupakan kegiatan yang strategis jika ditinjau dari segi

pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong

terciptanya lapangan pekerjaan, perkembangan investasi, peningkatan pendapatan

masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menanamkan rasa cinta

tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Slogan Back to Nature yang semakin

menggema tidak hanya di negara-negara maju tetapi juga negara-negara

berkembang termasuk Indonesia, memperkuat terjadinya perubahan preferensi

wisatawan global maupun domestik.

Kecenderungan ini merupakan tanda semakin tingginya permintaan terhadap

wisata alam dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk

yang mengandung unsur pariwisata. Baik dalam bentuk kawasan ataupun produk-

produk lainnya yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Industri pariwisata di

Indonesia sedang dikembangkan dan didaya gunakan dalam rangka meningkatkan

devisa negara.

9
Peran industri pariwisata juga untuk memperluas lapangan pekerjaan dan dapat

meratakan kesempatan usaha khususnya bagi masyarakat setempat. Selain itu

industri pariwisata juga berperan penting dalam hal mendorong pembangunan

daerah serta memperkenalkan alam dan tradisi budaya daerah yang unik, menarik

dan mempunyai cirri khas. Oleh karena itu pembangunan industri pariwisata tidak

dapat diarahkan hanya untuk pembangunan ekonomi atau budaya saja akan tetapi

juga berperan penting dalam pelestarian alam dan budaya setempat.

1.2. Seminar Domestic Case Study (DCS)

Sebelum menyusun jurnal ilmiah Domestic Case Study mahasiswa diwajibkan

untuk mengikuti seminar guna memenuhi persyaratan dalam penyusunan jurnal

Domestic Case Study tersebut dengan alasan mahasiswa sudah memiliki gambaran

sebelum menyusun jurnal.

Oleh karena itu penulis telah menghadiri seminar nasional pada tanggal 5 April

2019 di Ganesha Room Kampus Terpadu Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

Yogyakarta dengan tema “Reinkarnasi Wisata Millenials” adapun pembicara

dalam Seminar Nasional tersebut ialah,

1. Prof. Azri Azahari, Ph.d.

Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia

Topic pembahasan : Revolusi dan Tantangan Pariwisata Kedepan

2. DR. Anang Sutono, CHE

Staff Ahli Menteri Ekonomi dan Kawasan Pariwisata

Topic Pembahasan : Revolusi Pariwisata 4.0

10
1.3. Kabupaten Pacitan

1.3.1. Sejarah Singkat

Pacitan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur,

Indonesia. Nama Pacitan berasal dari kata “Pacitan” yang memiliki arti sebagai

makanan ringan yang tidak mengenyangkan seperti, cemilan, dan tambul.

Adapula yang berpendapat bahwa nama pacitan berasal dari “Pace” mengkudu

(bentis) yang memberi kekuatan. Pendapat ini berasal dari legenda yang

bersumber pada perang Mangkubumen atau Perang Palihan Nagari (1746-1755)

yakni tatkala Pangeran Mangkubumi dalam peperanganya itu sampai di daerah

Pacitan.

Menurut kabarnya pada saat pertempuran berlangsung beliau mengalami

kekalahan dan lari menyelamatkan diri di daerah perhutanan dalam kondisi tubuh

lemah dan lesu, kemudian berkat bantuan abdinya bernama Setraketipa yang

membawakan buah pace masak agar menjadi obat agar kekuatan Mangkubumi

pulih kembali.

Namun dari dua cerita tersebut, presepsi yang paling kuat diakui ialah nama

Pacitan yang berasal dari istilah camilan sebab hal tersebut menggambarkan

daerah Pacitan yang merupakan daerah minus, yaitu kondisi dimana untuk

memenuhi kebutuhan pangan warganya tidak sampai mengenyangkan, hal ini juga

didasarkan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) nama tersebut

pernah muncul dalam babad Monama (www.pacitankab.go.id).

1.3.2. Deskripsi Geografis

a. Letak Geografis

11
Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa, berbatasan dengan

Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dimana DIY sendiri

merupakan pintu masuk bagian bara dari Jawa Timur dengan kondisi fisik

pegunungan kapur selatan yang membujur dari wilayah Gunung Kidul ke

Tringgalek menghadap ke Samudera Indonesia. Kabupaten Pacitan secara wiayah

administrasi memiliki 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa, dengan titik

kordinat geografis berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur timur dan 7º 55’ - 8º

17’ Lintang Selatan. Kabupaten Pacitan memiliki batas-batas administrasi yaitu,

1. Timur : Kabupaten Trenggalek,

2. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia,

3. Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah),

4. Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) danKabupaten

Wonogiri (Jawa Tengah).

b. Kondisi Geologi

Kabupaten Pacitan memiliki luas wilayah 1.389,87 Km² dengan bentang alam

sebagian besar terdiri atas perbukitan dengan persentase, kurang lebih 85% berupa

gunung kecil berkisar 300 buah menyebar diwilayah Kabupaten Pacitan termasuk

juga jurang terjal dalam deretan Pegunugan Seribu yang terbentang sepanjang

selatan Pulau Jawa, sedangkan selebihnya merupakan wilayah dataran rendah.

c. Kondisi Topografi

Kabupaten Pacitan memiliki kondisi fisik topografi dengan bentang daratan

yang bervariasi dengan kemiringan sebagai berikut :

1. 0-2 % meliputi ± 4,36 dari luas wilayah merupakan tepi pantai.

12
2. 2-15 % meliputi ± 6,60 % dari luas wilayah merupakan lahan pertanian.

3. 15-40 % meliputi ± 25,87 dari luas wilayah merupakan tanaman tahunan.

4. 40 % keatas meliputi ± 63,17 % dari luas wilayah merupakan daerah yang

difungsikan sebagai daerah penyangga tanah dan air serta menjaga

keseimbangan ekosistem di kabupaten Pacitan.

13
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Daya Tarik Wisata

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau tujuan kunjungan wisata.

Daya tarik adalah hal penting dari pariwisata, dikarenakan untuk memicu

wisatawan berkunjung ke sebuah obyek wisata, maka diperlukan suatu daya tarik

wisata. Menurut Karyono (1997), agar mempunyai daya tarik, ada tiga syarat yang

diperlukan, yaitu something to see (sesuatu yang bisa dilihat); something to do

(sesuatu yang bisa dilakukan); dan something to buy (sesuatu yang bisa dibeli).

Daya tarik wisata memiliki cakupan yang sangat luas, namun sebagai daerah

yang memiliki banyak keanekaragaman hayati berupa sungai, air terjun, hutan,

fauna, dll. Selayaknya aset tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai

daya tarik wisata, karena mengingat tingginya minat wisata alam, membuat

kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan sebagai magnet untuk menarik

wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Jenis-jenis daya tarik wisata dalam UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang

Kepariwisaataan, macam-macam daya tarik wisata terdiri dari tiga hal, yaitu

sebagai berikut:

1. Ciptaan Tuhan yang Maha Esa berupa alam, flora dan fauna.

14
2. Hasil karya manusia, contohnya museum, seni dan budaya, peninggalan

sejarah, wisata agro, buru, petualangan alam, hiburan, taman rekreasi, dll.

3. Minat khusus, contoh: mendaki gunung, berburu, tempat belanja, goa, rafting,

tempat ibadah dan ziarah, industri dan kerajinan, dll.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata

merupakan sesuatu baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia yang

dimiliki oleh suatu tempat dan dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi

tempat tersebut demi menikmati daya tarik wisatanya.

2.2. Pantai Srau

2.2.1. Profil Singkat Pantai Srau

Pantai Srau adalah salah satu pantai yang terdapat di Kabupaten Pacitan, Jawa

Timur. Pantai yang memiliki ekosistem alami ini terletak 25 kilometer sebelah

barat ibu kota Kabupaten Pacitan. Waktu yang diperlukan untuk menuju obyek

wisata ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit dari Kota Pacitan,

dikarenakan kondisi jalan sepanjang 10 kilometer menuju lokasi pantai masih

berupa jalan aspal yang relatif sempit dan rusak di beberapa tempat.

Di dalam satu kawasan Pantai Srau memiliki tiga bentang pantai yang dapat

dikunjungi oleh para wisatawan, Pantai yang pertama menghadap ke timur dan

terletak di dekat pintu pos penjagaan yang banyak dihiasi dengan pasir dan ombak

yang tidak terlalu keras.

Pantai yang kedua terletak di sebelah barat pantai yang pertama menghadap ke

selatan, menawarkan pantai berpasir dan gugusan karang yang menahan deburan

ombak laut selatan serta adanya pepohonan. Pantai ketiga terletak pada bagian

15
paling barat terdapat pantai berpasir dan dapat dimanfaatkan untuk menikmati

pemandangan matahari terbenam.

2.2.2. Akses Menuju Pantai Srau

Pantai Srau terletak di Desa Candi, Dusun Srau, Kecamatan Pringkulu,

Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pantai ini sedikit sullit di akses sebab minimnya

papan petunjuk yang mengarahkan pengunjung menuju pantai ini, selain masih

minim akan rambu petunjuk konsisi jalanan menuju pantai inipun, bisa dibilang

cukup menantang sebab kondisi jalan yang cukup terjal.

Pantai Srau bisa diakses menggunakan menggunakan transportasi darat, dari

arah Yogyakarta dan Solo anda dapat menuju Pacitan dengan menggunakan

kereta yang nantinya berhenti di  Stasiun Tugu, dari arah Yogyakarta sendiri bisa

ditempuh menggunakan sepeda motor atau mobil dengan jarak berkisar 110 km

dalam waktu perjalanan kurang lebih dua jam sedangkan bagi Anda yang datang

dari arah kota Solo, rute yang bisa dilewati ialah melalui Sukoharjo, hingga

Ngadirojo. Dari daerah Ngadirojo, lanjutkan perjalanan melintasi Baturetno,

Giriwoyo, hingga sampai di Kecamatan Pringkulu, setelah itu lanjutkan sampai

Desa Candi kemudian ikuti saja rambu penunjuk yang ada, perjalanan melalui rute

ini akan memakan waktu tempuh sekitar tiga sampai empat jam.

Sedangkan jika Anda menggunakan transportasi udara, Anda dapat mendarat di

Bandara Yogyakarta dan melanjutkan perjalanan dengan menyewa kendaraan

menuju Pacitan, kemudian dari Kabupaten Pacitan sendiri bisa ditempuh dengan

waktu kurang lebih 50 menit.

2.2.3. Harga Tiket Masuk

16
Tentunya disetiap obyek wisata pasti ada retribusi tiket masuk dan parkir, hal

ini adalah sesuatu yang paling lumrah yang akan ditemukan oleh wisatawan.

Namun bagi anda yang ingin berkunjung ke Pantai Srau tidak perlu merasa

terbebani dengan adanya retribusi tersebut, sebab biaya masuk untuk per orangnya

hanya dikenakan tarif sebesar Rp. 5000,- dengan biaya parkir Rp. 2000,-.

2.2.4. Fasilitas

Fasilitas adalah hal yang paing diperhatikan di suatu destinasi wisata, hal ini

disebabkan oleh tingkat kunjungan serta kepuasan pengujung sangat diukur

dengan adanya fasilitas pendukung. Adapun beberapa fasilitas yang tersedia di

Pantai Srau, seperti :

1. Toilet Umum

2. Kantin

3. Parkir

4. Masjid/Mushola

5. Tempat Duduk

6. Homestay

2.3. Potensi Pantai Srau

Sebagai salah satu obyek wiasata alam bahari Pantai Srau cukup baik apabila

digarap secara serius, hal ini didasari oleh kondisi pantai yang masih suit

dijangkau dan terjaga kealamiannya. Hal menarik lain dari pantai ini yaitu

dikelilingi oleh deretan pohon kelapa atau biasa disebut sebagai palm

beach karena nuansa nya yang terasa bak di pulau-pulau terpencil atau film lawas

17
barat The Blue Lagoon yang memiliki keasrian dan kondisi iklim yang masih

sejuk.

Kemudian dengan adanya lapangan hijau rerumputan dan deburan ombak,

terpaan angin, serta lalu lalang kegiatan disekitar pantai yang bisa dijadikan

tempat untuk bersantai bersama keluarga, teman, atau pasangan masing-masing

sambil menikmati indahnya suasana pemandangan pasir putih yang lembut serta

deretan bongkahan batu karang yang dapat dijadikan sebagai latar belakang untuk

kegiatan berfoto. Adapun beberapa daya tarik di Pantai Srau antara lain,

1. Perbukitan Karang

Terbentang oleh banyaknya karang menjadi salah satu pemandangan eksotis

yang ada di kawasan Pantai Srau, bukit karang disini terbagi di tiga sisi yaitu,

bagian timur, barat, dan selatan.

2. Spot Camping

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa di pantai ini terdapat lapangan

yang bisa dijadikan spot untuk mendirikan tenda camping untuk menikmati

keindahan pantai mulai dari pagi sampai malam kembali, suasana bercamping

bahkan bisa menjadi lebih asyik dengan tambahan api unggun untuk

menghangatkan diri dan memasak hidangan ala campers serta diiringi iringan

music berkemah dan nyanyian ombak laut.

3. Spot Sunset

Tentunya hal yang paling dinanti saat berada di pantai adalah menikmati

indahnya pemandangan terbenamnya matahari yang dapat menambah suasana

romantis dan menenangkan jika sedang berada di kawasan pantai, spot paling

18
indah untuk menikmati sunset ini terletak di perbukitan karang yang ada. Bagi

para penikmat sunset pantai di ini menawarkan pemandangan dan keindahan

sunset yang tak kalah seperti di Pulau Dewata dengan warna oranye berpadu

merah dan kuning yang membuat setiap pasang mata terpana.

4. Spot Foto

Akhir dari semua daya tarik yang tersedia tentunya tidak akan sia-sia dilewati

para pelancong, hal yang paling dinantikan dari seluruh spot yang ada tentunya

bisa dijadikan sebagai pemandangan untuk kegiatan berfoto untuk mengabadikan

kenangan yang tidak terlupakan.

2.4. Tiga Pilar Pembangunan Pariwisata

2.4.1. PeranPemerintah

Berkembangnya sebuah pariwisata di suatu daerah tidak terlepas dari dukungan

pihak pemerintah. Untuk mengembangkan suatu destinasi kebijakan yang

dikeluaarkan oleh pemerintah sangat berperan penting dalam proses tersebut,

adapun beberapa kebijakan yang harus diperhatikan oleh pemerintah ialah,

1. Sapta kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata

a. Promosi

Promosi pada hakikatnya merupakan pelaksanaan upaya pemasaran. Promosi

pariwisata harus selaras dan terpadu, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

b. Aksebilitas

Aksebilitas merupakan salah satu aspek penting yang mendukung

pengembangan pariwisata.

c. Kawasan pariwisata

19
Suatu pengembangan dikawasan pariwisata tentunya memiliki maksud tertentu,

adapun diantaranya ialah untuk:

 Meningkatkan peran serta daerah dan swasta dalam pengembangan pariwisata.

 Memperbesar dampak positif pembangunan.

 Mempermudah pengendalian terhadap dampak lingkungan.

d. Wisata Bahari

Wisata bahari merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat potensial

untuk dikembangkan.

e. Produk Wisata

Upaya untuk dapat menampilkan produk wisata yang bervariasi dan

mempunyai kualitas daya saing yang tinggi.

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar pengembangan

pariwisata.

g. Kampanye Nasional Sadar Wisata

Kampanye nasional sadar wisata pada hakikatnya adalah upaya

memasyarakatkan sapta pesona yang turut menegakkan disiplin nasional dan jati

diri bangsa Indonesia melaui kegiatan kepariwisataan.

2. Upaya Kebijaksanaan Pengembangan Pariwisata

A. Kebijaksanaan Umum

1. Kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara peran serta pemerintah, swasta

dan masyarakat.

2. Kebijakan pengembangan industri wisata.

20
3. Kebijakan pengembanagan obyek wisata, atraksi wisata, taman rekreasi dan

hiburan.

4. Kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara arus wisatawan, kemampuan

menampung, melayani dan menyelenggarakan kepariwisataan.

5. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana

6. Kebijakan pengelolaan.

7. Kebijakan pembinaan.

8. Kebijakan hukum.

B. Arah kebijaksanaan pengembangan jalur wisatawan

Pola kebijaksanaan diarahkan kepada pengembangan jalur wisatawan manca

negara dan nusantara yang sekaligus dapat meningkatkan jumlah paket wisata.

C. Pola kebijaksanaan pengembangan obyek wisata

1. Prioritas mengembangkan obyek.

2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan.

3. Meningkatkan kegiatan penunjang obyek wisata.

D. Kebijaksanaan Pengembangan sarana dan prasarana

1. Akomodasi.

2. Restoran.

3. Gedung pertemuan.

4. Perkemahan.

5. Pondok wisata.

6. Mandala wisata.

7. Pusat informasi wisata, Pramuwisata.

21
8. Usaha rekreasi dan hiburan umum.

E. Pola kebijak sanaan pengembangan pemasaran

1. Peningkatan jumlah dan lama tinggal wisatawan.

2. Meningkatkan kerjasama yang terpadu antara berbagai sektor.

3. Mempercepat perkembangan pasar wisata domestik.

2.4.2. PeranIndustri

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis, pada kawasan Pantai Srau

ini belum mendapatkan peran dari pihak industri, hal ini nampak karena belum

adanya jasa homestay yang dikelola oleh pihak industri. Seperti yang kita ketahui

bahwa sebenarnya peran industri sangat berpengaruh besar untuk media bantuan

promosi terhadap obyek wisata yang tersedia, karena dengan adanya turut campur

tangan industri, itu menandakan bahwa destinasi tersebut sudah dikenal oleh

pihak pubik sehingga banyak pihak industri yang akan berbondong-bondong

untuk membuat atau menyalurkan akomodasi di wiayah Pantai Srau, yang mana

hal ini juga akan erdampak untuk perkembangan kondisi sosial ekonomi

masyarakat setempat.

2.4.3. Peranmasyarakat

Masyarakat merupakan salah satu sumber daya terpenting di sebuah negara

untuk menunjang segala hal yang ada, Terutama dalam pariwisata, Karena

masyarakat sangat berperan penting, Dan sangat menentukan perkembangan

pariwisata tersebut, sebab berkembangnya pariwisata berdasarkan peran aktif dari

22
masyarkat sendiri. Mengemukakan peran masyarakat yang pokok dari adanya

sebuah destinasi yaitu,

1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, Kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, Yang tanpa

kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal.

2. Masyarakat akan mempercayai program pembangunan jika dilibatkan dalam

proses persiapan dan perencanaannya, Karena masyarakat lebih mengetahui

seluk beluk proyek tersebut.

3. Partisipasi merupakan hak demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di

pembangunan.

2.5. Korelasi Tema Seminar Dengan Hasil Observasi

Keterkaitan antar seminar dan observasi yang telah dilakukan ialah bagaimana

cara kita dalam mengembangkan pariwisata mengikuti perubahan era pada saat

ini. Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia didalam mencari

sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mancari

perubahan suasana.

Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah wisatawan internasional senantiasa

meningkat secara berlanjut. Dan hasil tersebut mengungkapkan bahwa wisatawan

berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan dan pengurangan dampak negative

terhadap lingkungan. Kementrian pariwisata akan meningkatkan SDM dibidang

pariwisata lalu membangun infrastruktur teknologinya.

23
Serta sosok sumber daya manusia yang memiliki wawasan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan prilaku yang relevan, disiplinkerja, dan mampu

menunjung pencapaian sasaran. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, dan

kemampuan yang tinggi dalam bidangnya. Namun pada kenyataannya hal yang

sering kita dapatkan adalah seringkali pariwisata hanya dilihat dalam bingkai

ekonomi, padahal pariwisata merupakan kekuatan lingkungan, dan sosial budaya

yang bersifat global.

Oleh sebab itulah, insan pariwisata sangat dituntut untuk berpikir kreatif dan

inovatif daam mengembangkan suatu pariwisata, terutama dalam memikat

perhatian generasi milenial. Sebab pada era sekarang kebanyakan wisatawan

berasal dari kalangan remaja yang menjadikan trend milenial semakin melunjak di

dunia pariwisata. Karena itulah untuk mengelola pariwisata yang berkelanjutan

namun tetap memperhatikan aspek trend yang dapat menarik minat kunjungan

sangat penting adanya.

Begitu juga keterkaitan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dengan

tema seminar yang telah dilakukan yaitu “Reinkarnasi Wisata Millenials”.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis menyimpulkan bahwa

obyek wisata Pantai Srau masih peru ditingkatkan lagi pengebangan wisata yang

berbasis milenials tourism, karena jika pihak pengeolala ingin menaikan jumlah

kujungan di suatu destinasi sangat penting adanya untukk memperhatikan aspek

kepuasan pengunjung wisata terhadap destinasi tersebut.

24
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Bedasarkan data dan observasi Domestic Case Study yang dilaksanakan di

destinasi wisata Pantai Srau dapat disimpulkan bahwa, daerah Kabupaten Pacitan

terdapat obyek wisata yang sangat berpotensiuntuk dikembangkan, sebagai contoh

Obyek Wisata Pantai Srau. Potensi yangada di Obyek Wisata Pantai Srau berupa

pesona wisata alam pantai yang masihalami dengan bibir pantai yang sangat

panjang dan berpasir putih yang sangat lembut, dan adanya bebatuan karang yang

memikat perhatian wistawan.

Destinasi wisata Pantai Srau merupakan salah satu destinasi wisata alam yang

sangat memikat para wisatawan karena memiliki daya tarik yang luar biasa namun

masih kurang dikelola secara maksimal sebab berdasarkan observasi yang

dilakukan masih kurang maksimalnya peran tiga pilar pembangun pariwasata,

contohnya seperti masih menumpuk sampah yang ada disekitaran pantai

kemudian terseret arus dan ikut menyatu di air laut, dimana pada keadan tersebut

dapat menyebabkan polusi terhapat kemurnian lautan yanng ada. Selain itu

promosi yang dilakukan juga masih tergolong kurang sehingga mengakibatkan

kurangnya jumlah kunjungan wisata, yang dimana jumlah kunjungan wisata dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pantai Srau ini merupakan salah satu pantai di Kabupaten Pacitan yang

memiliki keindahan alamnya yang luar biasa memikat sehingga bisa dijadikan

25
sebagai destinasi wisata unggulan jika dikembangkan dan dikelola secara

maksimal.

Dalam upaya untuk terus mengembangkan Obyek Wisata Pantai Srau maka

diharapkan adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Peran serta

masyarakat di dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang berpotensi

untuk menjadi daya tarik wisata pemberdayaan masyarakat dilakukan agar

nantinya masyarakat dapat mandiri untuk bisa memanfaatkan adanya peluang dari

sektor pariwisata.

3.2. Saran

Pada akhir penulisan ini ada beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk

menjadikan Obyek Wisata Pantai Srau sebagai destinasi unggulan di Kabupaten

Pacitan, sehingga para wistawan yang berkunjung di Kabupaten Pacitan dapat

terbagi secara merata dan kedepannya dapat mensejahterakan masyarakat yang

ada disekitaran obyek wisata. Penulis juga berharap bahwa saran ini dapat

membangun dan mengembangkan Obyek Wisata Pantai Srau dengan baik, efisien

serta bertanggungjawab. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan yang diakukan harus berkonsepkan wisata berkelanjutan yaitu

memfokuskan pada konservasi pelestarian alam yang bertanggungjawab.

2. Ikut melibatkan seluruh pihak yang berkaitan satu dengan yang lainnya agar

berkesinambungan antar masyarakat, pemerintah, industri negeri maupun

swasta.

3. Perlu adanya promosi dan pemasaran yang baik, meluas, terkonsep, dan

tersistem dengan matang.

26
4. Meningkatkan fasilitas, sarana prasarana umum yang ada di kawasan wisata,

agar rasa kepuasan pengunjung menigkat.

5. Perlu diadakannya suatu kegiatan budaya atau atraksi yang dapat menarik lebih

minat kunjungan di Pantai Srau.

6. Menambah rambu penunjuk jalan serta memperbesar tulisan penunjuk arah dan

diposisikan pada tempat yang tidak terhalang oleh objek lain.

7. Penambahan atraksi wisata atau program wisata yang berdampak pada

pengemasan kedalam suatu paket wisata yang secara tidak langsung dapat

mengurangi konsentrasi wisatawan pada satu objek tertentu.

27
DAFTAR PUSTAKA

Data Observasi Domestic Case Study. Obyek Wisata Pantai Srau Kabupaten
Pacitan. 29 Juni 2019.

Data Seminar Nasional “Reinkarnasi Wisata Millenials” pada tanggal 5 April


2019 di Ganesha Room Kampus Terpadu Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarrukmo Yogyakarta.

Pendit, Nyoman. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti.

Priyanto, Sabda Elisa. 2016. Dampak Perkembangan Pariwisata Minat Khusus


Snorkeling Terhadap Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Karimunjawa,
Vol.10 (3): 13-28.http://ejournal.stipram.net

Suyitno. 2013. Pengembangan Potensi Kepariwisataan di Kabupaten Sleman


Daerah Istimewa Yogyakarta, Vol.7 (2): 63-74. http://ejournal.stipram.net

Syamsu, Moch Nur. 2016. Pengembangan Desa Wisata Nganggiring Kabupaten


Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi, Vol.10 (3): 29-
38.http://ejournal.stipram.net

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

www.pacitankab.go.id di akses pada tanggal 11 Agustus 2019, pukul 13.39 WIB.

28
LAMPIRAN

Foto 1 : Pemandangan di Pantai Srau

Foto 2 : Peserta di lokasi observasi

29
Foto 3 : Pemandangan dari bukit karang di lokasi Pantai Srau

Foto 4 :Foto bersama masyarkat yang Foto 5 : Kawasan tanah lapang untuk
berjualan di sekitar pantai bersantai bersama keluarga

30
Foto Sertifikat Seminar

31

Anda mungkin juga menyukai