Anda di halaman 1dari 27

Jurnal Ilmiah Foreign Case Study

Disiapkan Sebagai Standar Kualifikasi

PESONA LASER BUDDHA SEBAGAI DESTINASI WISATA


DI PATTAYA, THAILAND

Disusun Oleh:
Nama : Yohan Ardiyanti Kusuma
NIM : 173545
Semester : VII
Jurusan : Pariwisata
Jenjang : Strata-Satu/S1

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO


YOGYAKARTA
2020
Jurnal Ilmiah Foreign Case Study
Disiapkan Sebagai Standar Kualifikasi

LEMBAR PERSETUJUAN

PESONA LASER BUDDHA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA


DI PATTAYA, THAILAND

DisusunOleh:
Nama : Yohan Ardiyanti Kusuma
NIM : 173545
Semester : VII
Jurusan : Pariwisata
Jenjang : Strata-Satu/S1

Yogyakarta,…………………….
Telah diterima dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.Dra.Damiasih MM.,M.Par,CHE Moch Nur Syamsu, S.Pt.,M.Par.CHE


NIDN : 0504086902 NIDN : 0506036302

i
Jurnal IlmiahForeign Case Study
Disiapkan Sebagai Standar Kualifikasi

LEMBAR PENGESAHAN
PESONA LASER BUDDHA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
DI PATTAYA, THAILAND
DisusunOleh:
Nama : Yohan Ardiyanti Kusuma
NIM : 173545
Semester : VII
Jurusan : Pariwisata
Jenjang : Strata-Satu/S1

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada


tanggal....................................., bertempat di Sekolah Tinggi Ambarrukmo
Yogyakarta dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah
satu syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Study Strata
satu Jurusan Pariwisata.
Susunan Tim Penguji
Ketua :..........................................................(.............................................)
Penguji I : .........................................................(.............................................)
Penguji II :..........................................................(.............................................)

Mengesahkan
Ketua
Sekolah Tinggi Ambarrukmo Yogyakarta

Dr.Suhendroyono, SH.,MM,M.Par.,CHE.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRACT............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
C. Manfaat Penulisan........................................................................................4
D. Lokasi Dan Waktu........................................................................................4
E. Kondisi Thailand..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8
A. Regulasi..........................................................................................................9
B. Kebudayaan Thailand................................................................................12
C. Laser Buddha..............................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Simpulan......................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
LAMPIRAN..........................................................................................................19

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan jurnal yang
berjudul “Pesona Laser Buddha Sebagai Daya Tarik Wisata Di Pattaya, Thailand“
yang disiapkan sebagai standar kualifikasi untuk Mahasiswa semester lima
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta.
Jurnal ini masih memiliki banyak kekurangan dan semoga kekurangan ini
tidak menjadi persoalan dalam menambah wawasan dan untuk dipelajari. Oleh
karena itu penulis terima segala saran dan kritik yang membantu mengetahui
kekurangan Penulis dalam pembuatan jurnal ini. Semoga Jurnal ini dapat
memotivasi Pembaca untuk menjadi warga negara yang lebih taat terhadap
regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah khususnya terkait Pariwisata agar
Indonesia memiliki insan-insan Pariwisata yang patuh dan berpengaruh terhadap
kemajuan kepariwisataan di Indonesia.
Dalam pembuatan karya tulis ini, Penulis banyak menemukan hambatan
dan rintangan. Tetapi, dengan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Jurnal Foreign Case Study ini. Oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Suhendroyono,SH.,MM.,M.Par,CHE. selaku Ketua Sekolah
Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
2. Ibu Dr.Dra.Damiasih,MM.,M.Par, CHE. selaku Pembimbing Akademik.
3. Bapak Moch.Nur Syamsu,S.Pt.,M.Par,CHE. selaku Kepala Program Studi
(Kaprodi) Program Studi S1.
4. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu yang tiada henti memberi semangat kepada
penulis.
5. Teman-teman yang memberi support kepada penulis untuk menyelesaikan
jurnal ini
Akhir kata, Penulis berharap semoga Jurnal FCS ini dapat memberikan
manfaat bagi Pembaca

iv
Yogyakarta, ………………

Yohan Ardiyanti Kusuma

v
Jurnal Ilmiah Foreign Case Study
DisiapkanSebagai Standard Kualifikasi

PESONA LASER BUDDHA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA


DI PATTAYA, THAILAND

Disusun Oleh:

Nama : Yohan Ardiyanti Kusuma


NIM : 173545
Semester : VII
Jurusan : Pariwisata
Jenjang : Strata-Satu/S1

ABSTRACT

Thailand is the beautiful country in Southeast Asia and also well known as a
Pagoda Country. Thailand grew up and developed with a cultural and nature tourism.
Pattaya is the most famous place in Thailand. Pattaya being the largest centre of Turism
Destination. One of them are Laser Buddha.
Keywords : Tourism, Thailand, Laser Buddha.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pariwisata mulai disadari sebagai peluang baru disekitar bisnis dan
perdagangan industry pariwisata yang mempunyai potensi cukup besar karena
mendatangkan devisa bagi sebuah negara. Hal tersebut sangat dapat
menjunjung tingkat kesejahteraan hidup rakyat. (Suhendroyono;2016.
http://ejurnal.stipram.ac.id)
Suatu obyek dikatakan memiliki daya tarik jika ada kriteria, keunikan
dan keindahan atau makna tertentu yang dimiliki oleh obyek tersebut. (Ekko
Sugiarto;2017. http://ejurnal.stipram.ac.id)
Rekomendasi PATA (Pasific Area Travel Assosiation) yang didasarkan
atas Leangue of Nation tahun 1963 dan telah diberi amandemen oleh Komisi
Teknik IUOTO (International Union Of Travel Organization) mengatakan
bahwa wisatawan adalah orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan
dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan ke suatu negeri
yang bukan tempat atau tempat ia tinggal. Atau wisatawan adalah setiap
orang yang mengunjungi suatu negara dengan tujuan untuk tidak
menetap/bekerja dan membelanjakan uangnya ditempat tersebut dengan uang
yang diperoleh ditempat lain. (Musanef, 1996’14) (dikutip dari e-jurnal
kepustakaan hal 23-24 Pengembangan Desa Wisata Nganggring Kabupaten
Sleman Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi milik Moch Nur Syamsu.
http://ejurnal.stipram.ac.id).
Maka dapat disimpulkan bahwa kini semakin kompleks nya keinginan
wisatawan maka semakin banyak juga peluang usaha bagi para calon
pengelola destinasi wisata untuk mengembangkan potensi yang mereka
punya, untuk kemudian diolah dan dijadikan sebuah objek wisata baru. Tidak
heran kini pemerintah mulai mempertimbangkan bidang kepariwisataan
karena peluangnya yang cukup besar dan dapat menguntungkan negara
dengan menambah devisa atau pemasukan pendapatan.

vii
Kawasan Asia Tenggara yang didominasi negara berkembang kini juga
gencar mengembangkan objek wisata dinegaranya masing-masing.
Perkembangan pariwisata di setiap negara dapat dikatakan memberi dampak
positif yang cukup menguntungkan bagi semua pihak, karena dengan
pemerintah yang memberi perhatian khusus terhadap aktifitas pariwisata di
negaranya maka otomatis semua aspek kebutuhan warga di negara tersebut
akan diperbaiki. Misalnya saja jalan raya atau angkutan umum menuju suatu
objek wisata yang memiliki jumlah kedatangan wisatawan tinggi akan
diperbaiki dan dijadikan senyaman mungkin, kemudian untuk kebersihan
dikawasan objek wisata tersebut, tentunya akan mendapat perhatian khusus
sehingga akan selalu terlihat bersih..
Penulis adalah seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarrukmo Yogyakarta (STiPram) semester VII jenjang Strata I jurusan
Pariwisata (Ilmu Kepariwisataan). Tujuan penulis berkunjung ke Thailand
adalah untuk mengikuti Foreign Case Studyyang diadakan oleh kampus yang
dimulai pada 22 April 2019 sampai dengan 26 April 2019 dengan Dosen
Pembimbing Bapak Amri dan Bapak Syamsu.
Penulis telah melakukan Program Foreign Case Study (FCS) selama
5 Hari dengan melakukan kunjungan ke 1 Negara yaitu Thailand. Program
FCS merupakan salah satu program wajib untuk mahasiswa Strata 1 sebagai
standar kualifikasi menjadi sarjana pariwisata. Program ini meliputi
kunjungan kebeberapa atau salah satu negara untuk mengkomparasi potensi
wisata yang ada di luar negeri baik itu potensi alam ataupun budaya dengan
potensi yang ada di Indonesia. Berbagai kunjungan daya tarik dan potensi
budaya Singapore telah penulis amati dan pelajari seperti Wat Arun, Icon
SIAM, Asiatique Big Bee Farm, Silver Lake, Laser Buddha, Pattaya Beach,
dan Platinum.
Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang
berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238.
Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada
pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai.

viii
Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India.
Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16
namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan
sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh
negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan,
mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak
kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan
dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam,
negara ini mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk
seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-
Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang;
tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika
Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya
perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-
an.upun sekiranya masih gagal diterjemahkan, melalui jenis tulisan yang
digunakan.

B. Tujuan Penulisan.
Tujuanutamadariperjalanan
iniadalahuntukmengetahuibagaimanaThailandmampumenjadi Negara yang
setiaptahunnyamampumendatangkanbanyakwisatawan.Dilihatdari luasnya,
negara ini adalah negara yang hanyamemilikiluas 513.120 kilo meter persegi.
Mendapat julukan “Lumbung Padi Asia” Thailand sangat maju pada kegiatan
ekspor beras, maka dari itu ia di juluki sebagai lumbung padi asia. Namun
disisi lain Thailand juga meroket dengan pariwisatanya, khususnya di sector
alam, budaya dan juga kuliner yang tergolong unik. Banyak sekali hal – hal
yang dapat dipelajari di Thailand dan segala peluang dan kelebihan dari
Negara ini bias menjadi pedoman dan acuan dalam memperbaiki Indonesia
dari segi Pariwisata.

ix
Keindahan dari Thailand bisa di lihat dari segi bangunan yang masih
sangat kental dengan aksen – aksen Buddha yang melekat. Dan banyak sekali
di bangun pagoda atau semacam candi yang tak lain di gunakan untuk para
ummat Buddha beribadah. Bahkan di pusat kota Bangkok terdapat beberapa
pagoda yang di jadikan sebagai destinasi wisata yang memiliki sejarah
tersendiri. Tak hanya bangunan, namun dari segi keindahan alam nya pun
tidak di ragukan lagi. Pemandangan di beberapa spot wisata di Thailand
sangat menakjubkan dan membuat kita selalu ingin datang lagi.
Dalam segi pengembangan pariwisata Indonesia masih sedikit
kurang daripada Thailand. Indonesi memiliki banyak sekali kekayaan alam
yang melimpah dan masih kurang mampu untuk membawa dan memasarkan
ke dunia internasional. Beberapa faktor yang diunggulan dari Thailand adalah
perbaikan akses menuju destinasi wisata, perbaikan infrastruktur dan juga
kebersihan dan kelengkapan sarana publik, meskipun sekarang ini Indonesia
sudah mulai menyusul dari segi sarana publik namun hal itu masih sedikit
kurang di banding Thailand..
C. Manfaat Penulisan
a. Mengetahui tempat-tempat pariwisata yang ada di Thailand.
b. Memberikan informasi seputar obyek wisata yang ada di Thailand.
c. Mengetahui perbedaan pariwisata yang ada di luar negeri dengan
pariwisata Indonesia Metode Penulisan
D. Lokasi Dan Waktu

Penulis melakukan penelitian pada tanggal 22 April 2019 – 26 April


2019 di Bangkok & Pattaya, Thailand.

E. Kondisi Thailand
1. Letak Thailand

Kerajaan Thai merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah


geografis yang berbeda. Di sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan
titik tertingginya berada di Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdiri

x
dari Hamparan Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah
tengah negara didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir
seluruhnya datar, dan mengalir ke TelukThailand. Di sebelah selatan terdapat
Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu.
Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan monsun. Ada monsun
hujan, hangat dan berawan dari sebelah barat daya antara pertengahan Mei dan
September, serta monsun yang kering dan sejuk dari sebelah timur laut dari
November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan selalu
panas dan lembap. Kota-kota besar selain ibu kota Bangkok termasuk Nakhon
Ratchasima, Nakhon Sawan,Chiang Mai, dan Songkhla.
Kerajaan Thai berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah
utara, dengan Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut
Timur di barat dan dengan Laos dan Kamboja di timur. Koordinat
geografisnya adalah 5°-21° LU dan 97°-106° BT
2. JumlahPenduduk
Thailand merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk
terpadat nomor 4 se-Asia Tenggara. Menurut sumber terpercaya jumlah
penduduk di Negara Thailand mencapai 69.037.513 jiwa atau ke-4 terbanyak
di Asean. Jumlah tersebut bila dihitung sekitar dua kali lipat lebih dari jumlah
penduduk di Malaysia sekitar 31.624.264 jiwa. Dari total jumlah penduduk di
negara Thailand tersebut, mayoritas penduduknya penganut agama Buddha.
Agama lain yang dianut seperti Islam, Hindu dan Kristen. Kemudian
mengenai sistem pemerintahan, Thailand menggunakan sistem monarki
konstitusional, dengan raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara,
sementara kepala pemerintahnya dipimpin oleh Perdana Menteri.
3. Ekonomi Thailand
Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari
tahun 1985 hingga 1995 - rata-rata 9% per tahun - tekanan spekulatif yang
meningkat terhadap mata uang Kerajaan Thai, Baht, pada tahun 1997
menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan
dan memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama

xi
dipatok pada nilai 25 Baht untuk satu dolarAS, Baht mencapai titik
terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan ekonominya
melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian meluas ke
krisis finansial Asia..
Kerajaan Thai memasuki babak pemulihan pada tahun 1999;
ekonominya menguat 4,2% dan tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan
merupakan hasil dari ekspor yang kuat - yang meningkat sekitar 20% pada tahun
2000. Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang melunak pada tahun
2001, namun kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan
yang kuat di Tiongkok dan beberapa program stimulan dalam negeri serta
Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra.
Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan
pada 8% dan 10% pada tahun 2004 dan 2005. Sektor pariwisata menyumbang
banyak kepada ekonomi Kerajaan Thai, dan industri ini memperoleh
keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas Kerajaan Thai.
Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan
sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1 juta)
4. Kebudayaan Thailand
Budaya Thailand menggabungkan kepercayaan budaya dan
karakteristik asli daerah yang dikenal sebagai hari modern Thailand ditambah
dengan banyak pengaruh dari India kuno, Cina, Kamboja, bersama dengan
tetangga budaya pra-sejarah Asia Tenggara. Hal ini dipengaruhi terutama oleh
Animisme, Hindu, Budha, serta oleh migrasi kemudian dari Cina, dan India
selatan.

Bahasa yang di gunakan oleh masyarakat Thailand sebagaian besar


adalah Bahasa Thai yang merupakan bahasa resmi. Bahasa ini dalam Bahasa
Thailand sendiri disebut ภาษาไทย (phasa thai, artinya "bahasa rakyat
Thailand").

5. Pariwisata Thailand

xii
Thailand merupakan negara besar yang perkembangan nya sangat
pesat beberapa tahun terakhir ini. Terlebih di sector pariwisata yang memang
menjanjikan bagi negara ini. Bahkan sector pariwisata menjadi salah satu
penyumbang devisa negara yang terbesar. Berkat pariwisata yang semakin
berkembang pesat, secara otomatis membangkitkan sector yang lainnya juga
terutama ekonomi di Thailand.
Pattaya adalah salah satu daerah di Provinsi Chonburi yang
pariwisatanya juga menjanjikan dan menarik banyak wisatawan di sana.
Buktinya Pattaya menjadi salah satu daerah di Thailand dengan pendapatan
tertinggi dalam sector pariwisata, hal ini membuktikan bahwa Pattaya
memiliki daya tarik atau ciri khas sendiri.
Salah satu daya tarik dari wisata di Pattaya adalah Laser Buddha.
Laser Buddha sendiri merupakan gunung yang terbuat dari batu dan di lukis
dengan cahaya Laser pada tahun 1996 dan merupakan gambar Buddha yang
terbesar di dunia. Itu menjadikan keunikan tersendiri yang memikat dari Laser
Buddha di Pattaya, Thailand.

xiii
BAB II
PEMBAHASAN

Thailand merupakan satu Negara berkembang di Asia Tenggara


dengan Kota Bangkok sebagai Ibukotanya. Thailand merupakan Negara
dengan ekonomi yang maju dan merupakan penghasil padi terbesar di Asia
Tenggara maka dari itu Thailand juga di juluki “Lumbung Padi Asia”. Selain
itu beberapa julukan yang melekat erat pada negara ini ialah. “Negeri Seribu
Pagoda” dan “Negeri Gajah Putih” mengingat sangat banyak sekali di temui
pagoda dan banyak nya gajah di Thailand.
Salah satu sektor yang berkembang dan menjadi incaran banyak
orang yakni sector pariwisata. Tak diragukan lagi Pariwisata Thailand
memang sangatlah berkembang pesat dan dengan adanya itu sector ekonomi
juga melambung. Banyaknya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
Thailand membuat Thailand kini menjadi surga para pelancong dari
mancanegara. Terlihat dengan jelas bahwa fasilitas umum demi kelancaran
kehidupan warga negaranya sangat diperhatikan. Transportasi MRT adalah
salah satu contohnya dan fasilitas ini pun bisa digunakan oleh wisatawan asing
yang bisa dengan mudah mengelilingi seluruh kota Bangkok namun di
Bangkok sendiri nama MRT diganti menjadi BTS. Di Indonesia bahkan MRT
baru resmi di gunakan satu bulan terakhir ini saja dan rute nya pun masih
belum meluas..
Thailand memiliki sector pariwisata yang berkembang dan juga di
dukung oleh infrakstruktur yang maju snagat pesat membuat Thailand menjadi
negara yang menjanjikan apalagi di sector pariwisata. Salah satu tempat di
Thailand yang menjadi tujuan wisata favorit para pengunjung ialah Pattaya.
Sektor pariwisata terlihat menjadi salah satu sektor yang menjadi fokus dan
perhatian khusus pemerintah Singapura. Kepedulian serta perhatian akan
kelengkapan dan kenyamanan dalam berwisata menjadi utama. Hal inilah
yang mungkin patut di contoh Indonesia. Bukan hanya semata untuk
kepentingan dan keuntungan perorangan namun juga kepentingan bersama.

xiv
A. Regulasi
Regulasi atau peraturan administrasi adalah beberapa syarat yang
harus kita penuhi untuk bisa melakukan perjalanan ke luar negeri. Ada
beberapa syarat yang harus kita penuhi untuk bisa mendapatkan izin
melakukan perjalanan ke luar negeri diantaranya adalah memiliki passport.
Passport ini berguna sebagai kartu identitas yang resmi dari negera kita.
Selama berada di Luar Negeri kami diharuskan menjaga dan
membawa passport masing-masing.Karena hanya passport itulah yang berlaku
sebagai kartu identitas kita jika sedang berada diluar negeri.Dan untuk keluar
masuk di setiap Kantor Imigrasi passport lah yang harus diperlihatkan kepada
petugas sebagai bukti bahwa kamu merupakan wisatawan yang resmi dan
bukan pendatang gelap yang bisa saja dicurigai sebagai penjahat.
Perjalanan Foreign Case Study ini penulis lakukan selama 5 hari
karena penulis hanya ke Thailand. Perjalanan dimulai pada tanggal 22 April
2019 hingga 26 April 2019. Berikut ini serangkaian perjalanan ke 1 negara.
Penulis berangkat bersama rombongandan didampingi dosen
pembimbing dari Bandara Adi Sucipto International Airport Yogyakarta pada
pukul 11.25 WIB menuju Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta
menggunakan pesawat Air Asia.. Penulis tiba kurang lebih pukul 13.35
dikarenakan delay satu jam di Bandara Internatinal Adisutjipto Yogyakarta.
Sempat terjadi kendala karena antrian yang ada di Bandara Yogyakarta
menumpuk dan pesawat harus menunggu satu jam untuk terbang.
Sesampainya di Bandara International Soekarno Hatta langsung menuju ke
bagian Imigrasi dimana dibagian ini cap visa keberangkatan menuju ke
Thailand. Setelah itu penulis dan rombongan menuju ke gate D7. Kami
menunggu sekitar dua jam lebih untuk akhirnya terbang ke Thailand. Pada
pukul 16.20 penulis dan rombongan segera masuk ke pesawat setelah
melewati proses body check dan pukul 16.35 terbang menuju Thailand
tepatnya di Bandara Don Mueang, Bangkok menggunakan pesawat yang sama
yaitu Air Asia. Perjalanan kami lewati selama kurang lebih 3,5 jam dan tidak
ada perbdaan waktu antara di Jakarta dan Bangkok. Pukul 20.50 kami sampai

xv
di Don Mueang, Bangkok, Thailand dan segera menuju ke Imigrasi Thailand.
Setelah mendapat visa kedatangan dan mengumpulkan Arrival Card, penulis
dan rombongan segera menuju ke tempat pembelian SIM Card untuk wikayah
Thailand agar bias menghubungi keluarga di rumah. Tak lama berselang,
langsung menuju ke mobil van yang sudah menjemput dan diantar kan ke
Khaosan Road tempat kami bermalam. Kurang lebih pukul 22.00 sampai di
hotel dan check in setelah itu kegiatan pada malam hari free.
Hari Kedua, 23 April 2019 pukul 08.00 waktu setempat, kami sudah
berkumpul di depan hotel untuk meuju ke Pattaya. Dan pukul 08.15 kami
berangakat ke Pattaya selama 2 jam. Sampai di Pattaya kurang lebih pukul
10.00 dan langsung menuju ke Big Bee Farm, disana rombongan di jelaskan
bagaimana lebah madu bias menghasilkan madu dan manfaat dari madu itu
sendiri, banyak ilmu yang bias di ambil dari pembelajaran singkat yang
didapat saat di Big Bee Farm. Seusai di Big Bee Farm perjalanan berlanjut ke
Silver Lake, sebelum itu kami mampir untuk makan siang di sebuah restoran
halal tepat pukul 11.00 waktu setempat dan di lanjutkan ke Silver lake dimana
tempat ini adalah pusat pembuatan anggur dan perkebunan anggur di Pattaya,
Thailand. Selepas itu rombongan melanjutkan perjalanan ke Laser Buddha
yang letaknya tak jauh dari kawasan Silver Lake. Di Laser Buddha ini ada
sebuah gunung yang di gambar dengan sinar laser berbentuk Buddha. Tempat
ini begitu menarik perhatian dengan keunikan nya dan pemandangan sekitar
ya yang menawan. Setelah puas berkunjung ke Laser Buddha, rombongan pun
melanjutan perjalanan menuju Pattaya Beach pukul 14.00 waktu setempat.
Perjalanan ini memakan waktu sekitar 45 menit sampai 1 jam. Dan pukul
15.00 tepat akhirnya sampai di Pattaya Beach. Berkeliling selama 3 jam
hingga jam 18.00 waktu setempat. Tepat pukul 17.30 semua berkumpul
kembali dan segera bersiap untuk melakukan perjalanan kembali ke Bangkok,
Thailand. Sekitar dua jam perjalanan, sampailah di Bangkok tepatnya di
Khaosan Road pukul 20.15 dan segera kembali ke hotel.
Keesokan harinya, tanggal 24 April 2019 tepat pukul 08.00 waktu
setempat, penulis dan rombongan berangkat menuju ke Wat Arun dengan

xvi
berjalan kaki kurang lebih 5 km dari Khaosan Road. Setelah berjalan kaki
cukup lelah, kami sampai di pelabuhan kecil di sungai Chao Phraya. Setelah
sampai dan menjelajahi Wat Arun, pukul 11.00 kami melanjutkan perjalanan
ke ICONSIAM sebuah Mall di Bangkok yang terbaru dan besar. Di
ICONSIAM kegiatan yang dilakukan adalah makan siang dan berjalan – jalan.
Banyak sekali makanan – makan yang unik dan menarik. Setelah puas
menjelajah ICONSIAM rombongan melanjutkan perjalanan ke Asiatique
pukul 16.00 dengan menggunakan transportasi kapal dan melewati Sungai
Chao Phraya. Di Asiatique banyak sekali cinderamata dan oleh – oleh yang
dapat di peroleh. Selain itu ada juga wahana yang menantang adrenalin,
penulis dan rombongan juga menikmati sunset di Asiatique. Beberapa oleh –
oleh juga sudah terbeli. Tepat pukul 20.00 waktu setempat, semua rombongan
berkumpul dan segera menuju ke kapal yang sudah menunggu didepan
dermaga kecil tepat didepan Asiatique. Setelah kurang lebih 15 menit naik
kapal, kami segera melanjutkan perjalanan ke halte BTS dan membeli tiket
dengan harga 37 baht untuk menuju ke daerah SIAM. Sampai didaerah SIAM,
kami melanjutkan perjalanan menggunakan Bus Kota Bangkok dengan harga
tiket 15 baht. Setelah kembali di hotel kegiatan selanjutnya free dan hari
pertama merupakan hari yang paling melelahkan di Bangkok.
Hari berikutnya 25 April 2019 tepat pukul 08.00 pagi semua sudah
berkumpul kembali. Tujuan wisata di hari ini adalah untuk berbelanja di
Platinum. Platinum merupakan pusat perbelanjaan di Thailand khususnya jika
ingin berbelanja baju dan oleh – oleh tepatnya di Platinum. Kali ini semua
menggunakan transportasi local yaitu Bus Kota. Bersama – sama naik Bus
Kota jalur 511 tujuan Platinum. Setelah sampai di Platinum, semua berpencar
untuk membeli cindera mata oleh – oleh. Penulis pun juga membeli beberapa
cindera mata khas Thailand seperti; Tas, Gantungan Kunci, Magnet dan juga
beberapa makanan. Setelah dirasa cukup semua sudah berkumpul namun
penulis memutuskan untuk memisahkan diri dari rombongan dan masih
berkeliling di sekitaran Platinum untuk mencari makan siang. Setelah mampir
ke sebuah restoran cepat saji, pukul 15.00 waktu setempat penulis pun segera

xvii
pulang dan menaiki bus yang sama. Sesampainya di hotel, semua segera
beristirahat dan malam harinya memutuskan untuk berkeliling di sekitaran
Khaosan Road untuk menikmati malam terakhir di Bangkok sebelum besok
pagi harus pergi meninggalkan Thailand. Tepat pukul 24.00 akhirnya kembali
ke Hotel dan mempersiapkan barang untuk di packing. Satu jam setelahnya
semua sudah beres dan akhirnya beristirahat agar keesokan paginya tidak
terlambat.
Keesokan paginya, 26 April 2019. Tepat pukul 07.00 pagi,
semuanya bersiap didepan hotel untuk segera menuju van dan pergi ke
Bandara International Don Mueang Bangkok. Setelah semua sudah berkumpul
dan menimbang koper masing – masing, semua segera berangkat ke Bandara
Internasional Don Mueang. Setelah check in dank e kantor imigrasi, semua
rombongan menunggu di ruang tunggu. Tepat pukul 11.25 take off dari
Bandara Intenational Don Mueang Bangkok, Thailand menuju ke Bandara
International Soekarno Hatta. 3.5 jam perjalanan dan landing di Bandara
International Soekarno Hatta pukul 14.50 WIB. Setelah sampai, kami menuju
ke kantor imigrasi untuk konfirmasi kedatangan dan segera berkumpul
kembali pada satu titik untuk membagikan barang – barang yang masuk ke
bagasi. Setelahnya semua berpencar untuk mencari makanan, dan berkumpul
kembali di pintu E2 pukul 20.00. setalah check in bagasi, kami meuju ke pintu
E2 untuk menunggu. Kurang lebih pukul 21.00 pesawat take offmenuju
Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, 35 menit perjalanan dan
mendarat pukul 21.35 WIB di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
B. Kebudayaan Thailand
1. Seni
Thailand seni visual yang tradisional terutama Buddha. Thailand
Buddha gambar dari periode yang berbeda memiliki sejumlah gaya yang khas.
Thai seni dan arsitektur candi berevolusi dari sejumlah sumber, salah satunya
adalah arsitektur Khmer. Seni kontemporer Thailand sering
mengkombinasikan unsur-unsur tradisional Thailand dengan teknik modern.
Sastra di Thailand sangat dipengaruhi oleh budaya Hindu India. Karya-karya

xviii
sastra yang paling menonjol Thailand adalah versi dari Ramayana, epik agama
Hindu, yang disebut Ramakien, yang ditulis sebagian oleh Raja Rama I dan
Rama II, dan puisi Sunthorn Phu. Tidak ada tradisi drama diucapkan di
Thailand, peran, bukan diisi oleh tarian Thailand. Ini dibagi menjadi tiga
kategori lakhon-khon, dan likay-khon yang paling rumit dan likay yang paling
populer. Nang drama, bentuk wayang, ditemukan di selatan. Musik Thailand
termasuk tradisi musik klasik dan rakyat serta string atau musik pop.
2. Agama
Hampir semua orang Thailand 95% Buddhis Theravada (yang
mencakup Tradisi Hutan Thai dan Nikaya Dhammayuttika dan Santi Asoke
sekte,) dengan minoritas Muslim di Thailand (4,6%), Kristen di Thailand
(0,7%), Buddha Mahayana, dan agama-agama lain. Thailand Buddhisme
Theravada didukung dan diawasi oleh pemerintah, dengan para bhikkhu
menerima sejumlah tunjangan pemerintah, seperti bebas menggunakan
infrastruktur transportasi publik. Buddhisme di Thailand sangat dipengaruhi
oleh kepercayaan tradisional tentang roh-roh leluhur dan alam, yang telah
dimasukkan ke dalam kosmologi Buddhis. Kebanyakan orang Thailand sendiri
semangat rumah, rumah kayu miniatur di mana mereka percaya roh rumah
tangga hidup. Mereka menyajikan persembahan makanan dan minuman untuk
roh-roh untuk membuat mereka senang. Jika roh-roh yang tidak senang,
diyakini bahwa mereka akan menghuni rumah yang lebih besar dari Thailand,
dan menyebabkan kekacauan.
3. Kuliner
Masakan di Thailand sendiri terasa sedikit masam bagi orang
Indonesia dan juga bumbu yang di gunakan sangat kaya akan rempah yang
menjadikan rasa masakan itu menjadi unik. Beberapa jenis rasa di Thailand
adalah seperti; Manis (gula, buah), Pedas panas (cabai), Asam (jeruk nipis,
asam), Asin (kecap ikan, kecap).
Sebagian besar hidangan dalam masakan Thailand mencoba untuk
menggabungkan bumbu. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah
bumbu, rempah-rempah dan buah, termasuk: cabe, bawang putih lengkuas,

xix
daun jeruk, kemangi, selasih, jeruk nipis, serai, ketumbar, merica, kunyit, dan
bawang merah
C. Laser Buddha
Buddha Mountain adalah salah satu landmark paling populer di
Thailand. Sebenarnya bukan gunung itu sendiri yang menjadi daya tariknya,
melainkan gambar Buddha raksasa yang ‘dilukis’ di dinding gunung ini, yang
lebih populer disebut Laser Buddha.Laser Buddha (atau yang disebut juga
Khao Chi Chan) adalah objek wisata Thailand yang letaknya berada di
Pattaya, Provinsi Chonburi, Thailand.
Gambar Buddha yang nama resminya Phra Phutta Maha Wachira
Uttamopat Satsada tersebut dipahat pada tahun 1996 untuk merayakan 50
tahun takhta Raja Bhumibol Adulyadej.Selama masa Perang Vietnam, tentara
Thailand memanfaatkan gunung Khao Chi Chan untuk usaha pertambangan.
Batu hasil tambang dimanfaatkan di daerah bandara U-Tapao, yang pada saat
itu merupakan basis tentara Amerika. Setelah perang berakhir, aktivitas
pertambangan masih berlanjut hingga 1976.
Gambar Buddha tersebut dipahat di dinding batu menggunakan
teknologi laser. Itulah sebabnya objek wisata Thailand yang satu ini disebut
Laser Buddha. Laser ini digunakan sebagai pemandu bagi para pekerja pada
saat akan memasang emas.
Hasil dari pengerjaan selama berbulan-bulan ini adalah gambar
Buddha emas yang megah dengan tinggi 130 m dan lebar 70 m. Objek Buddha
ini disebut-sebut sebagai salah satu gambar Buddha terbesar di dunia. Gambar
Buddha raksasa ini dapat kita lihat dari jarak yang jauh.
Tak hanya dekat dengan Silverlake Vineyard, Laser Buddha ini juga
berada tak jauh dari pantai Pattaya, kurang lebih berjarak 25 km. Sebenarnya
baik Laser Buddha dan Silverlake bukan berada di Pattaya. Akan tetapi,
karena berada tepat di pinggiran kota Pattaya, maka kedua objek wisata ini
seringkali dimasukkan dalam daftar tempat wisata di Pattaya.
Untuk menikmati objek Laser Buddha ini, kita tidak akan dikenakan
biaya apa pun alias gratis. Cukup masuk langsung dari depan pintu utamanya

xx
di mana kita akan temui sebuah bangunan kecil tempat umat Buddha
melaksanakan ibadah. Setelah melewati tempat ibadah ini yang juga terdapat
informasi mengenai sejarah terbentuknya pahatan Sang Buddha tersebut, maka
akan dijumpai halaman terbuka yang sangat luas untuk menuju ke gunung
Laser Buddha tersebut.
Saat berjalan mendekati gunung, maka akan tampak taman-taman
serta kolam-kolam yang mengelilingi gunung ini, dimana kita bisa menikmati
keindahan taman dan kolamnya yang bersuasana tenang dan damai. Namun
hanya sampai di sini sajalah posisi pengunjung untuk bisa mendekat ke
gunung ini, karena perjalanan kita akan terhalang oleh pagar-pagar yang
membatasi pengunjung untuk bisa lebih dekat ke pahatan Sang Buddha
tersebut. Meski masih cukup jauh dari lukisan Buddha tersebut, tapi saat
mendongakkan kepala hingga ke atas pahatan, barulah terasa kalau pahatan ini
ternyata besar sekaliKarena areanya sangat terbuka, maka jika datang pada
siang hari sinar matahari akan terasa sangat panas menyengat. Jadi, pastikan
membawa payung atau topi jika tak ingin kepanasan. Jangan lupa juga
menggunakan sunblock untuk menjaga kulit dari sengatan sinar matahari

xxi
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dunia pariwisata mulai disadari sebagai peluang baru disekitar bisnis
dan perdagangan industri pariwisata yang mempunyai potensi cukup besar
karena mendatangkan devisa bagi sebuah negara. Hal tersebut sangat dapat
menjunjung tingkat kesejahteraan hidup rakyat
(Suhendroyono;2016.http://ejurnal.stipram.ac.id)
Thailand sebagai salah satu negara di Kawasan Asia Tenggara juga
sangat gencar untuk memperbarui dan mengembangkan fasilitas guna untuk
mendukung aktivitas kepariwisataan nya. Dengan pembangunan moda
transportasi sebagai salah satu fasilitas utama, di Thailand juga sudah
membangun bebrapa infrastruktur penunjang di berbagai destinasi wisata
utama karena itu membuktikan bahwa Thailand sadar akan pentingnya
penunjang bagi perkembangan pariwisata mereka..
Laser Buddha merupakan salah satu destinasi wisata di pattaya yang
memiliki keunikan tersendiri, yaitu adalah Gambar Buddha yang di buat
dengan sinar laser di sebuah gunung pada tahun 1996 untuk merayakan 50
tahun takhta Raja Bhumibol Adulyadej. Dan gambar Laser Buddha ini
merupakan gambar Buddha yang terbesar di dunia. Keunikan dan keindahan
pemandnagannya lah yang menarik wisatawan baik domestic Thailand
maupun mancanegara.

B. Saran
1. Penulis menyarankan agar Indonesia dapat mencontoh Thailand
dalam pengembangan pariwisata terutama dibidang pengembangan
infrastruktur. Agar setiap pengunjung atau wisatawan dapat
menikmati objek wisata dengan nyaman dan memiliki kesan
tersendiri serta timbulnya rasa ingin kembali kesana lagi

xxii
2. Peningkatan promosi agar informasi mengenai objek wisata dapat
menjangkau tempat yang jauh, dan untuk destinasi yang baru saja
dibuka dapat dikenal oleh khalayak ramai serta dinikmati semua
kalangan.
3. Peningkatan pembangunan yang berkaitan dengan aksesbilitas
tentang bagaimana wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu
destinasi tidak menghabiskan waktu mereka diperjalanan. Seperti
Thailand yang sudah membangun BTS dan jalan tol yang mudah
diakses kemana saja dan dapat menjangkau berbagai destinasi
wisata.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

Data Foreign Case Study, Thailand, pada tanggal 29 April 2019-03 Mei 2019

Suhendroyono, 2016. Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung Sebagai Ikon


Wisata Berbasis Budaya Di GunungKidul Yogyakarta: Jurnal
Kepariwisataan, vol.10, no 1 (2016): 43-50/http://ejournal.stipram.ac.id

Sugiarto, Eko. “Daya Tarik dan Potensi Daya Tarik Kawasan Candi Selogriyo”.
Jurnal Kepariwisataan 11.2 (2017): 11-24. (http://ejournal.stipram.ac.id).

Syamsu, Moch Nur. "Pengembangan Desa Wisata Nganggring Kabupaten Sleman


Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi." Jurnal Kepariwisataan 10.3
(2016): 29-38. (http://ejournal.stipram.ac.id).

xxiv
LAMPIRAN

Gambar 1.Passport penulis

Gambar 2. VISA penulis

xxv
Gambar 3. Penulis di Laser Buddha.

xxvi

Anda mungkin juga menyukai