Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PRODI D.IV PENGATURAN PERJALANAN

SEMESTER 1 KE SENGANG GILE DAN DESA ADAT KARANG BAJO

Nama : Khairil Alfandi

NIM : 1701060

MK : DIP & BIP

KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK PARIWISATA NEGERI LOMBOK

TAHUN AKADEMIK 2017

0
HALAMAN PEMERIKSAAN

LAPORAN PKL INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 2 NOVEMBER 2017

Pembimbing I Pembimbing II

H. Lalu Ratmaja, S.Pd., M.Pd Anas Pattaray, S.Sn., M.Par

Pembimbing III Pembimbing IV

Ida Ayu Yadnya S.D.U.P,. SPd. Endang Sri W, S.Pd., M.Pd

Mengetahui

Kaprodi Direktur

Kertajadi, S.ST.Par., M.Par., MHLTr Dr. H. Hamsu Hanafi, M.M

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
limpahan Rahma-Nya saya dapat menyusun Laporan Kegiatan saya ini tanpa ada kendala yang
berarti sebelum membuat laporan ini,saya telah mengikuti PKL bersama-sama dosen dan
mahasiwa/wi Poltepar lombok, yang hasilnya telah saya tulis dan rangkum sesuai dengan data
dan hasil yang saya dapatkan dari kegaitan PKL tersebut.

Demikian laporan yang saya buat ini,apa bila didalam laporan kegiatan tersebut diatas
masih terdapat kekurangan, saya mohon bimbingan dan masukan dari bapak/ibu dosen
,sehingga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi saya.

Semoga Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Penyusun

Khairil Alfandi

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PEMERIKSAAN........................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................... 4

1.2 TUJUAN KEGIATAN........................................................................................ 4

1.3 WAKTU & LOKASI KEGIATAN.................................................................... 4

BAB II PELAKSAAN KEGIATAN & HASIL PENGAMATAN................................... 5

2.1 PANITIA PELAKSANA................................................................................... 5

2.2 AGENDA KEGIATAN..................................................................................... 5

2.3 HASIL PENGAMATAN................................................................................... 6

2.4 PERJALANAN & HASIL KEGIATAN.......................................................... 6

2.5 HASIL PENGAMATAN................................................................................... 6

C. SENDANG GILE WATERFALL.............................................................. 6

D. DESA ADAT KARANG BAJO.................................................................. 7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 9

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................. 9

3.2 SARAN................................................................................................................ 9

LAMPIRAN.......................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa di sebut dengan PKL adalah salah satu bentuk

emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan

program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung

didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

1.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan laporan perjalanan widya wisata ini
sebagai berikut :
I. Melaksanakan Program Kegiatan PKL
II. Menyelesaikan tugas yang diberi sekolah.
III. Meningkatkan tentang nilai, religius, sejarah , teknologi dan infrastruktur di lokasi
tersebut.
IV. Sebagai inspirasi dan meningkatkan kreativitas mahasiswa.
V. Menambah wawasan para mahasiswa.
VI. Mendapatkan ilmu dan penelitian yang didapat, sehingga bermanfaat bagi kehidupan
kedepannya.
VII. Membangun keakraban antar mahasiswa dan dosen.

1.3 Waktu dan Lokasi Kegiatan

Tanggal 30 Oktober 2017 bertempat di Sendang Gile Waterfall dan Desa Adat Karang

Bajo

4
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL PENGAMATAN

2.1 Panitia Pelaksana

Pelaksanan kegiatan PKL ke Sendang Gile dan Desa Adat Karang Bajo ini
dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2017. Pelaksana dari PKL ini sendiri yakni Politeknik
Pariwisata Negeri Lombok yang melibatkan Dosen Pembimbing dan tentunya Mahasiswa/i
Politeknik Pariwisata Negeri Lombok. Adapun yang menjadi pembina pada pelaksanaan PKL
kali ini ialah Ibu Ida Ayu Yadya Sari Dewi Pidada dan Ibu Endang Sri Wahyuni serta Bapak
H. Lalu Ratmaja dan Bapak Anas Pattaray.

2.2 Peserta dan Pembina


Pelaksanaan kegiatan PKL ini diikuti oleh seluruh Mahasiswa/i Pengaturan Perjalanan
kelas 1 B dan dibina oleh Dosen Pembimbing Ibu Ida Ayu Yadnya S.D.U.P,. SPd. dan Endang
Sri Wahyuni, SPd., M.Pd. serta Bapak H Lalu Ratmaja, S.Pd., M.Pd dan Anas Pattaray , S.Sn.,
M.Par.
2.3 Agenda Kegiatan
07.00 – 07.30 Absensi Mahasiswa
07.30 – 07.45 Berkumpul & Foto Bersama
07.45 – 08.00 Menaiki Bus dan Menuju Lokasi
08.00 – 10.00 Tiba di Sendang Gile Waterfall
10.00 – 10.45 Melakukan Observasi
10.45 – 11.15 Foto Bersama dan Kembali Menuju bus
11.15 – 12.00 Tiba di Desa Adat Karang Bajo
12.00 – 12.30 Makan Siang Bersama
12.30 – 13.00 Diskusi Bersama Ketua Adat
13.00 – 13.30 Memakai Pakaian Adat
13.30 – 15.00 Melakukan Observasi

5
15.00 – 15.30 Menyaksikan Tarian Khas
15.30 – 16.15 Bersiap dan Kembali ke bus
16.15 – 20.30 Tiba di PPL

2.4 Perjalanan dan Hasil Kegiatan


Tepat pada pukul 08.00 WIB kami berkumpul di Halaman Kampus Politeknik Pariwisata
Lombok. Sebelum kami berangkat, kami melakukan diskusi, pembagian tugas dan tidak lupa
berdoa sebelum berangkatan. kemudian setelah selesai berdiskusi kami langsung menuju
objek Sendang Gile dan Desa Adat Karang Bajo. Kami menggunakan Bus yang telah
disiapkan.
Di sepanjang perjalanan kami berdiskusi sambil bercanda tentang apa yang akan kami
kerjakan ketika sampai di lokasi.
Tepat pukul 09.00 WIB kami tiba di lokasi. Tanpa beristirahat, kami langsung berjalan
menuju Sendang Gile. Karena hari senin, sedikit sekali pengunjung yang berlibur ke objek
wisata ini,.
Selain pemandangan alamnya, fasilitas yang ada di kawasan Pemandian Air Panas Guci
ini tergolong cukup lengkap, seperti penginapan, hotel kelas melati, villa, losmen hingga hotel
berbintang. Tentunya fasilitas yang diberikan di setiap penginapan tadi berbeda-beda,
tergantung dari pilihan dan harga yang anda inginkan.
Setelah puas berjalan-jalan kamipun memutuskan untuk pulang. Pukul 17.30 WIB kami
bersiap menaiki Bus dan balik ke kampus

2.5 Hasil Pengamatan


A. Letak Geografis
- Sendang Gile
Sendang Gile Waterfall terletak di Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten
Lombok Utara. Sendang Gile termasuk ke dalam Kawasan Taman Nasional Gunung
Rinjani.  
- Karang Bajo

Desa Adat Karang Bajo terletak di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten
Lombok Utara
B. Kondisi Fisik
- Sendang Gile
Kondisi fisik dari Air Terjun Sendang Gile sangat membutuhkan perhatian baik
dari masyarakat sekitar dan pemerintah karena beberapa factor sbb:

6
 Tempat parker yang sangat luas dan tidak beraturan
 Anak tangga yang mulai sedikit demi sedikit rusak
 Musholla yang kurang bersih dan tidak terawatt
 Toilet umum yang kurang bersih dan tidak terawatt
 Tempat beristirahat yang kurang bersih

- Desa adat karang bajo


Kondisi fisik dari Desa Adat Karang Bajo yang sangat aman dan kekentalan
adat dan budaya yang dimiliki, kita bias melihat dari berbagai segi:
 Keramah – tamahan masyarakat
 Kebersihan Desa Adat Karang Bajo
 Keindahan rumah – rumah adat yang rapi
 Sopan santun masyarakat Desa Karang Bajo

C. Sendang Gile
Selain itu, ternyata air di Sendang Gile berasal dari mata air di Gunung Rinjani
yang sangat sejuk dan alami. Jarak tempuh dari pusat Kota Mataram ialah sekitar 3 jam
perjalanan yang dapat diakses melalui dua jalur yakni, jalur Pusuk dan jalur Senggigi.
Sedangkan dari Lombok Internasional Airport berjarak kurang lebih sekitar 4 jam
perjalanan.
Menurut cerita rakyat setempat, dulu Sendang Gile
adalah tempat bidadari mandi ketika turun ke bumi. Ada juga yang berpendapat
bahwa nama ini berasal dari seseorang yang menemukan air terjun ini secara tidak
langsung saat memburu singa yang masuk ke hutan setelah mengacaukan
sebuah kampung  Penduduk kampung setempat menyebut singa gila dengan
sebutan sengang gile, namun, lambat laun pelafalan tersebut menjadi sendang gile. Para
penduduk percaya bahwa mandi ataupun membasuh muka di air terjun Sendang Gile,
akan membuat seseorang menjadi lebih muda satu tahun daripada usia sebenarnya.
Sendang Gile merupakan air terjun yang berketinggian 600 meter di
atas permukaa laut dan memiliki ketinggian kurang lebih 31 meter dari dasar sungai ini
memiliki dua tingkatan, tingkat pertama muncul di atas tebing dan jatuh ke
dasar kolam di bawahnya, sedang tingkat kedua, di mana
pada kolam tersebut air meluncur ke bawah dan membentuk sungai dibawahnya. Untuk
menuju ke tempat ini, para pengunjung harus melalui dua ratusan anak tangga yang
mencapai ketinggian 40 meter, dan jembatan berlubang melalui sebuah lembah yang
membutuhkan waktu penjelajahan sekitar 15 menit. Perjalanan alternatif juga bisa
dilakukan dengan cara menyelusuri pinggir lembah yang agak curam dan
mengikuti saluran irigasi serta menyeberangi jembatan yang terbuat dari rotan.
Selain menikmati indahnya Air Terjun kita juga dapat melakukan berbagai
aktivitas seperti, mandi, berfoto – foto, serta pengunjung juga dapat melakukan pijat
refleksi dibawah dentuman air terjun tersebut.

7
Prasarana yang ada di Sendang Gile cukup memuaskan dengan adanya tempat
ibadah serta toilet umum dan maraknya orang yang menjajakan dagangannya. Namun
kebersihan tempat ibadah dan toilet umum tersebut masih jauh dari kata memuaskan.
Oleh karena itu perlu adanya petugas tambahan yang mengatasi masalah kebersihan
tersebut. Dan juga kurangnya tempat sampah yang tersedia yang berakibat banyaknya
sampah yang berserakan.
Pengunjung yang datang pada saat PKL kemarin lebih banyak yang di dominasi
oleh wisatawan asing atau mancanegara. Setelah melakukan wawancara mengenai Air
Terjun Sendang Gile para wisatawan asing tersebut juga merasa rishi terhadap sampah
yang ada di DTW tersebut. Peran pengelola sangat penting dalam hal ini,walaupun
pelayanan ticketing yang dirasa murah dan terjangkau namun, kebersihanlah yang paling
harus dijaga.

D. Desa Adat Karang Bajo


Islam yang masuk di Pulau Lombok pada umumnya dan Bayan pada khususnya
pada sekitar abad XVI yang menurut beberapa sumber menyatakan dibawa oleh Sunan
Prapen dari Jawa, dan pada masa itu mampu didirikan Masjid yang sekarang kita kenal
dengan Masjid Kuno Bayan. Letak dari Masjid Kuno ini yaitu di Desa Bayan,
Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Sekarang, Masjid kuno ini menjadi objek
wisata. Jarak antara Desa Adat ini dari pusat Kota Mataram berkisar 3 jam 30 menit.
Sementara dari Lombok International Airport berkisar 4 jam perjalanan. Akses jalannya
sudah sangat bagus.
Karang Bajo sekarang menjadi sebuah kampung yang dihuni oleh Masyarakat
Adat, dan memiliki struktur pemerintahan adat. Di Kampung ini terdapat pranata-pranata
adat yaitu, Pembekel, Perumbaq Tengaq (Amaq Lokaq Gantungan Rombong), Amaq
Lokaq Pande, Amaq Lokaq Penguban, Amaq Lokaq Singan Dalem, dan Kyai Lebe.
Sebenanya masih ada juga beberapa pranata atau pejabat adat lainnya seperti Penjeleng
dan Penyunat. Tetapi pranata tersebut yang menjabat belum ada, atau masih kosong.
Pengangkatan pejabat yang masih kosong ini belum bisa dilakukan, karena pecatu
sebagai sumber penghasilan mereka sudah tidak ada lagi, atau sudah menjadi hak milik
pribadi. Hal ini terjadi oleh oknum para pejabat pemerintah dimasa Orde Baru. Masa
Orde Baru, kata-kata dan perbuatan setiap pejabat pemerintah merupakan hokum yang
harus ditaati, setiap orang yang menentang dianggap sebagai pemberontak, sehingga
apapun yang dilakukan oleh pejabat pemerintah pada masa itu tidak bisa ditentang oleh
Masyarakat Karang Bajo.
Untuk fasilitas sudah tersedia tempat sholat dan toilet umum, namun masyarakat
sana masih memegang kearifan local yang masih sangat dijunjung tinggi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perjalanan kami ini cukup melelahkan tapi juga mengasikan, namun dibalik dari

perjalanan tersbut kami mendapat pengalaman yang tidak akan pernah kami lupakan .

Dari penulisan laporan ini, penulis bisa menyimpulkan bahwa Sendang Gile dan Desa

Adat Karang Bajo merupakan salah satu objek wisata yang layak untuk dikunjungi dan

wajib kita lestarikan guna memajukan potensi wisata yang ada di Provinsi NTB

3.2 Saran

Saran untuk kedepannya kedua DTW diatas ataupun seluruh DTW yang ada di

Lombok khususnya lebih mempromosikan serta memperbaiki atau menambah fasilitas –

fasilitas pendukung terutama pengadaan tempat sampah serta fasilitas lainnya agar target

pemerintah yaitu menambah jumlah wisatawan yang masuk ke Lombok khususnya dapat

tercapai.

9
LAMPIRAN

Foto bersama Guest dari Swedia

Foto bersama Dosen dan rekan

mahasiswa

Kondisi terkini Sendang Gile Waterfall

10

Anda mungkin juga menyukai