Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

UJI MUTU MIKROBIOLOGIS PANGAN

METODE HITUNG CAWAN

OLEH :
SATRIA ARSYUL ILMI
J1A0171098

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PENDAHULUAN

Berbagai macam metode tersedia untuk perhitungan mikroorganisme. Pemilihan


metode akan tergantung pada sejumlah faktor diantaranya yaitu jenis sampel, organisme
spesifik yang dicari, karakteristik media tertentu, batas bawah dari perhitungan yang
diperlukan, tujuan dari pemeriksaan dan waktu yang tersedia. Pengukuran kuantitatif populasi
mikroba dalam suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain
berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Ada berbagai cara untuk
mengukur jumlah sel, antara lain dengan penghitungan mikroskopis langsung (direct
microscopis count) dan penghitungan tidak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan,
baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan (Waluyo, 2008).
Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel
secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu
dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan (Fardiaz,
1992). Bakteri dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan
secara tidak langsung) yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme
yang dapat hidup yang terdapat pada sampel (Penn, 1991).
Metode hitung cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan suatu indeks bagi jumlah mikroorganisme yang dapat hidup yang terkandung di
dalam sampel. Prinsip dalam metode cawan adalah adanya seri pengenceran sampel.
Pengenceran bertujuan agar mikroorganisme yang diamati dapat dihitung (Robert dan
Greenwod, 2003).
Untuk mempermudah penghitungan jumlah koloni bakteri digunakan alat yang biasa
disebut Colony Counter. Pada alat Colony Counter, penghitungan jumlah koloni bakteri
dipermudah dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti
tinggal menandai koloni bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung
dengan counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung. Penghitungan
suatu koloni dengan metode pour plate masih memungkinkan terjadinya kesalahan
dikarenakan faktor human error akibat bentuk koloni yang relatif kecil dan banyaknya koloni
yang akan dihitung (Waluyo, 2008).
PEMBAHASAN

Metode hitungan cawan merupakan cara yang akurat untuk menentukan jumlah


mikroba, karena hanya sel yang masih hidup yang dihitung. Beberapa jenis mikroba dapat
dihitung dan dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba sekaligus. Bakteri harus
dapat tumbuh di media yang padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas
memerlukan persiapan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung 
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel microbe yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium, maka microbe tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop.
Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan
alasan:
 Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
 Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
 Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sal mikroba yang mempunyai penampakan spesifik.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut, metode hitungan cawan juga mempunyai kelemahan-
kelemahan sebagai berikut:
 Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
 Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
 Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan koloni
dapat dihitung.

Beberapa cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, yaitu dengan lempeng total
cawan (plate count), hitungan mikroskopik langsung (direct microscopic count) atau MPN
(Most Probable Number) (Fardiaz, 2000). Penetapan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah sel bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau
membentuk suspensi dalam larutan biak.

1. Metode tuang (Pour Plate)

Metode pour plate adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan


mikroorganisme di dalam media agar-agar dengan cara mencampurkan media agar-
agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri sehingga sel-sel tersebut tersebar
merata dan diam baik di permukaan agar-agar atau di dalam agar-agar
(Setiyono,2013). Dalam metode ini memerlukan perlakuan pengenceran sebelum
ditumbuhkan pada medium agar-agar di dalam cawan petri, sehingga setelah di
inkubasi akan terbentuk colony pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat
dihitung. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000,
dan seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan seterusnya.

2. Metode Spread Plate

Isolasi dengan cara spread plate dilakukan setelah media untuk biakan yang
telah dituang ke cawan petri steril memadat. Setelah itu menuang
suspensi bakteri sampel ke dalam cawan petri yang telah berisi media padat.
Penyebaran suspensi sampel dilakukan dengan menggunakan batang Drugalsky yang
telah dipanaskan terlebih dahulu (Waluyo, 2007).

3. Metode drop-plate
Metode drop plate digunakan untuk menentukan jumlah bakteri yang
tersuspensi pada suatu larutan yang diketahui. Metode drop plate memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan metode spread plate. Keunggulan metode drop plate
dibandingkan spread plate antara lain (1) membutuhkan sedikit waktu untuk
menumbuhkan bintik mikroba daripada menyebarkan mikroba; (2) menggunakan
bahan yang lebih sedikit; (3) karena sample yang didistribusikan di tempat yang
berbeda, sehingga perhitungan koloni lebih cepat.

Berdasarkan penelitian para ahli dari tiga metode pour plate, spread plate dan,
drop plate, metode drop plate merupakan metode yang lebih disukai karena dalam
satu piring (cawan petri) dapat dilakukan banyak hitungan, karena dalam satu piring
(cawan petri) dibagi menjadi delapan atau empat sektor yang setara dengan delapan
spread atau delapan tuangan piring.
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. 2000. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Penn, C. W. (1991). Pathogenicity and molecular biology of Treponemes. Rev Med
Microbiol 2, 68-75.
Robert, D. and Greenwood, M. 2003. Practical Food Microbiology. Massachusetts:
Blackwell Publishing.
Setiyono, M.R. 2013. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan
cawan, dan Pewarnaan Gram. Gramedia. Jakarta.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum II. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai