Anda di halaman 1dari 13

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan secara umum dapat didifinisikan sebagai pertambahan secara

teratur semua komponen didalam sel hidup. Pada mikroorganisme, petumbuhan

individu(sel) dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan sel dan pertumbuhan

populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang terjadi, kadang-kadang terlalu

cepat pertumbuhannya, sulit untuk diamati dan dibedakan (Dwidjoseputro, 1998).

Umur sel jasad renik ditentukan segera setelah proses pembelahan sel

selesai sedangkan umur kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi.

Ukuran sel tergantung dari kecepatan pertumbuhannya. Semakin baik zat nutrisi

didalam substrat tempat tumbuhnya, mengakibatkan pertumbuhan sel semakin

cepat dan ukuran sel semakin besar (Hadioetomo, 1990).

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat diangap

bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung

jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada suspense. Jumlah

mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara,

tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya (Jutono, 1980).

Penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara

diantaranya metode hitungan cawan (Total Plate Count), hitungan mikroskopis

langsung (Direct Count) dan penghitung Coulter. Cara lain penentuan jumlah sel

adalah dengan menyaring sampel dengan saringan membran kemudian daringan

tersebut diinkubasi pada permukaan media yang sesuai. Koloni-koloni yang

terbentuk berasal dari satu sel tunggal yang dapat hidup

(Puspitasari et al., 2012).


2

Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan

hidup berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi

indeks bagi jumlah oganisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik

pengitungan ini membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan

mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi dan

kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Cawan yang dipilih untuk

penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik adalah cawan yang berisi 30-

300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal dihitung dengan

cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada

cawan bersangkutan (Stainer, 1986).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah

populasi bakteri dengan metode cawan.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Biologi Tanah Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai

informasi bagi pihak yg membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Metode perhitungan sel mikroorganisme dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Secara tidak langsung, yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik

yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang

hidup saja,

tergantung metode yang digunakan.

b. Secara langsung, yaitu Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang

mati atau yang hidup dengan alat Haemocytometer (Volk, 1993).

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah

menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga

mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat

langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini

merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah

mikroorganisme. Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih

hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat

mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut (Fardiaz, 1992),

Tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10

ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan

tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis

sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml

dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga

didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran

yang diharapkan. Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam

gambar berikut ini (Boer, 1999).


4

Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada

media lempeng agar.Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan

diamati dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang

memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya.

Perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara

30-300 (Muhammad et al., 2005).

Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan koloni bakteri pada

media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang

berjumlah puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi

kepadatan bakteri pada sampel. Di sisi lain ada jenis bakteri yang memang

pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata dan ada pula

bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya,

seperti halnya yang terjadi pada Streptococcus, Diplococcus, Sarcina dan lain

lain. Sehingga penyebarannya berkelompok-kelompok. Pada jenis yang seperti ini

jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka pertumbuhan menjadi


5

koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa sel. Oleh

sebab itu pada kondisi seperti ini peran alat perata/spreader sangat dibutuhkan

(Suriawiria, 1985).

Perhitungan Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri

hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer. Keuntungan dari metode TPC

adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya

dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh. Adapun

kelemahan dari metode ini salah satunya adalah memungkinkan ini akan

memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis

mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH,

atau kandungan oksigen selama masa inkubasi (Sukandar et al., 2000).

Perhitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya

antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan

menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih

dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan

diantara koloni. Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa

inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih (Waluyo, 2010),
6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Tanah Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada

hari senin, 23 Oktober 2017 pukul 08.00 WIB sampai dengan 27 Oktober 2017.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air ledeng

untuk membersihkan alat, aluminium foil sebagai penutup media, yeast extract

untuk pertumbuhan rhizobium, mannitol sebagai sumber karbon yang dapat

digunakan untuk energi, agar sebagai pemadat, K2HPO4 sebagai bahan tambahan

media, MgSO4. 7H2O sebagai bahan tambahan media, label sebagai penanda,

hasil isolasi rhizobium pada praktikum sebelumnya, cling wrap untuk merekatkan,

alcohol untuk sterilisasi serta sarung tangan dan masker untuk menghindari

kontaminasi .

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah erlenmeyer 1000 mL

yang digunakan untuk tempat pencampuran bahan, erlenmeyer 250 mL untuk

tempat pertumbuhan rhizobium, timbangan analitik untuk menimbang jumlah

bahan yang diperlukan, pH meter untuk menentukan pH media, autoklaf

digunakan untuk sterilisasi, shaker untuk mengguncang madia, magnetik stireer

digunakan untuk memanaskan dan menghomogenkan media, , botol semprot

untuk aquades, jarum ose untuk inokulasi, lampu bunsen untuk steilisasi dan

laminar air flow untuk meja pengerjaan.


7

Prosedur percobaan

Menghitung Populasi Mikroorganisme Tanah

1. Ditandai tabung a,b,c,d,e,f dst yang berisin aquadest steril, tandai juga tiap

cawan petri dengan nilai pengencerannya

2. Di timbang tanah sebanyak 10 gr

3. Dimasukkan tanah 10 gr kedalam erlemeyer berisi air steril 90 ml

4. Dikocok erlenemeyer hingga homogen

5. Diambil 1 ml dari erlenmeyer masukkan ke tabung a yang berisi 99 ml,

kocok tabung seperti yang di lakukan pada no 3, Lakukan hal yang sama pada

tabung B dan tabung C

6. Dipindahkan 0,1 ml ke cawan petri yang bertanda 10-5 dan 2 ml kw cawan

petri yang bertanda 10-4 dan 10-5, dari tabung di pindahkan 0,1 ml ke cawan petri

yang di beri tanda 10-4, dan 0,1 ml dari tabung e ke cawan petri yang telah di

beri tanda 10-5

7. Di ambil botol yang berisi agar nutrien yang telah di rebus selama 8 menit

dan didinginkan dalam water bath pada temperatur 500C selama 10 menit

8. Dituangkan agar nutrien ke dalam cawan petri, kemudian putar cawan petri

dengan perlahan dengan gerakan searah jarum jam 5 kali dan gerakan berlawan

arah jarum jam 5 kali, sehingga suspensi tercampur

9. Dibalikkan cawan petri dan masukkan ke dalam inkubator selama 24 jam

10. Dihitung jumlah koloni pada lempengan agar gunakan lempengan yang

memiliki koloni sebanyak 30-300 koloni, kemudian di hitung dengan koloni

counter
8

11. Ditentukan jumlah koloni yang idup dengan cara mengalikan jumlah koloni

dengan faktor pengenceran


9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Perhitungan Populasi Bakteri

No Gambar Hasil

1 Pengenceran 6

14 x 107

2 Pengenceran 7

12 x 108

3 Pengenceran 8

4 x 109
10

Pembahasan

Penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara

diantaranya metode hitungan cawan (Total Plate Count), hitungan mikroskopis

langsung (Direct Count) dan penghitung Coulter. Hal ini sesuai dengan literatur

Puspitasari et al (2012) yang menyatakan bahwa penghitungan jumlah sel dapat

dilakukan dengan beberapa cara diantaranya metode hitungan cawan (Total Plate

Count), hitungan mikroskopis langsung (Direct Count) dan penghitung Coulter.

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode hitungan cawan

(Total Plate Count) yang menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup

berkembang menjadi satu koloni. Teknik pengitungan ini membutuhkan

kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil pengenceran.

Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni

yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan literatur Stainer (1986) yang menyatakan

bahwa Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan

hidup berkembang menjadi satu koloni.

Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan koloni bakteri pada

media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang

berjumlah puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi

kepadatan bakteri pada sampel. Hal ini sesuai dengan literatur Suriawiria (1985)

yang menyatakan bahwa pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan

koloni bakteri pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan

bakteri yang berjumlah puluhan ribu.

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah

menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
11

mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat

langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Hal ini sesuai

dengan literature Fardiaz (1992) yang menyatakan bahwa prinsip dari metode

hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel

mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme

akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan

dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa jumlah

populasi bakteri pada pengenceran 6, 7 dan 8 secara berturut-turut adalah 14 x

107 , 12 x 108 dan 4 x 109 . Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk

koloni dapat diangap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka

dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada

pada suspense. Hal ini sesuai dengan literatur Jutono (1980) yang menyatakan

bahwa pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat diangap

bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung

jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada suspense.
12

KESIMPULAN

1. Penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

metode hitungan cawan (Total Plate Count), hitungan mikroskopis langsung

(Direct Count) dan penghitung Coulter.

2. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode hitungan cawan (Total

Plate Count) yang membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan

mencawankan hasil pengenceran.

3. Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan koloni bakteri pada

media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang

berjumlah puluhan ribu.

4. Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah

menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar,

sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang

dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan

mikroskop.

5. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa jumlah

populasi bakteri pada pengenceran 6, 7 dan 8 secara berturut-turut adalah 14 x

107 , 12 x 108 dan 4 x 109 .


13

DAFTAR PUSTAKA

Boer DE, Beumer RR. 1999. Methodology for Detection and Typing of
Foodborne Microorganisms. International Journal of Food Microbiology.
50 (1999) 119–130. Indonesia Medicus Veterinus Juni 2015 4(3) : 205-212
pISSN : 2301-7848;eISSN : 2477-6637

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi.Cetakan Ke-13. Penerbit


Djambatan, Jakarta.

Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Gramedia.


Jakarta.

Jutono, J., Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., Soesanto.
1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen
Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Muhammad N, Isworo MG, Komariyah R. 2005. Metoda Baru Untuk


Dekontaminasi Bakteri dengan Plasma Non Termik pada Tekanan Atmosfer.
Laboratorium Mikrobiogenetika Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. ISSN:
1410-9662 Vol.8, No.3, Juli 2005, Hal 98

Puspitasari FD, Shovitri M, Kuswytasari ND. 2012. Isolasi dan Karakterisasi


Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS.
1(1)

Stainer, R.Y. 1986. The Microbial World. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New
Jersey.

Sukandar D, Radiastuti N, Jayanegara I, Hudaya A. Badan Pengkajian dan


Penerapan Teknologi.
BPPT Jakarta. Valensi Vol. 2 No. 1, Nop 2010 (333-339) ISSN : 1978 –
8193

Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit Angkasa. Bandung.

Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Erlangga.

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai